BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berasal dari Tuhan, dan tidak dapat diganggu gugat oleh. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu nilai dasar

dokumen-dokumen yang mirip
REPRESENTASI PELANGGARAN HAM DALAM FILM PENGKHIANATAN G30S. (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn)

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

MODUL VII HAK AZAZI MANUSIA

Pendidikan Kewarganegaraan

Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. 09Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niar Riska Agustriani, 2014 Peranan komisi nasional hak asasi manusia Tahun

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

HAK ASASI MANUSIA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998

HAK AZASI MANUSIA DAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

PANCASILA DAN HAM. Makalah Disusun untuk: Memenuhi tugas akhir Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

TEMA: PERAN DPR-RI DALAM PERSPEKTIF PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DI INDONESIA. Kamis, 12 November 2009

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HAM(Hak Asasi Manusia)

HAK ASASI MANUSIA. Pengertian HAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-4

KONSEP DASAR HAM. Standar Kompetensi: 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

Oleh : Gea Tri Gusti* ABSTRAK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 181 TAHUN 1998 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Modul ke: Hak Asasi Manusia. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REPRESENTASI PELANGGARAN HAM DALAM FILM PENGKHIANATAN G30S (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn)

Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

(Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999)

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MATERI TES WAWASAN KEBANGSAAN 1. PANCASILA Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pañca

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Mengetahui hak manusia yang melekat sejak lahir RINA KURNIAWATI, SHI, MH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

HAK ASASI MANUSIA. by Asnedi KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANWIL SUMATERA SELATAN

BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

Materi Kuliah HAK ASASI MANUSIA

tercantum Meskipun yaitu : Indonesia Limaa berikut: Rakyat. Dia Pancasila yang dasar Sekarang S Setelah Rumusan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM. Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

Perbedaan HAM pada UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi merupakan isu pesat berkembang pada akhir abad ke-20 dan pada permulaan

Dikdik Baehaqi Arif

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan

A. Pengertian Hak Asasi Manusia B. Tujuan Hak Asasi Manusia C. Perkembangan Pemikiran HAM

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIAINDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Implementasi Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 12MKCU. Fakultas. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju mensyaratkan para pekerja yang cakap, profesional dan terampil.

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Hak Asasi Manusia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

Kebencian pada Keturunan PKI Belum Hilang, Negara Harus Minta Maaf

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165,

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Saatnya Rehabilitasi Bung Karno!

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, dan mempunyai derajat yang luhur sebagai manusia, mempunyai budi dan karsa yang merdeka sendiri. Semua manusia sebagai manusia memiliki martabat dan derajat yang sama, dan memiliki hak-hak yang sama pula. Derajat manusia yang luhur berasal dari Tuhan yang menciptakannya. Dengan demikian semua manusia bebas mengembangkan dirinya sesuai dengan budinya yang sehat. Sebagai mahkluk ciptaan Tuhan, manusia memiliki hak-hak yang sama. Hakhak yang sama sebagai manusia inilah yang sering disebut hak asasi manusia. Hak asasi manusia berarti hak-hak yang melekat pada manusia berdasarkan kodratnya, maksudnya hak-hak yang dimiliki manusia sebagai manusia. Hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang dimiliki manusia sebagai manusia yang berasal dari Tuhan, dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu nilai dasar demokrasi dan hukum. Masalah Hak Asasi Manusia mempunyai akar budaya yang sangat kuat di Indonesia. Negara Indonesia sendiri terbentuk sebagai reaksi pelanggaran Hak Asasi Manusia selama penjajahan 350 tahun. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 merupakan perwujudan dari 1

2 pengakuan negara terhadap HAM. Selanjutnya dalam Undang-undang nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 1 disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat Hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau Negara. Dengan demikian hakekat penghormatan dan perlindungan terhadap HAM adalah menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara kepentingan perseorangan dan kepentingan umum. Upaya menghormati, melindungi dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara individu, pemerintah bahkan Negara. Dengan demikian dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari pemenuhan kewajiban yang harus dilaksanakan. Begitu juga dalam memenuhi kepentingan perseorangan tidak boleh merusak kepentingan orang banyak (kepentingan umum). Oleh karena itu pemenuhan, perlindungan dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia harus diikuti dengan pemenuhan terhadap kewajiban Asasi Manusia dan Tanggung Jawab Asasi Manusia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara (Mochtar, 2005: 2).

3 Pengakuan oleh warga negara maupun negara ataupun agama tidaklah membuat adanya HAM itu. Demikian pula orang lain, negara dan agama tidaklah dapat menghilangkan atau menghapuskan adanya HAM. Setiap manusia, setiap negara dimanapun, kapanpun wajib mengakui dan menjunjung tinggi HAM sebagai hak-hak fundamental atau hak-hak dasar. Penindasan terhadap HAM adalah bertentangan dengan keadilan dan kemanusiaan. Perkembangan pemikiran Hak Asasi Manusia di Indonesia sudah berlangsung sebelum kemerdekaan Indonesia. Pada masa pergerakan Boedi Oetomo, para pemimpin Boedi Oetomo memperlihatkan adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petisi-petisi yang ditujukan kepada pemerintah kolonial maupun dalam tulisan. Selanjutnya pemikiran Hak Asasi Manusia pada Perhimpunan Indonesia seperti Mohammad Hatta, A. A. Maramis, dan sebagainya lebih menitikberatkan pada hak untuk menentukan nasib sendiri. Sedangkan Sarekat Islam pimpinan Haji Agus Salim dan Abdul Muis menitikberatkan pada usaha-usaha untuk memperolah penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial (Mochtar, 2005: 3). Selanjutnya pemikiran Hak Asasi Manusia telah mendapat legitimasi secara formal karena telah memperoleh pengaturan dan masuk ke dalam hukum dasar negara yaitu Undang-undang Dasar 1945. Dalam perkembangannya kemudian, pada tahun 1993 dibentuk Komisi Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) dengan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tertanggal 7 Juni 1993. Lembaga ini bertugas untuk memantau dan

4 menyelidiki pelaksanaan Hak Asasi Manusia, serta memberi pendapat, pertimbangan dan saran kepada Pemerintah perihal pelaksanaan Hak Asasi Manusia. Disamping itu KOMNAS HAM bertujuan untuk membantu pengembanan kondisi-kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan Hak Asasi Manusia yang sesuai dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 (termasuk hasil amandemen UUD 1945), Piagam PBB, Deklarsi Universal Hak Asasi Manusia (Mochtar, 2005: 4). Strategi penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia dilakukan melalui dua tahap yaitu status penentuan (presriptive status) dan tahap penataan aturan secara konsisten (rule consistent behaviour). Pengaturan Hak Asasi Manusia diatur dalam ketetapan MPR Nomor XVII Tahun 1989 tentang pandangan dan sikap bangsa Indoensia terhadap HAM dan piagam HAM nasional. Untuk selanjutnya ditetapkan Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Keseluruhan ketentuan perundang-undangan di atas merupakan pintu pembuka bagi tahap penataan aturan secara konsisten. Pada tahap ini diupayakan mulai tumbuh kesadaran penghormatan dan penegakan Hak Asasi Manusia baik di kalangan aparat pemerintah maupun masyarakat. Hak Asasi Manusia merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu diperjuangkan, dihormati dan dilindungi oleh setiap manusia. Penataan aturan secara konsisten memerlukan persyaratan yang pertama adalah demokrasi dan supremasi hukum; Kedua Hak Asasi Manusia sebagai tatanan sosial.

5 Demokrasi dan pelaksanaan prinsip-prinsip negara berdasarkan atas hukum merupakan instrumen bahkan prasyarat bagi jaminan perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia. Oleh Karena itu hubungan antara Hak Asasi Manusia dan demokrasi harus dilihat sebagai hubungan keseimbangan yang simbiosis mutualistik. Hak Asasi Manusia sebagai tatanan sosial merupakan pengakuan masyarakat terhadap pentingnya nilai-nilai Hak Asasi Manusia dalam tatanan sosial, politik dan ekonomi yang hidup. Penindasan terhadap HAM bertentangan dengan keadilan dan kemanusiaan, sebab prinsip dasar keadilan dan kemanusiaan adalah bahwa semua manusia memiliki martabat yang sama dengan hak-hak dan kewajibankewajiban yang sama. Oleh karenanya, setiap manusia dan setiap negara di dunia wajib mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM) tanpa kecuali. Penindasan terhadap HAM berarti pelanggaran terhadap HAM. Selama lebih dari 40 tahun, ingatan masyarakat tentang pengkhianatan PKI terus direproduksi dan disebarkan dengan memakai semua media yang tersedia mulai dari pembangunan monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya yang diresmikan pada 1969, penulisan buku pelajaran sejarah, dan film Pengkhianatan G-30-S. Film ini dibandingkan media lainnya merupakan media yang menampilkan secara lebih lengkap yakni dengan menggambarkan keterlibatan anggota Gerwani dan Pemuda Rakyat saat G30S berlangsung. Melalui film Pengkhianatan G-30-S tergambar tentang perempuan anggota Gerwani sedang menarikan tarian yang disebut harum bunga sambil telanjang sebelum menyiksa para jenderal. Termasuk dalam modus

6 penyiksaan adalah menyilet-nyilet tubuh, mencungkil mata, dan memotong alat vital para jenderal. Film Pengkhianatan G-30-S menggambarkan kekejaman di Lubang Buaya melalui dialog menyeramkan seperti bunuh saja dia, sayat dagingnya, pukul kepalanya, atau potong lidah dan tangannya (McGregor, 2005). Film dokudrama Pengkhianatan G-30-S merupakan medium yang paling efektif menyebarkan dan mempertahankan mitos tentang kekejaman komunis. Seperti halnya monumen, film ini juga memuat versi lengkap upaya kudeta oleh G30S, termasuk pertunjukan tarian harum bunga oleh Gerwani selama menyiksa para jenderal. Film Pengkhianatan G-30-S ini diproduksi oleh Pusat Produksi Film Negara (PPFN) tahun 1982 yang saat itu dipimpin oleh Brigadir Jenderal Gufran Dwipayana, seorang anggota Asisten Pribadi (Aspri) Soeharto yang mengurusi hubungan dengan media. Meskipun disutradarai oleh Arifin C. Noer, seorang sutradara teater terkemuka saat itu, naskah film ini dibuat berdasarkan historiografi yang ditulis Nugroho Notosusanto dan ia bertindak sekaligus sebagai editor yang ikut menentukan isi film. Sebelum film ini diputar di bioskop, beberapa tokoh dalam peristiwa sebenarnya seperti Soeharto, Kolonel Sarwo Edhi Wibowo dan sejumlah tokoh tentara menonton dan menilainya terlebih dahulu (McGregor, 2005). Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul: REPRESENTASI PELANGGARAN HAM DALAM FILM PENGKHIANATAN G30S (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn).

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Film Pengkhianatan G-30-S ini diproduksi oleh Pusat Produksi Film Negara (PPFN) tahun 1982. Film ini dijadikan alat efektif untuk mewariskan ingatan sosial kepada masyarakat tentang kekejaman PKI yang tidak berperikemanusiaan. 2. Penggambaran kekejaman PKI dalam film Pengkhianatan G-30-S merupakan wujud pelanggaran HAM yang dilakukan oleh PKI dan simpatisannya. Menurut hasil analisis Alex Dinuth (1997) yang berjudul "Dokumen Terpilih Sekitar G30S/PKI" menyatakan Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI, Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 dimana enam perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta yang dilakukan oleh anggota Partai Komunis Indonesia. Meskipun pada perkembangannya dewasa ini beberapa pihak menemukan bukti-bukti lain yang mengaburkan fakta di atas, maka hal tersebut diabaikan. Hal ini karena penelitian ini hanya memfokuskan pada apa yang disajikan dalam film Pengkhianatan G-30-S. Penelitian ini mencoba menganalisis pesan-pesan yang disampaikan dalam film tersebut, khususnya pesan tentang terjadinya pelanggaran HAM.

8 3. Film Pengkhianatan G-30-S merupakan upaya rezim militer Orde Baru untuk menghidup-hidupkan terus bahaya laten komunis dengan memberikan stigma PKI atau komunis kepada orang atau kelompok yang berbeda pendapat dengan rezim serta pembantaian massal dan kekerasan yang terjadi setelah peristiwa G30S merupakan wujud pelanggaran HAM terhadap lawan politik dan keluarga simpatisan PKI. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah film Pengkhianatan G-30-S menggambarkan adanya pelanggaran HAM di masa lalu? 2. Bagaimanakah representasi pelanggaran HAM dalam film Pengkhianatan G-30-S? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui apakah film Pengkhianatan G-30-S menggambarkan adanya pelanggaran HAM di masa lalu 2. untuk menggambarkan representasi pelanggaran HAM dalam film Pengkhianatan G-30-S

9 E. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka diharapkan studi ini berguna untuk: 1. Secara teoritis, skripsi ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan tentang pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar tahun 1965, terutama oleh PKI dan orde baru, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan untuk melakukan penelitian berikutnya 2. Secara praktis, skripsi ini dapat dijadikan acuan bagi para relawan sosial, masyarakat serta pemerintah tentang pentingnya penegakan HAM bagi seluruh masyarakat Indonesia.