BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia tentang Petunjuk Teknis Fasilitasi Pembentukan Koperasi Tenaga Kerja Indonesia Purna; Mengingat :

2 Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia tentang PetunjukTeknis Pembentukan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Ind

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran N

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

2015, No Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagaimana telah diuba

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik In

2 Bantuan Tanggap Darurat Bagi Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-20/MEN/X/2007. TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 23/MEN/XII/2008 TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN MENTERI NO. 20 TH 2007

2015, No Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Ta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDON

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NO: PER-23/MEN/V/2006 TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Un

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri (Lembaran Negara Repu

BERITA NEGARA. KEMENKOP-UKM. Inkubator Wirausaha. Kriteria Penyelenggaraan. Prosedur. Standar. Norma. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/V/2009 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN KANTOR CABANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

2015, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

2013, No.3 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran

2015, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Ta

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

2 Mengingat Menetapka : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No

PERATURAN MENTERI NO. 18 TH 2007

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

BERITA NEGARA. No.970, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Penempatan. Perlindungan. TKI. Sanksi Administrasi.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2018, No Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 11 /Per/M.KUKM/ XII /2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

2016, No dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2016, No Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; M

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG KRITERIA DAN/ATAU PERSYARATAN DALAM IMPLEMENTASI PEMANFAATAN FASILITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NO: PER-23/MEN/V/2006

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG KOORDINASI PEMULANGAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1192, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Bantuan Sosial. Mikro dan Kecil. Pedoman

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN KENDAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

2016, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan L

2018, No Perubahan Data Kepesertaan dan Pembayaran Iuran Program Jaminan Pensiun; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sist

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

2017, No Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. PPM. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 22/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG KOPERASI SKALA BESAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

2017, No Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 590); 5. Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor SK.06/A/OT/VI/2004/01 Tahun 2

2013, No.4 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya diseb

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu ditetapkan Petunjuk Teknis Pelayanan Kepulangan Tenaga Kerja I

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara R

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Car

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME PENGGUNAAN DATA TERPADU PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN

2015, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembar

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENERBITAN KARTU PENYANDANG DISABILITAS

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

2017, No Perekonomian selaku Ketua Pengarah Tim Koordinasi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PSIKOLOGI CALON TENAGA KERJA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur S

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perpanjangan Perjanjian Kerja Pada Pengguna Perseorangan (Beri

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEMBERIAN KOMPENSASI, RESTITUSI, DAN BANTUAN KEPADA SAKSI DAN KORBAN

Transkripsi:

No.261, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. Pemberdayaan TKI. TKI Purna dan Keluarganya. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA, DAN KELUARGANYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA, Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 huruf a dan huruf c, dan Pasal 95 ayat (2) huruf b angka 9 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, perlu dilakukan langkah-langkah dan upaya untuk memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja Indonesia secara optimal dan manusiawi guna meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia dan keluarganya; b. bahwa salah satu upaya untuk memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja Indonesia secara optimal dan manusiawi serta guna meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia dan keluarganya maka perlu dilakukan pemberdayaan tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan

2017, No.261-2- Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia tentang Pemberdayaan Tenaga Kerja Indonesia, Tenaga Kerja Indonesia Purna dan Keluarganya; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4445); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5388); 3. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia; 4. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1754); MEMUTUSKAN Menetapkan PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA TENTANG PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA, PURNA DAN KELUARGANYA. Pasal 1 Teknis pelaksanaan pemberdayaan tenaga kerja Indonesia, tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala ini.

-3-2017, No.261 Pasal 2 Teknis pelaksanaan pemberdayaan tenaga kerja Indonesia, tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakaan pedoman atau dasar dalam pelaksanaan pemberdayaan tenaga kerja Indonesia, tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya. Pasal 3 Pada saat Peraturan Kepala ini mulai berlaku maka 1. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pemberdayaan Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah/Warga Negara Indonesia Overstayer dan Keluarganya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1185); 2. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pembentukan Kampung Tenaga Kerja Indonesia/Sentra Usaha Tenaga Kerja Indonesia Purna (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 481 ); 3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Fasilitasi Pembentukan Koperasi Tenaga Kerja Indonesia Purna (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 262); dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

2017, No.261-4- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Januari 2017 KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA, ttd NUSRON WAHID Diundangkan di Jakarta pada tanggal 10 februari 2017 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA

-5-2017, No.261 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA, DAN KELUARGANYA. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bekerja ke luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia masih merupakan pilihan banyak masyarakat Indonesia baik untuk kelangsungan hidup Tenaga Kerja Indonesia sendiri maupun untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Meningkatnya jumlah tenaga kerja Indonesia seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidup di tanah air. Terkait dengan kebijakan Pemerintah Indonesia agar tenaga kerja Indonesia tidak terus menerus bekerja ke luar negeri, serta meyakinkan tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya bahwa dengan memiliki usaha mereka tidak perlu bekerja meninggalkan keluarga, atau bekerja kembali ke luar negeri, maka perlu dilakukan langkah-langkah dan upaya untuk memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi guna meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya. Sehubungan dengan hal tersebut Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia telah merintis kegiatankegiatan/program-program pemberdayaan tenaga kerja Indonesia, tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya.

2017, No.261-6- Terkait dengan hal tersebut maka diperlukan suatu aturan/petunjuk teknis sebagai pedoman/acuan dalam pelaksanaan pemberdayaaan tenaga kerja Indonesia, tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya. B. MAKSUD DAN TUJUAN Kegiatan pemberdayaan tenaga kerja Indonesia, tenaga kerja Indonesia purna, dan keluarganya dimaksudkan untuk a. memberikan motivasi, membuka wawasan, dan memberikan pengetahuan terkait dengan pengembangan ekonomi produktif melalui kegiatan wirausaha, investasi, dan usaha-usaha produktif lainnya dengan memanfaatkan penghasilan yang diperoleh selama bekerja di luar negeri serta memanfaatkan potensi diri sendiri maupun lingkungan sekitar (sumberdaya alam, dll); b. dapat meningkatkan perekonomian keluarga yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan baik bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat disekitarnya, bahkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan; dan c. memulihkan trauma/permasalahan yang dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia Purna yang mengalami permasalahan psikis sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri, serta dapat kembali ke masyarakat untuk melakukan aktivitas sebagaimana mestinya; Adapun tujuan dari kegiatan pemberdayaan tenaga kerja Indonesia, tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya adalah untuk memberikan peluang bagi tenaga kerja Indonesia, tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya agar dapat lebih produktif dalam memanfaatkan penghasilan dan kemampuan yang ada dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia dan keluarganya sehingga tenaga kerja Indonesia yang bersangkutan tidak kembali bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri, memulihkan trauma psikis tenaga kerja Indonesia purna serta meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja Indonesia dan keluarga yang ditinggalkan bekerja ke luar negeri.

-7-2017, No.261 C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dalam Peraturan Kepala ini meliputi 1. pemberdayaan tenaga kerja Indonesia, tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya; 2. fasilitasi pembentukan kampung tenaga kerja Indonesia/sentra usaha tenaga kerja Indonesia purna; 3. fasilitasi pembentukan koperasi tenaga kerja Indonesia purna; 4. pembentukan laboratorium konsultasi usaha tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya; dan 5. fasilitasi rehabilitasi tenaga kerja Indonesia purna dan keluarganya. D. PENGERTIAN Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan 1. Pemberdayaan Tenaga Kerja Indonesia adalah suatu proses, cara dan upaya dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepada Tenaga Kerja Indonesia, Tenaga Kerja Indonesia Purna dan Keluarganya agar dapat berusaha secara mandiri atau menjadi tenaga kerja yang lebih berkualitas. 2. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disingkat TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. 3. Tenaga Kerja Indonesia Purna yang selanjutnya disebut TKI Purna adalah setiap TKI yang telah kembali ke Indonesia baik karena telah berakhir Perjanjian Kerjanya maupun karena sebab lain termasuk TKI bermasalah. 4. Keluarga adalah keluarga inti dari TKI yang bersangkutan yang terdiri dari suami atau istri yang sah, anak, dan ibu/bapak. 5. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut BNP2TKI adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai pelaksana kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan

2017, No.261-8- dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri dan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. 6. Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut BP3TKI adalah Unit Pelaksana Teknis pada BNP2TKI yang bertugas memberikan kemudahan dalam pemrosesan seluruh dokumen penempatan dan perlindungan serta penyelesaian masalah TKI secara terkoordinasi dan terintegrasi di wilayah kerjanya. 7. Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut LP3TKI adalah Unit Pelaksana Teknis pada BNP2TKI yang bertugas memberikan kemudahan dalam pemrosesan seluruh dokumen penempatan dan perlindungan serta penyelesaian masalah TKI secara terkoordinasi dan terintegrasi di wilayah kerjanya. 8. Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut P4TKI adalah pos pelayanan yang dibentuk untuk memperlancar pemberangkatan dan pemulangan TKI di pintupintu embarkasi dan debarkasi yang berada di bawah koordinasi BP3TKI yang membawahinya. 9. Koperasi TKI Purna adalah badan usaha yang beranggotakan TKI, TKI Purna, keluarga TKI dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi dan berazaskan kekeluargaan. 10. Kampung TKI/Sentra Usaha TKI adalah sekumpulan komunitas masyarakat yang terdiri dari TKI Purna dan keluarga TKI yang memiliki kegiatan dan usaha ekonomi produktif dan berdomisili di kampung yang bersangkutan. 11. Mitra Lokal adalah komunitas atau organisasi yang berbadan hukum yang sudah melakukan aktivitas pemberdayaan. 12. Mitra Industri adalah pelaku usaha dalam bidang usaha kecil, menengah, dan besar serta siap menjadi pendamping atau mitra yang menampung produk dari TKI Purna dan keluarganya, membuka akses pasar, dan dapat menerima TKI Purna menjadi pekerjanya. 13. Rehabilitasi adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu TKI yang mempunyai penyakit serius/cacat atau

-9-2017, No.261 psikis/kejiwaan yang memerlukan pengobatan untuk mencapai kemampuan baik fisik maupun psikologis dan sosial sehingga dapat melakukan aktivitas seperti semula.

2017, No.261-10- BAB II PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA, DAN KELUARGANYA A. PELAKSANAAN Pemberdayaan TKI, TKI Purna, dan keluarganya dilaksanakan oleh BP3TKI/LP3TKI selama 6 (enam) hari yang terdiri dari teori dan praktek, serta melibatkan mitra serta stakeholder terkait. Program pemberdayaan TKI, TKI Purna, dan keluarganya terdiri dari 2 (dua) jenis pelatihan yaitu 1. Wirausaha mandiri, pelatihan ini ditujukan untuk TKI Purna dan keluarganya yang mempunyai minat untuk berwirausaha. Adapun program wirausaha mandiri menitikberatkan pada 4 (empat) bidang/program yaitu a. ketahanan pangan, contoh peternakan, perikanan, perkebunan; b. industri ekonomi kreatif, contoh kerajinan dan industri kreatif lainnya; c. industri pariwisata, contoh kuliner, travel guide; dan d. industri jasa, contoh las, menjahit, service elektronik, bengkel, salon, dan lain-lain. 2. Tenaga Kerja Produktif, pelatihan ini ditujukan untuk TKI Purna dan keluarganya yang mempunyai minat untuk bekerja kembali di perusahaan yang ada di Indonesia.

-11-2017, No.261 Mekanisme pelaksanaan Pemberdayaan Keterangan 1. Identifikasi Peserta a. BP3TKI/LP3TKI melakukan pendataan berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota, Kepala Desa, dan Mitra Lokal, dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner (format identifikasi peserta kegiatan pemberdayaan sesuai dengan Lampiran II); b. BP3TKI/LP3TKI menetapkan peserta pelatihan dengan kriteria sebagai berikut 1) TKI Purna yang telah pulang dari luar negeri maksimal 5 (lima) tahun dan keluarganya; 2) Keluarga dari TKI yang masih bekerja di luar negeri; 3) usia maksimal 55 (lima puluh lima) tahun; 4) memiliki minat untuk berwirausaha (format Surat Pernyataan Keikutsertaan pada Program Pemberdayaan sesuai dengan Lampiran III); 5) fotokopi paspor/surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) atau Surat keterangan dari Kepala Desa/Lurah yang menerangkan bahwa peserta adalah TKI Purna dan keluarganya termasuk keluarga TKI; 6) mendapat izin dari suami/istri/orang tua/anak; 7) peserta dilarang membawa anak pada saat pelatihan;

2017, No.261-12- 8) hanya boleh diikuti oleh 1 (satu) anggota keluarga; dan 9) jumlah peserta maksimal 25 (dua puluh lima) orang/kelas. 2. Identifikasi jenis pelatihan dan lokasi pelatihan BP3TKI/LP3TKI melakukan identifikasi jenis pelatihan sesuai dengan kebutuhan peserta dan kearifan lokal. Apabila peserta berminat pada pelatihan tenaga kerja produktif, maka harus dipastikan ada mitra/stakeholder terkait yang mempersiapkan peluang kerja dalam negeri sesuai dengan minat dan potensi peserta. Adapun bila minat peserta adalah menjadi Wirausaha maka harus dipastikan adanya akses pasar dan modal dengan melibatkan Kementerian/Lembaga (K/L) dan stakeholder terkait. Lokasi pelatihan harus mudah dijangkau oleh para peserta dan ruangan pelatihan harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. 3. menentukan kriteria narasumber a. Motivator Tenaga pendidik/tenaga profesional/tokoh agama/tokoh masyarakat yang dapat memberikan inspirasi dan motivasi pengembangan ekonomi produktif. b. Profesional Pengusaha yang berkecimpung dengan usaha kecil menengah dan besar serta siap menjadi pendamping atau mitra yang menampung produk dari TKI Purna dan Keluarganya, membuka akses pasar, dan dapat menerima TKI Purna menjadi pekerjanya. c. Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan yang sanggup memberikan literasi keuangan dan memfasilitasi pinjaman modal usaha dalam rangka pengembangan usaha.

-13-2017, No.261 d. Inspirator TKI Purna yang memiliki usaha dan diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi para peserta pelatihan. e. Kementerian/Lembaga terkait 1) BNP2TKI; 2) Dinas Tenaga Kerja, (dapat dilakukan oleh Balai Latihan Kerja) memberikan materi mengenai sinergitas pemberdayaan masyarakat; 3) Dinas Koperasi dan UKM, memberikan materi mengenai syarat pendirian koperasi, cara menjadi anggota koperasi dan pembinaan; 4) Dinas Perindustrian dan Perdagangan, memberikan materi mengenai cara pengemasan produk, pengembangan usaha, izin usaha, pemasaran produk, dan pembinaan paska pelatihan; dan 5) Dinas Kesehatan, memberikan materi mengenai cara pengembangan usaha, izin usaha, dan pembinaan paska pelatihan. 4. Pelaksanaan pelatihan pemberdayaan terdiri dari teori dan praktek selama 6 (enam) hari, 60 (enam puluh) menit per jam pelajaran dengan melibatkan beberapa narasumber dari mitra/stakeholder terkait. Adapun materi pelatihan terdiri dari a. program pemberdayaan masyarakat (kebijakan K/L terkait); b. motivasi pelatihan dan inspirasi; c. pengelolaan keuangan pribadi dan usaha; d. pengelolaan usaha dan prinsip-prinsip kewirausahaan (entrepreneurship); e. praktek atau magang; f. rencana aksi; atau g. materi dapat disesuaikan dengan standar pelatihan dari mitra/stakeholder terkait sesuai perusahaannya ( khusus untuk Tenaga Kerja Produktif).

2017, No.261-14- Sebagai bentuk komitmen bersama atas pelaksanaan pemberdayaan TKI Purna, TKIB, dan keluarganya dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara kelompok/paguyuban TKI (yang diberikan pelatihan), profesional/mitra Industri, dan Lembaga Keuangan yang terlibat dapat kegiatan pemberdayaan. 5. setelah program pemberdayaan bagi TKI Purna dan keluarganya dilaksanakan, BP3TKI/LP3TKI mengumpulkan komponen output/keluaran atas kegiatan tersebut. 6. BP3TKI/LP3TKI melakukan strategi pencapaian outcomes/hasil melalui fasilitasi/pendampingan bersama mitra/stakeholder terkait. B. PEMBINAAN Pembinaan pemberdayaan TKI, TKI Purna dan Keluarganya dilakukan bersama antara BNP2TKI/BP3TKI/LP3TKI dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Pembinaan pemberdayaan TKI, TKI Purna dan Keluarganya dapat berupa fasilitasi pendampingan, pemberian pelatihan untuk peningkatan kapasitas usaha, akses modal, akses sarana dan atau prasarana, akses terhadap pasar dan lain-lain. C. PEMBIAYAAN Anggaran kegiatan Pemberdayaan TKI, TKI Purna dan Keluarganya dibebankan pada DIPA Petikan masing-masing Satuan Kerja BP3TKI/LP3TKI. D. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN 1. BNP2TKI melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh BP3TKI/LP3TKI. 2. BP3TKI/LP3TKI melaksanakan monitoring pasca pelatihan setiap 3 (tiga) bulan setelah pelaksanaan pemberdayaan selesai dengan menggunakan metode penyebaran kuesioner. Formulir isian kuesioner untuk monitoring pelaksanaan pelatihan pemberdayaan sesuai dengan format pada Lampiran IV dan Lampiran V.

-15-2017, No.261 3. BP3TKI/LP3TKI wajib membuat laporan tentang pelaksanaan/penyelenggaraan kegiatan Pemberdayaan TKI, TKI Purna, dan keluarganya kepada Kepala BNP2TKI cq. Deputi Perlindungan sesuai dengan format pada Lampiran VI. 4. BP3TKI/LP3TKI wajib membuat laporan tentang monitoring dan evaluasi kepada Kepala BNP2TKI cq. Deputi Perlindungan sesuai dengan format pada Lampiran VII).

2017, No.261-16- BAB III PEMBENTUKAN KAMPUNG TENAGA KERJA INDONESIA/SENTRA USAHA TENAGA KERJA INDONESIA PURNA A. MEKANISME PEMBENTUKAN 1. Kampung TKI/Sentra usaha TKI Purna dapat dibentuk di daerah tertentu dengan memenuhi persyaratan a. jumlah TKI Purna dan Keluarganya di Desa/Kecamatan yang bersangkutan minimal 30% (tiga puluh persen) dari jumlah penduduk; b. adanya potensi sumber daya alam (SDA) yang mendukung usaha TKI purna; c. adanya usaha/produk unggulan di daerah tersebut; d. minimal 30% (tiga puluh persen) dari jumlah TKI Purna sebagaimana dimaksud pada huruf a telah memiliki usaha/berwirausaha; dan e. adanya persetujuan dari masyarakat setempat untuk dijadikan sebagai Kampung TKI/Sentra usaha TKI Purna. 2. Kampung TKI/Sentra usaha TKI Purna dapat dibentuk di daerah tertentu dengan tahapan sebagai berikut a. BP3TKI/LP3TKI melakukan observasi/survei lokasi yang akan menjadi Kampung TKI/ Sentra Usaha TKI Purna; b. BP3TKI/LP3TKI mengajukan permohonan pembentukan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna kepada BNP2TKI cq. Deputi Perlindungan dengan melampirkan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 1; c. BP3TKI/LP3TKI meminta rekomendasi dari Kepala Desa/Lurah atau Camat setempat untuk membentuk Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna di wilayahnya; d. Kepala BNP2TKI menetapkan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna berdasarkan rekomendasi dari Kepala Desa/Lurah atau Camat setempat; e. Peresmian Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna oleh Bupati/Walikota didampingi oleh Kepala BNP2TKI atau Pejabat

-17-2017, No.261 yang ditunjuk; dan f. penandatanganan Nota Kesepahaman dan/atau prasasti tentang pembentukan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna oleh Bupati/Walikota dengan Kepala BNP2TKI atau Pejabat yang ditunjuk. B. KEANGGOTAAN Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna beranggotakan 1. TKI Purna; 2. Keluarga dari TKI (yang masih bekerja di luar negeri); 3. Keluarga TKI Purna; dan 4. Stakeholders terkait. C. PEMBINAAN Pembinaan terhadap kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna dilakukan bersama antara BNP2TKI/BP3TKI/LP3TKI dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota 2 (dua) tahun sejak pembentukan, selanjutnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Pembinaan dilakukan dalam bentuk memberikan pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi dalam rangka meningkatkan usaha baik pembuatan produk, kemasan, akses pasar, akses permodalan, peralatan; manajemen usaha, dan lain-lain. D. PEMBIAYAAN Biaya pembentukan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna dibebankan pada DIPA Petikan masing-masing Satuan Kerja BP3TKI/LP3TKI. E. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN BP3TKI/LP3TKI bersama-sama dengan Pemerintah Daerah (Kepala Desa/Lurah, Camat dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait) wajib melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna.

2017, No.261-18- Guna mengetahui perkembangan lebih lanjut mengenai Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna, BP3TKI/LP3TKI melaporkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan kepada Kepala BNP2TKI cq. Deputi Perlindungan sesuai format laporan sebagaimana tercantum pada Lampiran VIII.

-19-2017, No.261 BAB IV FASILITASI PEMBENTUKAN KOPERASI TENAGA KERJA INDONESIA PURNA A. MEKANISME PEMBENTUKAN Pembentukan Koperasi TKI Purna dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perkoperasian. B. FASILITASI/BIAYA PEMBENTUKAN Fasilitasi/biaya yang diperlukan dalam pembentukan Koperasi TKI Purna meliputi 1. persiapan pembentukan persiapan pembentukan dilakukan dalam bentuk a. rapat koordinasi dengan instansi/dinas Koperasi setempat; dan b. penyuluhan dari Dinas Koperasi kepada TKI Purna calon anggota koperasi. 2. pengurusan akte pendirian; 3. pembinaan Pembinaan terhadap koperasi TKI Purna dilakukan bersama antara Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten/Kota setempat dan BNP2TKI/BP3TKI/LP3TKI selama 2 (dua) tahun sejak dibentuk, dan pembinaan selanjutnya menjadi tanggung jawab Suku Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten/Kota setempat. Pembinaan dilakukan dalam bentuk pendampingan, fasilitasi stakeholder terkait dalam rangka meningkatkan usaha-usaha koperasi TKI Purna yang telah dibentuk agar kreatif, produktif dan menghasilkan profit untuk kesejahteraan anggota koperasi yang bersangkutan. Biaya fasilitasi pembentukan Koperasi TKI Purna dibebankan pada DIPA Petikan masing-masing Satuan Kerja BP3TKI/LP3TKI.

2017, No.261-20- C. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN BNP2TKI/BP3TKI/LP3TKI bersama-sama dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah setempat serta stakeholder melakukan monitoring dan evaluasi. Guna mengetahui perkembangan lebih lanjut mengenai Koperasi TKI Purna, BP3TKI/LP3TKI melaporkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan kepada Kepala BNP2TKI cq. Deputi Perlindungan sesuai format laporan sebagaimana tercantum pada Lampiran IX.

-21-2017, No.261 BAB V PEMBENTUKAN LABORATORIUM KONSULTASI USAHA TENAGA KERJA INDONESIA PURNA DAN KELUARGANYA A. MEKANISME PEMBENTUKAN 1. rapat intern di BP3TKI/LP3TKI untuk membahas rencana pembentukan laboratorium konsultasi usaha TKI Purna dan Keluarganya; 2. rapat dengan SKPD terkait (Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Mitra Industri, dan Mitra Lain); 3. hasil rapat dengan SKPD terkait dijadikan sebagai dasar pemberian asistensi kepada TKI Purna dan Keluarganya termasuk keluarga TKI dalam pengembangan usaha; 4. menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai; 5. launching pembentukan laboratorium konsultasi usaha TKI Purna dan Keluarganya; dan 6. pelaksanaan pelayanan konsultasi. Pelayanan Laboratorium Konsultasi Usaha TKI Purna dan Keluarganya dilaksanakan oleh Petugas (Pegawai BP3TKI/LP3TKI) yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan stakeholder, yang bertugas memfasilitasi akses pemasaran, pengurusan perijinan (seperti Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), label halal, label kesehatan), peningkatan kapasitas dan keterampilan sumber daya manusia (manajemen SDM), manajemen keuangan usaha, Ilmu pengetahuan dan teknologi, melakukan pemetaan dan pendataan TKI Purna dan Keluarganya, melakukan pemantuan dan evaluasi usaha TKI Purna, memberikan asistensi/konsultasi pengembangan usaha kepada TKI Purna dan Keluarganya. Jika dalam pelaksanaannya petugas mengalami kesulitan yang tidak dapat diselesaikan, maka pertanyaan/kasus/masalah yang dikonsultasikan akan dibahas bersama melalui rapat dengan mengundang stakeholder terkait guna mencari penyelesaian bersama.

2017, No.261-22- B. PEMBINAAN Pembinaan terhadap laboratorium konsultasi usaha TKI Purna dilakukan oleh BNP2TKI bersama-sama dengan SKPD terkait. C. PEMBIAYAAN Biaya yang diperlukan dalam operasionalisasi laboratorium konsultasi dibebankan pada DIPA Petikan masing-masing Satuan Kerja BP3TKI/LP3TKI. D. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN BNP2TKI/BP3TKI/LP3TKI bersama-sama dengan SKPD terkait melakukan monitoring dan evaluasi. Guna mengetahui perkembangan lebih lanjut mengenai laboratorium konsultasi usaha TKI Purna dan Keluarganya, BP3TKI/LP3TKI melaporkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan kepada Kepala BNP2TKI cq. Deputi Perlindungan sesuai format laporan sebagaimana tercantum pada Lampiran X.

-23-2017, No.261 BAB VI REHABILITASI TENAGA KERJA INDONESIA PURNA DAN KELUARGANYA A. PELAKSANAAN REHABILITASI TKI PURNA 1. Rehabilitasi dilakukan terhadap TKI Purna yang mengalami gangguan kejiwaan dan/atau sakit/mengalami kecelakaan selama bekerja di luar negeri; 2. Dalam melakukan rehabilitasi terhadap TKI Purna, perlu dilakukan langkah-langkah sebagi berikut a. Persiapan 1) Pendataan, dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner; dan 2) Pemetaan, dilakukan berdasarkan hasil pendataan untuk menentukan lokasi dan bentuk penanganan yang dibutuhkan. b. Persyaratan TKI Purna yang mengikuti rehabilitasi 1) telah pulang dari luar negeri dan berada di daerah asal maksimal 2 (dua) tahun; 2) persetujuan dari keluarga; 3) foto copy paspor/splp; dan 4) Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah yang menyatakan TKI Purna tersebut mengalami sakit/kecelakaan di luar negeri. c. pelaksanaan Rehabilitasi dilakukan sebagai berikut 1) bagi TKI yang mengalami gangguan kejiwaan a) Konseling/pendampingan; dan b) Psikososial; huruf a dan huruf b dilakukan oleh BP3TKI/LP3TKI bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan stakeholder terkait. c) Pengobatan dan perawatan oleh dokter spesialis kejiwaan atau Psikiater; 2) bagi TKI yang sakit/mengalami kecelakaan difasilitasi dengan stakeholder terkait (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Dinas Kesehatan; dan

2017, No.261-24- 3) edukasi kepada keluarga TKI Purna yang akan/sedang direhabilitasi. B. PEMBIAYAAN Biaya kegiatan Rehabilitasi TKI Purna ini dibebankan pada DIPA Petikan masing-masing Satuan Kerja BP3TKI/LP3TKI. C. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN BNP2TKI/BP3TKI/LP3TKI bersama-sama dengan SKPD terkait melakukan monitoring dan evaluasi. Guna mengetahui perkembangan lebih lanjut kegiatan rehabilitasi, BP3TKI/LP3TKI melaporkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan kepada Kepala BNP2TKI cq. Deputi Perlindungan. dengan menggunakan format laporan sebagaimana tercantum pada Lampiran XI. KEPALA BADAN NASIONALPENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ttd NUSRON WAHID

-25-2017, No.261 LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA, DAN KELUARGANYA. FORM IDENTIFIKASI PESERTA KEGIATAN PEMBERDAYAAN TKI, TKI PURNA, DAN KELUARGANYA 1 Nomor Induk Kepegawaian 2 Nama 3 Tempat Tgl Lahir 4 Jenis Kelamin 1.Pria 2. Wanita 5 Alamat - RT/RW - Kel/Desa - Kecamatan - Propinsi 6 Agama 7 Status Perkawinan 1. Menikah 2. Belum Menikah 3. Janda/Duda 8 Pendidikan Terakhir 9 Pekerjaan Sekarang 10 Email 11 No Telpon /Handphone 12 Negara Penempatan 13 PPTKIS 14 Tahun Pergi

2017, No.261-26- 15 Tahun Pulang 16 Pekerjaan di Luar Negeri 1 Formal 2 Informal 17 Alasan Kepulangan 1 Habis Kontrak 2 Bermasalah 3 Overstay 4 Sakit 18 Apakah anda memiliki usaha saat ini Ya Tidak 19 Apa usaha anda saat ini (diisi bagi yg memiliki usaha) 20 Penghasilan per bulan Apakah anda berminat untuk 21 mengikuti program pemberdayaan BNP2TKI Ya Tidak 22 Apabila jawaban Ya, mohon pilih salah satu bidang program sesuai minat anda (wirausaha / tenaga kerja produktif) Wirausaha, (pilih salah satu) 1. Ketahanan pangan peternakan, perikanan, perkebunan 2. Ekonomi Kreatif Kerajinan 3. Pariwisata Kuliner, bahasa 4. Jasa Bengkel, Salon Atay Tenaga Keja Produktif Di bidang... ( ) Tanda Tangan dan Nama Jelas KEPALA BADAN NASIONALPENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ttd NUSRON WAHID

-27-2017, No.261 LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA, DAN KELUARGANYA. SURAT PERNYATAAN KEIKUTSERTAAN PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN Yang bertandatangan di bawah ini Kegiatan Pemberdayaan BP3TKI / LP3TKI IDENTITAS PRIBADI 1. Nomor Induk Kependudukan (NIK) 2. Nama 3. Tempat & Tanggal Lahir 4. Jenis Kelamin Pria/Wanita 5. RT/RW Kelurahan/Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi No. Telp/HP Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya, 1. bersedia untuk menjadi peserta aktif pada kegiatan pemberdayaan terintegrasi yang diselenggarakan oleh BP3TKI/LP3TKI... 2. bersedia mengikuti kegiatan pemberdayaan terintegrasi selama 6 (enam) hari kedepan, serta tidak akan meninggalkan kegiatan pemberdayaan terintegrasi karena alasan apapun. 3. bersedia untuk mentaati tata tertib/aturan yang ditetapkan panitia penyelenggara. 4. bersedia untuk membentuk kelompok, berperan aktif dalam mengembangkan eksistensi (keberadaan) kelompok serta berkontribusi dan berkomitmen dalam pengembangan usaha kelompok. Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya...., tgl/bln/thn Yang membuat pernyataan, ( ) KEPALA BADAN NASIONALPENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ttd NUSRON WAHID

2017, No.261-28- LAMPIRAN IV PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA, DAN KELUARGANYA. FORMULIR ISIAN KUESIONER UNTUK MONITORING PELATIHAN PEMBERDAYAAN (WIRAUSAHA MANDIRI) 1. BP3TKI/LP3TKI melakukan monitoring untuk mendapatkan outcomes (dampak) atas pelatihan yang telah diberikan 2. BP3TKI /LP3TKI melakukan wawancara terbuka terhadap para peserta yang telah mengikuti pelatihan Pemberdayaan Terintegrasi 3. Status Responden TKI/TKI Purna dan Keluarganya yang pernah mengikuti pemberdayaan terintegrasi. 4. Instruksi Kami sangat menghargai jika Bapak/Ibu bersedia menjawab dengan jujur dan benar, pertanyaan berikut dibawah ini. Hal ini kami butuhkan untuk mengetahui sejauh mana dampak dan manfaat pelatihan pemberdayaan terintegrasi yang pernah Bapak /Ibu ikuti 1. IDENTITAS PRIBADI 2. Nomor Induk Kependudukan 3. Nama 4. Tempat & Tanggal Lahir 5. Jenis Kelamin Pria / Wanita* 6. RT/RW Kelurahan/Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi No. Telp/HP 7 Agama 8 Status Perkawinan 9 Pendidikan Terakhir 10 Pernah Bekerja di Negara Sektor Formal/Informal*

-29-2017, No.261 Tahun Berangkat/Pulang NO PENGALAMAN BEKERJA 1 Pernah Bekerja di Negara Sektor Tahun Berangkat/Pulang Formal / Informal NO OUTCOMES 1 Bagaimana perkembangan kegiatan ekonomi produktif anda secara pribadi/kelompok? (Apakah ada perbedaan sebelum dan setelah pelatihan?) 2 Bagaimana pengelolaan keuangan anda setelah pelatihan (pribadi/kelompok)? (Apakah ada perbedaan sebelum dan setelah pelatihan?) 3 Bagaimana perkembangan keterlibatan para mitra/stakeholder terkait dalam perkembangan usaha anda? (apakah ada kontribusi positif dari mitra lokal, mitra industri, SKPD/pemerintah daerah dan lembaga keuangan untuk perkembangan usaha pribadi/kelompok) 5 Kapan memulai usaha 6 Jenis usaha 7 Jumlah karyawan 8 Darimana sumber modal anda Berapa jumlahnya (Rp) 11 Omset usaha perbulan a. Sebelum mengikuti pelatihan b. Sesudah mengikuti pelatihan 12 Kendala dalam menjalankan usaha 13 Selain pelatihan yang diselenggarakan BNP2TKI/BP3TKI apakah ada pelatihan lainnya yang pernah diikuti a. Tahun berapa b. Berapa lama pelatihannya c. Siapa penyelenggara

2017, No.261-30- NO MASUKAN DAN SARAN 1. Mohon masukan dan saran anda untuk kegiatan BP3TKI/LP3TKI selanjutnya (kebutuhan pelatihan apa saja yang menunjang kegiatan ekonomi produktif anda) Yang melakukan monitoring, 1...; dst KEPALA BADAN NASIONALPENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ttd NUSRON WAHID

-31-2017, No.261 LAMPIRAN V PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA, DAN KELUARGANYA. FORMULIR ISIAN KUESIONER UNTUK MONITORING PELATIHAN PEMBERDAYAAN (TENAGA KERJA PRODUKTIF) 5. BP3TKI/LP3TKI melakukan monitoring untuk mendapatkan outcomes (dampak) atas pelatihan yang telah diberikan 6. BP3TKI /LP3TKI melakukan wawancara terbuka terhadap para peserta yang telah mengikuti pelatihan Pemberdayaan Terintegrasi 7. Status Responden TKI/TKI Purna dan Keluarganya yang pernah mengikuti pemberdayaan terintegrasi. 8. Instruksi Kami sangat menghargai jika Bapak/Ibu bersedia menjawab dengan jujur dan benar, pertanyaan berikut dibawah ini. Hal ini kami butuhkan untuk mengetahui sejauh mana dampak dan manfaat pelatihan pemberdayaan terintegrasi yang pernah Bapak /Ibu ikuti. 1. IDENTITAS PRIBADI 2. Nomor Induk Kependudukan 3. Nama 4. Tempat & Tanggal Lahir 5. Jenis Kelamin Pria / Wanita* 6. RT/RW Kelurahan/Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi No. Telp/HP 7 Agama 8 Status Perkawinan 9 Pendidikan Terakhir 10 Pernah Bekerja di Negara Sektor Tahun Berangkat/Pulang Formal/Informal*

2017, No.261-32- NO PENGALAMAN BEKERJA 1 Pernah Bekerja di Negara Sektor Tahun Berangkat/Pulang Formal / Informal NO OUTCOMES 1 Saat ini anda bekerja di perusahaan atau wirausaha, atau bahkan keduanya? 2 Apakah perusahaan tempat anda bekerja saat ini, adalah merupakan perusahaan mitra dari BP3TKI/LP3TKI (atas program pemberdayaan) 3 Bagaimana perkembangan keterlibatan para mitra/stakeholder pekerjaan anda saat ini? (mekanisme upah, waktu kerja, asuransi, serikat pekerja, perlindungan atas PHK, penilaian kinerja) 5 Status karyawan 1.Tetap 2. Kontrak 3. Harian 6 Apakah kegiatan yang dilakukan oleh BP3TKI/LP3TKI bermanfaat bagi anda?

-33-2017, No.261 NO MASUKAN DAN SARAN 1. Mohon masukan dan saran anda untuk kegiatan BP3TKI/LP3TKI selanjutnya (kebutuhan pelatihan apa saja yang menunjang kegiatan ekonomi produktif anda) Yang melakukan monitoring, 1. dst KEPALA BADAN NASIONALPENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ttd NUSRON WAHID

2017, No.261-34- LAMPIRAN VI PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA, DAN KELUARGANYA LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN TKI, TKI PURNA, DAN KELUARGANYA Kata Pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang 2. Maksud dan Tujuan 3. Sasaran Kegiatan 4. Dasar Pelaksanaan BAB II Pelaksanaan Pemberdayaan TKI Purna, TKI Purna, dan Keluarganya 1. Organisasi Pelaksana 2. Mekanisme 3. Waktu dan Tempat 4. Pembiayaan BAB III Kendala dan Permasalahan BAB IV Upaya Tindak Lanjut BAB V Penutup 1. Kesimpulan 2. Saran Lampiran 1. Daftar hadir peserta 2. Matriks Pemberdayaan terintegrasi 3. Jadwal pelaksanaan kegiatan 4. Daftar narasumber 5. Materi narasumber 6. Kesepakatan Bersama 7. Rencana Aksi 8. Dokumentasi KEPALA BADAN NASIONALPENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ttd NUSRON WAHID

-35-2017, No.261 LAMPIRAN VII PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA DAN KELUARGANYA LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN PEMBERDAYAAN TKI, TKI PURNA, DAN KELUARGANYA Kata Pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan a. Latar Belakang b. Maksud dan Tujuan c. Sasaran Kegiatan d. Dasar Pelaksanaan BAB II Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pemberdayaan TKI, TKI Purna dan Keluarganya. 1. Identifikasi/analisis perkembangan usaha individu/kelompok pasca pelatihan 2. Identifikasi/analisis perkembangan kerjasama dengan mitra/stakeholder terkait (mitra industri, mitra lokal, SKPD terkait, lembaga keuangan). BAB III Kendala dan Permasalahan BAB IV Upaya Tindak Lanjut BAB V Penutup 1. Kesimpulan 2. Saran Lampiran 1. Matriks Pemberdayaan Terintegrasi 2. Rencana Aksi 3. Struktur Organisasi Kelompok Ket Laporan Monitoring dilaporkan secara triwulan (3 bulan sekali) KEPALA BADAN NASIONALPENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ttd NUSRON WAHID

2017, No.261-36- LAMPIRAN VIII PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA DAN KELUARGANYA LAPORAN PELAKSANAAN KAMPUNG TKI/SENTRA USAHA TKI PURNA Kata Pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang 2. Maksud dan Tujuan 3. Sasaran Kegiatan 4. Dasar Pelaksanaan BAB II Pelaksanaan 1. Organisasi Pelaksana 2. Mekanisme 3. Waktu dan Tempat 4. Pembiayaan BAB III Kendala dan Permasalahan BAB IV Upaya Tindak Lanjut BAB V Penutup 1. Kesimpulan 2. Saran Lampiran 1. Daftar hadir peserta 2. Jadwal pelaksanaan kegiatan 3. Foto Copy Nota Kesepahaman/Foto Prasasti Pembentukan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI antara BNP2TKI dengan Pemerintah Daerah 4. Dokumentasi KEPALA BADAN NASIONALPENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ttd NUSRON WAHID

-37-2017, No.261 LAMPIRAN IX PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA DAN KELUARGANYA Kata Pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang LAPORAN FASILITASI PEMBENTUKAN KOPERASI TENAGA KERJA INDONESIA PURNA DAN KELUARGANYA 2. Maksud dan Tujuan 2. Sasaran Kegiatan 3. Dasar Pelaksanaan BAB II Pelaksanaan 1. Organisasi Pelaksana 2. Mekanisme 3. Waktu dan Tempat 4. Pembiayaan BAB III Kendala dan Permasalahan BAB IV Upaya Tindak Lanjut BAB V Penutup 1. Kesimpulan 2. Saran Lampiran 1. Daftar hadir peserta 2. Jadwal pelaksanaan kegiatan 3. Foto Copy Akte Legalitas Koperasi 4. Dokumentasi KEPALA BADAN NASIONALPENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ttd NUSRON WAHID

2017, No.261-38- LAMPIRAN X PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA DAN KELUARGANYA Kata Pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang 2. Maksud dan Tujuan 3. Sasaran Kegiatan 4. Dasar Pelaksanaan BAB II Pelaksanaan 1. Organisasi Pelaksana 2. Mekanisme 3. Waktu dan Tempat 4. Pembiayaan LAPORAN PELAKSANAAN LABORATORIUM KONSULTASI USAHA TKI PURNA DAN KELUARGANYA BAB III Kendala dan Permasalahan BAB IV Upaya Tindak Lanjut BAB V Penutup 1. Kesimpulan 2. Saran Lampiran 1. Daftar hadir peserta 2. Jadwal pelaksanaan kegiatan 3. SK Tim Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Anggota Laboratorium Konsultasi Usaha TKI Purna dan Keluarganya 4. Dokumentasi KEPALA BADAN NASIONALPENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ttd NUSRON WAHID

-39-2017, No.261 LAMPIRAN XI PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA INDONESIA, TENAGA KERJA INDONESIA PURNA DAN KELUARGANYA LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN REHABILITASI TKI PURNA DAN KELUARGANYA Kata Pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang 2. Maksud dan Tujuan 3. Sasaran Kegiatan 4. Dasar Pelaksanaan BAB II Pelaksanaan 1. Organisasi Pelaksana 2. Mekanisme 3. Waktu dan Tempat 4. Pembiayaan BAB III Kendala dan Permasalahan BAB IV Upaya Tindak Lanjut BAB V Penutup 1. Kesimpulan 2. Saran Lampiran 1. Daftar hadir peserta; 2. Form peserta Rehabilitasi TKI Purna Bermasalah; 3. Jadwal Acara; 4. Daftar Hadir Nara Sumber; 5. Materi Narasumber; 6. Daftar Hadir Panitia Daerah; 7. Daftar Penerimaan Perlengkapan Peserta; 8. Berita Acara Serah Terima Bantuan; 9. Dokumentasi KEPALA BADAN NASIONALPENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ttd NUSRON WAHID