Kata kunci: Kemampuan Kembang Susut Sedang, Siklus Pembasahan dan Pengeringan, Kuat Tekan Bebas

dokumen-dokumen yang mirip
THE INFLUENCE OF WETTING AND DRYING CYCLE TO EXPANSIVE CLAY WITH HIGH SWELLING SHRINKAGE POTENTIAL OF UNCONFINED COMPRESSION STRENGHT VALUE (qu)

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

COMPARISON ADDITION CEMENT AND LIME IN CLAY SOIL EXPANSIVE OF SWELLING POTENTIAL

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

ANALISIS PEMAKAIAN TANAH SUMENEP MADURA YANG MENGANDUNG GARAM SEBAGAI TIMBUNAN DAN TANAH DASAR

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DRYING TERHADAP KUAT KOKOH TANAH LEMPUNG HALUS JENUH

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP NILAI KUAT TEKAN BEBAS PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI DAERAH MAGETAN JAWA TIMUR

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

ABSTRAK

Hansdy Wicaksono 1, Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER 5CM PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

Pengaruh Penambahan Limbah Baja (Slag) Terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas Pada Tanah Lempung Di Daerah Babat Lamongan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

Rekayasa Teknik Sipil Vol 2 Nomer 2/rekat/15 (2015), 25-32

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN TERHADAP KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

STABILITAS TANAH LEMPUNG PERBAUNGAN DENGAN CORNICE ADHESIVE

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR GAMPING MADURA PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH MARTAJASAH BANGKALAN TERHADAP NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) TEST

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH SIKLUS PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN TERHADAP SIFAT FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK PADA TANAH TANGGUL SUNGAI BENGAWAN SOLO CROSS SECTION

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

Puspita Anggraeni )1, Machfud Ridwan )2. Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN PADA TANAH LERENG DENGAN KEDALAMAN 5-20M DI NGANTANG MALANG

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

Pengaruh Penambahan Semen, Abu Sekam Padi dan Abu Ampas Tebu pada Tanah Lempung Ekspansif di Bojonegoro terhadap Nilai CBR, Swelling, dan Durabilitas

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

EFEKTIFITAS GIPSUM SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI PENURUNAN KONSOLIDASI SUBGRADE JALAN SUKODONO SRAGEN

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DENGAN LAMANYA WAKTU PERAWATAN (CURING) TERHADAP KEKUATAN DAN PENGEMBANGAN (SWELLING) TANAH LEMPUNG EKSPANSIF

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG BAYAT, KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR KAJIAN KUAT TEKAN BEBAS STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN STABILIZING AGENTS SERBUK KACA DAN SEMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

PENENTUAN NILAI CBR DAN NILAI PENYUSUTAN TANAH TIMBUNAN (SHRINKAGE LIMIT) DAERAH BARITO KUALA

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP NILAI KUAT DUKUNG TANAH DI BAYAT KLATEN

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

Agus Susanto 1), Puput Adi Putro 2) Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102,

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

Transkripsi:

PENGARUH SIKLUS PEMBASAHAN (WETTING) DAN PENGERINGAN (DRYING) BERULANG PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN KEMAMPUAN KEMBANG SUSUT SEDANG TERHADAP NILAI KUAT TEKAN BEBAS (qu) THE EFFECT CONTINUALLY OF WETTING AND DRYING CYCLE ON EXPANSIVE CLAY WITH MEDIUM SWELLING SHRINKAGE POTENTIAL TO UNCONFINED COMPRESSION STRENGHT VALUE (qu) Nanang Panggih Tanfati* dan Machfud Ridwan** Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, Teknik Sipil FT-Universitas Negeri Surabaya Koresponden :*e-mail : n.tanfati@gmail.com **e-mail : Abstrak. Ada tanah yang baik untuk bangunan dan ada pula tanah yang memiliki potensial untuk kembang susut sehingga kurang baik untuk bangunan. Tanah yang berpotensi untuk kembang susut (swelling potensial) memiliki sifat plastisitas dan keaktifan tanah, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan yang didirikan di atasnya. Berdasarkan kemampuan kembang susutnya tanah lempung dibagi menjadi 4, yaitu lemah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Tanah di daerah tropis selalu mengalami proses pembasahan dan pengeringan akibat adanya pergantian musim penghujan dan musim kemarau, hal ini sangat mempengaruhi nilai kuat tekan yang terdapat pada tanah. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas tentang seberapa besar pengaruh siklus pembasahan (wetting) dan pengeringan (Drying) berulang pada tanah lempung dengan kemampuan kembang susut sedang terhadap nilai kuat tekan bebas (qu). Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan di Laboratorium dengan cara membuat benda uji dari hasil kepadatan proktor standar dengan kepadatan maksimal (ᵞd max),533 dan wc optimum 20,6%. Kemudian benda uji dilakukan siklus pembasahan dan pengeringan. Pada proses pembasahan, benda uji diberi penambahan kadar air dengan, 2, 3, 4, dan 5. Setelah itu lalu dilakukan proses pengeringan dengan cara diangin-anginkan supaya terjadi pengurangan kadar air hingga benda uji mencapai 5, 4, 3, 2, dan. Proses pembasahan dan pengeringan dilakukan sebanyak 2 kali siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat kondisi awal nilai kuat tekan bebas dari benda uji tersebut adalah 3,698 kg/cm 2. Setelah terjadi pembasahan dan pengeringan 2 kali siklus nilai kuat tekan benda uji mengalami penurunan 2,22% menjadi 3,246 kg/cm 2. Kata kunci: Kemampuan Kembang Susut Sedang, Siklus Pembasahan dan Pengeringan, Bebas Abstract. There is good soil for the building and some soil that has swelling shrinkage potential so it is not good for building. Soils potentially for swelling shrinkage has plasticity properties and activity of the soil, which can cause damage to buildings erected on it. According the swelling potential, clay shared become 4, is low, medium, high, and very high. The soil of tropic area always occurwetting and drying process because of rain and dry season changing, this process decrease unconfined compression strenght value of soil. It greatly effect value of unconfined compression strenght in the soil. So this research will study about how high influence of wetting and drying cycle to clay with medium swelling potential of unconfined compression strenght value. This research is experiment research that done in laboratory that make test object from proctor standard solid that touch wetting and drying cycle. With value of ᵞd maximum,533 and wc optimum 20,6%, then test object was wetting and drying cycle. In the wetting process test object given water content with, 2, 3, 4, and 5. After the drying process was

then carried out with aerated so that a reduction in water content until the test object be 5, 4, 3, 2 and. Result of research indicate that object at the time of early condition value of unconfined compression strenght from the test object is 3,698 kg / cm2. After wetting and drying 2 cycle times value of unconfined compression strenght the test object have degradation 2,22% become 3,246 kg/ cm 2. Keywords : medium swelling shrinkage potential, wetting and drying cyclic, unconfined compression strength. PENDAHULUAN Tanah terdiri dari agregat (butiran) mineral mineral padat yang tidak tersementasi satu sama lain dan dari bahan bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang ruang kosong diantara partikel partikel tersebut. Ada tanah yang baik untuk bangunan dan ada pula tanah yang memiliki potensial untuk kembang susut sehingga kurang baik untuk bangunan. Tanah di daerah tropis selalu mengalami proses pengeringan dan pembasahan akibat adanya pergantian musim penghujan dan musim kemarau. Pengeringan dan pembasahan tersebut akan mengakibatkan penambahan dan pengurangan kuat tekan bebas.sehingga dengan mengetahui seberapa besar pengaruh dari proses pembasahan (wetting) dan pengeringan (Drying) dari suatu tanah lempung dengan kemampuan kembang susut tinggi pada harga kuat tekan tanah, maka dapat diketahui suatu upaya atau tindakan untuk perbaikan suatu struktur tanah. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh siklus pembasahan (wetting) dan pengeringan (Drying) pada tanah lempung dengan kemampuan kembang susut sedang terhadap nilai kuat tekan bebas (qu). KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Umum Tentang Tanah Menurut Braja M. Das terjemahan (Noor Endah Mochtar dan Indrasurya B. Mochtar, 988), tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersedimentasi (terikat secara kimia) satu sama lain. Tanah juga sangat berguna sebagai bahan bangunan dan berfungsi sebagai pendukung pondasi bangunan di atasnya. Secara umum tanah dapat digolongkan dari beberapa jenis (L.D. Wesley, 977) antara lain:. Batu Kerikil 2. Pasir;3. Lanau; dan 4. Lempung. B. Tanah Lempung Ekspansif Tanah ekspansif adalah suatu jenis tanah yang memiliki derajat pengembangan volume yang tinggi sampai sangat tinggi, biasanya ditemukan pada jenis tanah lempung yang sifat fisiknya sangat terpengaruh oleh air. Lempung Montmorllonite (sering disebut Bentonite atau Smectite) adalah jenis lempung yang mempunyai swelling potential yang tinggi, sehingga kembang susutnya juga besar. Semua tanah ekspansif umumnya mempunyai harga Indeks Plastis (IP) yang sangat besar, menurut Carter dan Bentley 99, dalam Cecep (20:) mengungkapkan bahwa kita dapat mengevaluasi swelling potensial dari variasi harga IP dengan cara sebagai berikut: Tabel. Klasifikasi Swelling Potential Tanah Degree of Expansion Lemah (Low) Sedang (Medium) Tinggi (High) Sangat Tinggi (Very High) Swelli ng 0,5,5 5 5 25 IP 0,5 5 25 25 55 LL SL Swelling Pressure (KN/m²) < 30 >5 <50 30-40 40-60 0 6 7 2 50 250 250 500 > 25 > 55 > 60 < >000 (Carter dan Bentley 99) 2

C. Konsistensi Tanah Padat Kerut Semi padat Plastis Plastis Cair Cair -batas tersebut dinyatakan sebagai berikut :. Cair (Liquit Limit): air dimana tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis. 2. Plastis (Plastic Limit): air dimana tanah berubah dari keadaan plastis menjadi keadaan semi solid. 3. Kerut (Shringkage Limit): air dimana tanah berubah dari keadaan semi solid menjadi solid. D. Stabilisasi Tanah Salah satu upaya untuk perbaikan tanah adalah dengan stabilisasi tanah (soils stabilization). Cara stabilisasi menurut (B. Mochtar, 994) ini pada pokoknya terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:. Stabilisasi kimia (Chemical Stabilization) Stabilisasi kimia adalah stabilisasi yang menggabungkan unsur pada benda satu dengan benda lainnya yang bertujuan agar mendapatkan unsur yang baru 2. Stabilisasi Mekanis (Mechanical Stabilization) Stabilisasi mekanis adalah stabilisasi dengan cara mencampur secara langsung antara tanah dasar dengan tanah yang lebih baik, dengan tujuan agar mendapatkan tanah yang baik. E. Pemadatan Tanah Menurut (Braja M. Das, 998) pemadatan tanah bertujuan untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan daya dukung tanah tersebut. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemantapan lereng timbunan (embankments). Test pemadatan tanah akan menaikkan harga berat volume kering apabila kadar air dari tanah (pada saat dipadatkan) dinaikkan. Test pemadatan tanah dapat dilakukan di lapangan dan di laboratorium, cara test pemadatan di laboratorium yang diperkenalkan oleh proctor yaitu :. Standart Proctor Test 2. Modified Proctor Test Untuk setiap percobaan, berat volume basah ( t) dari tanah yang dipadatkan tersebut dapat dihitung sebagai berikut (Braja. M. Das, 998) : Dimana : W V (m) W = berat tanah yang dipadatkan di dalam cetakan V (m) = volume cetakan (=/30 ft 3 = 943.3 cm 3 ). Pada setiap percobaan besarnya kadar air dalam tanah yang dipadatkan tersebut dapat ditentukan di laboratorium. Untuk suatu kadar air tertentu, volume kering maksimum secara teoritis didapat bila pada pori-pori tanah sudah tidak ada udaranya lagi, yaitu pada saat di mana derajat kejenuhan tanah sama dengan 00%. Jadi, berat volume kering maksimum (teoritis) pada suatu kadar air tertentu dengan kondisi zero air void (pori-pori tanah tidak mengandung udara sama sekali) dapat di tulis rumus : zav = (Das, 99) Dimana : zav = berat volume pada kondisi zero air voids w = berat volume air w = kadar air Gs = berat spesifik butiran tanah padat F. Proses pembasahan dan Pengeringan Pada Tanah Ekspansif Proses pengeringan (drying) adalah suatu kondisi kadar air didalam suatu poripori tanah mengalami penurunan, sebaliknya proses pembasahan (wetting) adalah suatu kondisi dimana kadar air dalam suatu poripori tanah mengalami penambahan. Al Hamoud et al (995), mengungkapkan bahwa ada gejala perubahan sifat 3

microstructural dan sifat fisik material tanah lempung ekspansif selama siklus berulang basah kering. Soemitro et al (200), melakukan penelitian di laboratorium untuk mengetahui pengaruh siklus pengeringan pembasahan berulang pada lempung ekspansif natural yang diambil disekitar daerah Surabaya, terhadap perubahan volume, tegangan air pori negative, dan kekuatan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengulangan siklus pengeringan pembasahan dapat mengurangi perubahan volume, tegangan air pori negative, dan kekuatan tanah. G. KUAT TEKAN BEBAS Uji kuat tekan bebas adalah uji kekuatan pada tanah dalam kondisi bebas. Pengujian ini dilakukan terutama untuk tanah lempung atau lanau. Bilamana lempung tersebut mempunyai derajat kejenuhan 00% maka kekuatan geser dapat ditentukan langsung dari nilai kekuatan Unconfined. Untuk regangan pada pengujian ini biasanya dipakai 0,5-2% per menit (L.D. Wesley, 977) Pada pengujian kuat tekan bebas, tegangan penyekap σ3 adalah nol. Tegangan aksial dilakukan terhadap benda uji secara relatif cepat sampai tanah mengalami keruntuhan. Pada titik keruntuhan, harga tegangan total utama kecil (total minor principal stress) adalah nol dan tegangan total utama besar adalah σ (Braja. M. Das, 998). Di bawah ini adalah contoh dari alat untuk pengujian kuat tekan bebas : METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dimana penelitian ini dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNESA. Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lempung ekspansif klasifikasi sedang siklus pembasahan dan pengeringan, kepadatan maksimum dan nilai kuat tekan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara metode eskperimen, dimana penulis melakukan penelitian langsung pada obyek, meliputi : Uji Atterberg, test proctor, dan test kuat tekan bebas. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : ayakan lolos 40, satu set alat uji batas atterberg, satu set alat uji Spesific Gravity, satu set alat pemadatan, alat untuk proses pembasahan dan pengeringan yaitu pipa PVC dan Plastik sebagai penutup, satu set alat uji kuat tekan dan alat-alat bantu yang terdiri dari oven, timbangan dengan ketelitian 0., stopwatch, gelas ukur 00 ml, pipet, cawan. Untuk dapat mengolah dan menganalisis data hasil dari uji laboratorium, penulis menggunakan beberapa proses pengolahan dan analisis data, yaitu:. Penyusunan data, dari data yang didapat dari uji laboratorium disajikan ke dalam bentuk tabel, gambar dan grafik, sehingga mudah dipahami. 2. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data laboratorium yang berbentuk angka dan diinterpretasikan kedalam grafik kemudian dianalisis secara deskripsi kualitatif. Untuk lebih jelasnya langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini : 4

H. Diagram Alir Penelitian Mempersiapkan tanah lempung dan pasir Melakukan tes LL (Liquid Limit) dan PL (Plastic Limit) untuk mengetahui nilai IP (Index Plasticity) yang diinginkan Jika ketemu untuk dilanjutkan Jika belum ketemu diulang kembali Melakukan tes proctor standart dengan tanah sebelumnya di peram selama 24 jam, Membuat benda uji untuk siklus pembasahan dan pengeringan Melakukan proses pembasahan dengan kadar air yang diinginkan yaitu, 2, 3, 4 dan 5. Dilanjutkan proses pengeringan benda uji sehingga kadar air benda uji berkurang dari 5 menjadi 4, 3, 2, dan. Proses pembasahan dan pengeringan dilakukan 2 kali siklus Melakukan tes pengujian kuat tekan beban bebas Unconfined Compression Test pada masing masing benda uji Analisis Data Kesimpulan 5

HASIL DAN ANALISIS A. Tes Atterberg Limit Berikut adalah hasil pencampuran tanah lempung ekspansif dengan kemampuan kembang susut sangat sedang yang dicampur dengan pasir halus sebanyak 40%. Tabel. Harga Tes Atterberg Benda Uji Cair,LL Plastis,PL B. Hasil Uji Pemadatan Proktor Standar Uji kepadatan proktor standar pada campuran tanah lempung ekspansif ditambah dengan pasir 40% didapat nilai kepadatan maksimum (γdmax),533 dan wc optimum 20,6%, serta pada pengujian berat jenis didapat nilai berat jenis (Gs) adalah 2,605, kemudian dari nilai γd max, wc optimum dan Gs tersebut dapat diketahui nilai wc sat sebesar 26,80%. wc optimum dan wc sat ini yang akan digunakan sebagai acuan kadar air untuk benda uji yang akan digunakan pada pengujian kuat tekan bebas dengan beberapa kondisi. Berikut ini adalah pengkondisian penambahan kadar air yang telah ditabelkan pada tabel 2 dan 3 Tabel 2. Pada Proses Pembasahan Benda Uji air Indeks Plastisitas, IP 46,2 27,00 9.38 2 46,9 26,74 9,32 3 46,08 26,39 9,65 Rata- Rata 46,6 26,7 9,45 20,60 2 22,5 3 23,70 4 25,25 5 26,80 Tabel 3. Pada Proses Pengeringan Benda Uji air 5 26,80 4 25,25 3 23,70 2 22,5 20,60 C. Hasil Uji Bebas. Evaluasi Hasil Uji Bebas Pada Siklus I Tabel 4. Harga Bebas Benda Uji Pada Proses Pembasahan Siklus I 20,60 3,698 0 2 22,5 2,854 22,82 3 23,70 2,94 40,67 4 25,25,578 57,33 5 26,80,2 69,93 Tabel 5. Harga Bebas Benda Uji Pada Proses Pengeringan Siklus I 5 26,80,2 69,93 4 25,25,406 58,5 3 23,70 2,000 45,32 2 22,5 2,68 29,2 20,60 3,462 6,38 Tabel 6. Bebas Benda Uji Pada Siklus I. Proses Pembasahan Proses Pengeringan 20,60 3,698 0 20,60 3,462 6,38 2 22,5 2,854 22,82 2 22,5 2,68 29,2 3 23,70 2,94 40,67 3 23,70 2,000 45,32 4 25,25,578 57,33 4 25,25,406 58,5 5 26,80,2 69,93 5 26,80,2 69,93 6

Grafik. Benda Uji Siklus I Tabel 9. Bebas Benda Uji Pada Siklus II. Proses Pembasahan Proses Pengeringan 20,60 3,462 6,38 20,60 3,246 2,22 2 22,5 2,68 29,2 2 22,5 2,300 37,80 3 23,70 2,000 45,32 3 23,70,638 55,70 4 25,25,406 58,5 4 25,25,09 70,0 2. Evaluasi Hasil Uji Bebas Pada Siklus II 5 26,80,2 69,93 5 26,80 0,895 75,79 Tabel 7. Harga Bebas Benda Uji Pada Proses Pembasahan Siklus II Grafik 2. Benda Uji Siklus I 20,60 3,462 6,38 2 22,5 2,532 3,53 3 23,70,788 5,64 4 25,25,279 65,4 5 26,80 0,895 74,79 Tabel 8. Harga Bebas Benda Uji Pada Proses Pengeringan Siklus II 5 26,80 0,895 74,79 4 25,25,09 70,0 3 23,70,638 55,7 2 22,5 2,300 37,80 20,60 3,246 2,22 7

3. Analisis Bebas Benda Uji Pada Proses Pembasahan dan Pengeringan Siklus I dan Siklus II Tabel 0. Siklus I Hasil Proses Pembasahan dan Pengeringan Benda Uji Pada Siklus I dan II Siklus II Untuk lebih jelasnya, hasil dari Tabel 0 di atas bisa dilihat pada Grafik 3 di bawah ini: Grafik 3. Benda Uji Siklus I dan Siklus II 20,60 3,698 0 20,60 3,462 6,38 2 22,5 2,854 22,82 2 22,5 2,532 3,53 3 23,70 2,94 40,67 3 23,70,788 5,64 4 25,25,578 57,33 4 25,25,279 65,4 5 26,80,2 69,93 5 26,80 0,895 75,79 4 25,25,406 58,5 4 25,25,09 70,0 3 23,70 2,000 45,9 3 23,70,638 55,7 2 22,5 2,68 29,2 2 22,5 2,300 37,80 20,60 3,462 6,38 20.60 3,246 2,22 Dari Tabel 0 di atas menunjukkan bahwa benda uji pada saat kondisi awal sebelum dilakukan siklus pembasahan dan pengeringan nilai kuat tekan bebas dari benda uji tersebut adalah 3,698 kg/cm 2. Setelah terjadi pembasahan dan pengeringan siklus I nilai kuat tekan benda uji pada mengalami penurunan sebesar 6,38% menjadi 3,462 kg/cm 2 kemudian dilanjutkan siklus II nilai kuat tekan benda uji kondisi juga mengalami penurunan sebesar 2,22% menjadi 3,246 kg/cm 2. kuat tekan bebas pada benda uji pada setelah mengalami proses pembasahan dan pengeringan siklus I sebesar 3,462 kg/cm 2 tidak bisa kembali pada nilai kuat tekan bebas awal sebelum dilakukan siklus I yaitu sebesar 3,698 kg/cm 2, begitu juga setelah mengalami 2 kali siklus nilai kuat tekan pada sebesar 3,246 kg/cm 2 tidak bisa kembali seperti nilai kuat tekan bebas awal yaitu sebesar 3,698 kg/cm 2. Hal ini disebabkan perbedaan kadar air yang dikandung tanah khususnya lempung, dimana terjadinya pengurangan kadar air menyebabkan berat volume kering meningkat sehingga lempung menyusut, dan bertambahnya kadar air pada kondisi basah menyebabkan berat volume kering berkurang sehingga terjadi pengembangan tanah. Perilaku mengembang tanah akibat proses siklus pembasahan dan pengeringan berulang inilah yang menyebabkan penurunan kepadatan kering tanah pada kondisi kadar air yang sama. Sehingga nilai kuat tekan sebesar 3,246 kg/cm 2 setelah mengalami 2 siklus pembasahan dan pengeringan tidak bisa kembali pada nilai kuat tekan kondisi awal sebelum diberikan siklus yaitu sebesar 3,698 kg/cm 2. KESIMPULAN Untuk mengetahui hasil akhir dari suatu penelitian agar hasilnya dapat dijadikan acuan dalam penerapannya ataupun acuan dalam penelitian berikutnya, maka perlu adanya kesimpulan. Hasil dari penelitian mengenai pengaruh siklus pembasahan dan pengeringan pada tanah lempung ekspansif dengan kemampuan kembang susut sedang terhadap nilai kuat tekan bebas (qu),dapat diambil kesimpulan, yaitu: 8

. Pada Siklus I nilai kuat tekan bebas awal untuk benda uji adalah 3,698 kg/cm 2, setelah mengalami proses pembasahan nilai kuat tekan mengalami penurunan menjadi,2 kg/cm 2, kemudian setelah mengalami proses pengeringan nilai kuat tekan mengalami kenaikan lagi menjadi 3,462 kg/cm 2. 2. Pada siklus II nilai kuat tekan bebas awal untuk benda uji adalah 3,462 kg/cm 2, setelah mengalami proses pembasahan nilai kuat tekan mengalami penurunan menjadi 0,895 kg/cm 2, kemudian setelah mengalami proses pengeringan nilai kuat tekan mengalami kenaikan lagi menjadi 3,246 kg/cm 2. 3. kuat tekan bebas awal untuk benda uji adalah 3,698 kg/cm 2, setelah mengalami siklus I pembasahan dan pengeringan, benda uji tersebut mengalami penurunan nilai kuat tekan sebesar 6,38% menjadi 3,462 kg/cm 2, kemudian pada siklus II mengalami juga mengalami penurunan nilai kuat tekan sebesar 2,22% menjadi 3,246 kg/cm 2. SARAN Dari pelaksanaan penelitian ini maka dapat ditarik saran yaitu :. Tanah yang memiliki nilai Indeks Plastisitas sedang setelah mengalami siklus pembasahan dan pengeringan nilai kuat tekan bebasnya akan turun, maka dari itu sebelum merencanakan pondasi suatu bangunan, untuk jalan raya dan berbagai macam bangunan sipil lainnya hendaknya perlu melakukan perbaikan terlebih dahulu pada tanah tersebut. 2. Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan siklus yang lebih banyak hingga tanah mencapai penurunan kuat tekan yang stabil. 3. Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan menggunakan tanah ekspansif dengan kemampuan kembang susut rendah atau sangat tinggi. DAFTAR PUSTAKA Andayani, Nur. 2005. Petunjuk Praktek Mekanika Tanah II. Surabaya : University Press. Bowles, J.E. 99. Alih Bahasa Ir.Johan Kelana Putra Edisi Kedua, Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah. Jakarta: Erlangga. Carter, M and Bentley Stephen P. 99. Correlation of Soils Properties. London. Chen, F.Hua. 975. Foundation on Expansive Soils.New York: Elsevier Scientific Publishing Company. Grim,R.E.992. Applied Clay Mineralogi. New York: Mc Graw Hill Book Company. Hardiyatmo Cristady Hary. 200. Mekanika Tanah II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Holtz, R. D. and Kovacs, W. D. 98. An Introduction to Geotechnical Engineering. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. M. Das Braja. 998. Mekanika Tanah Jilid I (Prinsip- Prinsip Rekayasa Geoteknis). Jakarta: Erlangga. M. Das Braja. 998. Mekanika Tanah Jilid II (Prinsip- Prinsip Rekayasa Geoteknis). Jakarta: Erlangga. Paulus, Nikolas. 2005. Pengaruh Garam pada Proses Pengeringan dan Pembasahan Terhadap Geser Tanah Lempung yang Distabilisasi dengan Fly Ash Ditambah Kapur. Surabaya : Tesis Pascasarjana ITS. Ridwan Machfud. 2003. Petunjuk Praktikum Tanah I. Surabaya: Unesa Uneversity Press Seed H.B., Wood Ward R.J. and Lundgren, R.962. Prediction of Swelling Potential of Compacted Clays. Highway res. Board Bull. Terzaghi K dan Ralph B. Peck. 987. Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa, Alih Bahasa Ir. Bagus Wicaksono dan Ir. Benny Krisna R. Jakarta: Erlangga. Tim Penyusun. 2006.Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Unesa University Press. Wesley L.D. 977. Mekanika Tanah. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineksa Cipta. B. Mochtar Indrasurya. 994. Rekayasa Penanggulangan Masalah Pembangunan Pada Tanah-Tanah Yang Sulit. Surabaya: ITS Press. 9