ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

Oleh: 1 Irma Fitriani Kusmayadi, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Zulfikar Noormasyah

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS LOUR) PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPIN SELATAN KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

Moh. Yusef Ridwan 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Destri Yuliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI ANGGUR PRABU BESTARI (FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF PRABU BESTARI GRAPES FARMING)

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

III. METODE PENELITIAN

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KAPULAGA SABRANG (Ellettaria cardamomum Maton) VARIETAS MALABAR

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA MANDIRI, MAKLOON, DAN KEMITRAAN

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai)

III. METODE PENELITIAN

Riska Dewi 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Department Faculty of Agriculture UR ABSTRACT

II. KERANGKA PEMIKIRAN

NASKAH PUBLIKASI JURNAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

III. METODE PENELITIAN. untuk memperoleh data dan melaksanakan analisis yang terkait dengan tujuan

IV. METODE PENELITIAN

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol.4, No.5, Desember 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur)

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

ANALISIS INVESTASI USAHATANI PEMBIBITAN SAPI POTONG DI KABUPATEN SLEMAN TESIS

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA IKAN KOI DI KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 03 September 2014, ISSN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI CENGKEH DI DESA BOUKECAMATAN SOJOL KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat diandalkan dan memiliki

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEMBUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Pipihnuraeni01@gmail.com Betty Rofatin 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi Dedi Darusman 3) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya, dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga akibat perubahan biaya dan harga jual, dan jangkawaktu yang diperlukan dalam pengembalian modal pada usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada seorang petani yang melakukan usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga sangat menguntungkan dan layak diusahakan, diperoleh NPV sebesar Rp 65.139.225,00 sedangkan nilai Net B/C yaitu 6,5 dan IRR sebesar 41,8 persen. Untuk modal yang di investasikan dalam kegiatan usahatani manggis sistem tumpangsari dapat dikembalikan setelah kegiatan usahatani berjalan 2 tahun 5 bulan, pada simulasi harga jual turun dan biaya naik 10 persen, usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga menguntungkan dan layak diusahakan, jika terjadi penurunan harga jual sebesar 75 persen dengan nilai NPV sebesar Rp. 17.391.462 nilai Net B/C yaitu 2,5 dan IRR 43,8 persen, sedangkan modal yang di investasikan dalam kegiatan usahatani manggis sistem tumpangsari dapat dikembalikan setelah kegiatan usahatani berjalan 2 tahun 5 bulan. Sedangkan jika terjadi kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen, masih menguntungkan dengan nilai NPV Rp.62.908.681 dan nilai Net B/C yaitu 6,2 dan IRR yang diperoleh sebesaar 49 persen. Sedangkan 1

modal yang di investasikan dalam kegiatan usahatani manggis sistem tumpangsari dapat dikembalikan setelah kegiatan usahatani berjalan 2 tahun 6 bulan. Kata Kunci :Kelayakan Finansial, Tumpangsari, Payback Periods, Perubahan Biaya dan Harga Jual ABSTRACT This research was conductedin Puspajaya,Puspahiang,Tasikmalaya, with intent to determine the feasibility the fram intercropping mangosteen with cardamom, due to changes in costs and selling prices, and the length of time needed to payback the farm intercroping mangosteen wit cardamom. Method used is case study on farmers practicing farm intercropping mangosteen with cardamom. The research demonstrates that the fram financial analysis intercropping mangosteen with cardamom is very profitable and viable, obtained NPV of Rp65.139.225,00 and Net B / C of 6,5 and an IRR of 41,8 percent. To capital invested in farming activities intercropping mangosteen with cardamom can be restored after farming activities running 2 years and 5 months, the simulation costs down and selling prices rose 10 percent, farming profitable intercropping mangosteen with cardamom and viable, if a decline in the selling price by 75 percent the NPV of Rp. 17.391.462 value Net B / C are 2,5 and an IRR of 43,8 percent, while the capital invested in farming activities intercropping mangosten with cardamoncan be restored after farming activities running 2 years and 5 months. Meanwhile, if there is an increase in operating expenses of 10 percent, it is still beneficial to the NPV of Rp. 62.908.681 and the value of Net B / C are 6,2 and IRR obtained 49 percent. While capital invested in farming activities intercropping manggis with cardamom can be restored after farming activities running 2 years and 6 months. Key Word: Financial Feasibility, Intercroping, Payback Periods, Changes in Costs and Seilling Price PENDAHULUAN Kabupaten Tasikmalaya merupakan wilayah sentra produksi utama buah manggis di Jawa Barat, yang memiliki kondisi iklim, lahan dan sumberdaya hayati yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha yang berorientasi ke agribisnis. 2

Hal ini sejalan dengan visi misi Kabupaten Tasikmalaya yaitu kompetitif di bidang agribisnis. Upaya yang dilakukan dalam mewujudkan visi misi tersebut yaitu dengan memfokuskan pada peningkatan produksi, salah satunya buah manggis sebagai komoditi unggulan. Produksi manggis di Kecamatan Puspahiang per satu kali musim tahun 2013 sebesar 15.321.000 kg dengan produktivitas rata-rata 14.000 kg perhektar. Adapun produktivitas terbesar ada di Desa Puspahiang yaitu 14.300 kg/ha. Untuk lebih jelasnya mengenai produksi dan produktivitas tanaman manggis di Kecamatan Puspahiang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data luas, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Manggis Tahun 2013 di Kecamatan Puspahiang. Kondisi Pertanaman Saat ini Populasi No Desa Luas Panen Produksi Produktivitas Luas Lahan Pohon (Ha) (Kg) (Kg/Ha) (Ha) 1 Puspahiang 280.609 206 154,56 2.210.000 14.300 2 Pusparahayu 33.507 335 251,30 3.493.000 13.900 3 Puspajaya 34.026 340 255,19 3.623.000 14.200 4 Luyubakti 26.010 260 195,07 2.691.000 13.800 5 Cimanggu 23.102 231 173,26 2.425.000 14.000 6 Puspasari 8.500 851,30 63,75 879.000 13.800 7 Sukasari - - -.- 8 Mandalasari - - - - Jumlah 405.754 2.223,3 1.093,13 15.321.000 84.000 Rata-rata 67.625 370,55 182,18 2.553.500 14.000 Sumber : BP3K Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya,2013 Manggis termasuk salah satu tanaman tahunan yang mengalami masa juvenil yang lama yaitu sekitar 8 tahun, untuk itu dalam pengembangan kebun manggis perlu dilakukan sistem tumpangsari dengan tanaman yang lebih cepat berbuah, seperti kapulaga. Kapulaga merupakan salah satu tanaman rempah yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan berprospek cerah. Selain itu, dalam pembudidayaannya tanaman ini pun tidak memerlukan lahan tersendiri, dalam arti tumbuh dibawah naungan tanaman lain sebagai tanaman tumpangsari. Adapun tujuan petani dalam 3

menggunakan sistem tumpangsari ini adalah untuk meningkatkan macam dan jumlah produksi per satuan luas per satuan waktu, mengurangi resiko kegagalan panen, meningkatkan produktivitas penggunaan tanah, waktu, dan sumberdaya yang tersedia, mendapatkan total output dalam arti nilai ekonomis tinggi. Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana kelayakan usahatani sistem tumpangsari manggis dengan kapulaga dilihat dari aspek financial 2) Bagaimana kelayakan usahatani sistem tumpangsari manggis dengan kapulaga apabila terjadi perubahan biaya dan harga jual? 3) Pada tahun ke berapa seluruh modal yang dikeluarkan pada usahatani sistem tumpangsari manggis dengan kapulaga dapat dikembalikan? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usahatani manggis secara finansial, kelayakan usahatani akibat perubahan biaya dan harga jual, dan jangka waktu yang diperlukan dalam pengembalian modal pada usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Pemilihan responden dipilih secara sengaja sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa petani tersebut merupakan petani teladan dan dianggap cukup berhasil dalam melakukan usahatani manggis. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis finansial, payback periods. Analisis data yang dimaksud dijabarkan sebagai berikut : 1) Analisis Finansial Menurut Abdul Choliq dan Ofan Sofwan (1989), alat analisis finansial yang dapat digunakan sebagai kriteria investasi adalah : a. NPV (Net present Value) 4

NPV = Bt Ct ( 1 1) NPV = (Bt-Ct) DF NPV = ( Net Benefit ) DF Keterangan : Bt= Benefit pada tahun ke t Ct= Cost pada tahun ke t DF= Discount Factor b. Net B/C (Net Benefit Of Cost Rasio) NetB/ C ( B C )( DF) t n t t t 0 ( Ct Bt )( DF) NetB / C ( NetBenefit Positif )( DF ) t n t 0 ( NetBenefit Negatif )( DF ) NetB NPV NPV ( ) / C ( ) c. IRR ( Internal Rate of Return ) IRR = i 1 + NPV + (i 2 i 1 ) NPV + NPV - Keterangan : i 1 i 2 = Discount Faktor pertama yang diperoleh NPV positif = Discount Faktor kedua yang diperoleh NPV negative 1) Payback Period NBKNegatif Payback Periods = T + x 12 Bulan NB * Keterangan : T : Tahun terakhir nilai net benefit kumulatif negatif NBK negatif : Nilai terakhir net benefit kumulatif negatif NB* : Nilai net benefit saat nilai net benefit kumulatif positif pertama 5

2) Analisis Sensitivitas (sensitivity Analysis) Simulasi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Skenario satu : biaya produksi (pupuk NPK) diperkirakan naik 10 persen, sedangkan biaya pupuk kandang dan biaya lainnya tetap. b. Skenario dua : harga jual diperkirakan turun 10 persen, sedangkan biaya dianggap tetap. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Identitas Petani Petani dalam penelitian ini adalah seorang petani yang melaksanakan usaha tani tumpangsari manggis dengan kapulaga di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Tabel 8. Identitas Petani Usahatani Manggis Sistem Tumpangsari di Desa Puspajaya. No Uraian 1 Nama : Rustandi 2 Umur : 38 3 Pendidikan Formal : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 4 Tanggungan Keluarga : 2 orang 5 Pengalaman Usaha tani : 10 tahun 6 Luas lahan : 1 hektar 7 Status lahan : Milik sendiri Sumber : Data Primer 2. Biaya Produksi a. Biaya Investasi Biaya investasi yang dimaksud dalam usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan dari mulai usahatani tersebut dilaksanakan sapai usahatani tersebut berjalan ( Abdul Choliq, dkk 1994). Tabel 9. Rincian Biaya Investasi Usahatani Manggis Sistem Tumpanngsari pada Luas Lahan 1 ha di Desa Puspajaya. 6

No Uraian Satuan Tahun 0 (Rp) 1 Pembelian bibit manggis Pohon 1.575.000 2 Pembelian bibit kapulaga Pohon 400.000 3 Pembelian pupuk kandang Kg 560.000 4 Pembelian Peralatan Unit 3.485.000 5 Persiapan lahan HOK 2.560.000 6 Upah Tenaga kerja - - 7 Sewa Lahan ha 1.500.000 Jumlah 10.080.000 Sumber: Data primer diolah b. Biaya Operasional Biaya operasional yang dimaksud dalam usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga sejalan dengan pendapat Abdul Choliq, dkk (1994), yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung artinya secara rutin biaya harus dikeluarkan. Tabel 10. Rincian Biaya Operasional pada Luas Lahan 1 Ha di Desa Puspajaya. Tahun Pupuk (Rp) Upah Tenaga Kerja Reinvestasi Peralatan Sewa Lahan (Rp/ha) (Rp/HOK) ( Unit ) 1 1.160.000 2.480.000 1.500.000 2 1.160.000 3.120.000 1.500.000 3 1.580.000 3.680.000 1.500.000 4 2.400.000 3.060.000 1.500.000 5 2.400.000 2.760.000 3.485.000 1.500.000 6 2.160.000 2.810.000 1.500.000 7 2.160.000 2.660.000 1.500.000 8 4.580.000 3.447.600 1.500.000 9 4.400.000 3.998.000 1.500.000 10 4.160.000 5.360.000 3.485.000 1.500.000 11 4.160.000 5.015.200 1.500.000 12 4.160.000 5.492.800 1.500.000 13 4.580.000 5.752.400 1.500.000 14 4.400.000 9.045.600 1.500.000 15 4.400.000 7.973.200 3.485.000 1.500.000 16 4.160.000 10.955.200 1.500.000 17 4.160.000 16.140.800 1.500.000 7

18 4.400.000 19.202.000 1.500.000 19 4.400.000 16.004.000 1.500.000 20 4.400.000 16.198.000 3.485.000 1.500.000 21 4.160.000 14.924.000 1.500.000 22 4.160.000 22.870.000 1.500.000 23 4.400.000 24.486.000 1.500.000 24 4.400.000 24.864.000 1.500.000 25 4.400.000 26.470.000 3.665.000 1.500.000 Jumlah 92.900.000 255.533.600 17.605.000 37.500.000 Sumber : Data Primer diolah 3. Peneriman dan Pendapatan Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah hasil produksi dengan harga jual. Penerimaan yang diperoleh setiap tahunnya berbeda-beda. Sedangkan pendapatan diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga ini. Penerimaan pertama diperoleh dari penjualan kapulaga. Penerimaan dan pendapatan pada tahun ke 2 sampai tahun ke 3 setelah masa tanam kapulaga mengalami kenaikan dikarenakan jumlah produksi kapulaga meningkat. Untuk kapulaga setiap 5 tahun sekali tanaman diganti dengan tanaman kapulaga yang baru. Tabel 11. Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Tumpangsari manggis dengan Kapulaga pada Luas Lahan 1 Ha di Desa Puspajaya. Tahun Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) 1 3.168.000 5.140.000 (1.972.000) 2 12.012.000 5.872.000 6.140.000 3 21.120.000 6.760.000 14.360.000 4 15.840.000 6.960.000 8.880.000 5 10.890.000 9.875.000 1.015.000 6 6.336.000 5.840.000 496.000 7 10.810.800 8.660.000 2.150.000 8 24.684.000 10.207.600 14.476.400 9 26.736.000 10.018.000 16.718.000 10 36.105.000 14.595.400 21.509.600 11 28.332.000 10.275.200 18.056.800 12 36.236.400 11.212.800 25.023.600 13 40.908.000 12.142.400 28.765.600 8

14 74.844.000 15.205.600 59.638.400 15 60.855.000 17.388.200 43.466.800 16 81.552.000 16065.200 65.486.800 17 135.072.000 17.257.200 117.814.800 18 162.000.000 19.950.000 142.050.000 19 133740.000 17.124.000 116.616.000 20 136.080.000 20.813.000 115.267.000 21 122.040.000 15.954.000 106.086.000 22 203.400.000 24.090.000 179.310.000 23 216.960.000 25.446.000 191.514.000 24 223.740.000 24.124.000 197.616.000 25 240.000.000 31.415.000 208.585.000 Jumlah 2.063.461.200 374.340.600 1.689.030.600 Sumber : Data primer diolah 4. Analisis Finansial Evaluasi dilakukan pada tingkat bunga 20 persen. untuk menambah kepercayaan atas usaha yang dijalankan, dilakukan simulasi dengan beberapa kemungkinan terhadap perubaha harga jual dan biaya, yaitu: c. Skenario satu : biaya produksi (pupuk NPK) diperkirakan naik 10 persen, sedangkan biaya lainnya tetap. d. Skenario dua : harga jual diperkirakan turun 75 persen, sedangkan biaya dianggap tetap. Tabel 12. NPV, Net B/C dan IRR pada Tingkat Bunga 20 PersenUsahatani Tumpangsari Manggis dengan Kapulaga pada Luas Lahan 1 Ha di Desa Puspajaya. No Uraian Jumlah 1 NPV Rp. 65.139.225 2 Net B/C 6,5 3 IRR 41,8 Sumber : Data primer diolah 5. Sensivity Analysis Tabel 13. NPV, Net B/C, IRR dan Payback Perriods pada Simulasi Harga Jual Turun 10 Persen dan Biaya Operasional naik 10 persen pada Tingkat Bunga 20 9

Persen Usahatani Tumpangsari Manggis dengan Kapulaga pada Luas Lahan 1 Ha di Desa Puspajaya. No Uraian Harga Jual Turun Biaya Produksi ( Npk ) 75% naik 10% 1 NPV 17.391.462 62.908.681 2 Net B/C 2,5 6,2 3 Internal Rate of 43,8%% 49% Return (IRR) 4 Payback Period 2 Tahun 5 bulan 2 Tahun 6 Bulan Sumber : Data primer diolah 6. Payback Periods Payback Periods diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Perhitungan Payback Periods dilakukan dengan menghitung Net Benefit Kumulatif. Dengan menggunakan suku bunga 20 percen. Hasil perhitungan Payback Periods menunjukan bahwa jangka waktu pengembalian modal yang dibutuhkan dalam usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga adalah 2 tahun 5 bulan. Hal ini berarti bahwa modal yang di investasikan dalam kegiatan usaha tani manggis sistem tumpangsari baru dapat dikembalikan setelah umur proyek berlangsung 2 tahun 5 bulan. Simpulan 1) Usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga sangat menguntungkan dan layak diusahakan. Diperoleh NPV sebesar Rp. 65.139.225 sedangkan nilai Net B/C yaitu, 6,5 dan IRR sebesar 41,8 persen. 2) Pada simulasi biaya pupuk naik 10 persen, usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga menguntungkan dan layak diusahakan, dengan nilai NPV sebesar Rp. 62.908.681 nilai Net B/C yaitu 6,2 dan IRR 49 persen, sedangkan payback periodnya adalah 2 tahun 6 bulan. Jika terjadi penurunan harga jual 75 persen, masih menguntungkan dengan nilai NPV 17.391.462 dan nilai Net 10

B/C yaitu 2,5, dan IRR yang diperoleh sebesar 43,8 persen, sedangkan sedangkan payback periodnya adalah 2 tahun 5 bulan. 3) Modal yang di investasikan dalam kegiatan usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga dapat dikembalikan setelah kegiatan usahatani berjalan 2 tahun 5 bulan. Saran Usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga dilihat dari aspek finansial sangat menguntungkan namun pendapatan petani masih bisa ditingkatkan dengan berbagai cara, antara lain dengan peningkatan penanggulangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman dan buah manggis misalnya dengan menggunakan pestisida nabati atau dengan pemeliharaan yang baik sehingga penyebaran hama dan penyakit dapat ditanggulangi. Selain itu agar diperoleh kualitas yang baik maka perlu perbaikan cara panen yang baik salah satunya penggunaan alat dan tempat penyimpanan yang dapat mengurangi kerusakan buah manggis dan kapulaga pada saat pemetikan sehingga tingkat kerusakan akibat gesekan atau benturan buah yang dipetik dapat diminimalisir DAFTAR PUSTAKA Abdul Choliq dan Ofan Sofwan. 1989. Evaluasi Proyek. Linda Karya. Bandung Abdul Choliq, R.A. Rivai Wirasasmita, Ofan Sofwan.1994. Evaluasi Proyek (suatu pengantar). Pionir. Bandung. BP3K Kecamatan Puspahiang. 2013. Data Luas, Produktivitas, Produksi Tanaman Manggis di kecamatan Puspahiang. Tasikmalaya. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2008. Profil komoditi Hortikultura Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya. Direktoral jenderal Hortikultura. 2009. Profil Kawasan Manggis (program pendamping Intensif). Jakarta. Direktoral Jendral Hortikultura. 2012. Standart Operasional Prosedur (SOP) Kapulaga. Jakarta. 11

12