BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan berlangsung secara bersamaan. Pembangunan nasional di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. 1 Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berusaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin serta menggali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 1436 H / 2015 M

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di usahakan oleh manusia. Dalam rangka mengembangkan potensi yang dimiliki manusia, pendidikanlah sebagai sarana yang paling tepat untuk mengembangkan potensi tersebut, sehingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara aspek jasmani dan rohani dalam upaya mencapai kedewasaan. Menurut M. Arifin: Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik dalam membentuk kepribadian formal dan non formal. 1 Pendidikan di Indonesia di laksanakan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang di kehendaki dalam tujuan pendidkan nasional yang termasuk dalam undang-undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada 1 H.M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah dan Keluarga. (Jakarta: CV. Bulan Bintang, 1976), h. 12. 1

2 Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi. 2 Performan adalah penampilan seorang guru yang menampilkan kepribadian yang baik, tidak saja melaksanakan tugasnya di sekolah, tetapi di luar sekolah. Guru juga harus menampilkan kepribadian yang baik, hal ini untuk menjaga wibawa dan citra guru sebagai pendidik yang selalu di teladani dan ditiru oleh muridnya dan masyarakat. Seorang guru yang berhasil, di tuntut untuk bersikap hangat, adil, objektif, dan fleksibel, sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. Sikap yang bertentangan dengan kepribadian tersebut akan menimbulkan masalah pengelolaan pembelajaran. 3 Mengajar guru di katakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya. Kelakuan guru tersebut di harapkan mencerminkan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar yang berkualitas yang terdiri dari kemampuan dalam mempersiapkan pengajaran dan kemampuan dalam melaksanakan pengajaran. Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dan guru lainnya. Kepribadian yang sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi persoalan. Menurut Dzakiah Darajat yang dikutip oleh Syaiful Bahri-Djamarah menjelaskan bahwa: 2 Undang-undang RI, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7. 1995), h. 148. 3 Ahmad Rohani HM dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,

3 Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma`nawi) sukar dilihat atau diketahui secara nyata yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segi dan aspek kehidupan, misalnya dalam tindakan ucapan cara bergaul, berpakaian dan dalam setiap persoalan baik yang ringan maupun yang berat. 4 Setiap guru dalam menghadapi segala persoalan, baik menghadapi anak didik, rekan kerja, kepala sekolah, dan sekolah itu tahu sendiri akan dilihat, diamati, dan dinilai pula oleh anak didik sendiri. Sikap pilih kasih dalam memperlakukan anak didik adalah yang paling cepat dirasakan oleh anak didik, karena semua anak mengharapkan perhatian, dan kasih sayang gurunya. Kelakuan anak mengharapkan perhatian, dan kasih sayang gurunya. Kelakuan anak didik tidak boleh di jadikan alasan untuk membedakan perhatian, karena anak yang nakal misalnya, sering kali di marahi dan dibenci oleh guru, karena ia sering mengganggu suasana sekolah, akan tetapi guru yang bijaksana tidak akan dibenci oleh anak yang nakal, dia akan lebih memperhatikannya dan berusaha mengetahui latar belakang anak tersebut selanjutnya berusaha memperbaikinya secara individual, mungkin dengan mengajaknya bicara dikantor atau diluar jam sekolah, bahkan menghubungi orang tuanya, boleh jadi kenakalan itu terjadi karena si anak merasa tidak di sayangi oleh orang tuanya, atau karena bingung dan tertekan perasaan, maka gurulah orang terdekat tempat memantulkan perasaannya yang guncang itu. 4 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta. 2000), h. 39 40.

4 Bila guru mengajarkan suatu pelajaran ia tidak hanya mengutamakan pelajaran tersebut, tetapi juga harus memperhatikan murid itu sebagai manusia yang harus dikembangkan pribadinya. 5 Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan komulatif terhadap hidup dan kebiasaan-kebiasaan belajar para anak didik. Menurut Oemar Hamalik, mengatakan bahwa: Para siswa menyerap sikap-sikap gurunya merefleksikan perasaan, menyerap keyakinan, meniru tingkah laku dan dan mengutif perkataanperkataannya.pengalaman menunjukkan bahwa masalah-masalah seperti motivasi, disiplin, tingkah laku sosial, prestasi dan hasrat belajar yang terus menerus itu semuanya bersumber dari kepribadian guru. 6 Jadi betapa besarnya pengaruh kepribadian seorang guru itu terhadap anak didiknya, sebagaimana Allah SWT berfirman: )النحل: ۱۲۵(. Dari firman Allah SWT tersebut setidaknya ada gambaran tentang pentingnya seorang guru memiliki kepribadian terutama dalam menyampaikan pengajaran pada anak didiknya. Di samping kepribadian yang harus dimiliki oleh 5 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Cet. Ke IV, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), h. 119. 6 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar. Cet. Ke-I (Bandung: CV. Sinar Baru, 1992), h. 35.

5 seorang guru, faktor peranan guru juga sagat mempengaruhi keberhasilan anak didik. Peranan guru dalam pendidikan sangat penting. Oleh karenanya guru harus sadar bahwa ia mempunyai tanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. 7 Oleh karena itu sebagai seorang guru hendaklah menganggap tugasnya sebagai tugas kemanusiaan, bukan mencari keuntungan atau dalam hal ini adalah menjadi pegawai negeri, melainkan adalah untuk mengabdi dan menolong terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Banyak orang tua yang kadang-kadang merasa cemas akan kemampuan guru anak mereka itu, baik dalam hal ini kepribadian guru tersebut maupun peranan yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru. Jadi berbagai peranan guru dibutuhkan keterampilan dalam pelaksanaan, mengajar merupakan usaha yang sangat kompleks sehingga sulit untuk menentukan tentang bagaimanakah mengajar yang baik itu. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar yang baik dapat menjadi petunjuk tentang pengetahuan seorang guru dalam mengaplikasikan segala keguruannya. Guru merupakan komponen strategis yang memiliki peran penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Semakin akurat guru dalam melaksanakan peranannya, semakin terjamin, tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seorang guru sebagai manusia pembangun. 8 Oleh karena itu guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara 7 Hendiyat soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, cet. ke-ii (Jakarta: PT Bina Aksara,1998), h. 135. h. 4. 8 M. Uzur Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya,1992),

6 aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional. Dalam arti khusus dapat di katakan bahwa setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para anak didiknya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun para anak didik dalam belajar. Berkaitan dengan ini, maka sebenarnya guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses pembelajaran dalam usahanya untuk mengantarkan anak didik ketaraf yang di cita-citakan. Oleh karena itu, setiap rencana kegiatan guru harus dapat di dudukkan dan di benarkan semata-mata demi kepentingan anak didik sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya. Berdasarkan penjajakan awal penulis, bahwa performan guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan masih kurang sesuai dengan apa yang di harapkan, karena sepengetahuan penulis guru bahasa Arab di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kandangan cenderung menampilkan sosoknya sebagai seorang guru yang jadi panutan para murid, baik dari sikap/tingkah laku guru, cara berpakaian, cara berbicara, cara berpakaian, serta bahasa yang digunakan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan mengikuti penataran/pelatihan keguruan. Mungkin itu hanya sebagian kecil saja yang menyebabkan terhambatnya performan guru dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kandangan.

7 Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti secara jelas bagaimana Performan guru dalam pembelajaran bahasa Arab di MAN 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan memilih judul skripsi : Performan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap judul yang penulis ambil, penulis perlu untuk kemukakan penjelasan judul diatas. 1. Performan adalah suatu penampilan berbentuk keterampilan dan kecakapan berupa sikap ramah tidaknya atau sopan tidaknya tingkah laku pada waktu mengajar, nyaring tidaknya suara pada waktu mengajar, fasih tidaknya bahasa yang digunakan, lembut tidaknya cara berbicara, layak tidaknya cara berpakaian menurut ketentuan sekolah atau norma agama, dan cepat atau lambatnya penyajian bahan pelajaran. 2. Guru adalah tenaga pengajar yang mengajar bidang studi Bahasa Arab di MAN 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 3. Pembelajaran Bahasa Arab adalah proses kegiatan belajar mengajar bidang studi bahasa Arab, yaitu pemberian materi pelajaran bahasa Arab yang telah direncanakan dan terprogram berdasarkan buku pegangan tertentu serta pedoman pada GBPP yang untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Dengan demikian yang di maksud penulis dalam judul skripsi ini adalah suatu penelitian atau kajian tentang Performan (penampilan) guru di MAN 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yang meliputi: tingkah laku pada waktu mengajar, suara pada waktu mengajar, bahasa yang digunakan, cara berbicara, cara berpakaian, dan cepat atau lambatnya penyajian bahan pelajaran,

8 serta faktor-faktor yang mempengaruhi Performan guru dalam pembelajaran bahasa Arab. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah yang di kemukakan di atas, maka dapatlah di rumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Performan guru dalam pembelajaran Bahasa Arab di MAN 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Performan guru dalam pembelajaran Bahasa Arab di MAN 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan? C. Alasan Memilih Judul Penetapan judul penelitian ini di dasari oleh beberapa alasan sebagai berikut: 1. Performan seorang guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. 2. Performan guru dalam pembelajaran sangat mempengaruhi keadaan peserta didik dalam menerima pelajaran. 3. Mengingat guru merupakan pelaksana pendidikan di sekolah yang berkewajiban dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, maka ia harus betul-betul bersikap dan berpenampilan layaknya sebagai seorang guru. 4. Kurang terlaksananya performan guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. D. Tujuan Penelitian

9 Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Performan guru dalam pembelajaran bahasa Arab di MAN 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Performan guru dalam pembelajaran bahasa Arab di MAN 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. E. Signifikasi Penelitian Dari hasil penelitian nantinya di harapkan berguna: 1. Sebagai bahan informasi tentang performan guru dalam pembelajaran bahasa Arab bagi pihak sekolah di MAN 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 2. Sebagai bahan acuan informasi dan perbandingan bagi yang bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama secara mendalam. 3. Sebagai bahan masukan bagi lembaga-lembaga yang menyelengarakan pembelajaran Bahasa Arab. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan dalam penelitian ini, penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri dari bab ke bab yaitu sebagai berikut: BAB I berisi tentang pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang masalah, penegasan judul, Rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikasi penelitian dan sistematika penulisan.

10 BAB II Tinjauan teoritis tentang Performan guru dalam pembelajaran bahasa Arab berisi pengertian Performan guru, macam-macam Performan guru, faktorfaktor yang mempengaruhi Performan guru dalam pembelajaran bahasa Arab. BAB III Metode penelitian berisi subjek dan objek penelitian, data, sumber data, dan teknik pengumpulan data, analisis data dan prosedur penelitian. BAB IV Laporan hasil penelitian berisi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. BAB V Penutup berisi simpulan dan saran-saran.