A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

IMPLEMENTASI KELAS UNGGULAN (EXCELLENCE) AGAMA DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SMPN 2 Pamekasan) Suwantoro

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYYAH AWALIYYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Sabda Nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

Pengelolaan Pendidikan Kelas Khusus Istimewa Olahraga. menuju tercapainya Prestasi Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2011), Hlm. 14.

Transkripsi:

negara. 2 Sementara fungsi dan tujuan pendidikan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut the process of training and developing the knowledge, skills, mind, character, etc., especially by formal schooling (proses melatih dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, pikiran, perilaku, dan lain-lain, terutama oleh sekolah formal). 1 Sedangkan dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan 1 Qodri Azizy, Pendidikan (Agama) Untuk Membangun Etika Sosial, (Semarang: Aneka Ilmu, 2003), hlm. 18. 2 UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 BAB I pasal 1 ayat 1. 1

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan dan perwujudan diri individu tetapi juga bagi pembangunan suatu bangsa dan negara. Sedangkan tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda dan karena itu membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu (mengidentifikasi dan membina) serta memupuk (mengembangkan dan meningkatkan) bakat tersebut, dari mereka yang berbakat istimewa atau memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa (the gifted and talented). 4 Berdasarkan karakteristik anak super normal (the gifted) maka tujuan khusus pendidikan mereka adalah mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki seorang anak agar dapat mencapai prestasi seoptimal mungkin sesuai dengan apa yang diharapkan 3 UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 BAB II pasal 3. 4 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 6. 2

pendidik dan terdidik serta dapat berfaedah bagi masyarakat, bangsa dan negara. Tanpa pendidikan khusus terprogram dan terarah tidak mungkin seorang anak dengan sendirinya akan dapat mengembangkan bakat-bakat intelektualnya dengan baik dan dapat mencapai prestasi yang luar biasa. Apabila mereka tidak mendapatkan pelayanan pendidikan secara khusus, bukannya mustahil bakat-bakat keunggulan otak mereka akan tetap terpendam, (talent) tidak dapat tersalur secara tetap dan positif sehingga berakibat merugikan anak. 5 Sesuai dengan pasal 5 ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 2003) menyatakan bahwa warga negara yang memiliki potensi, kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Hal ini dapat dipertegas pada pasal 12 ayat (1): Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. 6 Pada dasarnya pelaksanaan pendidikan khusus bagi anak berbakat dapat dilaksanakan dengan berbagai macam, diantaranya dengan memberikan program pengayaan (enrichment) atau 5 Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: Bina Aksara, 1984), hlm. 102-103. 6 UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Bab V pasal 12 ayat 1. 3

program yang memungkinkan percepatan (acceleration) dan pengelompokan (segregation). 7 Pandangan Islam mengenai pelayanan pendidikan anak telah disebutkan dalam sebuah riwayat yang menjelaskan bahwa orang tua atau pendidik dalam melaksanakan tugas harus menyesuaikan daya pikir anak sehingga akan terarah pada kemampuannya dan anak dapat terus berkembang. Kami diperintah untuk berbicara kepada manusia sesuai dengan kemampuan intelektual mereka. Hadist tersebut menunjukkan bahwa Islam sangat mendorong pendidikan intelektual dan membebani tanggung jawab pendidik khususnya orang tua terhadap kemampuan anak, termasuk juga anak yang tergolong berbakat. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa pendidikan harus disesuaikan dengan bakat dan kemampuan anak didik agar kebutuhan setiap peserta didik dapat terpenuhi. Sehingga bagi mereka yang memiliki bakat-bakat yang luar biasa, terutama dalam bidang akademik diperlukan pelayanan pendidikan khusus. Peserta didik yaitu anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang 7 Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, hlm. 108. 8 Imam Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Abdurrahman As- Sakhawi, Al-Maqasid Al-Hasanah, (Bairut: Darul Kutub, 906 H.), hlm. 111 4

tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 9 Siswa disebut juga dengan murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah), tingkat menengah pertama maupun tingkat menengah atas. Peserta didik yang merupakan subyek (pelaku) dalam belajar mengajar, memiliki keunikan yang berbeda satu sama lain. Sehingga dalam proses belajar mengajar terdapat keunikan, seperti: ada anak yang cepat tanggap, mudah mengerti ada pula yang sebaliknya. Hal ini sesuai pula dengan karakteristik yang dimiliki masing-masing anak yaitu: cepat dalam belajar, lambat dalam belajar, anak yang kreatif, anak yang berprestasi kurang (under achiever), dan anak yang gagal (drop out). Pendidikan agama pada berbagai jalur pendidikan merupakan hal yang penting karena pengajaran agama akan menghasilkan pengetahuan agama, sekaligus menjadikan pengalaman, sehingga akan terwujud dalam diri seseorang ilmu, amal dan taqwa, atau dengan kata lain arah pendidikan agama untuk membina peserta didik agar menjadi warga negara yang baik dan sekaligus menjadi umat yang taat beragama. Dapat juga dikatakan bahwa arah Pendidikan Agama Islam untuk membina manusia yang beragama yang mampu melaksanakan ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupan, dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.. 9 UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 BAB I pasal 1 ayat 4. 5

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pendidikan yang sangat penting untuk diajarkan di sekolah. Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 10 Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT. Dengan adanya pembelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan siswa dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang terkandung di dalamnya dengan harapan adanya pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam merupakan subsistem dari sistem pendidikan nasional yang dengan faktor-faktor yang dimilikinya juga merupakan sistem tersendiri. Sebagai salah satu bagian mata pelajaran sekolah, secara kelembagaan merupakan penjabaran atau spesifikasi dari visi dan misi pendidikan Islam, yaitu membentuk insan kamil yang berfungsi mewujudkan rahmatan lil alamin. 11 10 Abdul Majid, et.al., Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2006),hlm.132. 11 Hujair Ahmad Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam: Membangun Masyarakat Madani Indonesia, (Yogyakarta: Jafilia Insan Press bersama MSI UII, 2003), cet.1., hlm. 139. 6

Islam menginginkan agar anak cerdas dan pandai. Itulah ciri akal yang berkembang secara sempurna. Cerdas ditandai oleh adanya kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai ditandai oleh banyak memiliki pengetahuan, jadi banyak memiliki informasi. Salah satu ciri muslim yang sempurna adalah cerdas serta pandai. Dengan demikian layanan pendidikan bagi anak cerdas dan berbakat dapat dilakukan dengan memberikan kebutuhan khusus bagi mereka agar anak mampu mencapai prestasi yang tinggi dan mengembangkan kemampuannya yang unggul secara optimal. Kemampuan tersebut diantaranya kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan berfikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotor seperti dalam olahraga. Beberapa program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan salah satunya SMA N 1 Semarang untuk memfasilitasi anak yang berbakat dan mempunyai kecerdasan tinggi diantaranya yaitu program akselerasi (percepatan) dan program olimpiade (pengelompokan). Program akselerasi disediakan dalam rangka penanganan anak supernormal dengan cara memperbolehkan menyelesaikan program reguler di dalam jangka waktu yang lebih singkat. Sedangkan program olimpiade merupakan kelas yang dipersiapkan khusus bagi siswa-siswa yang akan mengikuti 7

lomba-lomba yang berhubungan dengan bidang akademik, mulai dari lomba mata pelajaran bahkan mengikuti olimpiade-olimpiade. Dalam hal kemampuan intelektual umum prestasi anak yang belajar dalam program akselerasi dan program olimpiade tidak dapat diragukan lagi. Namun dalam kemampuan bidang akademik khusus, dalam hal ini mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, apakah hasil belajar anak program akselerasi sama dengan program olimpiade ataupun sebaliknya. Melihat fenomena yang ada dalam institusi pendidikan SMA Negeri 1 Semarang, mereka yang mempunyai intelegensi diatas rata-rata hanya mengunggulkan bidang akademik umum dan menganggap rendah bidang akademik khusus dalam hal ini mata pelajaran Pendididikan Agama Islam. Sehingga dapat dikatakan mereka mengesampingkan pendidikan Agama dan mengutamakan pendidikan umum. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul: STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM AKSELERASI DENGAN SISWA PROGRAM OLIMPIADE MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA NEGERI 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014. 8

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar siswa program akselerasi mata pelajaran PAI di SMA N 1 Semarang tahun ajaran 2013/2014? 2. Bagaimana hasil belajar siswa program olimpiade mata pelajaran PAI di SMA N 1 Semarang tahun ajaran 2013/2014? 3. Adakah perbedaan antara hasil belajar siswa mata pelajaran PAI program akselerasi dengan siswa program olimpiade di SMA N 1 Semarang tahun ajaran 2013/2014? C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa program akselerasi mata pelajaran PAI di SMA N 1 Semarang tahun ajaran 2013/2014. b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa program olimpiade mata pelajaran PAI di SMA N 1 Semarang tahun ajaran 2013/2014. c. Untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa program akselerasi dengan siswa program olimpiade mata 9

pelajaran PAI di SMA N 1 Semarang tahun ajaran 2013/2014. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: a. Manfaat Teoritis Penelitian ini akan memberikan kontribusi wacana keilmuan dan khazanah intelektual tentang perbandingan hasil belajar siswa mata pelajaran PAI program akselerasi dengan siswa program olimpiade di SMA N 1 Semarang. Selain itu penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi para peneliti lain yang hendak mengadakan penelitian lebih lanjut. b. Manfaat Praktis Penelitian ini berguna dalam memberikan kontribusi yang bernilai strategis bagi para praktisi pendidikan, sehingga diharapkan dapat menjadi kajian bagaimana hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada program akselerasi dan program olimpiade. 10

11

12