SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Pendidikan Matematika. Oleh : DHIAN ENDAHWURI A

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DENGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY

UPAYA PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Jumali.dkk. 2004:1). Setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang tinggi untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan. tidak optimal terutama pada pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM harus dimiliki. Kesadaran tentang arti pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Disekolah terjadi. sebagai pendidik dalam suatu proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Selain sebagai pengajar, guru dituntut berlaku sebagai pembimbing dan pendidik siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai oleh manusia. Manusia membutuhkan ilmu matematika hampir di setiap

ENDAH NENI MASTUTI A

OLEH: Keswati NIM : K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

UPAYA PENINGKATAN RESPON DAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembelajaran Matematika dari zaman ke zaman merupakan salah

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK- PAIR-SHARE (TPS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh: LAILATUL HIJRIYAH A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan diri seseorang dalam memecahkan masalah di kehidupan

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

belajar matematika karena penalaran matematika sebagai kompetensi dasar matematika. Berdasarkan Peraturan Dirjen Dikdasmen No.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu dengan menempuh proses pembelajaran. juga dikembangkan seperti dibuatnya metode-metode baru dalam belajar

( PTK di Kelas VIIIE Semester I SMP Negeri 2 Grobogan ) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU. selalu dituntut untuk memikirkan tentang bagaimana cara merencanakan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN DAN KREATIVITAS SISWA. (PTK Kelas V SD Negeri II Mulyoharjo Jepara) SKRIPSI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda dan membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda juga.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER

PROBLEMATIKA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION

EKPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh : NUGRAHAENI GAMASTUTI NIM A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: RATNA HERAWATI A

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

SKRIPSI S-1 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika.

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

USAHA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia, sebagai sesuatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka di

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan cara perbaikan proses pembelajaran. mencapai tujuan tersebut, tidak selalu cocok pada semua siswa.

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rangka mencapai tujuan yang diharapkan untuk membelajarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai taraf optimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas suatu bangsa. Selain karena pendidikan dipandang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi belajar mengajar, dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY DAN THINK PAIR SHARE PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA (Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Pendidikan Matematika Oleh : DHIAN ENDAHWURI A 410 050 084 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia sampai sekarang, peranan matematika semakin penting, baik bagi perkembangan peradaban manusia secara keseluruhan (misalnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi) maupun bagi perkembangan setiap individu. Bagi setiap individu dalam kehidupan sehari-hari, matematika berguna misalnya untuk memperoleh ketrampilan-ketrampilan tertentu dan untuk perkembangan cara berpikir. Dalam mempelajari matematika diperlukan pengertian (pikiran/penalaran) tidak cukup dengan hafalan saja, sebab selama ini dalam pandangan orang awam matematika sama dengan ilmu hitung. Padahal jika diteliti secara cermat dan mendalam sebenarnya tidak hanya hitung menghitung saja, akan tetapi berhitung merupakan salah satu bagian dalam matematika. Ilmu matematika sendiri timbul karena pikiran pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran yang ditempuh secara bertahap dengan ilmu pengetahuan. Dalam kenyataannya masih banyak orang yang mengalami kesulitan belajar matematika, menurut Abdurrahman (2003:11) kesulitan belajar dibedakan menjadi 2, yaitu a) kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities), yakni kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan

persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, serta kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. b) kesulitan belajar akademik (academic laerning disabilities), yakni kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan pencapaian prestasi belajar akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan ketrampilan dalam membaca, menulis, dan atau matematika. Maka perlu diketahui aspek aspek yang diduga mempunyai hubungan dengan pembelajaran matematika. Aspek aspek tersebut harus diperhatikan proses belajar bisa berlangsung secara efektif dan siswa memperoleh manfaat seoptimal mungkin dari kegiatan belajar tersebut. Aspek aspek pembelajaran matematika mencakup proses belajar dan pemikiran kreatif. Di dalam proses belajar mengajar, khususnya pembelajaran matematika kesalahan siswa tidak hanya bersumber pada kemampuan siswa yang kurang tetapi ada faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar matematika dan salah satunya adalah faktor guru. Peranan guru dalam dunia pendidikan sangat penting, kualitas kinerja guru sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berlangsung dengan baik apabila ada komunikasi timbal balik antara guru dan siswa. Oleh karena itu, komunikasi harus diciptakan sehingga pesan dalam bentuk materi pelajaran dapat diterima oleh siswa. Guru diharapkan dapat membimbing aktivitas dan kreatifitas siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai.

Model model pembelajaran hendaknya relevan dan mendukung tercapainya tujuan pengajaran. Jadi perkembangan untuk pemilihan model adalah tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Adapun tujuan pengajaran adalah supaya siswa dapat berpikir aktif dan diberi kesempatan untuk mencoba kemampuan didalam berbagai kegiatan. Model pembelajaran konvensional sudah tidak sesuai dengan tuntutan jaman, karena dalam pembelajaran konvensional siswa dalam mempelajari ilmu sebagian besar diperolah dari guru. Siswa tidak diberi kesempatan seluas luasnya untuk aktif mengontruksikan pengatahuannya. Hal ini akan memicu sikap dan tingkah laku pasif dalam menghadapi tantangan jaman, karena dalam pembelajaran tersebut siswa kurang mendapat perhatian untuk belajar secara mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab. Penerapan pengajaran konvensional ini juga sering menjadikan siswa jenuh dalam menerima materi pelajaran sehingga tujuan yang ditetapkan tidak dapat tercapai secra optimal. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien salah satunya diperlukan suatu metode yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa dan sarana yang tersedia. Suatu metode mengajar mempunyai spesifikasi tersendiri. Suatu metode yang cocok untuk suatu metode belum tentu cocok jika diterapkan pada materi lainnya. Materi pelajaran yang berhubungan dengan angka. Hitungan seringkali ditakuti oleh siswa. Dalam pembelajaran yang berkaitan dengan hitungan biasanya diperlukan pemahaman konsep dari materi - materi sebelumnya. Menurut

Slavin kesulitan dalam pengajaran yang berkaitan dengan hitungan tidak dapat dipecahkan dengan menerapkan metode konvensional tetapi dapat dibantu dengan menerapkan metode pengajaran kooperatif yang dikombinasi dengan pengajaran individual. Penerapan metode kooperatif menurut penelitian yang selama ini dilakukan terbukti efektif untuk meningkatakan hasil belajar siswa. Hal ini didukung oleh penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Slavin dan Muslimin Ibrahim tentang metode kooperatif Tipe TAI dan TPS adalah metode kooperatif yang menitikberatkan pada proses belajar dalam kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok. Proses pembelajaran dalam kelompok membantu siswa menentukan dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang tidak dapat ditemui pada metode konvensional. Pengajaran TAI dan TPS sama-sama mengelompokkan siswa menjadi kelompok kecil. Kesulitan memahami materi secara individual dapat dipecahkan bersama dalam kelompok serta bimbingan guru. Kesulitan pemahaman konsep-konsep awal yang berkaitan dengan materi dapat dipecahkan secara bersama-sama, karena keberhasilan dari tiap individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Pengajaran TAI dan TPS dapat menghemat waktu presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif dan dititikberatkan pada keaktifan siswa. Pengajaran konvensional menggunakan metode ceramah membuat siswa menjadi jenuh dan membatasi keaktifan siswa, sehingga tingkat pemahaman siswa menjadi rendah.

Anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas tugas akademik khusus maupun umum, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis (gangguan syaraf), proses psikologi dasar maupun sebab sebab lain prestasi belajarnya rendah dan anak tersebut beresiko tinggi tinggal kelas (Munawir, 2003 :11). Penerapan metode kooperatif menurut penelitian yang selama ini dilakukan terbukti efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa. Seperti yang kita ketahui metode kooperatif mempunyai banyak tipe yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Tipe TAI (Teams Assisted Individually) dan TPS (Think Pair Share) menurut Hilda Karli adalah salah satu tipe pengajaran kooperatif yang efektif jika diterapkan dalam pengajaran. Pengajaran TAI dan TPS sama-sama mengelompokkan siswa menjadi kelompok kecil. Kesulitan memahami materi secara individual dapat dipecahkan bersama-sama dalam kelompok dengan bimbingan guru. Menurut Slavin dalam buku Cooperatif Learning, Teori, Riset dan Praktik pengajaran TAI dan TPS dapat menghemat waktu, sehingga waktu pembelajaran lebih efektif dan dititikberatkan pada keaktifan siswa. Model pembelajaran kooperatif dirasakan perlu diterapkan pada pokok bahasan bangun ruang. Bertolak dari uraian di atas, dalam rangka meningkatkan hasil belajar matematika siswa khususnya pada pokok bahasan bangun ruang.

Peneliti mengangkat judul Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individually dan Think Pair Share Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Ditinjau Dari Keaktifan Siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah 1. Keberhasilan pembelajaran matematika tidak hanya dipengaruhi oleh proses pengajaran. 2. Keaktifan siswa dalam proses belajar masih kurang. 3. Dalam proses belajar mengajar guru kurang memperhatikan apakah pendekatan pembelajaran yang diterapkan dapat diterima oleh kebanyakan siswa. 4. Hasil belajar matematika masih rendah sehingga perlu adanya peningkatan. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Untuk lebih jelasnya akan diuraiakan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Penggunaan strategi Teams Assisted Individually dan Think Pairs Share sebagai suatu strategi pembelajaran. 2. Keaktifan siswa yang dimaksud adalah keaktifan siswa dalam bidang matematika.

3. Hasil belajar matematika adalah hasil belajar dalam bidang matematika, melalui ulangan dengan maksud untuk memperoleh suatu angka sehingga dapat ditentukan berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam belajar matematika guna suatu pengambilan keputusan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, masalah masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Adakah perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi Teams Assisted Individually dan Think Pair Share. 2. Adakah perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa jika ditinjau dari keaktifan siswa. 3. Adakah interaksi antara metode mengajar dan keaktifan siswa terhadap hasil belajar siswa. E. Tujuan Penelitian Mengingat tujuan merupakan arah dan suatu kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan dan terlaksana dengan baik dan teratur, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada pokok bahasan bangun ruang dari perbedaan penggunaan model pembelajaran.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar terutama pada pokok bahasan bangun ruang ditinjau dari perbedaan keaktifan siswa dalam pelajaran matematika. 3. Untuk mengetahui interaksi antara metode belajar dengan keaktifan siswa terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan bangun ruang. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah 1. Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika utamanya pada peningkatan keaktifan belajar siswa melalui pembelajaran tipe TAI dan tipe TPS. Secara khusus hasil penelitian ini bermanfaat sebagai berikut : a. Dengan pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan keaktifan dan kreativitas siswa, sehingga akan mempunyai kesempatan dalam meningkatkan kemampuan masing masing. b. Pembelajaran menggunakan tipe TAI dan TPS dimana menekankan kerja sama antar siswa sehingga dapat mempermudah siswa dalam mempelajari matematika khususnya pada materi bangun ruang. 2. Manfaat Praktis Pada manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa langkah-langkah untuk meninkatkan keaktifan belajar

siswa dalam menyelesaikan soal matematika melelui pembelajaran tipe TAI dan TPS. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memmberikan manfaat bagi : a. Bagi guru 1) Menanamkan kreativitas dalam usaha perbaikan pembelajaran matematika. 2) Memberikan informasi kepada guru matematika untuk lebih menekankan keterlibatan siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar. 3) Membantu guru matematika dalam usaha mencari strategi pembelajaran yang tepat. b. Bagi siswa 1) Dapat meningkatkan prestasi belajar. 2) Meningkatkan kegiatan belajar, mengoptimalkan kemampuan berfikir, tanggung jawab, keaktifan dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.