BAB III DESKRIPSI MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

A. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DAFTAR ISI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN ALAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. komponen-komponen sistem yang telah dirancang baik pada sistem (input)

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

Transkripsi:

BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram blok dari keseluruhan perancangan. KIPAS 1, 2, dan3 LCD PENGATUR TEGANGAN HEATER KEYPAD MIKROKONTROLER SHT 11 SENSOR BERAT Gambar 3.1 Diagram blok keseluruhan alat KIPAS 4 3.1.1 Blok Mikrokontroler Atmega 8535 Blok Mikrokontroler Atmega 8535 berfungsi sebagai alat untuk memproses masukan yang berasal dari tombol pemilih range temperatur. Selain sebagai alat proses, mikrokontroler tersebut juga mengontrol blok display yang digunakan sebagai keluaran informasi dari perubahan suhu yang ada pada ruang pengering kertas. Didalam mikrokontroler Atmega 8535 sudah terdapat ADC. ADC adalah salah satu fasilitas mikrokontroler Atmega 8535 yang berfungsi untuk mengubah data analog menjadi data digital. ADC memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke sinyal digital pada selang waktu tertentu. 18

19 Resolusi ADC menentukan resolusi nilai hasil konversi ADC. Resolusi ADC pada Atmega 8535 dapat diubah dengan menentukan tipe variabel penyimpanan data digital ADC, jika tipe variabel digunakan word maka resolusi 10 bit sedangkan jika tipenya byte maka resolusinya 8 bit cara ini dipakai pada bahasa BASCOM. Berikut ini rangkaian dari blok sistem minimum mikrokontroler Atmega 8535. Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroler Atmega 8535 3.1.2 Sensor suhu dan kelembaban SHT11 adalah chip tunggal kelembaban relatif dan multi sensor suhu yang terdiri dari modul yang dikalibrasi keluaran digital. Pada pengukuran suhu data yang dihasilkan 14 bit sedangkan untuk kelembaban data yang dihasilkan 12 bit. Keluaran dari SHT11 adalah digital sehingga untuk mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak diperlukan pengkondisi sinyal atau ADC. SHT 11 membutuhkan supply tegangan 2.4 dan 5.5 V. SCK (Serial Clock Input) digunakan untuk mensinkronkan komunikasi antara mikrokontroler dengan SHT 11. DATA digunakan untuk transfer data dari dan ke SHT 11.

20 Prinsip Kerja Sensor SHT 11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif dengan multi modul sensor yang output-nya telah dikalibrasi secara digital. Di bagian dalamnya terdapat kapasitas polimer sebagai elemen untuk sensor kelembaban relatif dan sebuah pita regangan yang digunakan sebagai sensor temperatur. Output kedua sensor digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan sebuah interface serial pada satu chip yang sama. Sensor ini mengahasilkan sinyal keluaran yang baik dengan waktu respon SHT11 yang cepat. SHT11 ini dikalibrasi dengan kelembaban yang teliti menggunakan hygrometer sebagai referensinya. Koefisien kalibrasinya telah diprogramkan kedalam memori. Koefisien tersebut akan digunakan untuk mengkalibrasi keluaran dari sensor selama proses pengukuran. Sistem sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban adalah SHT11 dengan sumber tegangan 5 Volt dan komunikasi bidirectonal 2- wire. Sistem sensor ini mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk perintah pengalamatan dan pembacaan data. Pengambilan data untuk masing-masing pengukuran dilakukan dengan memberikan perintah pengalamatan oleh mikrokontroler. Kaki serial Data yang terhubung dengan mikrokontroler memberikan perintah pengalamatan pada pin Data SHT11 00000101 untuk mengukur kelembaban relatif dan 00000011 untuk pengukuran temperatur. SHT11 memberikan keluaran data kelembaban dan temperatur pada pin Data secara bergantian sesuai dengan clock yang diberikan mikrokontroler agar sensor dapat bekerja. Sensor SHT11 memiliki ADC (Analog to Digital Converter) di dalamnya sehingga keluaran data SHT11 sudah terkonversi dalam bentuk data digital dan tidak memerlukan ADC eksternal dalam pengolahan data pada mikrokontroler. Skema pengambilan data SHT11 dapat dilihat pada gambar berikut ini.[2]

21 Gambar 3.3. Rangkaian Sensor SHT11 Tabel 3.1. Pin SHT 11 Pin Nama Keterangan 1 DATA Data serial 3 SCK Serial clock 4 GND Ground 8 VDD Supply 2.4 V-2.5 V 3.1.3 Pengatur tegangan Dalam pengatur tegangan ini akan digunakan rangkaian relay yang terhubung ke water heater dan kipas. Dimana transistor pada rangkaian pengatur tegangan ini berfungsi sebagai saklar. Jika ada logika 0 pada input rangkaian ini, maka transistor BD139 akan aktif dan sambungan kolektor emitter seolah-olah seperti saklar tertutup sehingga arus akan lewat dan water heater akan aktif. IC 4N25 ini berfungsi sebagai pemisah rangkaian pembangkit pulsa pada sisi masukan dan rangkaian keluaran. Dan dioda berfungsi sibagai pengaman transistor dari arus balik yang ada pada relay.

22 Gambar 3.4. Rangkaian pengkondisian relay 3.1.4 Keypad Keypad dibuat dari sekumpulan saklar push button. Perbedaan modul saklar push button dan modul keypad adalah pada modul push button setiap saklar dihubungkan dengan satu pin I/O pada mikrokontroler. Untuk mengontrol 8 buah saklar push button diperlukan 8 pin I/O. Keypad dihubungkan dengan I/O secara matriks sehingga lebih menghemat pin I/O. Modul keypad 3 4 (12 saklar) hanya membutuhkan 7 saklar kontrol saja (4 kontrol baris dan 3 kontrol kolom) sehingga lebih jumlah pin I/O yang digunakan lebih hemat. Ada beberapa teknik untuk membaca data dari matrix keypad tersebut, salah satunya adalah dengan teknik scanning, dimana baris atau kolom selalu dipindah untuk mendeteksi tombol yang ditekan. Caranya yaitu dengan memberikan status 0 (low) pada pin COL secara bergantian, lalu pin ROW dideteksi apakah ada salah satunya yang berkondisi 0 (low). Untuk contoh penggunaan matrix 3x4, pertama COL1 diberi logika 0, kemudian status ROW dibaca apakah statusnya 1 (high) semua atau ada salah satu yang low. Dapat dilihat dengan gambar dibawah ini.

23 Gambar 3.5 Scanning keypad kolom 1 Jika ROW1 yang low berarti tombol S1 yang ditekan, jika ROW2 yang low, berarti tombol S4 yang ditekan, jika high semua, berarti tidak ada tombol yang ditekan dalam kolom ini, scanning dilanjutkan ke kolom berikutnya. Gambar 3.6 Scanning keypad kolom 2 Sekarang COL2 yang diberi logika 0 (low). Jika ROW1 yang low berarti tombol S2 yang ditekan, jika ROW2 yang low, berarti tombol S5 yang ditekan, jika high semua, berarti tidak ada tombol yang ditekan dalam kolom ini. Demikian selanjutnya untuk COL3.

24 3.1.5 LCD Pada perancangan sistem pengering kertas ini, tipe Liquid Crystal Display (LCD) yang digunakan adalah tipe LCD 16x2 yang merupakan piranti display yang mampu menampilkan karakter 16 kolom dan 2 baris. Di bawah ini adalah rangkaian LCD 16X2: [4] Gambar 3.7 Rangkaian LCD Pada LCD terdapat 16 pin dan penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Vdd dan Vee merupakan power supply untuk LCD. Vdd dihubungkan ke power supply DC +5V dan Vee di hubungkan ke power supply DC 0V (ground). Sedangkan Vee digunakan untuk mengatur kontras LCD. 2. Pin RS ini berfungsi untuk mengontrol instruksi LCD. Jika pin RS ini dibuat low (0), maka instruksi yang dijalankan adalah spesial instruksi LCD. Seperti Instruksi untuk On/Off LCD. Jika pin RS ini dibuat high (1), maka instruksi yang dijalankan adalah instruksi untuk mengirim informasi/data ke LCD. 3. Pin R/W ini berfungsi untuk membaca infromasi dari LCD atau menulis informasi ke LCD. Jika pin R/W ini dibuat low (0), maka infromasi yang ada pada data bus (D0 ~ D7 jika mode pemogramannya 8 bit, D4-D7 jika mode pemogramnya 4 bit) ditulis ke LCD. Jika pin R/W dibuat high (1), maka infromasi pada LCD dibaca oleh program.

25 4. Pin D0-D7 Pin-pin ini merupakan 8 bus data yang berfungsi untuk membaca/mengirim informasi dari dan ke LCD, kedelapan bus data tersebut bisa digunakan dalam 2 kondisi, yaitu : a. Jika mode pemograman yang digunakan mode 8 bit, maka 8 bus data tersebut digunakan semuanya. b. Jika mode pemograman yang digunakan mode 4 bit, maka hanya 4 bus data saja yang digunakan, yaitu D4-D7. 5. Pin Enable Pin ini merupakan sinyal enable untuk proses pengiriman data ke LCD. pada saat pengiriman data ke LCD, Pin ini di-set low (0). Untuk lebih detail dari penggunaan dari Pin EN ini bisa anda baca pada penjelasan berikutnya tentang cara membuat rutin program LCD. Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi kerja dari LCD pada rangkaian ini adalah: a. Menampilkan semua set point dari keypad. b. Menampilkan data dari pembacaan sensor. 3.1.6 Potensio Geser Potensio geser adalah salah satu jenis resistor variabel yang nilai hambatannya dapat diubah dengan cara menggeser knop geser yang ada pada potensio tersebut. Gambar di bawah memperlihatkan sebuah potensio geser, yang memiliki sebuah pita film, disebut sebagai jalur (track), yang terbuat dari karbon. Jalur ini tebuat dari bahan keramik yang bersifat konduktif. Ujung-ujung jalur terhubung ke dua buah terminal potensiometer. Wiper adalah sebuah strip (lempengan kecil dan tipis) logam yang bersifat lentur, yang menempel dan menekan kuat pada jalur karbon untuk membentuk suatu hubungan listrik. Wiper dipasang pada sebuah knop geser. Jika knop geser diubah secara translasi maka akan menghasilkan perubahan resistenasi.

26 Gambar 3.8 Potensio geser 3.1.7 Catu Daya Untuk mengaktifkan rangkaian-rangkaian elektronika pada thermometer digital ini dibutuhkan supply tegangan dari catu daya sebesar +12V dan +5V. Rangkaian catu daya ini terdiri dari sebuah transformator dengan keluaran 12Volt, penyearah arus dengan Brige Diode, filter dan tiga buah IC regulator LM7812, LM 7809, LM 7805. Gambar 3.9. Rangkaian Catu Daya Tegangan keluaran dari transformator masih dalam bentuk tegangan bolakbalik (AC), sehingga harus disearahkan oleh penyearah gelombang penuh. Sebelum tegangan diregulasi, dilewatkan dulu pada filter untuk memperkecil ripple. Komponen filter yang digunakan yaitu kapasitor polar. Konsep dasar kerja kapasitor ini untuk menyimpan muatan-muatan listrik sehingga jika diberi tegangan, kapasitor tersebut akan terisi namun tidak seketika penuh muatan.

27 Untuk meregulasi tegangan digunakan regulasi tegangan positif yaitu tegangan 12V (78012) dan 5V (7805). Konfigurasi kaki IC regulator tegangan positif adalah kaki 1 berfungsi sebagai input, kaki 2 terhubung ke ground dan kaki 3 sebagai keluaran tegangan positif. 3.2 Parancangan Software Pada bagian perancangan ini berfungsi untuk mengendalikan keseluruhan sistem dari alat. Perangkat lunak ini berisikan program yang nantinya disimpan di dalam mikrokontroler, sehingga mikrokontroler melaksanakan perintahperintahnya secara otomatis sesuai dengan urutan program yang dibuat. Untuk mendukung perancangan ini penulis menggunakan software BASCOM-AVR IDE [1.11.9.1] dengan bahasa yang digunakan yaitu bahasa BASCOM.

28 MULAI A INISIALISASI B ADC BERAT C SETPOINT SUHU, DAN BERAT D TAMPILKAN ADC BERAT, SUHU,DAN KELEMBAPAN E ON KIPAS 1,2,3, ON HEATER, DAN OFF KIPAS 4 F G SUHU > SETPOINT SUHU TIDAK YA OFF KIPAS1,2,3, OFF HEATER, DAN ON KIPAS 4 H TIDAK BERAT = SETPOINT BERAT I YA KERTAS KERING J SELESAI K Gambar 3.10 flowchart secara keseluruhan

29 Tabel 3.2 Keterangan flowchart keseluruhan Kode Keterangan A Mulai B Melakukan inisialisasi Pin I/O C Pembacaan nilai ADC berat D Memberikan input sebagai set point suhu, dan set point berat E Menampilkan nilai suhu, kelembaban, dan berat F Proses berjalan (aktifkan water heater, aktifkan kipas 1,2,3, dan kipas 4 mati) G Cek suhu H Matikan proses (matikan water heater, matikan kipas 1,2,3, dan aktifkan kipas 4) I Melakukan pengecekan berat J Matikan seluruh proses K Selesai

30 MULAI A INISIALISASI B RESET KOMUNIKASI SERIAL C KIRIM PERINTAH UNTUK PENGUKURAN SUHU SHT11 D TUNGGU PENGUKURAN SUHU SELESAI E TEMP ß DATA PENGUKURAN SUHU SHT11 F TAMPILKAN PENGUKURAN SUHU G RETURN H Gambar 3.11 Flowchart Suhu SHT11 Kode A B C D E F G H Table 3.3 Keterangan flowchart Suhu SHT11 Keterangan Mulai proses Menentukan definisi I/O Melakukan reset untuk jalur komunikasi serial Memberikan perintah ke SHT11 untuk pengukuran suhu Menunggu saat proses pengukuran selesai Mengambil data pengukuran suhu dan mengolahnya dengan rumus pengukuran suhu dan disimpan pada variabel temp Tampilkan hasil pengukuran Program akan berhenti selama waktu tunda, setelah itu program kembali kelangkah awal pengukuran

31 MULAI A INISIALISASI B RESET KOMUNIKASI SERIAL C KIRIM PERINTAH UNTUK PENGUKURAN KELEMBAPAN SHT11 D TUNGGU PROSES PENGUKURAN SELESAI E TEMP ß DATA PENGUKURAN KELEMBAPAN F HUMI ß (TEMP * 0.0405) (TEMP * TEMP * (0.0000028) - 4 G TAMPILKAN KELEMBAPAN H RETURN I Gambar 3.12 Flowchart kelembapan SHT11

32 Kode A B C D E F G H I Tabel 3.4 Keterangan flowchart Kelembaban SHT11 Keterangan Mulai proses Menentukan definisi I/O Melakukan reset untuk jalur komunikasi serial Memberikan perintah ke SHT11 untuk pengukuran kelembaban Menunggu saat proses pengukuran selesai Mengambil data pengukuran suhu dan mengolahnya dengan rumus pengukuran suhu dan disimpan pada variabel temp Mengolah data dari variabel temp dengan rumus pengukuran kelembaban dan hasilnya disimpan ke dalam variabel humi Tampilkan hasil pengukuran Program akan berhenti selama waktu tunda, setelah itu program kembali ke awal pengukuran