BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup. Dana yang dibutuhkan berasal dari kekayaan

ANALISIS KECUKUPAN MODAL KERJA DALAM SISTEM TANGGUNG RENTENG PADA KSU SETIA BUDI WANITA MALANG. Meldona Yofa Faridah Wulansari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali dihubungkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut, sangat diperlukan manajemen yang baik untuk

ANALISIS INVESTASI DALAM PIUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS DI KOPERASI SERBA USAHA MEKAR SURYA DESA BEJEN KECAMATAN KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal atau mendapatkan laba sebesar besarnya. Ini diperlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang bergerak dalam dunia usaha juga tidak terlepas dari kebutuhan. membiayai investasi jangka panjangnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Secara umum setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kerja untuk memenuhi hasrat dan keinginan maupun cita-citanya, bantuan dana ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB I PENDAHULUAN. Modal kerja merupakan salah satu komponen penting dalam. menjalankan aktivitas usaha perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di dalamnya. Dengan semakin berkembangnya dunia saat ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. INDOFOOD T.bk YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2005/2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB III METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Koperasi Setia Budi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan lain baik bagi perusahaan domestik maupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, maka persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. koperasi memperlihatkan bahwa keberadaan koperasi tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. produksi mobil yang dirakit di Indonesia berada pada kira-kira dua juta unit. per tahun (

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

BAB I. berbagai cara seperti melakukan inovasi produk dengan meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya atau kepada pemilik perusahaan stakeholder. Salah satu cara untuk. keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan kembali elemen-elemen

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua hal. Pertama, digunakan untuk keperluan investasi. Artinya, dana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja

PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. utama untuk mencari keuntungan yang telah diharapkan. Setiap aktifitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan apapun jenisnya dan skala usahanya, baik perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. segera dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Masalah krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dicapai tujuan yang diharapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orangperorang. dan perusahaan yang sesuai dengan itu ialah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alternatif masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi penjualan, maka semakin besar pula laba yang akan diperoleh (Sulaeman,

PENGOLAHAN MODAL KERJA

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimum,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri yang meningkat pesat. telah menciptakan suatu persaingan yang ketat diantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain digunakan dalam operasi perusahaaan sehari-hari, modal kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi Lembaga Perkreditan Desa atau LPD dalam perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Resimen IndukV/Brawijaya Malang tahun Tujuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasinya sehari-hari, di mana modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasional selanjutnya. Modal kerja ini akan terus berputar setiap periodenya di dalam perusahaan (Riyanto, 2001). Weston dan Copeland (1992), modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar. Setiap elemen dari aktiva lancar tersebut harus dikelola secara efisien agar meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan pada tingkat aman. Meilani (2009), besar kecilnya modal kerja perusahaan tergantung dari jenis perusahaan. Penentuan jumlah modal kerja sangatlah penting bagi perusahaan, karena jika kekurangan modal kerja maka perusahaan akan mengalami masalah 1

2 likuiditas yaitu tidak bisa membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya, akan mengalami kesulitan dalam membeli bahan baku atau bahan pembantu, membayar upah buruh, gaji para karyawan, serta biaya-biaya lainnya yang akan mengakibatkan tidak maksimumnya kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan jika kelebihan modal kerja dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, hal ini dikarenakan adanya idle money yang tidak dialokasikan untuk pos yang lain. Kelebihan modal kerja berarti menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, ini akan mengurangi kesempatan dalam memperoleh keuntungan. Uang atau dana yang dikeluarkan itu diharapkan dapat masuk kembali dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya maupun untuk jangka panjang melalui investasinya. Uang masuk yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian, maka dana tersebut akan terus menerus berputar setiap periodenya, selama hidupnya perusahaan tersebut. Untuk kelancaran operasional perusahaan, maka pihak manajemen harus menentukan modal kerja atau sumber-sumber dana yang akan membantu kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Kecukupan modal kerja berpengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas dalam mengoperasikan perusahaan dan mengurangi keadaan yang timbul akibat adanya kekacauan keuangan perusahaan. Dengan menganalisa efisiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja dapat diketahui bagaimana kebijaksanaan yang akan ditempuh oleh suatu perusahaan dalam usahanya mengoperasikan modal yang ada sehingga dapat diketahui tingkat efisiensi dan efektivitas dari modal yang dioperasikan.

3 Rahma (2011), di dalam perusahaan diperlukan adanya pengelolaan modal kerja yang tepat karena pengelolaan modal kerja akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang akan diperoleh perusahaan. Pendapatan tersebut akan dikurangi dengan beban pokok penjualan dan beban operasional atau beban lainnya sampai diperoleh laba atau rugi. Dengan kata lain, pengelolaan modal kerja ini berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas). Perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan tersebut. Penetapan modal kerja berbeda di setiap perusahaan. Salah satu pembedanya adalah besar kecilnya perusahaan tersebut. Jenis perusahaan berskala kecil saat ini telah mampu berkembang dan berperan dalam menunjang perekonomian di Indonesia menggantikan peran perusahaan-perusahan besar yang mengalami keterpurukan sebagai akibat resesi ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini dibuktikan dari sumbangannya pada ekspor non migas sebesar 102 juta dollar Amerika pada tahun 1998 terus naik menjadi 136,8 juta dollar Amerika pada akhir tahun 2001, secara prosentase rata-rata kenaikan nilai ekspor usaha kecil meningkat dengan 30,5% setahun (Wahono,2000). Koperasi menjadi salah satu jenis usaha yang berkembang dan berperan besar dalam perekonomian di Indonesia. dan seperti halnya perusahaan jenis lain, koperasi pun harus melakukan perputaran modal kerja untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Namun berbeda dengan perusahaan jenis lain, modal

4 koperasi berupa modal sendiri maupun dari pinjaman. Modal sendiri berasal dari seluruh kebutuhan modal untuk memulai serta mengembangkan usaha koperasi dipikul bersama-sama oleh seluruh anggota dengan jalan menabung secara teratur dan tertib dalam bentuk simpanan anggota yang terdiri dari simpanan wajib, simpanan pokok, maupun simpanan sukarela, serta hasil yang tidak dibagikan. Sedangkan modal pinjaman di koperasi dapat diperoleh dari anggota, dari perorangan bukan anggota, dari koperasi lain, dari perusahaan swasta, maupun dari bank. Dalam hal ini, modal pinjaman merupakan hutang bagi koperasi. Modal pinjaman diperlukan koperasi karena dalam memenuhi kebutuhan dananya koperasi akan kesulitan apabila hanya dari modal sendiri saja. Modal pinjaman merupakan alternatif bagi koperasi karena kecil dan terbatasnya jumlah dana dari modal sendiri. Yang perlu diketahui adalah jika modal koperasi tersebut diperoleh dari modal pinjaman, maka koperasi akan menanggung beban yaitu berupa bunga yang harus dibayarkan atas pinjaman tersebut. Semakin besar modal yang dipinjam oleh koperasi maka semakin besar pula bunga yang harus ditanggung oleh koperasi. Besar kecilnya modal yang akan dipinjam harus diperhatikan oleh koperasi, karena apabila koperasi kelebihan modal justru akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur namun biaya bunga yang tinggi tetap ditanggung karena besarnya pinjaman tersebut dan hal itu akan mengakibatkan kerugian bagi koperasi. Sebaliknya apabila terjadi kekurangan modal kerja maka kegiatan operasional koperasi akan terhambat (http://www.koperasiukm.com)

5 Dalam mengurangi tingkat resikonya, sejumlah koperasi memiliki sistem unik yang tidak dimiliki oleh perusahaan jenis lainnya yaitu sistem tanggung renteng. Sistem tanggung renteng merupakan sebuah sistem pengelolaan risiko dalam sebuah organisasi yang diwujudkan dengan berbagi tanggung jawab pada seluruh anggota kelompok secara proporsional (Mulyadi, 2000). Sistem ini juga berlaku dalam pengelolaan keuangan, include kecukupan modal kerja koperasi. Salah satu koperasi yang tebilang sukses dalam pengaplikasian sistem tanggung renteng di kota Malang adalah Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita (Koperasi SBW) Malang. Koperasi SBW berdiri tahun 1954, namun kemudian vakum dan aktif kembali pada tahun 1976. Pada tahun 1977, Koperasi SBW menerima Badan Hukum dan ditetapkan sebagai Kelahiran Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita.Koperasi SBW berkembang dengan cukup pesat dan pada tahun 1979, Koperasi SBW menerima penghargaan tingkat nasional ke-ii sebagai Koperasi Non-KUD. Namun,tiga tahun kemudian, tepatnya 1982, Koperasi SBW jatuh. Hal ini disebabkan karena adanya miss manajemen dan ketidaksiapan pengelolaan anggota dan yang pada saat itu mencapai 5.000 orang. Tahun 1987, Koperasi SBW mencoba untuk bangkit dengan bantuan Puskowanjati (Pusat Koperasi Wanita Jawa Timur). Pada tahun 2005, Koperasi SBW dapat menyelesaikan pinjaman substitusi pada Bank Indonesia, melalui tanggung renteng. Dan pada tahun 2007 akhirnya Koperasi SBW Malang mampu bangkit kembali dengan membukukan SHU senilai 99 juta rupiah (http://www.sbw-malang.net).

6 Dra. Sri Untari Bisowarno, Ketua pengurus Koperasi SBW, dalam acara Seminar Nasional Koperasi Mahasiswa Se-Indonesia dengan tema Bersama Koperasi Mahasiswa Bangkitkan Perekonomian Indonesia pada hari Jum at tanggal 06 April 2012 di Gedung Pasca Sarjana UIN MALIKI Malang menyatakan bahwa hingga saat ini anggota Koperasi SBW Malang berjumlah 6000 orang dengan 13 Milyar rupiah tabungan anggota dan 11 Milyar rupiah simpanan pokok dan wajib anggota. Jelas telah terjadi peningkatan yang signifikan semenjak awal bangkitnya Koperasi ini di tahun 2007. Total hutang Koperasi SBW Malang pun kini hanya seperempat dari total aset. Jumlah aset yang tidak sedikit ini merupakan buah dari usaha Koperasi dalam mempertahankan komunikasi dan transparansi yang baik antara pengurus dengan anggotanya dalam penerapan tanggung renteng sebagai sebuah sistem yang digunakan dalam mengatasi masalah yang ada. Pada perkembangannya, sistem tanggung renteng ini telah menjadi salah satu faktor berkembangnya Koperasi SBW Malang. Karena sistem ini dianggap mampu mengurangi angka kredit macet dari para anggotanya yang secara keseluruhan juga mampu meningkatkan tingkat keuntungan yang diterima anggotanya (Rahayu, 2008). Secara langsung, sistem ini berhubungan erat dengan kemampuan Koperasi dalam memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Selain itu sistem ini juga telah mengantarkan SBW sebagai koperasi percontohan tanggung renteng khususnya di daerah Jawa Timur. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan analisis kecukupan modal kerja Koperasi SBW Malang pada tahun 2009 hingga 2011. Atas dasar pemikiran tersebut maka penelitian ini diberi judul

7 Analisis Kecukupan Modal Kerja Guna Meningkatkan Profitabilitas dengan Penerapan Sistem Tanggung Renteng (Studi Kasus Pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang). 1.2 Fokus Penelitian Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Berapakah kebutuhan modal kerja yang optimal guna meningkatkan profitabilitas studi kasus pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang? 2. Bagaimana pengelolaan modal kerja dengan sistem Tanggung Renteng guna meningkatkan profitabilitas Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis kebutuhan modal kerja yang optimal guna meningkatkan profitabilitas studi kasus pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang. 2. Untuk mendeskripsikan pengelolaan modal kerja dengan sistem Tanggung Renteng guna meningkatkan profitabilitas Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang.

8 1.3.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan sebagai berikut: 1. Bagi Koperasi Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam menilai penggunaan modal kerja yang dimiliki koperasi. 2. Bagi Akademik Penelitian ini dapat memperkaya khasanah kepustakaan dan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang mengadakan penelitian yang menyangkut penerapan sistem tanggung renteng dalam manajemen modal kerja di koperasi. 3. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan secara langsung mengenai analisis sistem tanggung renteng untuk memenuhi kecukupan modal kerja guna meningkatkan profitabilitas koperasi. 4. Bagi Pihak Lain Diharapkan mampu menjadi bahan kajian, referensi, informasi serta menambah wawasan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terutama bagi pihak yang berminat pada bidang kajian ini.

9 1.4 Batasan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti membatasi fokus penelitian pada kecukupan modal kerja yang diukur menggunakan perputaran kas, piutang dan persediaan. Juga menganalisis profitabilitas yang meliputi GPM, NPM, ROE dan ROA. Penelitian ini juga menganalisis tentang sistem tanggung renteng yang diterapkan di Koperasi SBW Malang, karena koperasi ini merupakan penggagas sistem tanggung renteng. Penelitian ini difokuskan pada periode tahun 2009 sampai 2011 dengan alasan periode tersebut adalah periode dengan laporan keuangan terbaru.