BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK

2015 HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK TARUNA MANDIRI CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk paling banyak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan yang diselenggarakan pemerintah salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 3 Selesai tidak tepat waktu dengan hasil baik dan benar. 2 Selesai tidak tepat waktu dengan kurang baik dan 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Ujian Praktik Kejuruan Bidang Pemesinan Waktu Indikator Skor

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pekerjaan dan aktivitasnya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dalam masyarakat, juga untuk menjawab tentang masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. membekali peserta didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR

2015 PENERAPAN PENGETAHUAN MENGOLAH KUE INDONESIA PADA PRAKTIK MEMBUAT KUE-KUE INDONESIA DARI BERAS SISWA SMKN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Studi Komparasi Hasil Pembelajaran Oleh Guru dengan Hasil Pembelajaran Simulator CNC oleh Peneliti

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

Indonesia KURIKULUM SMK. Sekolah Menengah Kejuruan. Dadang Hidayat M LOGO

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB IV PENUTUP. Dari analisis mengenai; Kurikulum 2006 dalam Perspektif Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari sistem pendidikan yang ada pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan salah satu harapan bagi suatu bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik guna memasuki dunia kerja, serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuaan dan teknologi (IPTEK) berkembang demikian pesat,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas individu yang mempunyai kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. SMK memiliki karakteristik untuk mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dibidang tertentu. Proses persiapan ini berlangsung dengan melaksanakan learning by doing dan hands on experience untuk menghantarkan siswa pada kesuksesan menguasai keterampilan di dunia kerja. Hal ini sejalan dengan tujuan SMK yang dirangkum dalam kurikulum 2004, yaitu: 1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian pilihannya. 2. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peserta didik SMK juga dituntut menguasai kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Salah satu program yang ada di SMK yaitu bidang kompetensi teknik pemesinan yang termasuk dalam kelompok teknologi dan industri. Dalam mencapai tuntutan kompetensi tersebut, maka pemerintah menetapkan mengenai standar penilaian yang berlaku secara nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian yang menjelaskan bahwa : Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilakukan berdasarkan penilaian yang berlaku secara nasional, serta diamanatkan dalam Permendiknas Nomor 78 Tahun 2008 tentang

ujian nasional dan Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Nomor 1513/BSNP/XI/2008 tentang Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional bahwa: Mengingat struktur kurikulum SMK mencakup kognitif dan psikomotorik yang meliputi pula aspek afektif, maka ujian nasional kompetensi keahlian kejuruan dirancang dalam bentuk teori dan praktik kejuruan (Individual Task). SMK Negeri 12 Bandung sebagai sekolah yang menghasilkan tenaga kerja terdidik dalam bidang kompetensi pesawat udara berusaha untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan uji kompetensi, baik dalam hal teoritis maupun praktikum untuk mencapai hasil uji kompetensi yang optimal. SMK Negeri 12 Bandung memliki beberapa bidang kompetensi, salah satunya adalah bidang kompetensi Pemesinan Pesawat Udara (PPU) yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusan tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang teknik pemesinan yang mampu bekerja mandiri, terampi, dan bersikap profesional selaras dengan tuntutan dunia kerja serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pelaksanaan uji kompetensi praktik yang dilakukan pada bidang kompetensi Pemesinan Pesawat Udara (PPU) adalah melakukan pekerjaan mesin bubut, melakukan pekerjaaan mesin frais, dan mengoperasikan NC/CNC. Pada pelaksanaan uji kompetensi produktif tersebut, dimana selain kemampuan kognitif yang berhubungan dengan kemampuan teoritis siswa yang harus dimiliki, siswa juga harus memiliki kemampuan afektif (sikap kerja) dan psikomotor yang berhubungan praktik. Tujuan dari pelaksanaan uji kompetensi adalah untuk menetapkan keberhasilan peserta didik dalam menguasai satu unit kompetensi dengan mengacu kepada standar kompetensi nasional. Standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dimiliki oleh peseta didik (lulusan). Kompetensi menurut Hall dan Jones (Martha, 2010:1) adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur.

Pada proses pembelajaran teknik pemesinan, siswa diberikan berbagai teori yang menunjang dalam kegiatan praktiknya. Idealnya kemampuan teori menunjang dalam kemampuan pelaksanaan praktiknya. Akan tetapi, sebelumnya harus diketahui sejauh mana kemampuan siswa tersebut dalam menguasai materi kemudian bagaimana siswa menerapkannya kemampuan teori tersebut dalam melaksanaan praktiknya. Tidak sedikit siswa memiliki kemampuan teori yang lebih baik dari pada kemampuan praktiknya, dan sebaliknya ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan lebih pada praktik dari kemampuan teorinya. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, berdasarkan hasil observasi melalui studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti diperoleh data sebagai berikut : Tabel 1.1 Data Hasil Uji Kompetensi Kejuruan Bidang Kompetensi PPU di SMK 12 Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012. Uji Kompetensi Kejuruan Nilai Frekuensi Frekuensi Skala Prosentase Prosentase Nilai Nilai (%) (%) Teori Praktik A 9,0 10 87 69,6 % 44 35,2 % B 8,0 8,9 38 30,4% 81 64,8 % C 7,0 7,9 0 0 % 0 0 % D < 6,9 0 0 % 0 0 % Jumlah 125 100 % 125 100 % (Sumber : Wakasek Kurikulum SMK Negeri 12 Bandung) Pelaksanaan uji kompetensi, dilakukan serangkaian tes tertulis dan tes praktik yang harus diikuti oleh siswa. Setiap tes tersebut, harus memenuhi nilai standar kompetensi yang ditetapkan oleh BSNP dengan nilai akhir memenuhi nilai Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 6,0. Nilai akhir tersebut, diperoleh dari pembobotan nilai 30% untuk hasil uji kompetensi teori kejuruan dan 70% untuk penilaian pembobotan hasil uji kompetensi praktik kejuruan. Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, sebanyak 125 siswa (100 %) mendapatkan nilai kualifikasi yang baik, untuk hasil uji kompetensi teori kejuruan sebanyak 87 siswa atau 69,6 % dengan kualifikasi 9,0-10, sedangkan untuk hasil uji kompetensi praktik kejuruan hanya 44 siswa atau 35,2 % saja pada kualifikasi 9,0-10, atau setengahnya dari siswa yang mendapatkan kualifikasi 9,0-10 pada uji kompetensi teori kejuruan.

Idealnya teori yang telah diajarkan mendukung kegiatan siswa mendukung dalam pelaksanaan praktik, karena pelaksanaan praktik merupakan gambaran dari teori dalam bentuk gerakan yang dapat diamati dan tujuannya untuk menciptakan sesuatu. Dengan kata lain, kemampuan teori merupakan landasan untuk melakukan pelaksanaan praktik yang seharusnya memiliki kontribusi, serta kemampuan teori seharusnya mampu mengendalikan pelaksanaan praktik. Pernyataan tersebut, sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dedi (2010:57), diperoleh kesimpulan, bahwa: Terdapat pengaruh yang signifikan antara penguasaan teori terhadap praktik siswa pada mata diklat perbaikan sistem kelistrikan otomotif. Dengan kata lain, siswa yang memiliki hasil uji kompetensi teori maka hasil uji kompetensi praktiknya pun tinggi dan begitu juga sebaliknya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa, salah satu aspek yang mempengaruhi dalam pelaksanaan uji kompetensi praktik kejuruan adalah berdasarkan kesiapan teorinya. Akan tetapi, seberapa besar kontribusi hasil uji kompetensi teori terhadap hasil uji kompetensi praktikumnya, dan juga seberapa besar relevansi antara materi soal uji kompetensi teori terhadap materi soal uji kompetensi praktik itu sendiri yang masih dalam tanda tanya, sehingga patut ditelusuri lebih lanjut. Sehingga penulis tertarik untuk melalukan penelitian pendidikan ini dengan judul: Kontribusi Hasil Uji Kompetensi Teori Kejuruan Terhadap Hasil Uji Kompetensi Praktik Kejuruan Bidang Kompetensi Pemesinan Pesawat Udara (PPU) di SMK Negeri 12 Kota Bandung. B. Identifikasi Masalah Dari paparan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Hanya setengahnya siswa yang mendapatkan nilai pada kualifikasi 9,0 10 pada hasil uji kompetensi praktik kejuruan. 2. Ada kecenderungan siswa belum bisa menerapkan pembelajaran teori yang telah diberikan terhadap pelaksanaan praktikumnya.

3. Ada kecenderungan materi uji kompetensi teori kejuruan kurang relevan terhadap materi uji kompetensi praktik kejuruan. C. Rumusan Masalah Untuk memudahkan pembahasan yang lebih mengarah dan terperinci kepada tujuan penelitian dengan sesuai yang akan diteliti, maka masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut : Berapa besar kontribusi hasil uji kompetensi teori kejuruan terhadap hasil uji kompetensi praktik kejuruan bidang kompetensi PPU di SMK Negeri 12 Bandung? D. Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang dapat diteliti, serta untuk lebih mengarahkan penelitian terhadap permasalahan yang akan diteliti, maka permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Hasil uji kompetensi teori kejuruan dan hasil uji kompetensi praktik kejuruan bidang kompetensi PPU Tahun Pelajaran 2012/2013 dilihat berdasarkan nilai akhir dari hasil uji kompetensi kejuruan siswa SMK Negeri 12 Kota Bandung. 2. Aspek-aspek penilaian uji kompetensi kejuruan mengacu pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 3. Siswa yang diteliti, yaitu siswa tingkat XII bidang kompetensi PPU yang mengikuti uji kompetensi teori kejuruan dan uji kompetensi praktik kejuruan Tahun Pelajaran 2012/2013 di SMK Negeri 12 Kota Bandung. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hasil uji kompetensi teori kejuruan dengan hasil uji kompetensi praktik kejuruan bidang kompetensi PPU. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan tujuan-tujuan yang lebih kecil lingkupnya, yaitu : 1. Mengetahui hasil uji kompetensi teori kejuruan bidang kompetensi PPU di SMK Negeri 12 Bandung.

2. Mengetahui hasil uji kompetensi praktik kejuruan bidang kompetensi PPU di SMK Negeri 12 Bandung. 3. Mengetahui kontribusi hasil uji kompetensi teori kejuruan terhadap hasil uji kompetensi praktik kejuruan bidang kompetensi PPU di SMK Negeri 12 Bandung. 4. Mengetahui relevansi materi soal uji kompetensi teori kejuruan terhadap materi soal uji kompetensi praktik kejuruan bidang kompetensi PPU di SMK Negeri 12 Bandung. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari pada penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru, sebagai masukan dan gambaran kompetensi siswa bidang kompetensi PPU dan untuk dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kompetensi peserta didik. 2. Bagi sekolah diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik dan berguna dalam rangka peningkatan kompetensi lulusan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian lainnya yang sejenis. G. Struktur Organisasi Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, pada bab ini diuraikan hal-hal yang meliputi: latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi. Bab II Landasan Teori, pada bab ini diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan dasar-dasar teori umum yang digunakan dalam pembahasan dan analisis masalah. Teori diambil berdasarkan studi litelatur dari berbagai sumber yang berkaitan dengan pembahasan masalah. Bab III Metode Penelitian, pada bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, yang meliputi: lokasi penelitian, populasi penelitian, sample penelitian, paradigma penelitian, hubungan antara variabel, langkah

penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data, analisis data dan pengujian hipotesis. Bab IV Hasil dan Pembahasan, pada bab ini membahas mengenai hasil dari penelitian dan pembahasan penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran, pada bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan saran-saran penulis setelah melakukan penelitian.