Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan UU No. 1 Tahun 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk Mewujudkan Perlindungan Anak

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dilibatkan, diminta pendapatnya sehingga materi konstitusi benar-benar mewakili masyarakat secara keseluruhan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK BAGI ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG EKPLOISTASI PEKERJA ANAK. A. Pengaturan Eksploitasi Pekerja Anak dalam Peraturan Perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

BAB III PEMBANGUNAN HUKUM

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK.BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

BUKU AJAR (BAHAN AJAR) PERLINDUNGAN HAK ANAK. Oleh : I Gede Pasek Eka Wisanjaya SH, MH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA. Modul ke: 06Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

DEKLARASI HAK ANAK-ANAK. Mukadimah

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

WALI KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR... TAHUN... T E N T A N G

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

HAK ANAK DALAM KETENAGAKERJAAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yang

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG KOMITE AKSI ACEH PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA. konstitusi negara adalah pengaturan terkait Hak Asasi Manusia (human right). Negara

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ANAK DI KOTA DENPASAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 92 TAHUN 2009 TENTANG DATABASE PENCATATAN DAN PELAPORAN PENANGGANAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kekuatan Keterangan Saksi Anak Dibawah Umur dalam Pembuktian Perkara Pidana

Mata Kuliah Kewarganegaraan

WALI KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ZONA BEBAS PEKERJA ANAK

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 7 TAHUN 2013

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak, terutama yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

R U J U K A N UNDANG UNDANG DASAR 1945 DALAM PUTUSAN-PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

AMANDEMEN II UUD 1945 (Perubahan tahap Kedua/pada Tahun 2000)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on The Elimination of all Forms of

POLITIK DAN STRATEGI KEAMANAN NASIONAL

KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

Transkripsi:

Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan UU No. 1 Tahun 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk Mewujudkan Perlindungan Anak Novelina MS Hutapea* * Dosen Fakultas Hukum Universitas Simalungun Abstrak Anak adalah wajah masa depan suatu bangsa dan negara. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan optimal maka sejak dini hak-hak anak harus dilindungi. Banyaknya anak yang bekerja pada sektorsektor terburuk, dewasa ini menimbulkan kekhawatiran bagi kita terhadap keselamatan, kesejahteraan dan moralnya, sebab pada dasarnya anak-anak yang bekerja pada sektor terburuk tersebut selalu dieksploitasi baik secara fisik maupun ekonomi sehingga tidak dapat menikmati hak-haknya sebagaimana mestinya. Sebagai langkah untuk menyikapi hal tersebut maka Indonesia telah meratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerja Terburuk Untuk Anak. ----------------------------------- Pengertian Politik Hukum Politik hukum (rechtspolitiek) adalah suatu bidang ilmu yang mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu kegiatan untuk menentukan atau memilih hukum mana yang sesuai untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat. 1 Dalam hal ini dapat dipahami bahwa politik hukum digunakan untuk mencapai suatu tujuan sosial dan hukum yang tertentu dalam masyarakat. Hukum harus mampu memenuhi rasa keadilan masyarakat dan senantiasa mengacu pada cita-cita masyarakat, yaitu tegaknya negara hukum yang demokratis dan berkeadilan sosial. Itu berarti hukum harus dibangun unuk tujuan-tujuan mengakhiri suatu tatanan sosial yang tidak adil dan menindas hak-hak azasi manusia. Politik hukum suatu negara tertentu dengan negara lain mempunyai perbedaan- 1 Iman Syaukani dan A. Ahsin Thohari. 2004. Dasar-dasar Politik Hukum Jakarta; PT. Rajagrafindo Persada hal. 2 perbedaan yang kemudian menimbulkan apa yang disebut dengan politik hukum nasional. Politik Hukum Nasional bisa meliputi : 1. Pelaksaan ketentuan hukum yang telah ada secara konsisten ; 2. Pembangunan hukum yang intinya adalah pembaruan terhadap ketentuan hukum yang telah ada dan dianggap usang dan menciptakan hukum baru yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat; 3. penegasan fungsi lembaga penegak atau pelaksana hukum dan pembinaan anggotanya; 4. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat menurut persepsi kelompok elit pengambil kebijakan 2 Rumusan politik hukum nasional dapat juga kita temukan pada Bab IV TAP MPR No.IV/MPR/1999 Tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang menyebutkan tentang Arah Kebijakan bidang hukum yang terdiri dari 10 butir, yaitu : 2 Ibid, hal.31

2 www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013 1. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam rangka supremasi hukum dan tegaknya negara hukum. 2. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan menghormati hukum agama dan hukum adat serta memperbaharui perundang-undangan warisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan gender dan ketidaksesuaiannya dengan tuntutan reformasi melalui program legislasi. 3. Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan dan kebenaran, supremasi hukum, serta menghargai hak azasi manusia. 4. Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional, terutama yang berkaitan dengan hak asasi manusia sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa dalam bentuk undang-undang. 3 5. Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan aparat-aparat hukum, termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia, untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan kesejahteraan, dukungan sarana dan prasarana hukum, pendidikan serta pengawasan yang efektif. 6. Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh penguasa dan pihak manapun. 7. Mengembangkan peraturan perundangundangan yang mendukung kegiatan perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan kepentingan nasional. 8. Menyelenggarakan proses peradilan secara tepat, mudah, murah dan terbuka, serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme dengan tetap menjunjung tinggi asas keadilan dan kebenaran. 9. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan perlindungan, penghormatan, dan penegakan hak asasi manusia dalam seluruh aspek kehidupan. 10. Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan hak asasi manusia yang belum ditangani secara tuntas. 3 Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 Tahun 1999 Dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 Dari kebijakan bidang hukum yang merupakan Politik Hukum Nasional yang memuat secara komprehensif berbagai aspek sebagai aspek-aspek strategis yang harus dibenahi dan diberdayakan dalam rangka untuk mencapai tujuan mewujudkan sebuah sistem hukum nasional yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan hak-hak asasi manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran, maka di dalam tulisan ini akan dikemukakan tentang ratifikasi (pengesahan) Konvensi ILO Nomor 182 mengenai Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 3 Republik Indonesia, Ketetapan MPR No.IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara 1999-2004, (Jakarta : Sekretariat MPR RI, 1999).

3 Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan UU No. 1 Tahun 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk Mewujudkan Perlindungan Anak - Novelina MS Hutapea 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk mewujudkan perlindungan anak. Kita menyadari bahwa anak merupakan generasi penerus bangsa, sebab di pundaknya terletak tugas bangsa yang belum terselesaikan oleh generasi-generasi sebelumnya. Sebagai penerus cita-cita bangsa dan negara, mereka harus dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat jasmani dan rohani, cerdas, bahagia, berpendidikan, bertanggung jawab bermoral tinggi serta bewatak terpuji. Supaya anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang terpuji, kita perlu memberikan kasih sayang, perlindungan, pembinaan dan pengarahan yang tepat mulai sejak dini. Kewajiban untuk melindungi dan mewujudkan kesejahteraan anak tersebut adalah kewajiban negara / pemerintah, masyarakat juga orang tua. Tidaklah berlebihan kiranya apabila khusus mengenai pembinaan kesejahteraan anak kita berpegang pada asas bahwa hari depan generasi muda ditentukan oleh hari ini. Lebih tegas lagi dikatakan bahwa The future is now. 4 Falsafah negara dan Dasar Negara Republik Indonesia Pancasila, mewajibkan kita untuk selalu menjunjung tinggi martabat manusia. harkat dan 4 Sunaryati Hartono, 1991. Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Bandung; Alumni, hal.154 Hal ini secara khusus diwajibkan oleh sila kedua yaitu Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Berkaitan dengan sila kedua dan sila kelima, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dirumuskan beberapa pasal dalam UUD 1945 yang juga mencakup kewajiban negara untuk memberikan jaminan hukum kepada anak-anak, yaitu : - Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi : Segala warga negara (jadi termasuk juga anak-anak) bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. - Pasal 27 ayat (2) UUD 1945, berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. - Pasal 29 ayat (2) UUD 1945, berbunyi : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. - Pasal 31 ayat (1) UUD 1945, berbunyi : Tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. - Pasal 34 UUD 1945, berbunyi : Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Tidak hanya di dalam Hukum Nasional, anak-anak mempunyai hak dan kewajiban tetapi juga dalam Hukum Internasional. Bangsa Indonesia sebagai bagian masyarakat

4 www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013 internasional menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi prinsip dan tujuan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa, Deklarasi Universal Hak-hak asasi Manusia Tahun 1948, Deklarasi Philadelpia Tahun 1944, Konstitusi Organisasi Ketenagakerjaan Internasional ( ILO ) dan Konvensi Hak-hak Anak Tahun 1989. Dewasa ini banyak anak-anak bekerja karena berbagai faktor yang serba kompleks dipicu oleh perkembangan zaman dan arus modernisasi. Mereka jauh dari pengwasan orang tuanya bahkan hubungan komunikasi orang tua dan anak menjadi putus dan sektor kerjanya pun memasuki dunia yang luas, situasi dan kondisi kerja yang buruk dan bahkan membahayakan masa depan anak. Anak-anak yang bekerja di sektor terburuk selalu dieksploitasi secara ekonomi dan pemaksaan setiap pekerjaan yang berbahaya bagi anak demi kepentingan pengusaha semata. Pengeksploitasian tersebut mengganggu pendidikan, kesehatan dan perkembangan fisik, mental, spritual dan moral atau sosial anak. Oleh sebab itu tidak jarang muncul kasus-kasus yang menelan korban yaitu anak-anak yang bekerja di sektor terburuk tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Negara Indonesia sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, sehingga sudah seharusnya setiap manusia baik dewasa mapun anak-anak dilindungi dari upaya-upaya mempeker-jakannya pada pekerjaan-pekerjaan yang merendahkan harkat dan martabat manusia atau pekerjaan yang tidak manusiawi. Konferensi Ketenagakerjaan Internasional yang kedelapan puluh tujuh tanggal 17 Juni 1999 telah menyetujui Pengesahan ILO Convention No. 182 Concerning The Prohibition and Immediate Action for the Elimination of the Worst Forms of Child Labour ( Konvesi ILO No.182 mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak). Konvensi tersebut selaras dengan keinginan bangsa Indonesia untuk secara terus menerus menegakkan dan meningkatkan pelaksanaan hak-hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000, Indonesia kemudian meratifikasi (mengesahkan) ILO Convention No. 182 Concerning The Prohibition and Immediate Action for the Elimination of the Worst Forms of Child Labour (Konvensi ILO No. 182 mengenai Pelarangan Dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak). Sebagai anggota PBB dan organisasi ketenaggakerjaan internasional atau International Labour Organization (ILO) Indonesia menghargai, menjunjung tinggi dan berupaya menerapkan keputusan-keputusan lembaga internasional tersebut. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 Sebagai Politik Hukum Nasional Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 adalah merupakan Politik Hukum National untuk membentuk Hukum Perlindungan Anak yang bersifat Unifikasi di Negara Indonesia. Artinya Hukum Perlindungan Anak tersebut

5 Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan UU No. 1 Tahun 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk Mewujudkan Perlindungan Anak - Novelina MS Hutapea berlaku untuk seluruh masayarakat Indonesia tanpa kecuali. Bahwa tidak setiap undang-undang mengandung materi muatan rumusan Politik Hukum Nasional. Undang-undang yang mengandung materi muatan rumusan Politik Hukum Nasional adalah undang-undang yang mengatur lebih lanjut ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang meliputi hak-hak azasi manusia, hak dan kewajiban warga negara, pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara, wilayah negara dan pembagian daerah, kewarganegaraan dan kepndudukan dan keuangan negara. Dengan demikian, undang-undang yang keberadaannya diperintahkan oleh suatu undang-undang untuk diatur dengan undang-undang tidak mengandung materi muatan rumusan Politik Hukum Nasional, karena sejatinya, undangundang seperti ini merupakan pelaksanaan lebih lanjut dari materi muatan undang-undang induknya. 5 Jika kita perhatikan Undang-undang Nomor 1 tahun 2000 dalam konsiderannya butir 1 dan 2 jelas kelihatan bahwa undangundang ini memang mengatur lebih lanjut ketentuan : 1. Undang-undang Dasar negara Republik 5 Indonesia 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, pasal 20, Pasal 27, Pasal 31 ayat (1) dan Pasal 34. Iman Syaukani dan A. Ahsin Thohari, Log.Cit. 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998 Tentang Hak Azasi Manusia. Jadi Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 jelas mengandung materi rumusan Politik Hukum Nasional karena keberadaannya bukan diatur oleh suatu undang-undang untuk diatur dengan undang-undang, tetapi merupakan kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum untuk melindungi hak-hak asasi manusia (dalam hal ini anak). Dengan diratifikasinya Konvensi ILO Nomor 182 Tahun 1999 mengenai Pelarangan Dan Tindakan Segera Penghapusan Bentukbentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 membawa konsekwensi bahwa Indonesia harus segera melakukan tindakan-tindakan untuk menghapus bentuk-bentuk pekerja terburuk untuk anak, karena pengesahan konvensi ini dimaksudkan untuk menghapus segala bentuk terburuk dalam praktek memperkerjakan anak serta meningkatkan perlindungan dan penegakan hukum secara efektif sehingga akan lebih menjamin perlindungan anak dari segala bentuk tindakan perbuatan dan tindakan atau pekerjaan yang berkaitan dengan praktek pelacuran, pornografi, narkotika dan psikotropika. Perlindungan ini juga mencakup perlindungan dari pekerjaan yang sifatnya dapat membahayakan kesehatan, keselamatan dan moral anak-anak. Tindakan-tindakan yang wajib dilakukan adalah dengan menyusun program aksi untuk menghapus bentuk-bentuk pekerjaan terburuk

6 www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013 untuk anak atau mengambil langkah-langkah agar ketentuan konvensi ini dapat diterapkan secara efektif, termasuk pemberian sanksi pidana. Negara-negara yang tergabung sebagai anggota ILO, termasuk Indonesia yang mengesahkan Konvensi ini wajib melaporkan pelaksanaannya. Penutup Bahwa ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 Tahun 1999 dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 mengenai Pelarangan Dan Tindakan Segera Penghapusan Bentukbentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak,yang jelas sangat berkaitan dengan hak azasi manusia (anak) sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia adalah merupakan Politik Hukum Nasional untuk mewujudkan perlindungan terhadap hak-hak anak di Indonesia. Daftar Pustaka Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari., Dasardasar Politik Hukum, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2004. Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Sistem Hukum Nasional,. Penerbit Alumni, Bandung, 1991. Undang-Undang Dasar 1945; Kedudukan Dan Aspek-aspek Perubahannya, Unpad Pers, Bandung 2002. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara 1999 2004, Jakarta, Sekretariat MPR RI 1999. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 Tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 182 Concerning The Prohibition And Immediate Action For The Elimination of The Worst Forms of Child Labour (Konvensi ILO Nomor 182 Mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak). Catatan : Tulisan ini telah dipublikasi pada Majalah Samudera Keadilan Vol. 3 Edisi. September-Desember 2008; ISSN: 1978-6395.