terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

PERBANDINGAN LATIHAN SPEED PLAY DAN LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER DI SMAN 4 TAMBUN SELATAN

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

gawang agar terhindar dari PENDAHULUAN kemasukan bola. Oleh karena itu teknik Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat.

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN LOMPAT TANPA AWALAN MENGGUNAKAN ANGKLE WEIGHT TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA KELAS XI SMA N 8 MUARO JAMBI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mother of sport. Semua negara di dunia memasukkan atletik sebagai cabang

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

PENGARUH LATIHAN BARIER HOPS DAN INCLINE BOUND TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA SMP N 17 KABUPATEN TEBO

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan yang di tempuh untuk

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN PUSH UP TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 TAKENGON. Zikrurrahmat 1 dan Teguh Prihatin 2.

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE BAGIAN DAN PENUGASAN TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA SDN IT ALAMY SUBANG

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL PUKULAN SPIKE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Oleh : Taryono, S.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Melalui olahraga akan dapat ditingkatkan kekuatan keterampilan kerja, kesegaran jasmani

PENGARUH LATIHAN LONCAT NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelum eksperimen (pre test) pada kelompok siswa SMA Negeri 1 Gorontalo yang telah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PUNGGUNG, DAN MOTIVASI BELAJAR PADA KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA FLOP

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH BOX SKIP TRAINING MENGGUNAKAN ANKLE WEIGHT TERHADAP HASIL OLAHRAGA ATLETIK TRIPLE JUMP PADA SISWA SMP NEGERI 14 KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan utama penelitian ini adalah mengungkapkan efektifitas strategi dalam

METODE KESELURUHAN DAN METODE SAINTIFIK TERHADAP TEKNIK DASAR SERVIS ATAS

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) DAN PEREGANGAN PASIF TERHADAP KELENTUKAN SENDI PANGGUL

ARTIKEL SKRIPSI ALVIAN RIZKI ANGGRIAWAN NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

PENGARUH ALAT BANTU TERHADAP GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA MELENTING. (Jurnal Skripsi) Oleh YULI SUPRIHATIN

PENGARUH LATIHAN LEG EXTENSION DENGAN LEG PRESS MENGGUNAKAN MODIFIKASI BEBAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL LOMPAT JAUH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan utama penelitian ini adalah mengungkapkan efektifitas gaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Yan Indra Siregar. Abstrak

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek. Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang tepat sehingga dapat memberikan kemudahan untuk memecahkan

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA LATIHAN BOX JUMP SINGLE LEG DENGAN DOUBLE LEG TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

Pengaruh Latihan Pliometrik antara Box Jump dan Leaps terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas XI Geomatika SMK Negeri 1 Bireun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam cabang olahraga atletik, nomor lompat merupakan nomor lomba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

Muh. Fauzan, Pengaruh Latihan Loncat Katak dan Naik Turun Bangku Terhdap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa SDN Sibalaya Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan teknik tes

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII MTS PANCASILA GONDANG MOJOKERTO SKRIPSI

Transkripsi:

PENDAHULUAN Atletik merupakan induk dari semua cabang olaharaga, hal ini dikarenakan di dalamnya terdapat semua unsur gerak yang ada pada semua cabang olahraga. Selain itu pula cabang olahraga ateltik berisikan latihan fisik yang lengkap menyeluruh dan mampu memberikan kepuasan kepuasan kepada manusia atas terpenuhinya dorongan nalurinya untuk bergerak, namun tetap mematuhi suatu disiplin dan aturan main. Sejak abad ke-20 atletik mulai berkembang di Indonesia sampai pada pertama kalinya dipertandingkan pada PON pertama tahun 1948 di Solo Jawa Tengah. Dewasa ini perkembangannya sudah menunjukkan perkembangan yang cukup maju. Hal ini ditandai dengan perkembangan cabang olahraga atletik yang hampir menyeluruh baik di instansi sekolah mulai dari tingkat dasar bahkan sampai pada tingkat Perguruan Tinggi. Salah satu yang menjadi tanda kemajuan dalam cabang olahraga atletik yaitu terbentuknya perkumpulan-perkumpulan bola atletik dari usia pemula/ dini sampai pada perkumpulan atlet yang mengarah pada prestasi pada beberapa daerah khususnya di Jawa Barat. Disamping itu pula wadah pembinaan cabang olahraga atletik untuk kalangan pelajar adalah melalui pembinaan olahraga atletik pelajar Jawa Barat atau PPLP atletik Jabar. Cabang olahraga atletik pada dasarnya memiliki tiga karakteristik gerak di antaranya yaitu lari, lempar, dan lompat. Berkenaan dengan penelitian ini tanpa mengesampingkan aspek gerak yang lainnya lebih khusus akan di bahas mengenai aspek gerak lompat. Pada aspek lompat ini secara spesifikasi akan diteliti mengenai nomor lompat jauh pada cabang olahraga atletik. Mengenai nomor lompat jauh ini, Santoso dkk. (2006:21), menjelaskan bahwa: Lompat jauh merupakan gerakan melompat sejauh mungkin yang terdiri dari gerakan awalan, menolak, melompat, melayang, dan mendarat di bak pasir.

Menurut pemahaman tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dalam melakukan gerakan lompat jauh terdapat beberapa unsur gerak. Berkaitan dengan hal ini Nadisah (1991:145), menjelaskan sebagai berikut: Setiap jenis nomor lompat memiliki unsur gerak seperti berikut : 1. Ancang-ancang untuk memperoleh momentum ke arah mendatar. 2. Tolakan dilakukan untuk memperoleh momentum ke arah menegak. Hal ini dilakukan dengan menjejakkan kaki sekuat mungkin ke tanah pada titik yang tepat untuk menolakkan tubuh ke atas. 3. Melayang di udara. Tahap ini bertujuan untuk mengatur kedudukan tubuh yang sebaik-baiknya sebagai persiapan mendarat bagi pelompat tinggi dan pelompat tinggi galah, dan pelompat jauh. Sejalan dengan perkembangan cabang olahraga atletik, pada nomor lompat jauh terdapar tiga jenis lompatan, di antaranya adalah lompat jauh gaya lenting, lompat jauh gaya jongkok, dan lompat jauh gaya berjalan di udara atau gaya melayang. Dari semua jenis lompatan tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu dalam melakukan lompatan ingin mencapai lompatan yang sejauh mungkin. Untuk dapat mencapai lompatan sejauh mungkin, maka dituntut kecepatan yang tinggi, daya tolak yang kuat, dan teknik mendarat yang efesien. Terlepas dari pemahaman tersebut di atas, dalam perkembangan cabang olahraga atletik, maka sudah saatnya pola pembinaan yang dilakukan diarahkan pada pencapaian prestasi. Untuk pencapaian prestasi dalam olahraga diperlukan beberapa aspek sebagai penunjang terhadap keber-hasilan yang akan dicapai. Berkenaan dengan hal ini Harsono (1988:100), mengatakan bahwa : Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu (a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan taktik, dan (d) latihan

mental. Dengan batasan tersebut, maka dapat dipahami bahwa dalam pembinaan prestasi olahraga perlu ditunjang dengan aspek pendukung yang salah satunya adalah penguasaan keterampilan teknik dasar dan penguasaan terhadap kemampuan fisik. Penguasaan keterampilan teknik dasar merupakan salah satu tuntutan Secara fungsi fisiologis, untuk mendapatkan hasil lompatanyang baik dibutuhkan kondisi fisik yang baik pula, salah satunya adalah power tungkai. Mengenai power itu sendiri, hal ini Bompa (1988:279), menjelaskan bahwa : Power is the product of two abilities strength and speed. Begitu pula pendapat Harsono (1988:199), bahwa: Dalam power kecuali utama dalam melakukan keterampilan strength terdapat pula kecepatan. pada cabang olahraga. Berkenaan dengan hal ini Harsono (1988:100), menjelaskan sebagai berikut: Kesempur-naan teknikteknik dasar dari setiap gerakan adalah penting oleh karena akan menentukan gerak keseluruhan. Oleh karena itu, gerakgerak dasar setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasai sevara sempurna. Yang menjadi pengamatan penulis secara analisis gerak, dalam melakukan lompatan jauh gaya melayang pada cabang olahraga atletik terlibat beberapa gerakan tubuh diantaranya otot bagian tungkai. Selanjutnya Hasono (1988:200) menjelaskan bahwa : Power adalah kemampuan untuk mengerahkan kemampuan maksimal dalam waktu yang singkat. Dalam permainan sepak bola seperti menendang, berlari, melompat/ meloncat, dan bergerak secara mendadak adalah aktivitas yang memerlukan power. Sedangkan mengenai koordinasi Harsono (2001:38), menjelaskan bahwa : Koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus. Berdasarkan pada pemaparan latar belakang masalah di atas, maka penulis

merasa tertarik untuk mengamati kondisi fisik tersebut dikaitkan dengan hasil lompatan jauh pada cabang olahraga atletik. Adapun bentuk pengamatan tersebut, penulis tuangkan dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Latihan dan Latihan terhadap Peningkatan Power Tungkai dalam Olahraga Lompat Jauh di SDN Kabupaten Bekasi. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Mengenai metode eksperimen ini Surakhmad (1982:149), menjelaskan sebagai berikut : Dalam arti kata yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah bentuk latihan naik turun tangga dan latihan harvad untuk mengetahui perbedaannya terhadap variabel terikat yaitu peningkatan power tungkai. Selanjutnya, untuk menghasilkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat pengumpul data atau yang disebut instrument penelitian. Dalam pengumpulan data alat ukur yang penulis gunakan adalah Vertical Jump Test dengan tingkat validitas sebesar 0.78 dan tingkat reliabilitas sebesar 0.93. (Nurhasan, 2000:144). Adapun tata cara pelaksanaan tes Vertical Jump Test adalah sebagai berikut : Tujuan : mengukur kemampuan otototot bagian tungkai. Alat yang digunakan : papan vertical jump, kapur/ Magic crystal, alat tulis dan formulir. Petunjuk Pelaksanaan tes :

- Teste berdiri di sisi papan vertical jump. - Pada saat bunyi peluit, testee melakukan lompatan dan melakukan raihan sejauh mungkin sebanyak 3 kali. Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila : - Lompatan dilakukan dengan satu kaki dan dilakukan tanpa prosedur yang ditetapkan. - Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3. 4 di bawah ini : proses latihan peningkatan kemampuan otot pada olahraga kesehatan ataupun prestasi dapat dicapai selama delapan minggu. Pemberian tambahan beban kepada sampel selama tiga pertemuan (satu minggu) tidak ditingkatkan. Pada minggu ke dua dan seterusnya dilakukan penambahan beban latihan secara bertahap dengan sistem tangga atau The Stop Type Approach. Hal tersebut dijelaskan oleh Bompa (1983), yang dikutip oleh Harsono (1988:105), sebagai berikut : Setiap garis vertikal menunjukan perubahan (penambahan) beban, sedangkan setiap garis horizontal adalah fase adaptasi terhadap beban baru, beban latihan pada tiga tangga (atau cycle) Menentukan Raihan Sikap Tolakan Sikap Meloncat Gambar 1. Instrumen Tes Power Tungkai pertama ditingkatkan bertahap. Pada cycle ke empat beban diturunkan (ini disebut unloading phase), yang maksudnya adalah Pelaksanaan Latihan Latihan dilakukan tiga kali seminggu yaitu selama 24 kali pertemuan. Hal ini di dasarkan pada pemahaman bahwa dalam untuk memberikan kesempatan kepada organisme tubuh untuk melakukan regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar atlet dapat mengumpulkan tenaga atau

mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis dan psikologis untuk persiapan X S X S beban latihan yang lebih berat lagi. Agar lebih jelas dapat dilihat dari grafik di bawah ini : 2.26 0.28 2.41 0.30 2.27 0.30 2.41 0.29 Setelah diperoleh nilai rata-rata dan 9 simpangan baku kedua kelompok, maka 3 5 6 7 8 langkah selanjutnya adalah uji normalitas 1 2 4 dan homogentas kedua kelompok sampel. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Penambahan Beban Secara Bertahap HASIL PENELITIAN tabel 2 dan 3 berikut ini. Tabel 2. Uji normalitas Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini berdasarkan kepada langkah-langkah penelitian yang telah Nilai Lo Periode Tes Awal Akhir Nilai L-Tabel Kesimpula n penulis susun sebelumnya. Adapun hasil pengolahan dan analisis data tersebut 0.1699 0.178 7 0.2200 Normal penulis uraikan pada tabel-tabel di bawah 0.1937 0.178 7 0.2200 Normal ini : Tabel 1. hasil penghitungan nilai rata-rata dan simpangan baku Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Sebelum Eksperimen Sesudah Eksperimen Nilai Pengujian

F- Hitung F-Tabel Kesimpulan Berdasarkan hasil penghitungan di atas didapat nilai-nilai Lo yang berada di 1.13 3.70 Homogen bawah nilai L-tabel, dimana untuk variabel latihan naik turun tangga memiliki nilai tes 1.00 3.70 Homogen A. Peneliti Kriteria pengujian homogenitas dua kelompok sampel tersebut di atas adalah terima hipotesis Ho jika, F(1-α) (n- 1) < F < F ½ α (n1-1, n2-1), dan tolak Ho, apabila F > F ½ α (V1, V2). Berdasarkan kepada hasil pengolahan dan analisis data variabel penelitian, maka diketahui nilai F- hitung untuk kelompok A (latihan naik turun tangga) sebesar 1.13, dan kelompok B (latihan harvard) sebesar 1.00, nilai tersebut menunjukan tingkat homogen, hal ini dikarenakan nilai tersebut berada di bawah nilai F-tabel dengan dk = (n-1, n-1) pada taraf nyata α = 0.05 (nilai F-tabel = 3.70) dengan demikian hasil pengujian kesamaan dua variansi tersebut menunjukkan distribusi data yang homogen. awal dan akhir sebesar (0.1699) dan (0.1787), sedangkan untuk latihan harvard memiliki nilai tes awal dan akhir sebesar (0.1937) dan (0.1787). Semua nilai-nilai tersebut berada di bawah nilai t-tabel untuk n = 15 dengan α = 0.05 yaitu sebesar (0.2200). Dengan demikian populasi tersebut mempunyai nilai kenormalan, selanjutnya pengujian dilakukan dengan penghitungan parametrik. Langkah pengujian selanjutnya adalah pengujian dan analisis rata-rata, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil latihan dari kedua kelompok penelitian setelah mendapatkan treatmen latihan selama 24 pertemuan, sehingga hasil yang didapat apakah signifikan atau tidak signifikan. Adapun hasil analisis dan penghitungannya dapat dilihat pada tabel penghitungan di bawah ini:

Tabel 5. Uji signifikansi (uji-t) Peningkatan power tungkai Dengan masing-masing metode latihan signifikan terhadap peningkatan power tungkai. Pengujian selanjutnya adalah t- Hitung t-tabel Kesimpulan 6.45 2.13 Signifikan 10.07 2.13 Signifikan pengujian rata-rata dua pihak untuk mengetahui apakah hasil latihan kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan pengaruh yang signfikan atau tidak. Adapun yang perlu diketahui terlebih Pengujian untuk peningkatan hasil di atas dilakukan dengan pengujian ratarata satu pihak atau yang disebut dengan uji t. Berdasarkan pada penghitungan dan analisi nilai t-hitung yang diperoleh, maka didapat nilai t-hitung yang lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf nyata α = 0.05 dengan dk (n1 + n2 2) = dahulu adalah mencari rata-rata dan simpangan baku selisih hasil latihan masing-masing kelompok penelitian. Hasil analisis dan penghitungan datanya dapat dilihat pada tabel penghitungan di bawah ini Tabel 6. Nilai rata-rata dan simpangan baku Selisih peningkatan latihan kedua kelompok penelitian 28, dimana harga t (1 ½ α), dalam daftar distribusi diperoleh harga t-tabel sebesar 2.13. Dikarenakan hasil t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel yaitu dengan masing-masing sebesar (6.45) dan (10.07), maka pengujian tersebut signifikan artinya X S S 2 0.15 0.09 0.008 0.13 0.05 0.002 kelompok penelitian A dan B (latihan naik turun tangga dan latihan harvard) samasama memberikan pengaruh yang Setelah diketahui selisih nilai ratarata dan simpangan baku, maka selanjutnya diuji dengan pengujian rata-

rata untuk mengetahui tingkat perbedaan pengaruh antara kedua kelompok penelitian (latihan naik turun tangga dan latihan harvard) terhadap peningkatan power tungkai. Adapun hasil penghitungan dan analisisnya dapat dilihat pada tabel penghitungan di bawah ini : Tabel 7. Uji signifikansi perbedaan Hasil latihan kedua kelompok penelitian Dikarenakan hasil t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel yaitu (4.00), maka pengujian tersebut signifikan dan hasilnya adalah terdapat perbedaan pengaruh, artinya antara latihan naik turun tangga dan latihan harvard memiliki perbedaan terhadap peningkatan power tungkai. Berdasarkan pada pembahasan bab-bab sebelumnya yaitu mulai dari pemaparan latar belakang masalah, Nilai t- Hitun g Nilai t- Tabel 4.00 2.13 Kesi mpu lan Signi fikan perumusan penelitian, serta pengajuan hipotesis. Kemudian pemahaman pada kajian teori, penerapan metode penelitian, serta pengolahan data dengan analisis penghutungan statistik, maka dalam penelitian ini penulis menemukan jawaban sebagai akhir dari penelitian yang penulis Berdasarkan pada penghitungan lakukan. dan analisis nilai t-hitung yang diperoleh, maka didapat nilai t-hitung yang lebih besar dari t-tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf nyata α = 0.05 dengan dk (n1 + n2 2) = 28, dimana harga t (1 ½ α), dalam daftar distribusi Selanjutnya beberapa jawaban yang ada, penulis rumuskan dalam bab kesimpulan sebagai akhir dari penelitian yang telah dilakukan. Adapun beberapa kesimpulan penelitian tersebut di antaranya adalah sebagai berikut : diperoleh harga t-tabel sebesar 2.13.

1. Latihan naik turun tangga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power tungkai dalam olahraga lompat jauh di SDN Kabupaten Bekasi. 2. Latihan harvard memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power tungkai dalam olahraga lompat jauh di SDN Kabupaten Bekasi. 3. Latihan harvard memiliki pengaruh yang lebih signifikan bila dibandingkan dengan latihan naik turun tangga terhadap peningkatan power tungkai dalam olahraga lompat jauh di SDN Kabupaten Bekasi. F. ftar Pustaka DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi. (1996). Prosedur. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto Suharsimi. (1997). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Harsono. (1988). Coaching : Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : CV Tambak Kusuma. Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. FPOK UPI : Bandung. Jose Manuel Bellesteros (1979), Pedoman Latihan Dasar Atletik. Terjemahan Manual. Jakarta : Komisi Pengembangan PASI. Kosasih, Engkos (1985). Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta : CV Akademik Presindo. Lutan, Rusli. Dkk (1991), Manusia dan Olahraga. Bandung : ITB. Lutan, Rusli (1988). Teori Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi (P2LPTK). Mohammad Nazir. (1988). Metode. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nasution (1987). Metode. UGM Yogyakarta. Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI : Bandung. Nurhasan. (1999). Hand Out Statistika. FPOK UPI : Bandung. Santoso, Budi. Dkk (2007), Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : Yudhistira. Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Surachmad (1985). Pengantar ILmiah Dasar dan Teknik. Bandung : Tarsito. Harsono. (2000). Perencanaan Program Latihan. FPOK UPI : Bandung.