BAB III KEDUDUKAN ANAK YANG DILAHIRKAN MELALUI PROSES KLONING. A. Kedudukan Anak Yang Dilahirkan Melalui Proses Kloning

dokumen-dokumen yang mirip
Bayi tabung menurut pandangan agama, filsafat dan ilmu pengetahuan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA PENDAPAT MAŻHAB ANAK LUAR NIKAH

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN IMPLIKASI HAK KEWARISAN ATAS PENGAKUAN ANAK LUAR KAWIN

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

BAB IV ANALISIS GUGATAN SUAMI DALAM HAL MENGINGKARI KEABSAHAN ANAK YANG DILAHIRKAN ISTRINYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG KLONING SEL SOMATIK SUAMI MANDUL

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penelitian penyusun sebagaimana pembahasan pada bab. sebelumnya, selanjutnya penyusun memaparkan beberapa kesimpulan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS NASAB ANAK HASIL KLONING. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Proses Kloning pada Manusia

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BABA V PENUTUP A. KESIMPULAN. Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sebagai ibu rumah tangga, dan anak atau anak-anak sebagai anggota keluarga.

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86)

BAB IV ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI DAN MEJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG NASAB ANAK LUAR NIKAH

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG :

BAB IV ANALISIS TERHADAP STATUS NASAB DAN KEWAJIBAN NAFKAH ANAK YANG DI LI AN AYAHNNYA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA INDONESIA

1. Meningkatkan pengetahuan perawat tentang masalah etik yang terjadi serta pemecahan masalah tersebut

BAB IV ANALISIS MENGENAI HUKUM PENITIPAN JANIN MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Febriani Rinta (I ) Surrogate mother (Ibu titipan)

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

Spirit Keadilan Dalam Warisan :Dirasah Hadis Edisi 37

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB I PENDAHULUAN. rohani. Dalam kehidupannya manusia itu di berikan akal serta pikiran oleh Allah

BAB V PENUTUP. mengambil kesimpulan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1. A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata

HIBAH, FUNGSI DAN KORELASINYA DENGAN KEWARISAN. O l e h : Drs. Dede Ibin, SH. (Wkl. Ketua PA Rangkasbitung)

masyarakat Desa Karanganyar terhadap kedudukan anak hasil selingkuh yang lahir dalam perkawinan sah dapat dikategorikan sebagai berikut:

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Oleh Sukhebi Mofea*) Abstrak

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. - Putusan perkara perdata Nomor : 216/Pdt.G/1996?PA.YK. Pengadilan Agama Yogyakarta adalah:

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tangga, karena tujuan sebuah perkawinan selain untuk membangun mahligai rumah

TINJAUAN YURIDIS PEMBATALAN PERKAWINAN KARENA HUBUNGAN PERSUSUAN (Studi Kasus Putusan Nomor 0456/Pdt.G/2011/PA.Ska)

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

I. PENDAHULUAN. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu hikmah

bismillahirrahmanirrahim

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 11 Tahun 2012 Tentang KEDUDUKAN ANAK HASIL ZINA DAN PERLAKUAN TERHADAPNYA

BAB I PENDAHULUAN. mengabulkan sebagian permohonan uji materi terhadap Pasal 2 ayat (2) dan

BAB IV PEMERIKSAAN KESEHATAN PRANIKAH (PREMARITAL CHECK UP) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PEMBAHASAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH AHLI WARIS DI DESA SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO

Munakahat ZULKIFLI, MA

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di

CONTOH IJTIHAD DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Al-Quran dan Terjemahannya, Saudi Arabia : 1990

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

1 1 I 2. 3 I II. Zuhair bin Harb mengabarkan kepadaku dan Jarir juga mengabarkannya dari Suhail, dari Ayahnya, dari ayah Hurairah berkata :

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang

Bab 4 باب الصدق. Kebenaran

BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani dkk, Jilid IX, Gema Insani, Jakarta, 2011, hlm.39

BAB IV ANALISIS METODOLOGIS FATWA HUKUM PIMPINAN WILAYAH (PW) MUHAMMADIYAH JAWA TENGAH DALAM KONTEKS PEREMPUAN HAMIL DI LUAR NIKAH AKIBAT ZINA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut bioteknologi kedokteran, ternyata makhluk hidup bisa

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

MUNAKAHAT : IDDAH, RUJUK, FASAKH,KHULU DISEDIAKAN OLEH: SITI NUR ATIQAH

ANAK SAH DALAM PERSPEKTIF FIKIH DAN KHI Oleh : Chaidir Nasution ABSTRAK

Surrogate Mother. Kelompok Kontra. Dibuat untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Metodologi. Oleh : Nilna Asyrofatul U.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan kesimpulan yang

Warisan Wanita Digugat!

P U T U S A N Nomor 0804/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

bismillahirrahmanirrahim

BAB IV PERNIKAHAN BAPAK TIRI DENGAN ANAK TIRI BA DA AL- A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bapak Tiri Yang Menikahi Anak Tiri Ba da

SEKAPUR SIRIH. Allah berfirman, Dan kawinkanlah orangorang yang sedirian diantara kamu, dan orangorang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba

IMPLIKASI PUTUSAN MK TERHADAP STATUS HUKUM ANAK DI LUAR NIKAH. Abdul Halim Musthofa *

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Status Anak yang Dilahirkan melalui

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketentuan syari'at sesuai dengan maksud pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1

BAB IV ANALISIS STATUS PENISBATAN ANAK HASIL PERKAWINAN SIRRI MENURUT MASYARAKAT HADIPOLO DITINJAU DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Mempunyai anak adalah kebanggaan hidup dalam keluarga supaya kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. harta yang banyak dan sebagian lagi ada yang sebaliknya. Setelah tiba. peristiwa hukum yang lazim disebut dengan kematian.

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan orang lain serta sering membutuhkan antara yang satu

Transkripsi:

BAB III KEDUDUKAN ANAK YANG DILAHIRKAN MELALUI PROSES KLONING A. Kedudukan Anak Yang Dilahirkan Melalui Proses Kloning Penerapan kloning pada manusia mendapat tanggapan yang beragam dari berbagai kalangan, ada yang setuju ada pula yang menentang penerapan kloning tersebut pada manusia. Terlepas dari pertentangan antara yang pro dan kontra terhadap kloning pada manusia, terdapat persoalan yang harus segera diselesaikan ketika teknologi itu benar-benar diterapkan pada manusia, yaitu dampak akibat teknologi tersebut. Antara lain menyangkut legalitas hukum, kedudukan anak yang lahir, serta dampaknya terhadap hukum-hukum yang ada dalam keluarga. Semuanya itu harus mendapat perhatian yang serius agar anak yang lahir tidak mempunyai beban sosial di dalam masyarakat. 1 Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan, ditarik suatu kesimpulan bahwa, ada suatu pola terhadap pemindahan sifat-sifat induk kepada keturunannya. Sifat-sifat itu ditentukan oleh sepasang unit, yang disebut dengan istilah gen. Gen ini terdapat pada setiap sel yang ada dalam tubuh manusia dan gen-gen inilah yang meneruskan sifat induk kepada generasi berikutnya melalui sel-sel benih, baik melalui pembuahan alami maupun pembuahan luar tubuh seperti bayi tabung. 1 Masduqi, H.M, dkk, Kloning Menurut Pandangan Islam, hlm. 26. 50

51 Dengan adanya kemajuan teknologi, manusia dapat membuat individu baru dengan cara kloning yang tidak lagi menggunakan sperma dalam proses pembuahannya, yang dibutuhkan hanya sel telur dan inti sel. Pekerjaan mengklon dengan inti sel telah dilakukan oleh pakar embriologi Inggris 30 tahun lalu pada seekor katak, inti telur katak dihancurkan dengan cara meradiasinya dengan sinar ultraviolet, kemudian mengganti inti sel telur dengan inti sel kulit kecebong. Setelah diberi zat perangsang telur itu tumbuh jadi cebong dan bermetamorfosis menjadi katak dewasa. Pekerjaan pakar ini sesungguhnya menunjukkan bahwa, dalam tiap inti sel definitif kandungan materi genetiknya tetap lengkap seperti yang terkandung dalam zigot. Setiap sel dalam tubuh manusia (sel apapun justru bukan dari sel seks) berpotensi untuk tumbuh kembang menjadi organisme baru yang komplit. Setiap sel yang ada dalam tubuh manusia mengandung gen atau struktur kromosom lengkap, yang memungkinkan dapat tumbuh menjadi individu baru yang utuh. 2 Kelahiran anak yang menggunakan sperma ataupun inti sel somatik/sel tubuh dalam pembuahan pada dasarnya secara biologis adalah sama. Dengan demikian kloning itu sama dengan teknologi reproduksi lainnya yang sudah lebih dulu dikenal masyarakat, misal bayi tabung, hanya saja teknik yang digunakan lebih maju. 2 Soetandyo Wignjosoebroto, Kloning: Kemungkinan Teknis dan Implikasi Sosial Etisnya, Mimeo,Surabaya, 1997, hlm. 2.

52 Pelaksanaan kloning dengan sel somatik donor dapat menimbulkan permasalahan, karena percampuran sel telur (ovum) dengan sel somatik donor tidak diikat oleh perkawinan yang sah, sehingga menyebabkan hubungan tersebut juga tidak sah dan anak yang lahir merupakan anak yang tidak sah. 3 Bila dilihat secara biologis, maka anak hasil kloning dengan sel donor tesebut merupakan anak dari pemilik sel donor dan pemilik ovum, karena secara embriologis anak tersebut tumbuh dan berkembang dari pembuahan yang benihnya berasal dari pemilik sel dan ovum. Pada diri anak hasil kloning terdapat sifat-sifat yang diturunkan oleh pemilik sel donor melalui gen yang terdapat dalam sel donor dan merupakan satu-satunya penyedia gen yang akan tumbuh menjadi embrio. 4 Namun bila dilihat dari sudut pandang hukum maka anak hasil kloning tersebut bukanlah anak dari pemilik sel donor, karena kelahiran anak tersebut tidak diikat oleh perkawinan yang sah. Sebagaimana penjelasan hadis Nabi kisah Utbah bin Abi Waqas yang berbuat zina dengan budak milik Zam ah berikut: Dari Aisyah berkata: Sa ad bin Abi Waqas dan Abdu bin Zam ah bertengkar dan mengadu kepada Rasulullah saw tentang anak lelaki budak Zam ah, Sa ad berkata: saudara saya Utbah berpesan apabila ia meninggalkan mekkah supaya melihat lelaki anak budak Zam ah dan mengambil anak itu karena ia adalah anaknya, kemudian Abdu bin Zam ah 3 Hasyim Manan, Kloning dalam Perspektif Islam, Mimeo, hlm. 3. 4 Soetandyo Wignjosoebroto, Loc. Cit.

53 berkata anak lelaki budak ayahnya tersebut adalah saudaranya, karena ia dilahirkan oleh isteri bapaknya, kemudian Rasulullah saw memandang anak tersebut yang mirip sekali dengan Utbah, kemudian berkata: Anak adalah milik suami dari wanita yang melahirkan, berhijablah kamu hai Saudah dari padanya. ( HR. Abu Dawud). Berdasarkan hadis di atas, yang menyebabkan hubungan hukum antara anak dengan ayah adalah adanya ikatan perkawinan. Walaupun secara biologis Utbah bin Abi Waqas adalah ayah dari anak yang lahir, tetapi nabi tidak menghubungkan nasab anak tersebut dengan Utbah karena lahir dari perbuatan zina. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomer 1 tahun 1974 pasal 2 dan KHI pasal 99 tentang kedudukan anak. Pada pasal 42 dijelaskan: Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat dari perkawinan yang sah. Sedang dalam KHI pasal 99 disebutkan Anak yang sah adalah: a. Anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah; b. Hasil perbuatan suami-istri yang sah di luar rahim dan dilahirkan oleh isteri tersebut. Permasalahan yang timbul dari pelaksanaan kloning dengan sel darah anak yang meninggal karna kecelakaan akan mengenai hubungan nasab anak tersebut, karena hubungan nasab dapat menimbulkan konsekuensi hukum antara anak dengan orang tuanya, baik mengenai kemahraman, kewarisan, timbulnya hak dan kewajiban antara anak dengan orang tuanya.

54 Para ulama mengharamkan teknik kloning dengan sel somatik donor karena menyebabkan tidak jelasnya status anak yang lahir. Antara lain Yusuf Qordawi, Mahmud Syaltut, dan juga keputusan MUI No. Kep-03/MUI/IV/2000. Hal ini di dasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud berikut: Dari Ruwaifi bin Sabit berkata: saya mendengar Rasulullah saw besabda: Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah ia menyiramkan spermanya ke ladang (wanita) lain. (H.R. Abu Dawud). Pada umumnya hubungan nasab anak itu selalu dikaitkan dengan ayah.islam melarang ayah mengingkari nasabnya anak, dan melarang pula seorang anak menghubungkan nasabnya kepada selain ayahnya. Islam membatalkan adopsi, dan menyuruh mengembalikan anak yang diadopsi kepada nasab yang hakiki, sebagaimana yang tersebut dalam al-qur an surat al-ahzab 33: Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapakbapak mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah. (Qs. Al-Ahzab: 5) Menurut al-qurtubi, dalam ayat tersebut Allah menunjukkan kepada kita bahwa sesungguhnya yang lebih utama dan lebih adil, hendaknya seorang laki-laki dinasabkan dengan ayahnya. Ibnu Qoyyim berkata Nasab itu menurut asalnya dari ayah, namun hal ini tidak berarti seorang anak tidak dinasabkan dengan ibunya, karena nasab anak kepada ibunya tetap dan tidak akan terputus, sehingga kalau nasabnya anak kepada ayahnya terputus sebagaimana kasus li an, maka nasab anak akan berpindah pada ibunya saja.

55 Menurut Wahbah az-zuhaili, nasab anak kepada ibunya tetap dalam segala bentuk kelahiran, baik secara syara maupun yang tidak sesuai dengan syara.adapun nasab anak kepada ayahnya hanya dengan jalan pernikahan yang sah, nikah fasid, wati (persetubuhan) syubhat ataupun pengakuan tentang nasab. Islam juga membatalkan apa yang ada dalam masyarakat jahiliyah yang menyamakan nasab anak zina dengan anak dari perkawinan yang sah. Sebagaimana hadis Nabi: Dari Amar Ibnu Syu aib, dari ayahnya, dari kakeknya berkata: seorang laki-laki berdiri lalu ia berkata: Wahai Rasulullah sesungguhnya seseorang fulan anak saya, saya telah meniduri ibunya dimasa jahiliyah. Kemudian Rasulullah saw bersabda: tidak ada pengakuan (pengakuan terhadap anak) dalam islam, telah berlalu perkara pada masa jahiliyyah, anak adalah bagi (ayah) yang punya tempat tidur. (HR. Abu Dawud). Dengan demikian anak hasil cloning tersebut merupakan anak yang tidak sah dan tidak dapat dinasabkan kepada pemilik sel donor karena ia lahir tidak diakibatkan dari pernikahan yang sah, nikah fasid maupun wati syubhat. B. Kloning Manusia Pertama Pada Desember 2002 manusia pertama hasil kloning atau penggandaan genetik telah lahir di Hollywood, Amerika Serikat. Proyek tersebut dilaksanakan Clonaid yang terkait dengan sekte kepercayaan fanatik Raelians-kelompok yang meyakini kloning dapat memperpanjang hidup manusia hingga ratusan tahun. Direktur

56 Clonaid, Brigitte Boisselier mengatakan, bayi hasil kloning tersebut diberi nama Eve, seperti nama istri Adam, manusia pertama di dunia dalam Alkitab. Eve adalah hasil penggandaan genetik dari ibunya sendiri, seorang perempuan AS berusia 31 tahun. Eve lahir tanpa cacat fisik melalui pembedahan caesar dan berbobot 3,2 kilogram. Clonaid merahasiakan identitas bayi, ibunya, dan lokasi tempat tinggal mereka. Perusahaan itu hanya menjelaskan, sang ibu memutuskan mengkloning karena suaminya mandul. Teknik kloning yang digunakan pada Eve mirip dengan yang diterapkan dalam menggandakan biri-biri pertama di dunia, Dolly.

57