BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, kemiskinan menjadi suatu problem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini adalah usaha mikro. Lokasi penelitian terpilih adalah Kota. fakta ini tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kekayaan mereka tersedia hak peminta-minta dan orang-orang yang hidup

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF QARDAWI DAN MASDAR FARID MAS UDI MENGENAI PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK KEMASLAHATAN UMAT

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

ZAKAT LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Disusun oleh DAVID SATRIA I

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

ZAKAT DAN PEREKONOMIAN UMAT ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai dalam segala aspek hidup, termasuk kehakiman, politik,

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesama manusia atau hablun minannas. Hubungan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha mencari harta, hanya sekali saja ketika seseorang berhasil

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

Telah menjadi kehendak Allah SWT, bahwa manusia harus hidup tolong. menolongbermasyarakat dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

الز كاة. وحج البيت. وصىم رمضان. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan problematika terbesar dalam kehidupan. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. antara orang-orang kaya dengan orang-orang miskin adalah mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Islam berguna untuk membangun keadilan sosial dan ekonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN NISHAB ZAKAT TANAMAN PADI DI DESA KEDUNGWUNGU KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN.

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja atas melimpahnya harta benda.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi sosial ekonomi dan dengan zakat, di samping ikrar tauhid (syahadat)


BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. yang fitrah. Sedangkan universalitas Islam menunjukkan bahwa Islam merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis, dan hal tersebut juga diatur dalam Al-Qur an. Konsep Al- dunia, tetapi juga menyangkut urusan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

2015 OPTIMALISASI ZAKAT PROFESI DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Ensiklopedi Islam Indonesia Zakat menurut bahasa bererti tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal yang sangat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat peraturan yang dicantumkan dalam undang-undang. Hal

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kampar Provinsi Riau,dengan luas wilayah luas ± 99,66 km 2 atau 9,966 Ha, dengan pusat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, kemiskinan menjadi suatu problem sosial, karena persoalan ini mempengaruhi setiap kehidupan manusia dan tidak menutup kemungkinan kemiskinan menjadi bahaya besar terhadap perilaku keagamaan seseorang. Dalam perspektif mikro, kompleksitas kemiskinan terkait dengan keadaan individu yang relatif memiliki keterbatasan untuk keluar dari jerat kemiskinan, seperti lamban dalam bekerja keras, tidak memiliki keahlian, keterbatasan finansial dan lain sebagainya. Sedangkan dalam tatanan makro, kemiskinan dipengaruhi oleh struktur sosial yang ada, dan ditandai dengan adanya keterbatasan kesempatan dan peluang. 1 Sejak awal kemerdekaan, pemerintah Indonesia telah mempunyai perhatian besar dalam menciptakan masyarakat yang adil dan makmur sebagai mana termuat dalam alinea ke empat Undang-Undang dasar 1945. Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini juga selalu memberi perhatian besar dalam upaya pengentasan kemiskinan, tetapi dalam kenyataannya kemiskinan tidak pernah berkurang secara signifikan, orang miskin bertambah miskin dan orang kaya semakin kaya. 2 1 Bagong Suyanto, Perangkat Kemiskinan Problem dan Strategi Pengentasannya, (Yogyakarta: Aditya Media, 1996), Cet. 2, h. 2. 2 Jafril Khalil, Jihad Ekonomi Islam, (Depok: Gramata Publishing,2010) Cet. 1. h. 2

Masalah kemiskinan pun termasuk salah satu permasalahan politik, karena faktor penting yang menjadi konsentrasi di dalam dunia perpolitikan adalah masalah perekonomian. Dimana perekonomian adalah salah satu dari tiga permasalahan (kemiskinan, kebodohan dan juga penyakit) yang di tanggulangi oleh pemerintah terhadap penyelesaian krisis dalam masyarakat, namun demikian, kemiskinan tetap menjadi salah satu bagian dari masalah manusia bila di tinjau dari kemanusiaan. 3 Dalam Islam persoalan ekonomi adalah satu kunci terpenting dalam kehidupan manusia, karena pada prinsipnya makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain dalam memenuhkan kebutuhan sehari hari tentulah akan melibatkan aspek aspek ekonomi dalam kesehariannya. 4 kemiskinan merupakan salah satu penyebab munculnya permasalahan perekonomian masyarakat, karena defenisi kemiskinan adalah lemahnya sumber penghasilan yang mampu diciptakan individu masyarakat yang juga mengimplikasikan akan lemahnya sumber penghasilan yang ada dalam masyarakat sendiri dalam memenuhi segala kebutuhan perekonomian dan kehidupannya karena itu para ahli ekonomi senantiasa berusaha untuk mencari solusi dan pemecahan terhadap permasalahan kemiskinan yang mungkin merebak dan juga merumuskan teori ekonomi serta penerapannya yang mampu mengentaskan kemiskinan. 5 3 Yusuf Qardhawi Spektrum Zakat, Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, alih bahasaoleh Sari Narulita, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2005) Cet. 1, h. 22 4 Abd Shomad. Penormaan Prinsip Syari ah Di Indonesia (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2007) Cet. 2, h. 397 5 Yusuf Qardhawi,op.cit. h. 21

Setiap manusia bertujuan mencapai kesejahteraan dalam hidupnya namun manusia memiliki pengertian berbeda beda tentang tentang kesejahteraan. 6 Dengan demikian konsep zakat dalam kontes kontemporer telah mengalami reformasi konsepsi operational, zakat pada saat ini dana zakat tidak hanya di bagikan secara terbatas kepada delapan golongan saja, yang diartikan sempit. Namun konsepsi ini telah di perluas cakupannya meliputi segala upaya produktif, yang tidak hanya di peruntukan kaum Dhu afa saja, tetapi telah di kembangkan sebagai upaya mengentaskan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi umat, aspek yang harus di berdayakan dalam pengelolaan zakat adalah amil zakat, amil zakat mengembangkan tugas luas meliputi tugas tugas sebagai pemungut, penyalur, koordinator, motivator, organisator, pengawasan dan evaluasi. Karena golongan ini sbagai penentu berhasil atau tidaknya realisasi zakat.berfungsinya amil zakat secara optimal dengan mendayagunakan zakat secara profesional mendapatkan hasil maksimal, efektif dan efesien secara terwujud cita cita luhur persyariatan zakat. Salah satu wujudnya kongkrit dan upaya ini adalah memberikan pinjaman modal usaha lunak tanpa bunga ( Qardul Al-Hasan) dan dana zakat yang terkumpul sehingga para mustahiq dapat berubah menjadi muzakki. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT, Disebut demikian karena perintah zakat bukan hanya sekedar praktik ibadah yang 6 GaziInayah, Teori Komperatif Tentang Zakat dan Pajak, alih bahasa oleh Zainuddin Adnan dkk (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2007),Cet. 1, h. 11

memiliki dimensi spiritual, tetapi juga sosial. 7 Setelah manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja dengan melimpahnya harta benda. Bagi orang muslim pelunasan zakat semata-mata sebagai cermin kualitas imannya kepada Allah. Kepentingan zakat merupakan kewajiban agama seperti halnya shalat, puasa dan menunaikan ibadah haji.islam memandang bahwa harta kekayaan adalah mutlak milik Allah, sedangkan manusia dalam hal ini hanya sebatas pengurusan dan pemanfaatannya saja. Dengan demikian, setiap muslim yang harta kekayaannya telah mencapai nishab dan haul berkewajiban untuk mengeluarkan zakat, baik zakat fitrah maupun zakat maal. Ditinjau dari segi bahasa, Asal kata zakat adalah Az-zakah yang berarti tumbuh, suci, dan berkah. 8 Sedangkan secara istilah,meskipun para ulama mengemukakannya dengan redaksi yang sedikit berbedaantara satu dan lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakatitu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWTmewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhakmenerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. Berkaitan pengertian menurut bahasa dan pengertian istilah sangat erat sekali, yaitu bahwa setiap harta yang telah di keluarkan zakatnya, maka harta itu menjadi suci, baik, berkah, tumbuh dan berkembang. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surah At-Taubah: 103 7 Muhammad Hadi, Problematika Zakat Dan Solusinya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 1 8 Sayyid Sabiq.Fiqih Sunnah, alih bahasa oleh Ahmad Shiddik Thabrani dkk, ( Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006) Cet. 3, h. 41

Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Q.S. At-Taubah: 103) 9 Persoalan Zakat dan pajak merupakan salah satu persoalan yang banyak mendapat perhatian dalam khazanah pemikiran ekonomi islam persoalan ini muncul karena adanya dua kewajiban yang harus diwajibkan oleh umat Islam yaitu kewajiban membayar pajak sebagai kewajiban seorang warga negara terhadap negaranya, dan kewajiban zakat yang merupakan perintah agama dan salah satu rukun islam. 10 Sekiranya kita menyadari, maka harta yang kita miliki sebenarnya merupakan titipan dan amanah dari Allah SWT, dan penggunaannya pun harus sesuai dengan ketentuan dari Allah swt.jika demikian, maka kedermawanan adalah tumpuan. Sehingga zakat di jadikan sebagai latihan jiwa dan ujian bagi 9 Departemen Agama RI, Al-Qur an Al- Karim dan terjemahannya, ( Bandung: CV. Diponegoro, 2008) Cet. 10, h. 202 10 Nuruddin Mhd. Ali Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal, ( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006) Cet. 1 h. 23.

mereka agar sedikit demi sedikit nafsu bias berubah menjadi darmawan. Akhirnya, sifat darmawan itu menjadi seuatu sifat kebiasaannya. 11 Islam mengakui kebebasan kepemilikan dan hak milik pribadi yang dijadikan sebagai landasan pembangunan ekonomi, apabila berpegang teguh pada kerangka yang diperbolehkan dan sejalan pula dengan ketentuan Allah.Pemilikan itu harus diperoleh melalui jalan yang halal, demikian pula mengembangkannya harus dengan cara-cara yang dihalalkan dan disyari atkan. Islam mewajibkan atas kepemilikan ini sejumlah kewajiban dan perintah yang bermacam-macam, sepertikewajiban zakat, memberi nafkah kepada kaum kerabat, menolong orang yang mendapatkan musibah, dan yang membutuhkan, berpartisipasi dalam menanggulangi berbagai persoalan masyarakat, seperti jihad dengan harta dan kerjasama merealisasikan rasa sepenanggungan antara sesama anggota masyarakat. Untuk menggali lebih lanjut, penulis tertarik mengangkat dan mengulas dalam skripsi ini dengan judul USAHA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN DI KECAMATAN BUKIT BATU 11 Ali Ahmad al-jarjawi, Indahnya Syariat Islam, alih bahasa oleh Faisal Saleh dkk,, (Jakarta: Gema Insani, 2010), Cet. 5, h. 177

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Penulis membatasi masalah kepada terhadap usaha badan amil zakat nasional (BAZNAS) dalam mengentaskan kemiskinan tahun 2014. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan diatas, maka permasalahan dibahas dalam penelitian ini adalah a. Apa saja usaha badan amil zakat BAZNAS Kec. Bukit Batu dalam mengentaskan kemiskinan masyarakat Kec. Bukit Batu? b. Apa saja kendala (BAZNAS) Kec. Bukit Batu dalam mengentaska n kemiskinan? c. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap usaaha badan amil zakat nasional (BAZNAS) Kec. Bukit Batu? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah diatas, penulis memberikan tujuan dan manfaat penelitian yakni : 1. Tujuan Penelitian a. Mengethui usaha badan amil zakat nasional (BAZNAS) dalam mengentaskan kemiskinan. b. Mengetahui kendala yang di hadapi.(baznas) Kec. Bukit Batu dalam mengentaskan mkemiskinan.

c. Mengetahui tinjauan hukum islam terhadap usaha badan amil zakat nasional (BAZNAS) Kecamatan Bukit Batu. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang bisa ditimbulkan dari penelitian ini baik secara praktis dan teoritis, bagipenulis, manfaat yang akan dirasakan dari penelitian ini adalah: a. Bagipenulis, manfaat yang akan dirasakan dari penelitian ini adalahmenambahwawasanataupunpengetahuanmengenaipoladistribusi zakatberdasarkankebutuhanmasyarakat. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapatmemberikanmasukanyang bermanfaat demi kemajuan masyarakatdimasayangakandatang, c. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yangbersifat emansipatoris terutama dalam hal Zakat. D. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilaksanakan di badan amil zakat nasional (BAZNAS) Kec. Bukit Batu. 2. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek penelitian ini adalah pegawai BAZNAS Kec. Bukit Batu dan Mustahiq penerima bantuan zakat di Kecamatan Bukit Batu.

b. Objek penelitian ini adalah Usaha Badan Amil Zakat Nasional Kec. Bukit Batu dalam mengentaskan kemiskinan. 3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan BAZNAS Kec. Bukit Batu yang berjumlah 28 orang dan pegawai dan penerima sebanyak 80 orang sebagai sampelnya penulis mengambil sebanyak 5 orang pegawai BAZNAS Kec. Bukit Batu dengan metode purposive sampling dan 40 orang dari penerima zakat dengan metode random sumpling. 4. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: a. Data yang di peroleh dari pengurus badan amil zakat (BAZNAS) Kecamatan Bukit Batu dan masyarakat Kec. Bukit Batu yakni yang menerima zakat. b. Data yang diambil dari buku-buku, dokumen-dokumen, Al-Qur'an, Hadits, kitab yang ada kaitannya dengan skripsi ini. 5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi empat bagian sebagai berikut: a. Wawancara, yaitu merupakan interaksi dan komunikasi secara langsung, tujuannya untuk memperoleh data yang valid dan akurat. b. Angket, yaitu menyebarkan angket pertanyaan mustahik.

c. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung kelokasi dan mencatat secara sistematis terhadap objek penelitian. d. Study Kepustakaan, yaitu merupakan melakukan penelusuran keperpustakaan baik buku, majalah, koran, internet, dokumen perusahaan dan lain-lain. 6. Analisa Data Analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriftif yaitu analisa data yang bersifat penjelasan dari data-data dan informasi yang kemudian dikaitkan dengan teori, konsep-konsep yang mendukung pembahasan dan menganalisa lebih dalam untuk memperoleh kesimpulan. 7. Metode Penulisan Dalam menyusun data yang diperoleh dengan tiga metode sebagai berikut: a. Deskriptif, yaitu mengungkapkan uraian data-data yang telah ada. E. Sistematika Penulisan BABI : Pendahuluan, Menyajikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BABII : Gambaran umum lokasi penelitian yang terdiri dari sejarah BAZNAS Kec. Bukit Batu, Sejarah, geografis, keadaan penduduk, pendidikan, keagamaan, mata pencarian

BABIII : Tinjauan umumpembahasanmengenaipengetahuanumumtentangzakat: yang membahas: pengertian zakat dan dasar hukumnya, macam-macam harta yangwajib dizakati, sasaranpendayagunaanzakat dan indikator kemiskinan BAB IV: Usaha badan amil zakat nasional kecamatan bukit batu dalam mengentaskan kemiskinan (periode 2011-2017), Pembahasantentang analisaterhadap pengelolaandanazakatdi BAZNAS Kec. Bukit Batu yangmeliputi:,langkah-langkah BAZNAS Kec. Bukit Batu dalam mengeloladanazakat untuk mengentaskan kemiskinan terhadap tuntutanzaman,analisapengelolaanzakat Kec. Bukit Batu BAB V :Yangberisikesimpulandan saran-saran.