Makalah Seminar Kerja Praktek KAJIAN KONSERVASI ENERGI PENGGANTIAN LAMPU JENIS HPS DENGAN LED UNTUK PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KONSERVASI ENERGI METERISASI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA

SPESIFIKASI LAMPU PENERANGAN JALAN PERKOTAAN NO. 12/S/BNKT/ 1991 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN (3, 5, 7) Lampu penerangan jalan umum (LPJU) yang merupakan salah satu

TUGAS AKHIR STUDI EKONOMI METERISASI PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN O L E H JOY SOPATER WASIYONO NIM :

PERENCANAAN KOMPARATIF SECARA TEKNIS DAN EKONOMIS SISTEM KELISTRIKAN PADA PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL DAN SOLAR CELL

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM

Peluang Penghematan Energi Pada Penerangan Jalan Umum Kabupaten Padang Pariaman di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Rayon Pariaman Feeder Kampung Dalam

RANCANG BANGUN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KABUPATEN KUBU RAYA

BAB 2 II DASAR TEORI

Table 1 Aliran dana dengan dana kumulatifnya

Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan Lampu LED Di Rumah Tangga

BAB II DASAR TEORI PENERANGAN JALAN UMUM DAN PENGUKURAN ENERGI LISTRIK

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOPERASIAN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN BY PASS I GUSTI NGURAH RAI

Analisis Pengelolaan Lampu Penerangan Jalan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

RANCANG BANGUN PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KOTA SINTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERANGAN JALAN UMUM

ANALISIS KOMPARASI PEMILIHAN LAMPU PENERANGAN JALAN TOL

ROADMAP PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN UMUM KOTA PARINGIN KABUPATEN BALANGAN LAPORAN AKHIR

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG

EVALUASI PENERANGAN JALAN UMUM KOMPLEK KANTOR KABUPATEN BOYOLALI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN SIMPANG JALAN TIDAK SEBIDANG SEBAGAI SOLUSI AKIBAT PENINGKATAN ARUS LALU LINTAS

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

BAB I PENDAHULUAN I-1

TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Rumania. Ada sebanyak 731 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh

Disampaikan pada Seminar Membuka Sumbatan Investasi Efisiensi Energi di Indonesia: Tantangan dan Peluang Kebijakan dan Regulasi

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENERAPAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN TOL DARMO SURABAYA

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permasalahan lalu lintas yang sering terjadi khususnya daerah simpang

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK. Oleh: Asnal Effendi 1) Aldifian, M 2) Intisari

BAB I PENDAHULUAN I - 1

ANALISIS TEKNIS PENATAAN ULANG PENERANGAN JALAN UMUM PADA JALUR MAKAM NASIONAL DI KABUPATEN JOMBANG

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?

Proposal Proyek. Judul Proyek : Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Penerangan Jalan Umum

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENERANGAN JALAN UMUM

PENATAAN KAWASAN TUGU POCI SLAWI SEBAGAI LANDMARK KABUPATEN TEGAL

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN TOL SEMARANG KENDAL

WALIKOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG. Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN UMUM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN LAYANG (FLY OVER) JATINGALEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGGUNAAN LAMPU LED UNTUK EFISIENSI PADA PENCAHAYAAN JALAN LAYANG RE MARTADINATA

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS

PENATAAN DAN METERISASI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM (LPJU) DESA APAR KECAMATAN PARIAMAN UTARA

Oleh: UMI KHOIRIYAH D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI SISTEM PENCAHAYAAN LAMPU JALAN DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Simpang jalan adalah simpul jalan raya yang terbentuk dari beberapa

PERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB III LANDASAN TEORI. dapat diketahui kelas jalan yang nantinya akan digunakan untuk menentukan

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip efektifitas dan efisiensi. Kebutuhan tenaga listrik di suatu wilayah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 48 TAHUN 2000 TANGGAL : 31 MARET 2000 GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

BAB III LANDASAN TEORI. menentukan tingkat kelayakan suatu sistem penerangan.

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB V MEDIAN JALAN. 5.2 Fungsi median jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN PENAMBAHAN PEMASANGAN BARU LPJU KONVENSIONAL DENGAN LPJUTS DI JALAN TOL BELMERA DENGAN PENDEKATAN VALUE ENGINEERING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek

RASIONALISASI PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) DI KABUPATEN PATI. Oleh : Ir. SUHARYONO, MM DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PATI

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

ANALISIS RENCANA ANGGARAN BIAYA PENERANGAN JALAN UMUM DI KOTA SINTANG

BAB II LANDASAN TEORI

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Rumania. Ada sebanyak 731 lampu jalan yang terpasang di jalan-jalan seluruh

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB II TINJAU PUSTAKA. jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun

BAB I PENDAHULUAN 1. 2 LATAR BELAKANG

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 9 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Perencanaan Peningkatan Jalan Ungaran-Cangkiran BAB III METODOLOGI START. Identifikasi Masalah dan Inventarisasi Kebutuhan Data

UNIVERSITAS DIPONEGORO KINERJA DAN RANCANGAN SIMPANG BERSINYAL TOL KRAPYAK SAMPAI DENGAN SIMPANG BERSINYAL PASAR JRAKAH SEMARANG

Transkripsi:

Makalah Seminar Kerja Praktek KAJIAN KONSERVASI ENERGI PENGGANTIAN LAMPU JENIS HPS DENGAN LED UNTUK PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA Renaldo Marsal 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia e-mail: renaldo.marsal@gmail.com Abstrak Pembangunan jalan raya di negara ini tidak bisa lepas dari keberadaan lampu penerangan jalan umum (LPJU). Penerangan jalan umun (PJU) memiliki peranan penting untuk menunjang kenyamanan, keamanan dan keselamatan pengguna jalan. Namun, PJU memiliki sisi negatif yaitu penggunaan energi listrik yang cukup besar. Perlu dilakukan suatu tindakan untuk mengurangi konsumsi energi listrik untuk PJU tanpa mengurangi nilai guna PJU tersebut, salah satunya dengan cara menggunakan lampu jenis LED. Di Kabupaten Banjarnegara, mayoritas lampu yang digunakan untuk PJU adalah jenis HPS berdaya besar. Dengan mengganti lampu-lampu HPS tersebut dengan LED, diharapkan dapat mengurangi konsumsi energi listrik Kabupaten Banjarnegara. Untuk nilai lumen yang setara, daya lampu LED lebih rendah dibandingkan lampu HPS sehingga konsumsi energi listrik akan lebih rendah. Makalah ini menyampaikan studi atau kajian konservasi penggantian jenis lampu tersebut untuk mengetahui potensi penghematan yang dapat dilakukan. Kata kunci : LPJU, LED, konservasi, Banjarnegara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten yang berkembang,di Jawa Tengah. Mobilitas masyarakat cukup tinggi sehingga lalu lintas jalan di Banjarnegara cukup padat. Keberadaan penerangan jalan umum (PJU) sebagai sarana penunjang jalan sangat diperlukan untuk memberikan kenyamanan, keamanan dan keselamatan pengguna jalan. Keberadaan PJU sangat berpengaruh pada penggunaan energi listrik. Mengingat semakin terbatasnya sumber energi untuk menghasilkan energi listrik, perlu dilakukan suatu langkah mengurangi konsumsi energi listrik untuk PJU tanpa mengurangi nilai guna PJU tersebut. Salah satu cara yaitu dengan menggunakan lampu jenis LED. 1.2 Tujuan Tujuan dari makalah kerja praktek ini yaitu untuk memberikan analisis konservasi perbandingan penggunaan lampu HPS dengan LED untuk penerangan jalan umum Kabupaten Banjarnegara berupa analisis perhitungan biaya energi listrik, perhitungan biaya investasi, serta perhitungan penghematan. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam makalah kerja praktek ini penulis membatasi masalah tentang analisis konservasi peluang penghematan biaya energi listrik dengan menggunakan lampu jenis LED pada penerangan jalan umum (PJU) Kabupaten Banjarnegara. II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Lampu Penerangan Jalan Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri atau kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan (intersection), jalan layang (interchange, overpass, fly over), jembatan dan jalan di bawah tanah (underpass, terowongan). Lampu penerangan yang dimaksud adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya (lampu/luminer), elemen-elemen optic (pemantul/ reflector, pembias/refractor, penyebar/diffuser). Elemen-elemen elektrik (konektor ke sumber tenaga/power supply dan lain-lain), struktur penopang yang terdiri dari lengan penopang, tiang penopang vertikal dan pondasi tiang lampu. 2.2 Dasar Perencanaan Penerangan Jalan Perencanaan penerangan jalan terkait dengan hal-hal berikut ini: a. Volume lalu-lintas, baik kendaraan maupun lingkungan yang bersinggungan seperti pejalan kaki, pengayuh sepeda, dan lain-lain

b. Tipikal potongan melintang jalan, situasi (layout) jalan dan persimpangan jalan c. Geometri jalan, seperti alinyemen horisontal, alinyemen vertikal, dan lain-lain d. Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang mempengaruhi pantulan cahaya lampu penerangan e. Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya/lampu, data fotometrik lampu dan lokasi sumber listrik f. Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dan lain-lain, agar perencanaan sistem lampu penerangan efektif dan ekonomis g. Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan daerah sekitarnya; h. Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi. Beberapa tempat yang memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan penerangan jalan antara lain sebagai berikut : a. Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan b. Tempat-tempat dimana kondisi lengkung horisontal (tikungan) tajam c. Tempat yang luas seperti persimpangan, interchange, tempat parkir, dan lain-lain; d. Jalan-jalan berpohon e. Jalan-jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan lampu di bagian median f. Jembatan sempit/panjang, jalan layang dan jalan bawah tanah (terowongan) g. Tempat-tempat lain dimana lingkungan jalan banyak berinterferensi dengan jalannya. 2.3 Satuan Penerangan Sistem Internasional Satuan penerangan sistem internasional yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Tingkat/kuat Penerangan (Iluminasi-Lux), didefinisikan sebagai sejumlah arus cahaya yang jatuh pada suatu permukaan seluas 1 (satu) meter persegi sejauh 1 (satu) meter dari sumber cahaya 1 (satu) lumen. b. Intensitas Cahaya adalah arus cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya dalam satu kerucut (cone) cahaya, dinyatakan dengan satuan unit Candela. c. Luminasi adalah permukaan benda yang mengeluarkan/memantulkan intensitas cahaya yang tampak pada satuan luas permukaan benda tersebut, dinyatakan dalam Candela per meter persegi (Cd/m 2 ). d. Lumen adalah unit pengukuran dari besarnya cahaya (arus cahaya). 2.4 Konsumsi Energi Listrik Lampu Dalam dunia kelistrikan. energi listrik merupakan jumlah daya yang diserap/digunakan oleh peralatan listrik selama satu satuan waktu. Dalam persamaan dituliskan sebagai berikut: W = P x t (2-1) Dengan : W = Energi (joule) P = Daya (Watt) t = Waktu (detik) Perhitungan energi listrik di Indonesia menggunakan satuan kwh, sehingga persamaan 2-1 menjadi : (2-2) 2.5 Biaya Energi Listrik Biaya energi listrik berkaitan dengan tarif dasar listrik. Untuk saat ini tarif dasar listrik berdasarkan pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2012, tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. 2.6 Penerangan Jalan LED Penerangan jalan secara global diperkirakan menggunakan listrik sebesar 159 TWh per tahun. Pengurangan konsumsi hingga 50% secara global akan menghilangkan kebutuhan listrik sebesar 80 TWH dan menghindarkan emisi sekitar 40 MtCO 2 per tahun (CCI 2010). Untuk tingkat kota, pembiayaan listrik dari lampu-lampu jalan berkisar antara 5% hingga 60%, tergantung pada beberapa variabel, seperti ukuran kota tersebut dan pelayanan perkotaan, serta seberapa efsien lampulampu jalan yang ada (CCI 2010, Commonwealth of Australia 2005, REEP 2009). Melakukan penggantian terhadap lampulampu jalan yang ada dengan LED menawarkan beberapa keuntungan: untuk jangka pendek, kesempatan untuk menghemat energi, dan untuk jangka panjang, adanya kemungkinan mencapai target mitigasi serta mengurangi pengeluaran kota untuk energi. Penerangan jalan LED menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan dengan penerangan jalan konvensional. Selain kemampuan penglihatan periferal yang sudah lebih maju, penerangan LED memiliki potensi hemat energi dan pengurangan emisi GRK dibandingkan dengan penerangan konvensional. Meskipun penerangan LED masih merupakan teknologi yang sedang berkembang, namun pengalaman dari proyek-proyek yang ada telah membuktikan bahwa penerangan tersebut sangat layak secara teknis saat ini dan nantinya akan berkontribusi pada pemahaman lebih baik terhadap kemampuan penerangan jalan LED.

Tabel 1 Perbandingan LED dengan jenis lampu lain Secara umum, ada dua faktor yang menonjol dalam mengkaji kelayakan ekonomis dari penerangan jalan LED dibandingkan dengan yang konvensional. Di satu sisi, instalasi penerangan jalan LED akan memakan biaya relatif lebih tinggi di awal implementasi ketimbang lampu-lampu yang konvensional. Hal tersebut dikarenakan lampu jalan LED masih tergolong teknologi baru sehingga akan lebih mahal dibandingkan lampu konvensional. Penerangan jalan konvensional seperti HPS sudah mencapai tingkat pasar yang lebih mapan sehingga tidak dimungkinkan adanya penurunan harga yang signifkan, sementara itu lampu LED masih dimungkinkan penurunan harga. Sementara, di sisi lain, lampu-lampu jalan LED bisa menghasilkan penghematan energi dan mengurangi biaya pemeliharaan. Dengan demikian, kelayakan ekonomis dari lampu-lampu jalan LED bergantung pada pengurangan biaya energi dan pemeliharaan (apakah sudah cukup tinggi) untuk dapat mengubah keuntungan lampu jalan LED dalam jangka pendek, atau apakah terdapat insentif untuk mendorong kota-kota dalam membiayai dana awal (USAID/BEE 2010). III. PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Lampu Penerangan Jalan Umum Termeterisasi Penerangan jalan umum di Kabupaten Banjarnegara terdapat pada 29 jalan utama ditambah alun-alun dan komplek rumah dinas bupati. Gambar 1 Peta Wilayah Kajian Konservasi PJU Keterangan: 1. Jl. Kalibenda 2. Jl. Tentara Pelajar 3. Jl. Letjen S. Parman 4. Jl. Pemuda 5. Jl. Leten Suprapto 6. Jl. Raya Semampir Tugu Batas 7. Jl. Hos Cokroaminoto 8. Jl. Gatot Subroto 9. Jl. Jend. Ahmad Yani 10. Jl. Sunan Gripit 11. Jl. Jend. Sudirman 12. Jl. Mayjend. Panjaitan 13. Jl. Dipayuda 14. Jl.Mayjen. Sutoyo 15. Jl. Gotong Royong 16. Jl. Bambang Sugeng 17. Jl. Letnan Karjono 18. Jl. Selamanik 1 19. Jl. Selamanik 2 20. Jl. Ki Jagapati 1 21. Jl. Stadion 22. Jl. Tirtosari 23. Jl. Veteran 24. Jl. MT. Haryono 25. Jl. Hos Partoadiwijaya 26. Jl. KH. Ahmad Dahlan 27. Jl. Al Munawaroh 28. Jl. Piere Tendean 29. Alun-alun Kota 30. Jl. Yos Soedarso 31. Komplek Rumah Dinas Bupati 3.2 Biaya Listrik Penerangan Jalan Umum Termeterisasi Pada kajian ini membahas biaya penggunaan energi listrik untuk lampu penerangan jalan umum (PJU) pada jalan-jalan utama Kabupaten Banjarnegara dengan kondisi semua titik PJU telah dimeterisasi. Biaya penggunaan energi listrik tersebut dipengaruhi oleh daya lampu yang terpasang pada masing-masing titik PJU dan besarnya daya langganan beban ke perusahaan penyedia energi listrik.

Perhitungan biaya listrik tiap bulan untuk PJU termeterisasi berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No.30 Tahun 2012 sebagai berikut: Tabel 2 Tarif Tenaga Listrik untuk kantor pemerintah dan Penerangan Jalan Umum berlaku 1 Januari 2013 sampai 31 Maret 2013 Berikut ini adalah contoh perhitungan biaya energi listrik dengan mengambil sampel pada Jalan Kalibenda APP 1 APP 1 Jalan Kalibenda terdiri dari 7 buah lampu jenis SON 250. Daya tersambung sebesar 5500 VA. Maka, Biaya beban = 40 x 5,5 kva x (50% x Rp 1.020,00/kVA) = 40 x 5,5 x 510 = Rp 112.200,00 Biaya pemakaian = (7 x 250/1000) kw x 12 jam x 30 hari x Rp 861,00/kWh = 1,75 x 12 x 30 x 861 = Rp 542.430,00 Biaya listrik/bulan = Rp 112.200,00 + Rp 542.430,00 = Rp 654.630,00 Selama tahun 2013 terjadi empat (4) kali kenaikan tarif dasar listrik. Tarif untuk golongan P-3 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Tarif dasar listrik golongan P-3 tahun 2013 Pada kajian ini menggunakan tarif bulan Januari-Maret, yaitu Rp 861/kWh. Dari Tabel 2 dapat diketahui perhitungan biaya energi listrik tiap bulan untuk PJU adalah sebagai berikut: Biaya listrik/bulan = Biaya Beban + Biaya Pemakaian Biaya Beban = 40 x Daya tersambung (kva) x Biaya pemakaian blok 1 Biaya pemakaian blok 1 = H1 x Rp 1.020,00/kVA H1 adalah persentase batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kva). Dengan persentase batas hemat terhadap jam nyala rata- rata nasional adalah 50 %. Biaya Pemakaian = Daya (kw) x jam nyala x tarif P-3 Pada analisis kajian ini diasumsikan PJU beroperasi selama per hari dan 1 bulan terdapat 30 hari. Tabel 4 Rekapitulasi biaya listrik termeterisasi Biaya Bulanan No Ruas Jalan Jumlah (Rp) 1 Jl Kalibenda 12 1.086.960 2 Jl Tentara Pelajar 30 2.706.180 3 Jl. Letjen. S. Parman 55 4.803.085 4 Jl.Pemuda 39 2.606.250 5 Jl Letjen Suprapto 32 2.906.040 6 Jl Raya Semampir - Tugu Batas 22 1.996.500 7 Jl Hos Cokroaminoto 5 458.850 8 Jl Gatot Subroto 5 396.858 9 Jl Jend. Ahmad Yani 11 987.030 10 Jl Sunan Gripit 18 1.578.420 11 Jl Jend. Sudirman 10 936.060 12 Jl Mayjen.Panjaitan 19 1.633.470 13 Jl Dipayuda 38 2.258.349 14 Jl Mayjen. Sutoyo 16 1.356.120 15 Jl Gotong Royong 11 942.150 16 Jl Bambang Sugeng 9 725.178 17 Jl Letnan Karjono 3 1.977.397 18 Jl Selamanik 42 2.991.928 19 Jl Ki Jagapati 1 18 1.069.452 20 Jl Stadion 0 0 21 Jl Tirtosari 18 1.576.301 22 Jl Veteran 7 632.190 23 Jl MT. Haryono 8 709680 24 Jl Hos Partoadiwijaya 9 768.810 25 Jl KH. Ahmad Dahlan 6 509.820 26 Al Munawaroh 11 937.674 27 Jl Piere Tendean 0 0

28 Alun Alun Kota 38 2.810.196 29 Jl. Yos Soedarso 0 0 30 Komplek Rumah Dinas Bupati 0 0 TOTAL 492 41.360.948 Dari tabel rekapitulasi di atas dapat dilihat jumlah biaya energi listrik untuk PJU Kabupaten Banjarnegara dengan kondisi semua titik PJU telah dimeterisasi adalah sebesar Rp 41.360.948,00. 3.3 Analisis Konservasi Lampu penerangan jalan umum pada jalan-jalan utama Kabupaten Banjarnegara didominasi oleh jenis SON, SON-T dan merkuri. Terdapat peluang untuk melakukan penghematan penggunaan energi dengan cara mengganti jenis lampu SON, SON-T dan merkuri tersebut dengan jenis LED. Lampu jenis LED memiliki daya yang lebih kecil yang tentunya menyebabkan biaya pemakaian energi listrik tiap bulannya menjadi lebih rendah. Berikut adalah tabel kesetaraan untuk lampu LED: Tabel 5 Kesetaraan lampu LED Sumber: OSRAM SYLVANIA Inc. 2012 Berikut ini adalah contoh perhitungan biaya dengan mengambil sampel Jalan Kalibenda APP 1. APP 1 Jalan Kalibenda terdiri dari 7 buah lampu jenis SON 250. Semua lampu diganti dengan lampu LED 120 Daya tersambung sebesar 5500 VA. Maka, Biaya beban = 40 x 5,5 kva x (50% x Rp 1.020,00/kVA) = 40 x 5,5 x 510 = Rp 112.200,00 Biaya pemakaian = (7 x 120/1000) kw x 12 jam x 30 hari x Rp 861,00/kWh = 0,84 x 12 x 30 x 861 = Rp 260.366,00 Biaya listrik/bulan = Rp 112.200,00 + Rp 260.366,00 = Rp 372.566,00 Dapat dilihat bahwa dengan menggunakan lampu LED, biaya energi listrik bulanan menjadi lebih rendah. Tabel 6 Rekapitulasi biaya listrik menggunakan LED No Ruas Jalan Jumlah Biaya Bulanan (Rp) 1 Jl Kalibenda 12 603.422 2 Jl Tentara Pelajar 30 1.497.336 3 Jl. Letjen. S. Parman 55 2.704.656 4 Jl.Pemuda 39 1.499.693 5 Jl Letjen Suprapto 32 1.616.606 6 Jl Raya Semampir - Tugu Batas 22 1.110.014 7 Jl Hos Cokroaminoto 5 257.376 8 Jl Gatot Subroto 5 232.579 9 Jl Jend. Ahmad Yani 11 543.787 10 Jl Sunan Gripit 18 853.114 11 Jl Jend. Sudirman 10 533.112 12 Jl Mayjen.Panjaitan 19 867.869 13 Jl Dipayuda 38 1.331.569 14 Jl Mayjen. Sutoyo 16 711.403 15 Jl Gotong Royong 11 498.907 16 Jl Bambang Sugeng 9 399.720 17 Jl Letnan Karjono 3 1.329.581 18 Jl Selamanik 42 1.903.968 19 Jl Ki Jagapati 1 18 678.902 20 Jl Stadion 0 0 21 Jl Tirtosari 18 857.194 22 Jl Veteran 7 350.126 23 Jl MT. Haryono 8 387.322 24 Jl Hos Partoadiwijaya 9 406.157 25 Jl KH. Ahmad Dahlan 6 268.051 26 Al Munawaroh 11 513.029 27 Jl Piere Tendean 0 0 28 Alun Alun Kota 38 2.810.196 29 Jl. Yos Soedarso 0 0 30 Komplek Rumah Dinas Bupati 0 TOTAL 492 24.765.689 Dari tabel rekapitulasi di atas dapat dilihat bahwa jumlah biaya energi listrik per bulan untuk PJU Kabupaten Banjarnegara menggunakan LED sebesar Rp 24.765.689,00. Penggunaan lampu LED menunjukkan nilai yang lebih hemat untuk biaya energi listrik per bulan dibandingkan lampu HPS. Untuk mengetahui besarnya penghematan penggunaan lampu jenis LED menggantikan lampu jenis HPS, perlu mempertimbangkan faktor usia hidup (lifetime) dan harga satuan set lengkap (complete set) dari masing-masing jenis lampu tersebut. 0

Tabel 7 Perbandingan usia hidup dan harga satuan set Jenis Lampu HPS 250 HPS 150 LED 120 LED 80 lengkap lampu HPS dan LED Masa Pakai/ Hari Usia Hidup 24.000 jam (5,47 th) 24.000 jam (5,47 th) 70.000 jam (15,98 th) 70.000 jam (15,98 th) Harga Satuan Set Lengkap Rp 2.531.000,00 Rp 2.387.000,00 Rp 11.760.000,00 Rp 9.800.000,00 Usia hidup lampu LED berkisar 70.000 jam (15,98 th), sedangkan lampu HPS berkisar 24.000 jam (5,47 th). Jika dibandingkan, lampu LED memiliki usia hidup hampir 3 kali (2,92 kali) dari lampu HPS. Ini berarti dalam kurun waktu 15,98 tahun (dibulatkan 16 tahun), untuk lampu LED hanya melakukan satu kali pembelian, sedangkan untuk lampu HPS melakukan 3 kali pembelian. Tabel 8 Perbandingan biaya investasi lampu HPS dan LED Jenis Lampu Jumlah Biaya Investasi selama 16 tahun HPS 250 413 HPS 150 51 Rp 2.531.000,00 x 3 = Rp 7.593.000,00 Rp 2.387.000,00 x 3 = Rp 7.161.000,00 Total Rp 14.754.000,00 LED 150 413 Rp 11.760.000,00 LED 80 51 Rp 9.800.000,00 Total Rp 21.560.000,00 Untuk perbandingan biaya bulanan antara lampu LED dan HPS selama 16 tahun dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9 Perbandingan biaya rekening listrik lampu HPS dan LED Jenis Biaya Selama 16 Biaya Per Bulan Lampu tahun HPS Rp 41.360.948,00 Rp 7.941.302.016,00 LED Rp 24.765.689,00 Rp 4.755.012.288,00 Dari hasil perhitungan investasi dan biaya rekening listrik selama 16 tahun di atas, maka diperoleh perbandingan biaya keseluruhan antara lampu HPS dan LED sebagai berikut. Tabel 10 Perbandingan biaya keseluruhan lampu HPS dan LED Jenis Biaya Keseluruhan Lampu HPS Rp 7.956.056.016,00 LED Rp 4.776.572.288,00 Dari Tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa PJU menggunakan lampu LED lebih hemat dibandingkan dengan lampu HPS, walaupun biaya investasi pengadaan lampu LED lebih tinggi. Dalam kurun waktu 16 tahun, PJU dengan lampu LED lebih hemat sebesar Rp 3.179.483.728,00. Maka dapat dihitung penghematan per tahun sebesar Rp 198.717.733,00 dan penghematan per bulan sebesar Rp 16.559.811,08. IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Dari segi biaya penggunaan energi listrik per bulan, penerangan jalan umum Kabupaten Banjarnegara menggunakan lampu LED lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan lampu HPS. Biaya listrik bulanan untuk lampu HPS adalah sebesar Rp 41.360.948,00, sedangkan untuk lampu LED adalah sebesar Rp 24.765.689,00. 2. Lampu LED memiliki usia hidup hampir tiga kali dari lampu HPS (LED 70.000 jam, HPS 24.000 jam), sehingga dalam kurun waktu 16 tahun untuk lampu LED hanya satu kali pemasangan sedangkan untuk lampu HPS tiga kali pemasangan. 3. Biaya investasi lampu LED lebih tinggi dibandingkan lampu HPS. Dalam kurun waktu 16 tahun, biaya investasi lampu LED adalah sebesar Rp 21.560.000,00, sedangkan untuk lampu HPS adalah sebesar Rp 14.754.000,00. 4. Biaya penggunaan energi listrik dan investasi lampu LED selama 16 tahun lebih rendah dibandingkan lampu HPS. Biaya untuk lampu LED adalah sebesar Rp 4.776.572.288,00, sedangkan untuk lampu HPS adalah sebesar Rp 7.956.056.016,00. 5. Penggunaan lampu LED untuk penerangan jalan umum Kabupaten Banjarnegara dapat menghemat biaya penggunaan energi listrik. Dengan menggunakan lampu LED, dapat melakukan penghematan per tahun sebesar Rp 198.717.733,00. Maka penghematan per bulannya adalah sebesar Rp 16.559.811,00.

4.2 Saran 1. Perhitungan yang lebih mendetail dapat dilakukan untuk menghitung besar energi yang dikonsumsi oleh Kabupaten Banjarnegara untuk penerangan, baik jalan umum, jalan lingkungan penerangan taman, lampu hias, lampu untuk reklame/iklan, lampu lalu lintas, lampu-lampu pada fasilitas umum. 2. Pemkab Banjarnegara hendaknya memperhatikan daerah-daerah yang belum mendapat penerangan jalan. 3. Penyusunan Detail Engineering beserta RAB sebaiknya dilakukan untuk mengetahui biaya investasi keseluruhan termasuk biaya jasa. DAFTAR PUSTAKA [1] Munzinger, P., Hauke Bröcker, & Adi Supriadi. 2012. Penggantian Penerangan Jalan Konvensional dengan LED, Suatu pendekatan untuk aksi mitigasi RAD-GRK (NAMA).Dari http://www.paklim.org/wp- content/uploads/downloads/2012/11/giz- OSRAM-RAD-GRK-LED-street-lighting-SB- IND.pdf, diakses tanggal 2 September 2013. [2] OSRAM Sylvania. 2012. ProPoint TM Outdoor Luminaires LED Cobrahead Luminaire. Dari http://assets.sylvania.com/assets/documents/le D158%20Cobrahead%20cutsheet.44d7d659-599e-4816-a091-38cdcbb46927.pdf. [3] Pratomo, A., Agung Nugroho, & Bambang Winardi. 2011. Perencanaan Penataan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) Kabupaten Semarang UPJ Ungaran. Universitas Diponegoro. [4] Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2012, tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara, Sekretariat Negara. Jakarta. [5] Wasiyono, J.S. 2011. Studi Ekonomi Meterisasi Penerangan Jalan Umum Kota Medan.USU. BIODATA PENULIS Renaldo Marsal, lahir di Semarang, 16 Januari 1992. Riwayat pendidikan dari SD Kartini 03 Semarang, SMP N 1 Semarang, SMA N 3 Semarang, dan sekarang sedang menempuh pendidikan S1 di Teknik Elektro Universitas Diponegoro konsentrasi Teknik Tenaga Listrik. Mengetahui, Dosen Pembimbing Ir. Agung Warsito, DHET NIP 195806171987031002