PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( )

DAFTAR PUSTAKA. Commerce, Jurnal Hukum Bisnis, Jakarta, Indonesia,PT. Refika Aditama, Bandung, 2004.

Penerapan Pasal 1320 KUHPerdata terhadap jual beli secara online (e commerce) Herniwati, SH, MH. Dosen STIH Padang. Abstrak

DAFTAR PUSTAKA. Apeldoorn, Van, 1999.Pengantar Ilmu Hukum. Cet.XXVII, Pradnya Paramita, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku. Abdul Kadir, Muhammad, Perjanjian Baku dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992.

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Hernoko, Yudha, Agus, Hukum Perjanjian Asas Proporsionallitas Dalam Kontrak Komersil, Kencana, Jakarta, 2010.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku:

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, Asuransi & Manajemen Risiko, Rajawali Pers, dan Perkembangan Pemikiran, Nusa Media, Bandung, 2008,

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Anwari, 2008, Praktek Perbankan di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta..

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

JURNAL PERJANJIAN JUAL BELI MELALUI INTERNET (E-COMMERCE) DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERDATA

Lex et Societatis, Vol. II/No. 4/Mei/2014

DAFTAR REFERENSI. Budiono, Herlien. Kumpulan Tulisan Hukum Perdata Di Bidang Kenotariatan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2001.

BAB I PENDAHULUAN. pemesanan barang dikomunikasikan melalui internet, hampir semua barang

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

DAFTAR PUSTAKA. dan Perkembangan Pemikiran, Nusa Media, Bandung, Abdulkadir Muhammad., Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 2002.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

3 Lihat UU No. 4 Tahun 1996 (UUHT) Pasal 20 ayat (1) 4 Sudarsono, Kamus Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 339

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA. A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

Perjanjian Jual Beli Barang Melalui Elektronik Commerce (E-Com)

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU. Abdulkadir Muhammad, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Moch Chidin, dkk Pengertian Pengertian Elementer Hukum Perjanjian Perdata. Bandung: Mandar Maju.

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah perjanjian bernama (benoemd/nominaat) dan perjanjian

DAFTAR PUSTAKA. Algra N.E et.al, 1983.Kamus Istilah Hukum Fockema Andreae Belanda-Indonesia, Bina Cipta Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir, Muhammad, Hukum Perikatan. Bandung: Alumni. Ali, Moch. Chidir, Achmad Samsudin, Mashudi, Pengertian-Pengertian

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Perlindungan konsumen terhadap tindakan wanprestasi pelaku usaha

Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi Syarat-syarat untuk menyelesaikan program Studi Ilmu Hukum (S.1) dan mencapai Gelar Sarjana Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting. Bank sebagai sarana dalam bertransaksi terutama transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat sesuai dengan usia dan status sosialnya namun seringkali

YURISDIKSI PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK BISNIS INTERNASIONAL ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR TESIS

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Azikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Grafitti, 2006.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam menjalankan aktivitas bisnisnya tidak dapat

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Dari ketentuan pasal di atas, pembentuk Undang-undang tidak menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

DAFTAR PUSTAKA. A. Ridwan Halim. Hukum Perdata Dalam Tanya Jawab, Jakarta, Ghalia. Abdul Kadir Muhammad. (1) Perjanjian Baku Dalam Praktik Perusahaan

BAB III TINJAUAN UMUM KONTRAK DAN PERJANJIAN. Perjanjian, adapun yang dimaksud dengan perikatan oleh buku III KUH

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku. Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Website :

DAFTAR PUSTAKA. Agus, Budi Riswandi, Hukum dan Internet di Indonesia, UII Press, Yogyakarta, 2003.

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Badrulzaman, Darus Mariam, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

BAB III PENUTUP. sebelumnya, Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA. Arsyad, L Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi. Daerah, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE

BAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

BAB III PENUTUP. 1. Kontrak elektronik yang dilakukan melalui SMS Banking sah sepanjang

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

Lex Privatum, Vol. IV/No. 6/Juli/2016

BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU. A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian

DAFTAR PUSTAKA. Fuady, Munir, 2005, Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, PT Citra Aditya. 2013, Teori-Teori Besar (Grand Theory) Dalam Hukum, Kencana

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung , 1993, Hukum Perdata Indonesia, Citra

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

DAFTAR PUSTAKA. Abdoel Djamali, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Transkripsi:

ISSN 2302-0180 6 Pages pp. 52-57 PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK Afrilian Perdana 1, Prof, Dahlan, S.H., M.H 2, Dr. Mahfud, S.H., M.H 3. 1) Magister Ilmu Hukum Program, Banda Aceh 2), 3) Staf Pengajar Ilmu Hukum Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Abstract - Pasal 1 angka (2) Undang-Undang No 11 Tahun 2008 menentukan bahwa transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainya. Pasal 18 ayat (1) menentukan bahwa transaksi elektronik yang dituangkan kedalam kontrak elektronik mengikat para pihak, dalam kenyataannya terdapat 3 orang penjual dan 3 orang pembeli yang melakukan wanprestasi, dari 6 orang sampel yang diambil. Sampel ditarik berdasarkan populasi yang terdiri dari penjual dan pembeli serta pengguna transaksi jual beli melalui media e-commerce. Pentingnya permasalahan hukum dibidang e-commerce bertujuan untuk memberikan perlindungan dan penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian jual beli bagi para pihak yang menggunakan media elektronik sebagai media transaksi, penelitian ini lebih menekankan pada penyelesaian wanprestasi dan perlindungan hukum terhadap para pihak dan proses pelaksanaan transaksi elektronik secara umum dan juga penerapan choice of law (pilihan hukum) dalam pelaksanaan penyelesaian sengketa antara para pihak dalam transaksi melalui media elektronik, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya wanprestasi dalam perjanjian jual beli melalui media elektronik sebagai alat transaksi elektronik, untuk mengetahui dan menjelaskan penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian jual beli melalui media elektronik, Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian dengan menggunakan metode pendekatan yuridis empiris. Melakukan penelitian kepustakaan guna mendapatkan data sekunder dengan mempelajari buku-buku dan literatur serta perundang-undangan, sedangkan untuk memperoleh data primer dilakukan penelitian lapangan dengan mewawancarai responden yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti serta metode Virtually Researce guna mendapatkan data sekunder melalui media elektronik, dan cara mengklasifikasikan data yang didapat dan dianalisis secara kualitatif Kata kunci : Penyelesaian Wanprestasi, Para Pihak, Jual Beli Melalui Media Elektronik PENDAHULUAN E-Commerce merupakan salah satu bentuk transaksi perdagangan yang paling banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi. Melalui transaksi perdagangan ini konsep pasar tradisional (dimana penjual dan pembeli secara fisik bertemu) berubah menjadi konsep telemarketing (perdagangan jarak jauh melalui internet) e-commerce pun telah mengubah cara konsumen dalam memperoleh produk yang diinginkannya. Hubungan dagang tersebut harus dilandasi dengan perjanjian. Sehingga hak dan kewajiban para pihak dapat diatur secara tertulis untuk menghindari resiko dikemudian hari. Pada suatu kontrak atau perjanjian harus terpenuhi syarat sahnya perjanjian, yaitu kata sepakat, kecakapan, hal tertentu dan suatu sebab yang halal, hal ini telah ditegaskan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Dengan terpenuhinya empat syarat sahnya perjanjian tersebut, maka suatu perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang membuatnya Pada suatu kontrak atau perjanjian, sering terjadi permasalahan wanprestasi dalam kontrak antara para pihak. Wanprestasi terjadi apabila salah satu pihak dalam perjanjian tidak melaksanakan atau lalai melaksanakan prestasi (kewajiban) yang menjadi objek perjanjian antara mereka dalam kontrak. Berdasarkan pasal 1233 KUH Perdata, Oleh karena tindakan wanprestasi dapat menimbulkan kerugian bagi mitra kontraknya, maka mitra kontrak yang dirugikan berhak meminta perlindungan hukum melalui pengadilan untuk memaksa orang yang melakukan wanprestasi kembali menjalankan Volume 2, No. 1, Februari 2014-52

kewajibanya sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Selain itu, orang yang wanprestasi juga dapat dihukum untuk menganti kerugian dalam bentuk yang dimungkinkan dalam Undangundang, (Pasal 1236, 1239, dan 1243 KUH Perdata). Mengingat pentingnya hal tersebut maka Indonesia pada tahun 2008 lalu mengeluarkan peraturan khusus yang mengatur transaksi melalui media elektronik yaitu Undang Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang untuk selanjutnya disingkat UU ITE. Dalam Pasal 1 butir 2 UUITE, disebutkan bahwa transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer atau media elektronik lainnya. II. KAJIAN KEPUSTAKAAN Ketentuan dalam hukum perdata khusunya hukum perjanjian, untuk melaksanakan hak dan kewajiban dari para pihak menurut hukum perjanjian yang diatur pada Buku III Bab ke dua tentang perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau perjanjian, dilandasi pada beberapa teori dan pemahaman tentang jual beli melalui media elektronik, kesemua teori dan pemahaman tersebut mempunyai keterkaitan dengan hukum perjanjian yang merupakan pembahasan dalam penulisan ini, adapun keterkaitan teori dan pemahaman tentang jual beli melalui media elektronik, diantaranya: 1. Teori Utilitarianisme. Menurut Jeremy Bentham dalam bukunya Introduction to the Morals and Legislation yang dikenal dengan Utilitarianisme Theory, mengemukakan bahwa: Kebebasan berkontrak adalah refleksi dari perkembangan paham pasar bebas yang dipelopori oleh Adam Smith. Adam Smith dengan teori ekonomi klasiknya mendasari pemikirannya pada ajaran hukum alam, hal yang sama menjadi dasar pemikiran Jeremy Bentham yang dikenal dengan utilitarianisme. Ia juga berpendapat bahwa hukum bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa yang berfaedah bagi orang. Dalam Teory Utilitis ini, tujuan hukum ialah menjamin adanya kebahagian sebesar-besarnya pada orang sebanyak-banyaknya. Kepastian melalui hukum bagi perseorangan merupakan tujuan utama dari pada hukum. Dalam hal ini pendapat Bentham dititik beratkan pada hal-hal yang berfaedah dan bersifat umum. 2. Teori 3P Menurut Scoott J. Burham sebagai pelopor tiori 3P, yang mendasarkan dalam penyusunan suatu kontrak haruslah dimulai mendasari dengan pemikiran-pemikiran sebagai berikut: a. Predictable, dalam perancangan dan analisa kontrak seorang drafter harus dapat meramalkan atau melakukan prediksi mengenai kemungkinan kemungkinan apa yang akan terjadi yang ada kaitannya dengan kontrak yang disusun. b. Provider, yaitu siap-siap terhadap kemungkinan yang akan terjadi. c. Protect of Law, perlindungan hukum terhadap kontrak yang telah dirancang dan dianalisa sehingga dapat melindungi klien atau pelaku bisinis dari kemungkinan kemungkin terburuk dalam menjalankan bisnis. 3. Teori Kontrak Ekspresif Kemudian dalam Tiori kontrak ekspresif juga dikemukakan bahwa setiap kontrak yang dinyatakan dengan tegas (ekspresif) oleh para pihak baik dengan tertulis ataupun secara lisan, sejauh memenuhi syaratsyarat sahnya kontrak, dianggap sebagai ikatan yang sempurna bagi para pihak, Pacta sun servenda. Dalam lingkup hukum, sebenarnya istilah transaksi adalah keberadaan suatu perikatan ataupun hubungan hukum yang terjadi antara para pihak, Jadi jika berbicara mengenai transaksi sebenarnya adalah berbicara tentang aspek materiil dari hubungan hukum yang disepakati oleh para pihak (Pasal 1320 jo Pasal 1338 KUH Perdata), sehingga sepatutnya bukan berbicara mengenai perbuatan hukumnya secara formil, kecuali untuk melakukan hubungan hukum yang menyangkut benda tidak bergerak. Sepanjang mengenai benda tidak 53 - Volume 2, No. 1, Februari 2014

bergerak, maka hukum akan mengatur mengenai perbuatan hukumnya itu sendiri yakni harus dilakukan secara terang dan tunai. Oleh karena itu, keberadaan ketentuan-ketentuan hukum mengenai perikatan sebenarnya tetap fix karena ia akan mencakup semua media yang digunakan untuk melakukan transaksi itu sendiri. III. METODE PENELITIAN Metode Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis empiris yaitu suatu penelitian yang menekankan pada ilmu hukum, tetapi di samping itu juga berusaha menelaah kaidah kaidah hukum yang berlaku dalam masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari bahan hukum primair, sekunder, dan tersier. Menurut Soerjono Soekanto berpendapat bahwa: Suatu penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan menganalisisnya, kecuali itu maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian yang ditimbulkan dalam gejala yang bersangkutan. Bahan hukum primer antara lain: Kitab Undang Undang Hukum Perdata buku ketiga tentang Perikatan, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Undang- Undang Perlindungan Konsumen, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Bahan hukum data skunder, merupakan bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer, seperti hasil karya dari kalangan pakar hukum serta bahan dokumendokumen lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Bahan hukum tertier, bahan hukum penunjang yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum skunder dan hukum primer yaitu kamus-hukum, majalah/jurnal atau surat kabar sepanjang mengenai informasi yang relevan dengan materi penelitian. Studi penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data Primer, dengan teknik melakukan wawancara yang mendalam dengan informan dan responden yang telah peneliti tetapkan. Wawancara dengan informan dan responden tersebut dimaksudkan untuk mengetahui dan mendapatkan penjelasan yang kongkrit terhadap permasalahan penelitian. Sedangkan memperoleh data dengan melalui audiensi/wawancara langsung melalui pihak-pihak terkait sebagai berikut : 1. Penjual barang melalui e-commerce 3 orang; 2. Pembeli barang melalui e-commerce 3 orang: 3. Ahli Informatika dan Teknologi (IT) pada TABINA Net Kota Banda Aceh 1 orang 4. Notaris 1 orang: 5. Advokat 1 orang: 6. Hakim 1 orang: IV HASIL PENELITIAN Data penelitian menunjukkan 6 orang yang terdiri dari penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli melalui media elektronik, dan 6 orang telah melakukan wanprestasi yang terdiri dari 3 orang penjual dan 3 orang pembeli Para pihak melakukan transaksi jual beli secara lisan melalui media telefon dan juga tulisan elektronik melalui media elektronik lainya (internet) berdasarkan kesepakatan dari para pihak. Dari hasil penelitian diketahui bahwa bentuk wanprestasi yang terjadi dalam transaksi jual beli melalui jasa e-commerce juga tidak jauh berbeda dengan wanprestasi yang terjadi umumnya dalam perjanjian yang diatur dalam ketentuan hukum perdata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut mengenai wanprestasi yang dilakukan oleh para pihak dalam transaksi e-commerce, yaitu: (1) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya, (2) Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan, (3) Melaksanakan apa yang diperjanjikan akan tetapi terlambat. terdapat dua faktor utama penyebab wanprestasi yaitu: Faktor dari luar terdiri dari (1) Keadaan ekonomi yang tidak stabil, (2) Salah satu pihak meninggal dunia, (3) Bencana alam, (4) Kurangnya Persediaan akibat tingginya permintaan, (5) Barang rusak dalam waktu tertentu, (6) Ketiadaan jarak. Dan Faktor dari dalam diri para pihak Volume 2, No. 1, Februari 2014-54

adalah faktor dari para pihak. terdiri dari : (1) Akibat kelalaian, (2) Karakter yang tidak baik/kurangnya itikat baik, (3) Kurangnya pendidikan dan moral, (4) Kesulitan keuangan. Penyelesaian perjanjian jual beli melalui media elektronik, dapat dilakukan dengan penyelesaian melalui pengadilan, dan penyelesaian diluar pengadilan, melalui Arbitrase, mediasi, negoisasi dan konsolidasi. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Penyebab wanprestasi dalam perjanjian jual beli melalui media elektronik meliputi faktor dari luar yaitu keadaan yang terjadi diluar jangkauan kemampuan dari para pihak yang memaksa ( overmacht ) yang timbul pada suatu keadaan yang tidak dapat diketahui pada waktu perjanjian dibuat oleh para pihak. misalnya saja akibat keadaan ekonomi yang tidak stabil, bencana alam, stok habis, barang rusak dalam waktu tertentu, ketiadaan jarak dan lain sebagainya, dan faktor dari dalam diri para pihak yaitu Pada keadaan ini para pihak tidak melaksanakan kewajibanya bukanlah disebabkan oleh hal-hal yang berada diluar kekuasaannya. Pihak yang tidak melakukan prestasinya berdasarkan kesepakatan bersama dapat terjadi dikarenakan akibat kelalaian, karakter yang tidak baik, kurangnya pendidikan, dan kesulitan keuangan. 2. Mekanisme penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian jual beli melalui media elektronik meliputi mekanisme penyelesaian diluar pengadilan yaitu lebih mengkedepankan proses penyelesaian dengan mengunakan sistem ADR (Arbitrase Dispute Resolution), mediasi, konsolidasi dan juga negoisasi. mekanisme melalui pengadilan yaitu proses pengajuan gugatan melalui lembaga pengadilan umum, dari tingkat Pengadilan Negeri sampai kasasi ke Mahkamah Agung. B. Saran 1. Perlu dilakukan sosialisasi UUITE sehingga masyarakat dapat memahami dan mengetahui perihal tentang keabsahan perjanjian melalui Internet tersebut. Dalam hal ini sosialisasi dimaksudkan juga agar masyarakat dapat melaksanakan transaksi e- commerce ini sesuai dengan aturan yang berlaku dan juga agar terdapat persamaan persepsi, sehingga tidak terdapat kendala dalam penerapannya. 2. Bagi para pihak yang tidak melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama, dapat digugat perdata oleh pihak yang dirugikan untuk memperoleh pembayaran ganti rugi sebagaimana disebutkan dalam Pasal 12 UUITE. VI DAFTAR PUSTAKA A. Buku Teks Abdul Halim dan Teguh Prasetyo, Bisnis E- Commerce, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 2006. Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003. Ahmad M. Ramli, Perlindungan Hukum Dalam Transaksi E-Commerce, Jurnal Hukum Bisnis, Jakarta. 2000. ----------, Cyber Law dan HAKI dalam sitem hukum Indonesia, Refika Aditama, Bandung, 2004 Corner, D.E. Internet dalam Microsoft, Microsoft Encarta Reference Library 2003, Microsoft Corporation, Ensiklopedi Elektronik, Jakarta. 2003. Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta. 2004. Handri Raharjo, Hukum Perjanjian di Indonesia, PT. Buku Kita, Jakarta.2009. Huala Adolf, Dasar-dasar Hukum Kontrak 55 - Volume 2, No. 1, Februari 2014

Internasional, Refika Aditama, Jakarta, 2007 Kansil, C.S.T. Hukum Perdata I (Termasuk Asas Asas Hukum Perdata), PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1991. Mardani, Bunga Rampai Hukum Aktual, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2009 Mariam Darus Badrulzaman, Perlindungan Terhadap Konsumen Dilihat dari Sudut Perjanjian Baku, Simposium Aspek-aspek Hukum Masalah Perlindungan Konsumen yang diselenggarakan oleh BPHN, Jakarta, 1986, ---------, pembentukan hukum nasional dan permasalahannya, alumni Bandung 1981 ---------, KUHPERDATA Buku III, Alumni, Bandung, 2006 Nasution AZ, Konsumen dan Hukum, Tinjauan Sosial, Ekonomi dan hukum pada Perlindungan konsumen Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1995 Peter Scisco, Electronic Commerce dalam Microsoft, Microsoft Encarta ReferenceLibrary 2003, Microsoft Corporation, Ensiklopedi Elektronik, Jakarta. 2003. Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, CV. Mandar maju, Semarang. 1994. Ricardo Simanjuntak, Teknik Perancangan Kontrak Bisnis, PT Gramedia, Jakarta 2006. Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990. Safar Hasim Mohd, Mengenali Undang- Undang Media dan Sauber, Bandung, 2002. Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta. 2003. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Pres, Jakarta, 1981 Soeyono dan Siti Ummu Adillah, Diktat Mata Kuliah Hukum Kontrak, Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Sultan Agung, Semarang. 2003. Subekti, R. Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta. 2002. ---------, Aneka Perjanjian, PT Citra Aditya, Bandung 1995. ---------, R. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PT Pradnya Paramita, Jakarta. 1989. Sudargo Gautama, Undang-undang Arbitrase Baru 1999, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999. Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberti, Jakarta. 1986. Suharnoko, Hukum Perjanjian (Teori dan Analisa Kasus), Prenada Media, Jakarta. 2004. Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank Di Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993.. Tammy S. Trout Mc. Intyre, Personal Jurusdiction and The Internet : Does The Shoe Fit 21, Hamlie, Jakarta. 1997. Yusuf Shofie, Perlindungan konsumen dan Instrumen-instrumen hukumnya, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000. B. Sumber Internet http://beritainfoterbaru.blogspot.com/di akses Volume 2, No. 1, Februari 2014-56

17 Juli 2012 http://www.hukumonline.com di akses 17 Juli 2012 http://khotibwriteinc.blogspot.com, Penyelesaian Sengketa melalui Arbitrase, diakses 15 November 2012 http://wakaminonline.com. Di akses 18 April 2013 C. Karya Ilmiah Aida Fitriana, Penerapan Asas Itikad baik dalam Perjanjian Transaksi E- Commerce. Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 2010 Lia Catur Muliastuti, Perlindungan Hukum bagi Para Pihak dalam Perjanjian Jual Beli Melalui Media Internet, Program Studi Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Diponogoro, Semarang, 2010 D. Kamus Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. 2000. E. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Nomor. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843 Undang-Undang Nomor. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821 57 - Volume 2, No. 1, Februari 2014