GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri menjadi Ibukota Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 1997 berdasarkan Undang-undang Nomor 2 tahun 1997 tentang pembentukan Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten Tanggamus. Kabupaten Tulang Bawang merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten Lampung Utara. Pada tahun 2005, Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang melaksanakan persiapan rencana pemekaran wilayah kabupaten menjadi 3 (tiga) daerah otonom, yaitu Kabupaten Tulang Bawang sebagai kabupaten induk, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten Mesuji. Pada tahun 2008 Kabupaten Tulang Bawang dimekarkan Berdasarkan Undang-undang nomor 49 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Mesuji dan Undang-undang nomor 50 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang sendiri mempunyai luas 233.985 ha. Wilayah administrasi Kabupaten Tulang Bawang memiliki batas-batas sebagai berikut : a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Mesuji b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah c. Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Jawa d. Sebelah Barat : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang meliputi 13 (tiga belas) wilayah administrasi kecamatan yang meliputi Kecamatan Menggala, Banjar Agung, Banjar Margo, Rawa Jitu Selatan, Penawar Tama, Gedung Aji Baru, Penawar Aji, Gedung Meneng, Dente Teladas, Gedung Aji, Meraksa Aji, Rawa Jitu Timur, dan Rawa Pitu.
26 Kabupaten Kabupaten Mesuji Mesuji Kab. Tulang Bawang Barat Kabupaten Lampung Tengah Sumber : Bappeda Tulang Bawang, 2008 Gambar 3 Peta administrasi Kabupaten Tulang Bawang Bentang Lahan Secara garis besar bentang lahan di wilayah Kabupaten Tulang Bawang dapat dibagi dalam 4 unit (Masterplan Pengendalian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Kabupaten Tulang Bawang, 2008), yaitu: 1. Daerah dataran hingga dataran bergelombang Merupakan daerah dataran sampai dengan dataran bergelombang, berada pada kemiringan antara 15-30 persen yang dimanfaatkan untuk areal pertanian, perkebunan dan pencadangan pengembangan transmigrasi. 2. Daerah Rawa Daerah Rawa terdapat di sepanjang Pantai Timur dengan ketinggian 0 1 m yang merupakan muara dari Way Tulang Bawang dan Way Mesuji. Rawa-rawa tersebut terdapat di tiga wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Rawa Jitu Utara, Rawa Jitu Selatan dan Kecamatan Gedung Meneng. Daerah-daerah tersebut
27 merupakan areal yang cukup produktif untuk pengembangan budidaya tambak dan perikanan laut. 3. Daerah River Basin Daerah river basin ini terdapat di pedalaman yang relatif jauh dari pantai dan umumnya terletak di pinggir aliran sungai. Daerah ini berupa cekungan yang memungkinkan untuk diisi air pada musim penghujan membentuk rawa-rawa atau lebung-lebung. Daerah ini memiliki luas 10.150 Km 2 dengan panjang 753 Km yang digunakan untuk pengembangan tambak udang. Rawa-rawa tersebut diantaranya berada di sekitar aliran Way Tulang Bawang di Kecamatan Menggala, Gedung Meneng, dan Gedung Aji. 4. Daerah Pantai Dataran ini terletak di pinggir pantai timur yang merupakan bagian hilir (down steem) dari sungai-sungai besar yaitu Tulang Bawang dan yang dimanfaatkan untuk pelabuhan dan areal persawahan pasang surut. Di lokasi Rawa Pitu telah dimanfaatkan seluas ± 36.000 Ha dan ± 20.000 Ha (Rawa Pitu I dan II). Kependudukan Pada tahun 2007, terdapat 350.299 jiwa penduduk Kabupaten Tulang Bawang. Konsentrasi penduduk terbesar berada di Kecamatan Menggala (14,57%), Dente Teladas (13,03 %) dan Banjar Agung (11,97 %). Adapun konsentrasi penduduk terendah ada di Kecamatan Gedung Aji (3,15 %). Jika melihat dari kepadatannya, Kecamatan Rawajitu Selatan adalah kecamatan terpadat (6,09 jiwa/ha), sedangkan Kecamatan Menggala mempunyai kepadatan terendah (0,77 jiwa/ha). Pada tahun 2006 terdapat 91.325 rumah tangga dimana 35.771 atau 39,17% tergolong rumah tangga miskin. Persentase rumah tangga miskin terbesar ada di Kecamatan Rawajitu Timur (67,68 %), sedangkan persentase terendah ada di Kecamatan Banjar Margo (23,02 %). Secara umum terdapat 5 kecamatan yang mempunyai persentase keluarga miskin lebih rendah dari rata-rata Kabupaten
28 Tulang Bawang, yaitu Kecamatan Banjar Agung, Banjar Margo, Penawar Aji, Meraksa Aji dan Menggala. Tabel 3 Kepadatan penduduk dan presentase rumah tangga miskin No Kecamatan Jumlah (jiwa) Konsentrasi (%) Kepadatan (jiwa/ha) 1 Banjar Agung 41941 11,97 1.83 2 Banjar Margo 27917 7,97 2.28 3 Gedung Aji 11024 3,15 0.85 4 Penawar Aji 17626 5,03 1.61 5 Meraksa Aji 12941 3,69 0.83 6 Menggala 51052 14,57 0.77 7 Penawar Tama 26234 7,49 3.48 8 Rawajitu Selatan 27040 7,72 6.09 9 Gedung Meneng 25672 7,33 1.10 10 Rawajitu Timur 29647 8,46 1.76 11 Rawa Pitu 14570 4,16 1.21 12 Gedung Aji Baru 18997 5,42 3.60 13 Dente Teladas 45638 13,03 1.92 Total 350299 100 1,50 Sumber : BPS 2008 Persentase RT Miskin (%) 35,18 23,02 43,66 29,59 38,92 28,94 40,03 45,68 41,95 67,68 39,99 44,05 40,46 39,17 Ketenagakerjaan Terdapat 76.642 tenaga kerja di Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2006. Secara umum, sektor pertanian baik tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan menjadi sumber utama pencaharian penduduk Kabupaten Tulang Bawang. Tenaga kerja terbesar berada di sektor pertanian tanaman pangan, yaitu 34.118 jiwa atau 44,52% dari seluruh tenaga kerja. Kecamatan Penawar Tama mempunyai persentase tenaga kerja pertanian tanaman pangan terbesar di antara sektor lainnya (91,64%). Tenaga kerja sektor perkebunan dominan di Kecamatan Rawajitu Selatan (67,11%), perikanan di Kecamatan Rawajitu Timur (40,93%), dan sektor jasa di Kecamatan Gedung Meneng (30,26%) dan Rawajitu Timur (20,96%). Untuk Kecamatan Meraksa Aji, Gedung Aji Baru dan Dente Teladas tidak memiliki data tenaga kerja karena wilayah kecamatan tersebut masih berada pada kecamatan sebelum pemekaran.
29 Tabel 4. Jumlah tenaga kerja per sektor No Kecamatan Tanaman Pangan Perkebunan Peternakan 1 Banjar Agung 2.261 3.027 872 131 977 701 1.205 9174 2 Banjar Margo 3.744 1.725 677 15 2.122 764 1.160 10.207 3 Gedung Aji 1.470 1.039 549 835 636 173 705 5.407 4 Penawar Aji 1.484 910 334 248 323 172 1.193 4.664 5 Meraksa Aji *) * * * * * * * 0 6 Menggala 5.819 705 0 1.201 1.033 315 1.600 10.673 7 Penawar Tama 9.302 0 0 0 455 0 394 10.151 8 Rawajitu Selatan 1.355 3.845 0 155 374 0 0 5.729 9 Gedung Meneng 5.605 886 65 73 91 184 2.995 9.899 10 Rawajitu Timur 1.736 0 352 2.761 229 253 1.414 6.745 11 Rawa Pitu 1.342 953 223 754 443 152 126 3.993 12 Gedung Aji Baru *) * * * * * * * 0 13 Dente Teladas *) * * * * * * * 0 Total 34.118 13.090 3.072 6.173 6.683 2.714 10.792 76.642 Sumber: BPS 2007 *) data masih bergabung dengan kecamatan induk Perikanan Perdagangan Guru dan PNS Jasa Total Kebijakan Industri di Kabupaten Tulang Bawang Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pengembangan ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan. Kawasan strategis yang terdapat di wilayah Kabupaten Tulang Bawang ada tiga, yaitu Kawasan Industri Dente Teladas sebagai Kawasan Strategis Kabupaten, Kawasan Berikat Tambak Udang Rawajitu Timur sebagai Kawasan Strategi Provinsi, dan Kawasan Agropolitan Rawa Pitu Selatan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten. Kawasan tersebut memilki nilai potensi dan peluang investasi serta perkembangan perekonomian yang cukup potensial dan menjadi daya tarik yang tinggi apabila ditindaklanjuti dengan sungguh-sungguh dan dengan perencanaan/manajemen yang matang. Dengan direncanakan dan ditetapkannya ketiga kawasan tersebut sebagai kawasan strategis Tulang Bawang, maka tindak lanjut yang bisa dilakukan dalam jangka waktu dekat adalah membuat rencana-rencana induk (master plan) atau
30 terperinci setiap zona (blok) pengembangan ruangnya, agar di dalam pengendalian dan pemanfaatan ruangnya dapat diawasi secara tertib. Kawasan Industri Dente Teladas Rencana penetapan kawasan strategis Dente Teladas sebagai kawasan strategis merupakan kebijakan dan keputusan sebagai langkah awal memotivasi laju pertumbuhan perekonomian Kabupaten Tulang Bawang. Lokasi kawasan strategis ini terdapat di sebagian besar wilayah barat Kabupaten Tulang Bawang dengan luas areal kawasan sekitar 3.000 Ha. Kawasan ini mampu menjadi pusat pertumbuhan sendiri yang akan menarik minat investasi di Kabupaten Tulang Bawang. Rencana penetapan kawasan industri Dente Teladas sebagai kawasan strategis di wilayah Kabupaten Tulang Bawang akan berdampak besar terhadap pertumbuhan perekonomian (taraf hidup) baik bagi masyarakat pada kawasan tersebut (setempat) maupun bagi fsik dan perekonomian wilayah Kabupaten Tulang Bawang. Kawasan industri Dente Teladas mampu menampung kegiatan industri yang berskala menengah dan besar. Rencana pembangunan pelabuhan industri dan pembangkit listrik tenaga uap di Dente Teladas akan memberikan manfaat kepada masyarakat dalam penyediaan sarana listrik serta memudahkan pengiriman barang bagi hasil industri. Keberadaan pelabuhan industri tidak hanya digunakan oleh industri yang berada di Kabupaten Tulang Bawang, namun dapat dimanfaatkan oleh industri yang berada di luar wilayah kabupaten sehingga akan mempersingkat waktu pengiriman.
31 Gambar 4 Pelabuhan industri sementara di Dente Teladas Kawasan Berikat Tambak Udang Rawajitu Timur Penetapan kawasan strategis Rawajitu Timur merupakan ketetapan dari RTRW Provinsi Lampung. Kawasan ini merupakan kawasan produksi udang yang potensial di Provinsi Lampung. Beberapa isu strategis terkait Kawasan Berikat ini adalah: 1. Terjadinya kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak udang secara tidak terkontrol 2. Sebagian besar penduduk di Rawajitu Timur adalah petambak plasma dengan penempatan ditentukan oleh perusahaan 3. Pernah terjadi mismanajemen sehingga menimbulkan kredit macet pada tahun 1998 sehingga masuk ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) 4. Tumbuhnya beberapa pusat perekenomian di wilayah sekitar akibat perkembangan ekonomi 5. Mulai diperkenankannya masyarakat oleh pihak perusahaan untuk mengembangkan usaha-usaha ekonomi alternative diluar penambak plasma seperti PNS dan pedagang 6. Pemanfaatan lahan untuk pertanian tanaman pangan dan buah-buahan baik untuk konsumsi sendiri maupun dijual
32 7. Budidaya ternak kambing menjadi usaha peternakan terbanyak dimana setiap KK rata-rata memiliki 10-20 ekor kambing yang didukung oleh ketersediaan pakan (vegetasi lamtoro) 8. Terdapatnya usaha pengolahan ikan yang dilakukan masyarakat namun belum memenuhi standar hiegenis Kawasan Agropolitan Rawa Pitu Timur Penetapan Kawasan Agropolitan Rawa Pitu Timur didasarkan pada pertimbangan untuk mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha yang berdaya saing, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah dan juga merupakan Kebijakan Tata Ruang Propinsi dimana bagian wilayah Kabupaten Tulang Bawang menjadi salah satu Kawasan agropolitan. Pengembangan kawasan Agropolitan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan pertanian, baik yang dibutuhkan sebelum proses produksi, dalam proses produksi, maupun setelah proses produksi. Upaya tersebut dilakukan melalui pengaturan lokasi permukiman penduduk, lokasi kegiatan produksi, lokasi pusat pelayanan, dan peletakan jaringan prasarana. UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Bab I, pasal 1) mendefenisikan kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis. Lebih lanjut dijelaskan pada penataan ruang kawasan perdesaan dapat berbentuk kawasan Agropolitan. Kawasan Agropolitan merupakan kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis. Pengembangan kawasan Agropolitan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan pertanian, baik yang dibutuhkan sebelum proses produksi,
33 dalam proses produksi, maupun setelah proses produksi. Upaya tersebut dilakukan melalui pengaturan lokasi permukiman penduduk, lokasi kegiatan produksi, lokasi pusat pelayanan, dan peletakan jaringan prasarana Rencana tata ruang Kawasan Agropolitan Rawa Pitu Timur sebagaimana rencana tata ruang Kawasan Agropolitan umumnya merupakan rencana rinci tata ruang 1 (satu) atau beberapa wilayah kabupaten. Rencana tata ruang kawasan Agropolitan memuat: a. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang kawasan Agropolitan; b. Rencana struktur ruang kawasan Agropolitan yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana kawasan Agropolitan; c. Rencana pola ruang kawasan Agropolitan yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya; d. Arahan pemanfaatan ruang kawasan Agropolitan yang berisi indikasi program utama yang bersifat interdependen antardesa; dan e. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan Agropolitan yang berisi arahan peraturan zonasi kawasan Agropolitan, arahan ketentuan perizinan, serta arahan ketentuan insentif dan disinsentif.