PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN

LAMA BUNTING, BOBOT LAHIR DAN DAYA HIDUP PRASAPIH KAMBING BOERKA-1 (50B;50K) BERDASARKAN: JENIS KELAMIN, TIPE LAHIR DAN PARITAS

PENAMPILAN REPRODUKSI KAMBING INDUK: BOER, KACANG DAN KACANG YANG DISILANGKAN DENGAN PEJANTAN BOER

REPRODUKSI AWAL KAMBING KACANG DAN BOERKA-1 DI LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH

PRODUKTIVITAS KAMBING HASIL PERSILANGAN KACANG DENGAN PEJANTAN BOER (BOBOT LAHIR,BOBOT SAPIH DAN MORTALITAS)

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN PRODUKSI KAMBING BOER, KACANG DAN PERSILANGANNYA PADA UMUR 0 3 BULAN (PRASAPIH)

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

LAJU PERTUMBUHAN PRASAPIH DAN SAPIH KAMBING BOER, KACANG DAN BOERKA-1

EFISIENSI REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPELIHARA DI PEDESAAN

Keunggulan Relatif Anak Hasil Persilangan antara Kambing Boer dengan Kacang pada Priode Prasapih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boerawa merupakan hasil persilangan antara kambing Boer jantan

PERFORMAN EKONOMI KAMBING KABOER DAN KAMBING KACANG PADA KONDISI STASIUN PENELITIAN CILEBUT

PENGANTAR. Latar Belakang. khususnya masyarakat pedesaan. Kambing mampu berkembang dan bertahan

PRODUKTIVITAS TERNAK DOMBA GARUT PADA STASIUN PERCOBAAN CILEBUT BOGOR

DOE PRODUCTIVITY AND KID CROP OF ETAWAH GRADE DOES KEPT UNDER INDIVIDUAL AND GROUP HOUSING IN TURI SUB DISTRICT, SLEMAN DISTRICT - DIY PROVINCE

KAJIAN PRODUKTIVITAS TERNAK KAMBING PADA SISTEM PEMELIHARAAN YANG BERBEDA DI KECAMATAN ANDOOLO BARAT KABUPATEN KONAWE SELATAN

POLA PERTUMBUHAN BOBOT BADAN KAMBING KACANG BETINA DI KABUPATEN GROBOGAN (Growth Pattern of Body Weight of Female Kacang Goats in Grobogan Regency)

PERTUMBUHAN PRA-SAPIH KAMBING PERANAKAN ETAWAH ANAK YANG DIBERI SUSU PENGGANTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah yang perlu

MORTALITAS PRASAPIH KAMBING KACANG DAN BOERKA DI STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH

PENAMPILAN REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) YANG DIBERI PAKAN JERAMI PADI FERMENTASI: PERKEMBANGAN BOBOT HIDUP ANAK SAMPAI PRASAPIH

PEMBERIAN KONSENTRAT DENGAN LEVEL PROTEIN YANG BERBEDA PADA INDUK KAMBING PE SELAMA BUNTING TUA DAN LAKTASI

PENGARUH FAKTOR NON GENETIK TERHADAP BOBOT LAHIR KAMBING BOER PADA STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH

PENERAPAN SINKRONISASI BIRAHI KAMBING BOERKA DENGAN LOKAL DI AREAL PERKEBUNAN BERBASIS TANAMAN JERUK PADA LAHAN KERING

Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011

PRODUKTIVITAS KAMBING HASIL PERSILANGAN ANTARA PEJANTAN BOER DENGAN INDUK LOKAL (PE) PERIODE PRASAPIH

BOBOT LAHIR BEBERAPA GENOTIPE KAMBING HASIL PERSILANGAN

EVALUASI GENETIK PEJANTAN BOER BERDASARKAN PERFORMANS HASIL PERSILANGANNYA DENGAN KAMBING LOKAL

KACANG GOATS DOE PRODUCTIVITY IN KEDUNGADEM SUB-DISTRICT BOJONEGORO REGENCY

TINJAUAN PUSTAKA. dunia dengan hidup yang sangat beragam dari yang terkecil antara 9 sampai 13 kg

SKRIPSI OLEH : RINALDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

RESPON TIGA RUMPUN KAMBING TERHADAP PEMBERIAN TAMBAHAN KONSENTRAT

Lama Kebuntingan, Litter Size, dan Bobot Lahir Kambing Boerawa pada Pemeliharaan Perdesaan di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

Pengaruh Jarak Waktu Pemberian Pakan Konsentrat dan Hijauan Terhadap Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Lepas Sapih

EVALUASI POTENSI GENETIK GALUR MURNI BOER

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

DASAR-DASAR PROGRAM PENINGKATAN MUTU GENETIK DOMBA EKOR TIPIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

ANALISIS POTENSI REPRODUKSI KAMBING KACANG DI WILAYAH PESISIR KEPULAUAN WANGI-WANGI, KABUPATEN WAKATOBI

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

KARAKTERISTIK MORFOLOGIK KAMBING SPESIFIK LOKAL DI KABUPATEN SAMOSIR SUMATERA UTARA

POTENSI KERAGAMAN SUMBERDAYA GENETIK KAMBING LOKAL INDONESIA

Laju Pertumbuhan Kambing Anak Hasil Persilangan antara Kambing Boer dengan Peranakan Etawah pada Periode Pra-sapih

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH SKRIPSI WINA J. SIHOMBING

I. PENDAHULUAN. Kambing merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara dan dikembang

KEJADIAN DAN POLA BERANAK KAMBING KACANG DAN BOER PADA STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk

KARAKTERISTIK PRODUKTIVITAS KAMBING PERANAKAN ETAWAH

UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI REPRODUKSI TERNAK DOMBA DI TINGKAT PETAN TERNAK

SELEKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWA BERDASARKAN NILAI INDEKS PRODUKTIVITAS INDUK DI KECAMATAN METRO SELATAN KOTA METRO

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

KORELASI BOBOT BADAN INDUK DENGAN LAMA BUNTING, LITTER SIZE, DAN BOBOT LAHIR ANAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH

KAJIAN EKONOMI PADA USAHA TERNAK KAMBING PERAH

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

PERFORMANS PRODUKSI DAN REPRODUKSI TERNAK BABI LOKAL DI KODYA KUPANG

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

PENGAMATAN POTENSI REPRODUKSI KAMBING BETINA YANG DI PELIHARA SECARA TRADISIONAL DI DAERAH PESISIR KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA

HUBUNGAN BOBOT HIDUP INDUK SAAT MELAHIRKAN TERHADAP PERTUMBUHAN PEDET SAPI PO DI FOUNDATION STOCK

KERAGAAN REPRODUKSI DAN PRODUKSI KAMBING GEMBRONG

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

PRODUKTIVITAS DAN POLA WARNA KAMBING KEJOBONG YANG DIPELIHARA OLEH PETERNAK KELOMPOK DAN PETERNAK INDIVIDU

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

PERFORMANS PEDET SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) PADA KONDISI PAKAN LOW EXTERNAL INPUT

PRODUKTIVITAS ANAK DOMBA GARUT DI DUA AGROEKOSISTEM YANG BERBEDA

TINJAUAN PUSTAKA. penting diberbagai agro-ekosistem, karena memiliki kapasitas adaptasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK MORFOLOGI KAMBING PE DI DUA LOKASI SUMBER BIBIT

Effect of Concentrate Addition in Boerawa Doe Diet on Litter Size, Birth Weight, and Weaning Weight Kid Goats Keep in Intensive System ABSTRACT

Pertumbuhan Anak Kambing Peranakan Etawah (PE) Sampai Umur 6 Bulan di Pedesaan

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

RESPON KAMBING MARICA YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF (EX-SITU) TERHADAP PEMBERIAN HIJAUAN YANG BERBEDA

PENAMPILAN REPRODUKSI DOMBA LOKAL YANG DISINKRONISASI DENGAN MEDROXY PROGESTERON ACETAT PADA KONDISI PETERNAK DI KELURAHAN JUHUT, KABUPATEN PANDEGLANG

PENGARUH SURGE FEEDING TERHADAP TAMPILAN REPRODUKSI SAPI INDUK SILANGAN PERANAKAN ONGOLE (PO) SIMENTAL

PRODUKTIVITAS INDUK DALAM USAHA TERNAK KAMBING PADA KONDISI PEDESAAN

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KOMPONEN RAGAM KAMBING KACANG

Study Characteristics and Body Size between Goats Males Boerawa G1 and G2 Body in Adulthoodin the Village Distric Campang Gisting Tanggamus

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

J. M. Tatipikalawan dan S. Ch. Hehanussa Staf Fakultas Pertanian Unpatti Ambon ABSTRACT

Pengaruh Musim Kawin Terhadap Produktifitas Induk Kambing PE Pada Kondisi Pedesaan

TINJAUAN PUSTAKA. sangat populer di kalangan petani di Indonesia. Devendra dan Burn (1994)

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DOMBA PETERNAK DOMBA DI KAWASAN PERKEBUNAN TEBU PG JATITUJUH MAJALENGKA

PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK INTEGRASI TERNAK DOMBA EKOR GEMUK TERHADAP PENDAPATAN PETANI DALAM SISTEM USAHA SAYURAN DI LAHAN MARJINAL

KID CROP KAMBING KACANG (Capra Hircus) di KABUPATEN KONAWE UTARA

PROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih

Transkripsi:

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH (Productivity of Kacang Goat at Condition Penned. 1. Birth Weight, Weaning Weight, Litter Size and Mobility of Post-Weaning) MERUWALD DOLOKSARIBU, SIMON ELIESER, FERA MAHMILIA dan FITRA AJI PAMUNGKAS Loka Penelitian Kambing Potong, PO Box 1, Galang Sungei Putih, Deli Serdang 20585 ABSTRACT Research on Kacang goat productivity was conducted at Sungei Putih Research Station, and the birth weight, weaning weight, litter size and mobility post weaning were the parameters of the study. The numbers of goats observed were 78 heads. Goat rearing was entirely carried out in cages; in the morning they were given ± 250 g/head/day concentrate, and grass was adequately supplied for the afternoon and evening. All the parameters studied were analyzed with mean test followed by t-test. From the results it was found out that the average birth weight was 1.78 ± 0.23 kg and the average weaning weight was 6.56 ± 1.37 kg, the litter size was equal to 1.23, and mobility post-weaning at the age of 3 months was 83%. From the lactating cows studied it was found out that the kidding interval was 268 ± 34 days. Based on the birth sequence (parity) from each cow it was found out that second and third birth sequences were better for birth weight, weaning weight and mobility compared to those of first birth (P<0.05). Key Words: Local Goat, Penned ABSTRAK Penelitian terhadap produktivitas kambing kacang telah dilakukan di Loka Penelitian Kambing Potong Sungei Putih, untuk mengetahui bobot lahir, bobot sapih, jumlah anak sekelahiran dan daya hidup anak hingga sapih yang merupakan parameter penelitian. Jumlah induk kambing yang diamati sebanyak 78 ekor. Pemeliharaan kambing selamanya dalam kandang, pada pagi hari diberi konsentrat ± 250 g/ekor/hari sedangkan rumput diberi pada siang dan sore hari secukupnya. Parameter yang diamati dianalisis dengan uji rata-rata. Dari hasil pengamatan didapatkan rataan bobot lahir anak 1,78 ± 0,23 kg dan rataan bobot sapih 6,56 ± 1,37 kg sedangkan jumlah anak sekelahiran sebesar 1,23 dan daya hidup anak hingga sapih umur 3 bulan sebesar 83%. Dari induk pengamatan didapatkan jarak beranaknya sebesar 268 ± 34 hari. Berdasarkan urutan kelahiran anak (paritas) dari setiap induk diperoleh bahwa urutan kelahiran 2 dan 3 untuk bobot lahir, bobot sapih dan daya hidup anak lebih baik dibandingkan dengan anak kelahiran pertama (P<0,05). Kata Kunci: Kambing Kacang, Dikandangkan PENDAHULUAN Pengembangan subsektor peternakan khususnya produksi kambing dan domba masih tertinggal jauh dibandingkan dengan ternak besar seperti sapi dan kerbau. Pada hal masalah pengembangan produksi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bibit. Ketersediaan bahan baku bibit ternak seharusnya tetap dipertahankan untuk menjaga kesinambungan program pemuliaan kambing dalam rangka peningkatan populasi. Laju peningkatan populasi ruminansia kecil, ternak kambing di Sumatera Utara selama kurun waktu lima tahun (1997 2002) hampir bisa dikatakan tidak meningkat (1,75%), sedangkan ternak domba laju peningkatan populasi mencapai 28% (DINAS PETERNAKAN PROPINSI SUMATERA UTARA, 2003). Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya 581

peran serta antara instansi terkait dengan penanam modal dalam pengembangan usaha kambing. Demikian juga terhadap adopsi teknologi beternak kambing yang belum memasyarakat hingga ke pedesaan. Pedesaan merupakan wilayah yang paling tepat untuk pengembangan ternak kambing khususnya lingkungan perkebunan yang sumber hijauan tersedia setiap saat. Pengembangan peningkatan populasi hanya berdasar kepada pengetahuan sistem pemeliharaan yang turun temurun/pemeliharaan tradisional. Status kepemilikan/pemeliharaan kambing hanya bersifat sementara dan skala pemeliharaan relatif sedikit (sebagai tabungan), sehingga tidak dapat untuk mendukung peningkatan produktivitas kambing. Kambing kacang merupakan salah satu bangsa kambing lokal yang ada di Indonesia yang penyebarannya sangat luas di seluruh wilayah Indonesia. Ditinjau dari tingkat produktivitas dan reproduktivitas sangat bervariasi di setiap daerah. Jenis bangsa kambing ini secara total populasi setiap tahunnya menurun. Dikuatirkan suatu saat kambing kacang ini akan punah apabila tidak dilaksanakan penggalian dan pelestarian kembali. Upaya pelestarian terhadap kambing sangat berhubungan terhadap penggunaan teknologi strategi peningkatan mutu genetik. Keragaan genotipe kambing yang tersebar di Sumatera Utara bervariasi, dari kambing lokal (kacang) hingga persilangannya terhadap genotipe yang lain seperti Peranakan Ettawah, Saanen dan lain sebagainya. Sehingga untuk mendapatkan keragaan produktivitas dan reproduktivitas dari genotipe aslinya (lokal murni) di Sumatera Utara secara berkesinambungan sulit didapatkan. Berdasarkan pertimbangan diatas dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap induk kambing kacang yang dikandangkan untuk mendapatkan data produksi dan reproduksi. MATERI DAN METODE Penelitian terhadap performans produksi dan reproduksi pada kambing kacang telah dilaksanakan di Stasiun pembibitan Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih dengan sistem pemeliharaan secara intensif. Jumlah induk yang diamati sebanyak 78 ekor. Sistem pemeliharaan dengan pola pemberian pakan yaitu konsentrat (protein kasar 15% dan digestible energi 2.900 k.kal) pada pagi hari dengan jumlah pemberian ± 250 g/ekor/hari. Rumput diberikan pada siang dan sore hari secukupnya. Untuk mencegah pengaruh parasit internal (cacingan) seluruh kambing diberi obat cacing secara periodik per tiga bulan. Selama penelitian berlangsung, parameter yang di ukur untuk penampilan produktivitas induk meliputi bobot lahir anak, bobot anak sapih (umur 3 bulan) dan laju pertumbuhan anak dari lahir hingga sapih. Sementara itu, untuk penampilan reproduksi yang diamati adalah bobot induk saat melahirkan, jumlah anak sekelahiran, kemampuan hidup anak hingga sapih dan bobot lahir anak berdasarkan urutan kelahiran (paritas). Seluruh parameter yang diamati dicatat pada buku induk rekording kambing yang telah di format dan di analisis secara statistik dengan uji rata-rata. HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaan produksi kambing Kacang Sebanyak 78 ekor induk kambing kacang yang dikawinkan dengan pejantan lokal sesuai program pembibitan plasma nutfah untuk menghasilkan turunan kacang murni. Turunan yang dihasilkan berdasarkan program seleksi anak tersebut akan dimasukkan dalam kelompok program percepatan perbanyakan bibit persilangan kambing Boer. Dari hasil program perkawinan tersebut antara jantan dengan betina kacang, keragaan produktivitas induk tertera pada Tabel 1. Terlihat bahwa rataan bobot lahir anak kambing kacang sebesar 1,78 kg. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu pada keturunan kambing Kacang, hasil ini hampir sama dengan yang dilaporkan NGADIONO et al. (1984) yaitu sebesar 1,74 kg dan lebih kecil dibandingkan dengan hasil penelitian SETIADI dan SITORUS (1984) yakni seberat 2,0 kg pada kondisi pembibitan. Sementara itu, hasil penelitian ASTUTI et al. (1984) pada kondisi pedesaan yaitu sebesar 2,40 kg. Rendahnya bobot lahir hasil penelitian ini mungkin diakibatkan kondisi induk yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari petani ternak sekitar yang sistem perkawinan tidak terarah dan merupakan hasil perkawinan sedarah. 582

Tabel 1. Keragaan produktivitas induk kambing kacang Uraian n Rataan bobot Simpangan baku Bobot lahir (kg) 205 1,78 0,23 Jantan 108 1,81 0,23 Betina 97 1,74 0,21 1 96 1,66 0,26 2 94 1,89 0,21 3 15 1,92 0,21 Bobot sapih umur 3 bulan (kg) 170 6,56 1,37 Jantan 89 6,69 1,38 Betina 81 6,41 1,34 1 75 6,23 1,29 2 82 6,81 1,18 3 13 6,88 1,19 Laju pertumbuhan anak prasapih (g/ekor/hari) 170 53,13 5,37 Jantan 89 54,22 5,28 Betina 81 51,88 5,37 1 75 49,67 5.21 2 82 53,48 5,08 3 13 53,90 4,92 Ditinjau dari urutan kelahiran (paritas) anak bahwa bobot lahir yang tertinggi dijumpai pada paritas 3 dan 2 (P<0,05) dan yang terendah pada paritas 1 Berdasarkan keragaan bobot sapih anak hasil penelitian ini terhadap kambing kacang yang sebesar 6,56 kg, hasil ini masih lebih kecil bila dibandingkan dengan hasil penelitian NGADIONO et al. (1884) sebesar 9,7 kg dan SETIADI dan SITORUS (1984) sebesar 9,0 kg. Dari data bobot lahir anak hingga sapih dapat menggambarkan bahwa laju pertumbuhan harian dapat mencapai seberat 53,13 g/ekor/hari. Besarnya laju pertumbuhan yang didapat sama dengan hasil penelitian ASTUTI et al. (1984) yaitu sebesar 53,2 g/ekor/hari. Keragaan reproduksi kambing Kacang Keragaan reproduksi induk merupakan gambaran dari kemampuan induk bereproduksi, terutama dalam kemampuan induk untuk melahirkan sejumlah anak dan kemampuan untuk mengasuhnya selama menyusui. Keragaan reproduksi induk kambing lokal tertera pada Tabel 2. Jumlah anak sekelahiran sangat menentukan terhadap laju peningkatan populasi ternak kambing. Jumlah anak sekelahiran yang tinggi akan dapat mempengaruhi terhadap kenaikan populasi. Pada hasil penelitian ini rataan jumlah anak sekelahiran adalah sebesar 1,23 ekor. Hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian KNIPSCHEER et al. (1983) pada kondisi pedesaan yaitu sebesar 1,76 ekor, sedangkan hasil penelitian SUBANDRIYO et al. (1986) pada stasiun percobaan sebasar 1,56 ekor. Daya hidup anak merupakan gambaran dari keragaan reproduksi induk kambing. Daya hidup anak dari lahir hingga sapih merupakan tingkat kemampuan induk untuk mangusuh dan menyusukan anak. Hasil penelitian ini menunjukkan rataan daya hidup anak dari lahir hingga sapih sebesar 83%. 583

Tabel 2. Keragaan reproduksi kambing Kacang Uraian N Rataan Jumlah anak sekelahiran (ekor) 205 1,23 Rasio anak (jantan : betina) 205 53 : 47 Bobot hidup awal induk/dara (kg) 78 16,4 + 2,43 Bobot induk saat melahirkan (kg) 162 21,3 + 2,18 Daya hidup anak prasapih (%) 205 83 Daya hidup anak prasapih berdasarkan: (%) 1 96 78 2 94 85 3 15 86 Jarak beranak (hari) 162 268 + 34 Berdasarkan data hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian SETIADI dan SITORUS (1983) pada kondisi pembibitan yaitu sebesar 86,3%, dan lebih tinggi daripada hasil penelitian KNIPSCHEER et al. (1983) pada kondisi pedesaan sebesar 78%. Bila dilihat dari urutan kelahiran ternyata paritas 3 dan 2 daya hidup anak sedikit lebing tinggi dibandingkan dengan paritas 1. Hal ini dapat dimungkinkan karena tingkat naluri keindukan yang dimiliki setelah beranak beberapa kali akan semakin tinggi, sehingga untuk mengasuh anak akan semakin baik. Naluri keindukan sangat berhubungan terhadap tingkat kedewasaan tubuh, sebagai mana yang dikatakan FARID dan FAHMI (1996). Dengan semakin dewasanya induk akan bertambah sempurnanya mekanisme hormonal organ reproduksi. Berdasarkan penampilan tubuh induk yaitu bobot badan setelah melahirkan rataan bobot hidup adalah sebesar 21,3 kg. Dari rataan bobot induk secara umum bobotnya masih jauh di bawah rata-rata. Hal ini dapat dimungkinkan karena sumber bakalan induk tersebut diperoleh dari petani ternak sekitar. KESIMPULAN DAN SARAN Produktivitas dan reproduktivitas kambing kacang seperti bobot lahir, bobot sapih dan daya hidup anak dipengaruhi oleh paritas sebagai akibat dari tingkat kematangan tubuh induk yang semakin dewasa. Sehingga induk yang telah beranak beberapa kali daya adopsi untuk mengasuh anak akan semakin baik. DAFTAR PUSTAKA ASTUTI, M., M. BELL, P. SITORUS and G.E. BRADFORD. 1984. The impact of altitude on sheep and goat produktion. Working Paper no. 30. SR-CRSP/Balai Penelitian Ternak, Bogor. DINAS PETERNAKAN PROPINSI DAERAH TINGKAT I. SUMATERA UTARA. 2003. Laporan Tahunan, Statistik Peternakan Sumatera Utara. Dinas Peternakan Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, Medan. FARID, A.H. dan M.H. FAHMY. 1996. The East Friesian and other European breeds,. in: Prolific Sheep. FAHMY, M.H. (Ed.). CAB. International. KNIPSCHEER, H.C., J. DE BOER dan T.D. SOEDJANA. 1983. The economic role of sheep and goats in west Java. Bull. of Indonesian Economics Studies XIX(3): 74. NGADIONO, N., P. BASUKI dan G. MURDJITO. 1984. Beberapa data performans ternak kambing yang dipelihara secara tradisional di pedesaan sejak lahir sampai dengan umur sapih. Pros. Pertemuan Ilmiah Ruminansia kecil. Puslitbang Peternakan, Bogor. SETIADI, B. dan P. SITORUS. 1984. Penampilan reproduksi dan produksi kambing Peranakan Etawah. Pros. Pertemuan Ilmiah Penelitian Ruminansia Kecil. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 118 121. 584

SUBANDRIYO, B. SETIADI dan P. SITORUS. 1986. Ovulation rate and litter size of Indonesian goats, Woking Paper no. 73. SR-CRSP/Balai Penelitian Ternak, Bogor. DISKUSI Pertanyaan: 1. Apa alasan menggunakan paritas kedua atau lebih? 2. Bagaimana bila dibandingkan dengan kambing Boerka? Jawaban: 1. Karena lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan parity yang sebelumnya. 2. Dari data yang menunjukkan bahwa penampilan kambing Kacang lebih rendah daripada kambing Boerka. 585