PERSONAL HYGIENE MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI PADA SISWA KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH PURWODADI Laily Himawati 1, Rizki sahara 2, 1 Staf pengajar Prodi D III Kebidanan STIKES An Nur Purwodadi Email : laily.himawati@gmail.com 2 Staf pengajar Prodi D III Kebidanan STIKES An Nur Purwodadi Email : rizkysahara88@gmail.com ABSTRAC Background :The habit of keeping cleanliness, including the cleanliness of reproduction organs, is new beginning to keep our entire body healthy. One of the physical changes experienced by young girls is menstruation, which demands them to be able to take care of their genital well in case of personal hygiene menstruation. Purpose: To identify the knowledge level of young girls about personal hygiene menstruation and young girls behavior during menstruation on the students of SMA Muhammadiyah Purwodadi in the eleventh semester. Research method :A kind of descriptive research relating to the total population of 78 young girls. The sample taking uses a random technique in which 66 young girls have experienced menstruation. The data collecting was done in June 2012. The research instrument uses questionnaire knowledge and young girls behavior to maintain the cleanliness of genital during menstruation. Result : The result of research shows that respondents knowledge is very good (51.5%), sufficient knowledge (36.4%) and lack of knowledge (12.1%). The respondents having good behavior (62.1%) and the others having bad behavior (37.9%). The result of calculation on Kendal tau Correlation can be analyzed that there is a significant relation between knowledge level of young girls about personal hygiene menstruation and young girls behavior during menstruation that is 0.000(P< 0.05). The value of Kendal Tau is 0.510 which shows the relation-intensity value between two variables and a category strong enough. Conclusion : It is recommended that school as well as health official develop health education for young girls to maintain the cleanliness of genital during menstruation, so that they can get the right information, and the young girls behavior is getting better. Keywords :Personal hygiene menstruation, Young girls behavior PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis.pada masa remaja terjadi sebuah perubahan organ-organ fisik secara cepat dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan adalah datangnya menstruasi (Widyastuti, 2009). Salah satu perubahan fisik yang dialami remaja putri adalah menstruasi pertama, yang menuntut remaja putri mampu merawat organ reproduksi dengan baik terutama dalam hal kebersihan pribadi (Personal Hygiene). Hal ini disebabkan oleh peristiwa menstruasi yang merupakan darah kotor, yang jika kurang dijaga kebersihannya 40
akan berpotensi untuk timbul infeksi pada organ reproduksi (Yusuf, 2005). Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang cukup, akan cenderung mengabaikan kebersihan organ reproduksinya dan pada akhirnya, akan melakukan tindakan yang membahayakan bagi dirinya sendiri. Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduki akan memungkinkan perempuan tidak berperilaku hygiene pada saat menstruasi (Indriastuti, 2009). Hasil penelitian Progrestian (2009), menyatakan bahwa kurangnya perilaku hygiene saat menstruasi dapat menyebabkan berbagai penyakit misalnya kanker rahim.berdasarkan data dari badan kesehatan dunia (WHO), kanker serviks merupakan kanker nomor dua terbanyak pada perempuan berusia 15-45 tahun setelah kanker payudara.tidak kurang dari 500.000 kasus baru dengan kematian 280.000 penderita terjadi setiap tahun diseluruh dunia.bisa dikatakan, setiap dua menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks. Di Wilayah Asia Pasifik dan Timur Tengah ada 1,3 Milyar perempuan berusia 13 tahun ke atas yang beresiko terkena kanker serviks. WHO memperkirakan ada lebih dari 265.000 kasus kanker serviks dengan kematian 140.000 penderita setiap tahun karena kurangnya perilaku hygiene saat menstruasi pada wanita di Asia Tenggara (Rahmatika, 2010). Indonesia berada pada peringkat pertama untuk kasus wanita penderita kanker mulut rahim (serviks) sedunia. Ada 15.000 kasus baru pertahun dengan kematian 8000 pertahun. Angka harapan hidup lima tahun jika kanker ini diketahui dan diobati pada stadium 1 adalah 70-75%, pada stadium 2 adalah 60%, pada stadium 3 adalah 25%. Diduga kuat penyebab kanker serviks akibat virus Human Papilloma Virus (HPV) yang muncul antara lain karena perilaku sering berganti-ganti pasangan seks, perilaku yang tidak hygiene pada saat menstruasi dan hubungan seksual dibawah 20 tahun (Pribakti, 2012). Salah satu fenomena perilaku hygiene remaja pada saat menstruasi masih rendah, diperlihatkan oleh sebuah penelitian Widyantoro Mohammad (1998) mengenai hygienitas menstruasi pada perempuan pengunjung rumah sakit di Subang dan Tangerang (N=305) mengungkapkan bahwa sebagian besar (77.5 % di Tangerang dan 68.3 % di Subang) mempunyai status hygienitas menstruasi yang buruk. Dalam hal hygienitas individu, masih terdapat responden yang salah dalam mencuci alat kelaminnya yaitu dari arah belakang ke depan ( 19.8 % pada saat menstruasi) (Indriastuti, 2009). Penelitian yang dilakukan Prasetyowati pada siswa SMA Muhammadiyah Metro (2009) didapatkan data mengenai pemilihan celana dalam, diketahui sebagian besar remaja putri (85%) memilih pakaian dalam tidak baik. Saat 41
menstruasi diketahui sebagian besar remaja putri (62,5%) tidak baik dalam menjaga kebersihan saat menstruasi, (60%) memakai antiseptik untuk membersihkan vagina, (77,5%) tidak baik dalam menjaga kebersihan saat menstruasi (Prasetyowati, 2009). Indarti, S (2007) menyatakan bahwa, menjaga kebersihan menstruasi seperti memilih pembalut yang lembut dan memiliki daya serap yang tinggi, serta mengganti pembalut 4-5x dalam sehari adalah untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang berkembang pada pembalut dan menghindari masuknya bakteri ke vagina (Prasetyowati, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan didapatkan data bahwa dari siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Purwodadi memiliki remaja akhir (usia 16 18). 8 dari 10 siswa yang di wawancarai menyatakan mereka tidak mengetahui tentang personal hygiene pada saat menstruasi dan bagaimana cara perawatan yang benar saat menstruasi. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat menstruasi pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Purwodadi. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Nursalam, 2011). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional melalui instrument kuesioner yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen secara simultan dalam waktu bersamaan (Nursalam, 2011). Dengan pendekatan ini maka akan diketahui ada atau tidak adanya hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri pada saat menstruasi. Populasi penelitian ini adalah semua siswa putri kelas XI IPA di SMA Muhammadiyah Purwodadi yang berjumlah 78 orang.sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2011). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Simple random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata tingkatan dalam anggota populasi tersebut (Riduwan, 2010). 42
HASIL PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang dilakukan pada 66 responden yang dilakukan pada tanggal 28 Mei 2012 Di SMA Muhammadiyah Purwodadi. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasidengan pendekatan cross sectional. Pada jenis penelitian ini variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut (Nursalam, 2011) Hasil penelitian ini meliputi data umum : gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik demografi responden, sedangkan data khusus dalam penelitian ini meliputi tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dan perilaku remaja putri saat menstruasi di SMA Muhammadiyah Purwodadi.SMA Muhammadiyah Purwodadi adalah SMA swasta dengan akreditasi A. SMA ini terletak sangat strategis karena berada di daerah 1. Analisa Univariat a. Tingkat Pengetahuan Tentang Personal Hygiene menstruasi Pertanyaan pengetahuan dalam kuesioner mengenai tingkat pengetahuan tentang personal hygiene menstruasi yaitu penyataan benar dan salah. Penyataan tersebut meliputi : konsep personal hygiene, personal hygiene menstruasi, tujuan dari personal hygiene menstruasi, cara menjaga kesehatan vagina saat 43 perkotaan yaitu di Jl.R. Soeprato, no 117.SMA Muhammadiyah Purwodadi terdiri dari kelas X, XI, dan XII. Kelas X terdapat 4 kelas yaitu kelas A, B, C dan D, kelas X1 terdapat 4 kelas yang terdiri yaitu 3 kelas jurusan IPA dan 1 kelas jurusan IPS dan kelas XII terdapat 5 kelas yang terdiri dari 3 kelas jurusan IPA dan 2 kelas jurusan IPS. Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur Frekuensi Persentase 16 23 34,8% 17 34 51,5% 18 9 13,6% Jumlah 66 100% Berdasarkan Tabel diatas pada karakteristik umur dengan jumlah responden 66 orang, didapatkan jumlah umur 16 tahun sebanyak 23 (34,8%), jumlah umur 17 tahun sebanyak 34 (51,5%), dan jumlah umur 18 tahun sebanyak 9 (13,6%). menstruasi dan cara mencegah terjadinya infeksi terkait kebersihan saat menstruasi. Pengetahuan tentang personal hygiene menstruasi dikategorikan menjadi 3 yaitu pengetahuan baik bila skor jawaban 76%-100%, pengetahuan cukup bila skor jawaban 56%-75%, pengetahuan kurang bila jawaban <56%.
TabelDistribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Menstruasi Katego ri Frekuen si Persentas e Kurang 8 12.1% Cukup 24 36.4% Baik 34 51.5% Total 66 100.0% Bersarkan tabledistribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi pada siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Purwodadi didapatkan hasil yaitu siswa yang pengetahuan tentang personal hygiene menstruasi kurang sebanyak 8 (12.1%), pengetahuan cukup sebanyak 24 (36.4%), pengetahuan baik sebanyak 34 (51.5%). b. Perilaku Saat Menstruasi Pertanyaan mengenai perilaku menjaga kebersihan genitalia saat menstruasi meliputi cara membersihkan genitalia (membasuh vagina yang benar, mengeringkan setelah selesai membasuh), penggunaan air, pemakaian dan kebersihan celana dalam, pengguanaan antiseptik, pemakaian pembalut, penggganti pembalut dan pemilihan pembalut. Pada setiap pilihan jawaban telah diberi skor masing-masing 4 untuk perilaku baik, 3 perilaku cukup,2 perilaku kurang baik, dan 1 44 perilaku sangat kurang baik yang kemudiandijumlahkan untuk menentukan kategori perilaku baik dan buruk. Dari total skor yang diperoleh dari menjawab kuesioner, perilaku menjagakebersihan genitalia siswa SMA Muhammadiyah Purwodadi dapat dikategorikan dalam perilaku baikyaitu skor mean dan perilaku buruk jika skor mean. Tabel Distribusi Frekuensi Perilaku Remaja Putri Saat Menstruasi Katego ri Frekuen si Persentas e Buruk 25 37.9% Baik 41 62.1% Total 66 100.0% Berdasarkan tabeldistribusi frekuensi perilaku remaja putri saat mentruasi pada siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Purwodadi didapatkan hasil yaitu siswa yang berperilaku buruk sebanyak 25 (37,9%) dan siswa yang berperilaku baik sebanyak 41 (62,1%).
2. Analisa Bivariat a. Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat mentruasi pada siswa kelas Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Purwodadi. Tabel Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat mentruasi Pengetahuan tentang personal hygiene Perilaku saat menstruasi Total Buruk % Baik % % Kurang 7 10,6% 1 1,51% 8 12,1% Cukup 13 19,7% 11 16,7% 24 36,4% Baik 5 7,6% 29 43,9% 34 51,5% Total 25 37,9% 41 62,1% 66 100% Berdasarkan tabel hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat mentruasi diketahui responden yang pengetahuanya baik memiliki perilaku baik sebanyak 29 (43,9%), responden yang pengetahuanya cukup memiliki perilaku baik sebanyak 11 (16,7%), responden yang pengetahuanya kurang memiliki perilaku baik sebanyak 1 (1,51%). Sedangkan responden yang pengetahuanya baik memiliki perilaku buruk sebanyak 5 (37,9%), responden yang pengetahuanya cukup memiliki perilaku buruk sebanyak 13 (19,7%), responden yang pengetahuanya kurang memiliki perilaku buruk sebanyak 7 (10,6%). b. Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat mentruasi pada siswa kelas Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Purwodadi. Korelasi Kendall tau_b Pengetahuan Tabel Korelasi Kendal tau Pengetahuan Pengetahuan Perilaku Correlation coefisien Sig. (2-tailed) N 1.000 66.510**.000 66 45
Perilaku Correlation coefisien Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed)..510**.000 66 1.000 66 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai p (value) sebesar 0,000 yang menunjukan bahwa nilai p < 0,05 berarti Ha diterima sehingga ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat menstruasi, Sedangkan nilai Kendal tau yaitu sebesar 0,510 menunjukkan nilai keeratan hubungan antara dua variabel dengan kategori cukup kuat. Nilai positif menandakan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi maka akan semakin baik perilaku remaja putri saat menstruasi, dan ini menunjukan adanya korelasi atau hubungan yang signifikan. Pembahasan adalah kesenjangan yang muncul setelah peneliti melakukan penelitian, kemudian membandingkan antara teori dengan hasil penelitian. Penelitian ini membahas tentang tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat menstruasi di SMA Muhammadiyah Purwodadi. Hasil yang dibahas dalam penelitian ini mengenai keterbatasan penelitian dan pembahasan hasil penelitian. 46 a. Karakteristik Umur Responden Umur responden dalam penelitian ini termasuk dalam kategori remaja putri akhir, yaitu rentang umur 16-18 tahun.fase remaja akhir ini sesuai dengan pengkategorian umur.namuan dalam penyajianya peneliti menjabarkan umur responden. Responden yang berumur 16 tahun sebanyak 23 orang (34,8 %), berumur 17 tahun sebanyak 34 orang (51,5%), dan yang berumur 18 tahun sebanyak 9 orang (13,6%). Persentase yang tertinggi yaitu responden yang berusia 17 tahun. b. Pengetahuan Tentang Remaja Putri Personal Hygiene Menstruasi Nilai terhadap kesehatan dipengaruhi adanya pengetahuan tentang kesehatan. Dengan berbagai informasi kesehatan akan menambah luas pengetahuan dan pemahamanya tentang kesehatan. Hal ini menyebabkan remaja lebih mudah untuk menerapkan pengetahuan yang diperolehnya (Suryani, 2010). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi pada siswa kelas XI IPA
SMA Muhammadiyah Purwodadi didapatkan hasil yaitu siswa yang memiliki pengetahuan tentang personal hygiene menstruasi kurang sebanyak 8 (12.1%), pengetahuan cukup sebanyak 24 (36.4%), pengetahuan baik sebanyak 34 (51.5%). Hal ini tidak didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Donatila Novrinta Ayuningtyas (2011) mengenai hubungan antara pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang memiliki pengetahuan buruk dalam hal menjaga kebersihan genitaliaeksterna, yaitu sebanyak 53 responden (82,8%), sedangkan yang memilikipengetahuan baik sebanyak 11 responden (17,2%). Dalam penelitian ini didapatkan frekuensi 12,1% responden mempunyai pengetahuan kurang dari 66 responden, ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan Arneti (2002) mengenai pengetahuan, persepsi dan sikap remaja SMA 1 Bogor tentang menstruasi dilihat dari pengetahuan mengenai menstruasi secara kesuluruhan 101 responden, 15 (14,9%) mempunyai pengetahuan yang rendah dan 86 (85,1%) mempunyai pengetahuan yang tinggi. 47 c. Perilaku Remaja Putri Saat Menstruasi Menurut Becker (1979), sebagaimana dikutip oleh Notoadmodjo (2010) perilaku kesehatan yaitu semua aktifitas yang ada kaitanya dengan health promotion, health preventition, personal hygiene, memilih makanan dan sanitasi. Berdasarkan tabel 5.3 distribusi frekuensi perilaku remaja putri saat mentruasi pada siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Purwodadi didapatkan hasil yaitu remaja putri yang berperilaku buruk sebanyak 25 (37,9%) dan remaja putri yang berperilaku baik sebanyak 41 (62,1%). Hal ini tidak didukung oleh penelitian yang dilakukan Widyantoro Mohammad (1998) mengenai hygienitas menstruasi pada perempuan pengunjung rumah sakit di Subang dan Tangerang mengungkapkan bahwa sebagian besar (77.5% di Tangerang dan 68.3% di Subang) mempunyai status hygienitas menstruasi buruk. yang Penelitian yang dilakukan Prasetyowati pada siswa SMA Muhammadiyah Metro (2009) didapatkan data mengenai pemilihan celana dalam, diketahui sebagian besar remaja putri (85%) memilih pakaian dalam tidak baik. Saat menstruasi diketahui sebagian besar remaja putri
(62,5%) tidak baik dalam menjaga kebersihan saat menstruasi, (60%) memakai antiseptik untuk membersihkan vagina, (77,5%) tidak baik dalam menjaga kebersihan saat menstruasi (Prasetyowati, 2009). Penelitian yang dilakukan Donatila (2011) pada siswa SMA Negeri 4 Semarang mempunyai perilaku menjaga kebersihan genitalia yang baik, yaitu sebanyak 61 responden (95,3%), sedangkan siswa yang memiliki perilaku buruk hanya sebanyak 3 responden (4,7%). d. Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat mentruasi Analisa bivariat yang didigunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Kendal tau karena peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat menstruasi.dalam penelitian variabel independen dan dependen bersifat kategori dan digambarkan dalam bentuk tabel Kendal Tau.Keputusan yang diambil dengan membandingkan nilai p value dengan alpha, jika p value lebih kecil atau sama dengan Ho ditolak dan Ha diterima, begitu pula sebaliknya. 48 Berdasarkan hasil analisis kedua variabel maka diperoleh nilai p value sebesar 0,000 yang menunjukan bahwa nilai p < 0,05 berarti Ha diterima sehingga ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat menstruasi, Sedangkan nilai korelasi Kendal tau yaitu sebesar 0,510 ini menunjukkan nilai keeratan hubungan antara dua variabel dengan kategori cukup kuat. Nilai positif menandakan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi maka akan semakin baik perilaku remaja putri saat menstruasi, dan ini menunjukan adanya korelasi atau hubungan yang signifikan. Pada penelitian ini ada hubungan yang bermakna sebesar (p=0,000). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Ismi Satya yang menyebutkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang keputihan dengan perawatan kebersihan genitalia pada siswi kelas X SMA Negeri 2 Salatiga. Hal itu juga sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Eko Widiyanti di SMA Negeri 1 Cepiring Hasil uji statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian
keputihan (p = 0,027), yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap higiene pribadi dengan kejadian keputihan. Berdasarkan tabel 5.4 dari 29 (43,9%) responden yang pengetahuanya baik memiliki perilaku baik pula. 5 (37,9%) responden yang pengetahuanya baik memiliki perilaku buruk. 11(16,7%) responden pengetahuan cukup memiliki perilaku baik. 13 (19,7%) responden yang pengetahuanya cukup memiliki perilaku buruk.1 (1,51%) responden yang pengetahuanya kurang memiliki perilaku baik. 7 (10,6%) responden yang pengetahuanya kurang memiliki perilaku buruk. Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Donatila (2011) dari 11 responden yang pengetahuannya baik semua memiliki perilaku yang baik pula. Sedangkan dari 50 responden yang pengetahuannya buruk, 94,3% memiliki perilaku baik dan 5,7% memiliki perilaku kurang baik. Penelitian dari Muhaimin & Desria (2004) menunjukkan bahwa sebanyak 60,4% responden memiliki pengetahuan yang baik yang berhubungan dengan menstruasi, dan 78,3 % dengan perilaku hygiene menstruasi baik. Sehingga diketahui bahwa pengetahuan sangat mempengaruhi perilaku personal hygiene seseorang. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalammembentuk tindakan seseorang (overt behavior), dari pengalaman dan penelitianterbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, sebelum orang mengadopsiperilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, maka apabila pengetahuan atau informasi yangtidak benar akan terjadi kemungkinan terjadinya perubahan perilaku sesuaidengan pengetahuan dan kepercayaan yang dianutnya. Perilaku manusia yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalamdua kategori, yaitu perilaku yang terwujud sengaja atau sadar dan perilaku yangdisengaja atau tidak disengaja merugikan atau tidak disengaja membawa manfaatbagi kesehatan baik bagi diri individu yang melakukan perilaku tersebut maupunmasyarakat.sebaliknya ada perilaku yang disengaja atau tidak di sengajamerugikan kesehatan baik bagi diri individu yang melakukan maupunmasyarakat (Notoatmodjo, 2010). 49
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas tentang tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Purwodadi, maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Perilaku hygiene pada saat menstruasi merupakan komponen hygiene perorangan yang memegang peranan penting dalam status perilaku kesehatan seseorang, termasuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi. 2. Terdapat hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat menstruasi, dimana diketahui nilai p value sebesar 0,000 yang menunjukan bahwa nilai p < 0,05 berarti Ha diterima sehingga ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi dengan perilaku remaja putri saat menstruasi, Sedangkan nilai Kendal tau yaitu sebesar 0,510 ini menunjukkan nilai keeratan hubungan antara dua variabel dengan kategori Cukup kuat. REFERENSI Admin. (2008). Masa remaja. Diakses 23 februari 2012, dari http://www.kesrepro.info/?q=node/38 5 Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta Asrinah., Syarifah, J.,Suciyanti. (2011). Menstruasi dan permasalahanya. Yogyakarta: Pustaka Panasea. Avail Bio Sanitary Pad. (2011). Diakses 23 februari 2012, dari http://pondokibu.com/3581/avail-biosanitary-pad-pembalut-wanita-sehatdan-mengatasi-masalah-kewanitaananda/ Ayuningtyas, Donatila.N. (2011). Hubungan antara pengetahuan dan perilakumenjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang. Hidayat, A Aziz Alimul. (2009). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika Hurlock, E. (1993). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, ed 5. Jakarta: Erlangga Indriastuti, Putri. (2009). Hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku hygienis remaja rutri pada saat menstruasi. Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jannah, Nurul. (2011). Biologi reproduksi. Jakarta: Ar-Ruzz Media Nita. (2008). Remaja putri dan siklus menstruasi. Diakses 20 februari 2012, dari http://medicastore.com/artikel/249/ind ex.html Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika 50
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nova. (2008). Berbahaya. Diakses 04 mei 2012, dari http://oentung.multiply.com/journal/it em/83/pembalut Pribakti. (2012). Tips dan trik merawat organ intim panduan praktris kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: Sagung Seto Prasetyowati. (2009). Hubungan personal hygiene dengan kejadian keputihan pada siswa SMU Muhammadiyah Metro. Jurnal kesehatan, volume 11 No.2 Edisi Des 2009, ISSN: 19779-469X Rahmatika, Dwi. (2010). Pengaruh pengetahuan dan sikap tentang personal hygiene menstruasi terhadap tindakan personal hygiene remaja puteri pada saat menstruasi di SMK negeri 8 medan. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Riduwan. (2010). Belajar mudah penelitian. Bandung: Alfabeta Riwidikdo, H. (2010). Statistik kesehatan. Yogyakarta: Nuha Offset Riyanto, Agus. (2010). Pengolahan dan analisis data kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Saryono. (2009). Metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha Litera Singarimbun, Masri., Effendi, Sofian. (2008). Metode penelitian survai. Jakarta: LP3ES Sugiyono.(2011). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta Suryani, Eko., Widyasih, Hesty. (2010). Psikologi ibu dan anak. Yogyakarta: Fitramaya Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC Stoppard, Miriam. (2010). Panduan kesehatan keluarga. Jakarta: Erlangga Tarwono, Wartonah. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Widyastuti, Yani., Rahmawati, A.,Purnamaningrum, Y. (2009). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta: PT.Fitramaya Wiknjosastro, Hanifa. (2009). Ilmu kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. (dr.sarwono) Yusuf, Syamsu. (2005). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 51