[Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar]

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

02. Konsep Dasar Media

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Elis Nurjanah, 2013

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BOLIYOHUTO ABSTRAK

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun. Soenarjo Siska Diana Sari Dwijayanto

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

PENGARUH MINAT BACA DI PERPUSTAKAAN PGSD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PGSD SEMESTER GENAP TAHUN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

Jurnal Siliwangi Vol. 3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan

Arnot Pakpahan Surel :

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH. ImraatusShalihah, Mahmud, M.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

Hj. Yusida Gloriani & Teti Tresnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADAA KELAS VIII SMP NEGERI I SAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII DI MTsN SURAKARTA II

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana

Pengaruh Penerapan Metode Stimulus-Respon Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MAN 2 Kota Bima

HUBUNGAN KELENGKAPAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP N 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

dengan Sistem Pendidikan Nasional. 1

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

KOMIK PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA INOFATIF MI/SD Sigit Dwi Laksana (Staf Pengajar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo)

BAB II KERANGKA TEORETIS

STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR. Oleh :

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

Sartika Tolingguhu NIM :

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO

FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN LEARNING RESOURCES BY DESIGN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN DAN KESADARAN SISWA DALAM BELAJAR FISIKA

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

ARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA

Transkripsi:

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 1

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 1 TELAGA ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif deskriptif inferensial menggunakan analisis statistik regresi linier sederhana. Dengan sasaran penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga yang berjumlah 354 orang, dengan jumlah sampel 155 orang menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 1 Telaga dapat dipengaruhi oleh media pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 1 Telaga. Kata Kunci: Media Pembelajaran, Motivasi Belajar Siswa PENDAHULUAN Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan pokok Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka pemerintah mengusahakannya melalui program pendidikan. Hal itu telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 3 bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam Undang-undang. Menindaklanjuti amanat UUD 1945 tersebut maka pemerintah mengeluarkan peraturan baru dan menuangkannya dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 2

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sangat jelas dikatakan bahwa siswa harus melalui proses belajar terlebih dahulu untuk dapat mengembangkan potensi dalam dirinya. Potensi dalam hal ini mencakup kemampuan intelektual, kemampuan spritual, dan kemampuan emosional. Dapat dilihat betapa pendidikan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan sudah merupakan suatu kebutuhan dan wajib dimiliki, juga merupakan hak mendasar bagi setiap warga negara. Dilihat dari segi fungsi, pendidikan nasional memiliki fungsi seperti yang tertuang dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 3, bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan isi pasal 3 UUSPN No. 20/2003, pendidikan sangat berperan dalam pembentukan karakter agar menjadi bangsa yang beradab dan bermartabat serta cerdas baik itu cerdas intelektual, cerdas emosional, dan cerdas spritual. Untuk itu pemerintah mengusahakan berbagai jalur pendidikan baik itu pendidikan formal maupun nonformal sehingga dapat menyentuh seluruh elemen masyarakat. Agar menjadi bangsa yang cerdas sesuai dengan tujuan dan fungsi pendidikan tersebut, kita harus melalui proses belajar terlebih dahulu. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar itu adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 3

Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. (Arsyad, 2011:1) Peneliti melihat bahwa salah satu mata pelajaran yang dapat mewujudkan fungsi pendidikan nasional adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Tidak heran sejak SD hingga di bangku kuliah siswa senantiasa mendapatkan pembelajaran PKn agar pembentukan karakter dapat terus diasah sejak dini hingga dewasa. Namun pada realita yang ada, mata pelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati dan kurang menarik dikalangan siswa. Untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap mata pelajaran yang kurang diminati, seorang guru harus dapat membuat suatu terobosan agar dapat menggugah keinginan siswa atau dapat memotivasi siswa untuk belajar. Dinamakan belajar, jika terdapat interaksi antara guru dan siswa di kelas. Agar proses belajar dapat berjalan sesuai dengan yang guru inginkan, maka siswa juga memerlukan motivasi. Motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri siswa, seperti kondisi kesehatan, minat belajar, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berpengaruh yang timbul dari luar siswa, seperti Guru, lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat), ketersediaan sarana dan prasarana, metode dan strategi mengajar. Berdasarkan pendapat Uno (2011:23) Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsiknya berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan lingkungan yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Lingkungan yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Seorang siswa jika tidak memiliki motivasi dalam belajar maka akan berpengaruh pada menurunnya hasil belajar dan prestasi siswa. Motivasi memiliki peran penting dalam proses belajar setiap siswa. Siswa yang memiliki motivasi akan dapat meningkatkan prestasi dalam belajarnya, siswa yang memiliki motivasi Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 4

tidak menyia-nyiakan waktu yang ada. Ia dapat mengefektifkan waktu yang ada untuk dimanfaatkan sebaik mungkin, memiliki pandangan hidup yang jelas dan keinginan yang tinggi dalam menggapai cita-cita. Siswa yang ingin mencapai citacita akan akan semangat dalam melakukan berbagai aktivitas pembelajaran dan belajar dengan sangat giat baik di kelas maupun di luar kelas. Sesuai pengamatan peneliti di lapangan, saat kegiatan belajar mengajar berlangsung tidak sedikit dari siswa yang hanya menghabiskan waktu di luar. Ada yang hanya di kantin, di toilet, di taman, ada yang sering datang terlambat, keluar masuk saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, ada-ada saja yang dilakukan oleh siswa untuk menghindari kegiatan belajar mengajar PKn. Mereka hanya hadir saat pengambilan absen. Tidak segan-segan siswa mengatakan bosan belajar PKn. Hal ini mengindikasikan bahwa sama sekali tidak ada hal yang menarik dalam belajar PKn. Karena siswa selalu beranggapan bahwa belajar PKn tidak menarik dan membosankan, maka siswa-siswa akan kehilangan semangat dalam belajar. Siswa juga akan ketinggalan dalam materi pelajaran. Hal ini dapat menimbulkan rendahnya motivasi dalam belajar. Dengan memperhatikan perilaku para siswa yang tidak sehat dalam penerimaan materi pada mata pelajaran PKn, banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Peneliti menduga bahwa rendahnya motivasi belajar dipengaruhi oleh penggunaan media pembelajaran. Peran media pembelajaran sangatlah penting dalam membantu guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Tentunya guru dalam menyampaikan materi pelajaran harus dapat memotivasi siswa-siswa. Menurut Rohani (dalam Nurjanah, 2013:4) Peran media pembelajaran adalah membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi kegiatan belajar siswa. Menurut pendapat Rowntree dan Mc Known (dalam Nurjanah, 2013:4) Fungsi media pembelajaran adalah membangkitkan motivasi belajar siswa. Tentu dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, kita perlu menambahkan media yang dapat membantu usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Terutama dalam mata pelajaran PKn yang terkesan penuh dengan hal-hal yang membosankan dimata siswa-siswa masa kini. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 5

Pengertian Media Pembelajaran Aktifitas belajar di kelas berawal dari adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan/materi pelajaran, dan berbagai sumber belajar lainnya dan fasilitas. Dalam hal ini interaksi dalam proses pembelajaran tersebut juga dipengaruhi oleh media pembelajaran. (Arsyad, 2011:1) Menurut Marshall Mcluhan (dalam Harjanto, 2008:246) Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Maksudnya adalah, media komunikasi mencakup surat-surat, televisi, film, dan telepon. Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007:3) Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2007:4) bahwa : Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi (dalam Sadiman, 2007:6) (Association of Education and Communication Technology/AECT) Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) (dalam Sadiman, 2007:7) Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. Menurut Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2009:163), Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi jika digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. Menurut Uno Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 6

(2011:114) Media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Setyono (dalam Husaini, 2009:13) Media merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar yang digunakan dalam rangka lebih mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa sehingga terwujud situasi belajar yang efektif, dimana siswa lebih semangat belajar jika media yang digunakan menarik hingga perlu diusahakan media yang digunakan itu menarik. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu perantara yang menghubungkan Si penyampai pesan (Guru) dengan Si penerima pesan (siswa), dalam hal ini pesan berupa materi pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan dalam hal yang berhubungan dengan program pendidikan. Ciri-Ciri Media Pendidikan Media pembelajaran agar dapat memberikan motivasi pada siswa syaratnya harus menarik. Media pembelajaran yang menarik sudah barang tentu merupakan media yang baik. Secara ringkas, peneliti melihat bahwa berikut merupakan ciri-ciri media pembelajaran yang menarik. a) Menggunakan gambar. Menurut Levie & Lentz, Penggunaan gambar lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi kebosanan dibanding dengan teks. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi/pesan yang terkandung dalam gambar. (Arsyad, 2011: 17). b) Menggunakan efek suara. Efek suara dapat menciptakan suasana yang menarik dan memotivasi siswa, selain itu dapat mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar, sehingga dalam pembelajaran guru dapat menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar. (Arsyad, 2011: 149). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 7

c) Menggunakan animasi Animasi merupakan deretan gambar bergerak yang berurutan dan dapat dilihat oleh mata kasar manusia dalam bentuk pergerakan. Animasi dapat merangsang siswa dalam pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respons emosional. (Arsyad, 2011: 155). d) Ada permainan (game). Program permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi siswa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannnya (Arsyad, 2011: 162). e) Menggunakan teknik drama atau hiburan Menurut Kemp & Dayton, dengan menggunakan teknik drama atau hiburan dapat melahirkan minat dan merangsang peserta didik untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan sumbangan material). Sehingga akan mempengaruhi sikap, nilai dan emosi. (Arsyad, 2011:20) f) Ada latihan soal. Arsyad (2011: 74) mengemukakan bahwa sesuatu hal baru jarang sekali dapat dipelajari secara efektif hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan itu sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks. Dengan demikian ia dapat tinggal dalam ingatan jangka panjang. Selain itu, Arsyad (2011: 160) mengemukakan bahwa latihan akan mempermahir keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep. Dengan adanya latihan soal dapat menimbulkan perhatian siswa, dan dapat mengukur sejauh mana pemahaman siswa, sehingga dapat memicu minat dan motivasi pada siswa dalam belajar. g) Ada feed back (umpan balik). Media pembelajaran yang menarik dapat dilihat melalui feed back/umpan balik. Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala kepada siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar akan Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 8

memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan (Arsyad, 2011:74). h) Mudah dipahami Sadiman., dkk (2009: 81) mengemukakan bahwa Salah satu ciri media pembelajaran yang baik adalah isi penyajiannya mudah dipahami siswa. penyajian isi materi yang mudah dipahami siswa akan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar. Manfaat Penggunaan Media Hamalik (dalam Arsyad, 2011:15) bahwa Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Menurut Kemp & Dayton (dalam Arsyad, 2011:19) Media pembelajaran dapat memenuhi 3 fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya (massal), yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, (3) memberi instruksi. Sudjana & Rivai dalam Arsyad (2011:24-25) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu : 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar 2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran 4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dll Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 9

Dengan berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka peneliti berpendapat bahwa dengan adanya media pembelajaran ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelancaran proses pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran, proses belajar dapat dilakukan dimana saja, dengan waktu yang singkat. Selain itu, media pembelajaran juga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar dari para siswa, mempermudah siswa untuk memahami materi yang disampaikan, memperluas wawasan dan pengalaman siswa, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Pada intinya, dengan adanya media pembelajaran dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dan mempermudah penyampaian informasi atau pesan dari guru selaku pemberi pesan kepada siswa selaku penerima pesan. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Duncan (dalam Ngalim, 2007:72) Motivasi adalah setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Vroom (dalam Ngalim, 2007:72), Motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam yang dikehendaki. Selanjutnya John P. Campbell menambahkan, bahwa Motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku. Menurut Don Hellriegel & John W. Slocum (dalam Uno, 2008:5) bahwa : Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku pada hakikatnya berorientasi pada suatu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dirancang untuk mencapai tujuan yang memerlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhinya, (2) tingkah laku, (3) tujuan, (4) umpan balik. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang kuat baik dari dalam diri maupun dari luar seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 10

Fungsi Motivasi Dalam Belajar Menurut Hamalik (dalam Rauf, 2010:8) mengemukakan ada 3 fungsi motivasi: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menetukan perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan oerbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat. Motivasi selain sebagai pendorong, penentu arah, dan penyeleksi perbuatan, juga memiliki beberapa fungsi utama lainnya. Searah dengan pendapat sebelumnya, Ngalim (2007:93) menguraikan 3 fungsi utama motivasi sebagai berikut : 1. Memberikan kekuatan semangat (energeze) kepada seseorang dalam melakukan kegiatan belajar 2. Mengarahkan (direct) kegiatan yang perlu motivasi, misalnya perhatian, waktu dan daya diarahkan untuk menemukan cara yang dapat ditempuh guna mencapai tujuan 3. Memilih dan menekankan kepada tingkah laku yang tepat dilakukan dalam melaksanakan usaha mencapai tujuan dan menghindari tingkah laku yang tidak ada hubungannya dengan mencapai tujuan. Jenis-jenis Motivasi Belajar Herzberg mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenancfactor) yang disebut dengan higiene, disatisfier atau extrinsic motivation (dalam Purnamasari, 2013:12). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 11

Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan (faktor intrinsik). (supiani.staff.gunadarma.ac.id\publications\teoriteorimotivasi.doc) Motivasi Intrinsik Menurut Djamarah (2011:149) Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan untuk mendapatkan pujian, nilai tinggi, hadiah, dan sebagainya. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar, keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang. (Djamarah, 2011:149-150) Motivasi Ekstrinsik Menurut Sadiman (2007:90) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al dalam Ngalim (2007:51) menganggap Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak di luar pengetahuan, yakni tidak terkandung di dalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno dalam Rauf (2010:12) berpendapat bahwa Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Menurut djamarah (2011:151) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside in the learning situation). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 12

Dalam hal ini, siswa belajar karena hendak mencapai tujuan lain di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya untuk mencapai gelar sarjana, mendapatkan nilai tinggi, mendapat pujian, hadiah, dan sebagainya. Paradigma Penelitian/Kerangka Berpikir Dalam hal ini, peneliti dapat menggambarkan secara sederhana pola hubungan antara variabel yang akan diteliti. X Media Pembelajaran (Variabel Independen) a. penggunaan gambar b. penggunaan efek suara/musik c. penggunaan animasi d. penggunaan permainan (game) e. teknik drama/hiburan f. penggunaan latihan/soal g. feed back h. mudah dipahami Y Motivasi Belajar Siswa (Variabel Dependen) a. motivasi intrinsik : - penguasaan nilai - hasrat belajar - pemikiran yang positif b. motivasi ekstrinsik : - nilai tinggi - pujian - reward PEMBAHASAN Hal mendasar dilakukannya penelitian ini karena dengan melihat fenonema di lapangan siswa kurang bersemangat dalam belajar PKn sehingga mengakibatkan siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar. Untuk meningkatkan motivasi dalam belajar maka perlu adanya penggunaan media pembelajaran. Karena dengan adanya media pembelajaran maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Sesuai dengan hasil olahan data, persentase skor capaian untuk variabel Media Pembelajaran adalah sebesar 81,2% dengan total skor sebanyak 10.071 ada pada kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa para siswa menginginkan media pembelajaran yang edukatif dan menarik. Jika dilihat secara per indikator masih ada aspek yang memiliki skor agak rendah, diantaranya aspek mengenai media pembelajaran dengan efek suara yakni skor indikator sebesar 69,3%. Secara keseluruhan Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa Media pembelajaran Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 13

berdasarkan jawaban responden sangat diinginkan oleh para siswa namun demikian untuk efek suara kurang diminati. Persentase skor capaian untuk variabel motivasi belajar siswa adalah sebesar 89,4% dengan skor total 11.089 berada pada kategori sangat baik. Namun jika dilihat secara per item masih ada beberapa aspek yang masih memiliki skor agak rendah diantaranya aspek yang berkenaan dengan penguasaan nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa Motivasi belajar siswa sudah sangat baik walaupun masih diperlukan pembenahan terutama pada penguasaan nilai-nilai yang terkandung dalam pelajaran. Selanjutnya, analisis regresi linier sederhana digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh nilai variabel dependen (motivasi belajar) bila nilai variabel independen (media pembelajaran) dimanipulasi/dirubah-rubah atau dinaik-turunkan. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan model regresi linear dari variabel penelitian adalah Ŷ = 26,550 + 0,560X. Hal ini menunjukkan bahwa nilai motivasi belajar siswa jika tanpa adanya media pembelajaran yang menarik maka nilainya sebesar 26,550 satuan, sedangkan koefisien sebesar 0,560 berarti bahwa setiap peningkatan atau penambahan sentuhan media pembelajaran maka akan meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 0,560 satuan. Atau dengan kata lain, jika tidak terdapat pengaruh dari variabel Media pembelajaran, maka rata-rata nilai dari variabel Motivasi belajar siswa adalah sebesar 26,550 satuan. Namun jika media pembelajaran memiliki pengaruh, maka setiap perubahan variabel Media pembelajaran sebesar 1 satuan akan mempengaruhi Motivasi belajar siswa sebesar 0,560 kali satuan. Mengacu pada hasil uji hipotesis statistik yang telah dilakukan, maka hipotesis penelitian yang dirumuskan peneliti pada akhir Bab II yakni Terdapat pengaruh yang positif antara media pembelajaran dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 1 Telaga teruji serta memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Hipotesis penelitian yang telah teruji serta berpengaruh positif dan signifikan tersebut berdasarkan hasil perhitungan koefisiensi jalur regresi linier sederhana dengan nilai t- hitung diperoleh sebesar 7,317 lebih besar dibandingkan nilai t- tabel 1,975. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 14

Jika kedua nilai t ini dibandingkan maka nilai t- hitung masih lebih besar dibandingkan dengan nilai t- tabel (7,317>1,975) sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima artinya signifikan. Nilai koefisien determinasi atau angka R Square adalah sebesar 0,259. Nilai ini menunjukan bahwa sebesar 25,9% variabilitas motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas X SMA Negeri 1 Telaga dapat dipengaruhi oleh media pembelajaran, sedangkan sisanya sebesar 74,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan olahan data, maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 1 Telaga. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada., 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta. Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Husaini, Fauziah T. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Kabila. Skripsi. Perpustakaan Pusat UNG. Gorontalo. Ngalim M, Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurjanah, Elis. 2013. Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Tesis. Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Pontoh, Vicky Febri. 2013. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran LCD Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Bolaangitang Barat. Skripsi. Perpustakaan Pusat UNG. Gorontalo. Purnamasari, Fitriana. 2013. Analisis Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg s Motivation Hygiene Theory. http://fitriana49e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/11/osdm_e49_fitri ana-purnamasari_p056132762.49e-penerapan-teori-motivasi-dua- Faktor-Herzberg-di-Perumnas2.pdf. 23 Nopember 2014 (10:00AM) Rauf, Elina A. 2010. Hubungan Antara Media Pembelajaran Dengan Motivasi Belajar Siswa Di SMA Mohammadiyah Batuda a. Skripsi. Perpustakaan Pusat UNG. Gorontalo. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 15

Sadiman, Arief S. (dkk). 2007. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada., 2008. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta., 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta., 2012. Statistika Untuk Penelitian. B andung. Alfabeta. Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis Dibidang Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara., 2011. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara., 2012. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. UUD 1945 Hasil Amandemen & Proses Amandemen UUD 1945 Secara Lengkap (Pertama 1999 Keempat 2002). 2002. Jakarta : Sinar Grafika. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional. (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved=0 CDEQFjAF&url=http%3A%2F%2Fsupiani.staff.gunadarma.ac.id%2FPub lications%2ffiles%2f1178%2fteori%2bteori%2bmotivasi.doc& ei=p1l1vlbuhqpumgwclyd4da&usg=afqjcngxws54tvsuqc_37ic nuongsibzg&sig2=fp0jmzuxyjtualflbnbdwg&bvm=bv.80642063,d.dgy) diakses tanggal 26 Nopember 2014, 11:45AM Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG - 2014 16