BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. sosial. Interaksi sosial yaitu hubungan antar individu dengan individu lainnya atau

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

I. PENDAHULUAN. Sekolah Islam Terpadu pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

BAB I PENDAHULUAN. bagi generasi penerus perjuangan bangsa ini.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses belajar siswa, tidak dipungkiri lagi bahwa pembelajaran PKn di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah sebuah keharusan, untuk

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara memiliki tingkat penghidupan yang cukup dan mereka

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

NUR ENDAH APRILIYANI,

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi pada era globalisasi saat ini menjadi pilar-pilar bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. peneliti serta hasil pembahasan, secara umum dapat disimpulkan bahwa Persepsi

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

Tinjauan Mata Kuliah...

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan citacita

ANALISIS PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION DALAM KEGIATAN OSIS TAHUN AJARAN (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 20 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mata Kuliah Kewarganegaraan

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

TINGKAP Vol. X No. 1 Th. 2014

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan memunculkan pertanyaan bagaimana sistem pendidikan yang sangat kompetitif ternyata dapat melahirkan generasi yang tangguh secara keilmuan tetapi rapuh atau gagal dalam kehidupan. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah ketika anak didik dihadapkan kepada beban pendidikan yang terlalu banyak dan ekspetasi yang terlalu tinggi dikarenakan lingkungan yang sangat kompetitif, sistem pendidikan dan lingkungan tidak memberikan ruang yang cukup untuk mengembangkan konsep diri anak didik secara matang dan positif. Keberhasilannya pembangunan sikap nasionalisme dan patriotisme bagi generasi penerus bangsa sangat ditentukan oleh ada atau tidaknya kesadaran, kemauan dan kreativitas guru untuk mengintegrasikan pembentukan konsep diri yang positif ke dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pra penelitian di SMP Negeri 1 Simpang Pematang Mesuji telah menujukan gejala semakin menurunnya sikap nasionalisme dan patriotisme peserta didik. Karena seiring perubahan zaman semakin sering ditemukan anak didik yang melanggar tata tertib sekolah seperti; kedapatan merokok, melakukan tindak kekerasan dan asusila terhadap teman lainnya, terlihat

2 malas mengikuti upacara bendera dan anak didik yang tidak lagi bangga menyanyikan lagu-lagu kebangsaan sehingga mereka terlihat sangat susah untuk bisa menyanyikan dengan baik lagu-lagu tersebut. Contoh ini terlihat ketika mereka menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia pada saat upacara bendera, sulitnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan setiap dilakukan razia sering kali ditemukan hand phone berisi gambar dan video tidak senonoh. Hal tersebut tentunya merupakan sebuah permasalahan yang perlu segera dicari jalan penyelesaiannya. Secara terperinci, berikut disajikan Kasus Pelanggaran Sikap Nasionalisme dan Patriotisme Sekolah SMPN 1 Simpang Pematang Mesuji: Tabel 1.1 Kasus Pelanggaran Sikap Nasionalisme dan Patriotisme Sekolah SMPN 1 Simpang Pematang Mesuji dari 495 peserta didik TP 2012/2013 NO Kelas Jenis Pelanggaran 1 Kelas VII 2 Kelas VIII 3 Kelas IX Jumlah pelanggar 1. Tidak Ikut Upacara pada hari Senin 14 3.61 2. Terlambat Hadir Upacara Bendera 11 2.84 Hari Senin 3. Mundur pada saat upacara Bendera hari Senin 8 2.06 4. Ribut saat upacara Bendera 9 2.32 5. Terlambat hadir datang ke sekolah 7 3.87 6. Ribut saat upacara Bendera 9 2,32 7. Tidak benar menyanyikan lagu Indonesia Raya 10 3.87 8. Terlambat hadir datang ke sekolah 10 4.12 9. Ribut saat upacara Bendera 7 1.80 10. Tidak benar menyanyikan lagu Indonesia Raya 15 4,12 % Smtr 11. JUMLAH Sumber : Data Primer Guru BP SMP N 1 Simpang Pematang tahun 2012/2013. Satu (I) Satu (I) Satu (1)

3 Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama mengajar di SMP N 1 Simpang Pematang, bahwa di samping hasil belajar siswa yang masih kurang maksimal, juga terlihat bahwa siswa kurang serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran serta malas di dalam mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah lainnya, seperti keikut sertaan dalam upacara bendera, kegiatan kepramukaan, partisipasi dalam peringatan 17 Agustus dan masih tingginya angka pelanggaran tata tertib sekolah. Fakta yang telah dikemukakan di atas menunjukkan adanya indikasi tentang gagalnya pembangunan karakter dan sikap nasionalisme peserta didik, di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Simpang Pematang, Mesuji. Sehingga dengan demikian bisa dikatakan sikap nasionalisme dan patriotisme peserta didik di SMP Negeri 1 Simpang Pematang masih rendah. Sebagai sekolah yang berada di penghujung Provinsi Lampung tepatnya di Kabupaten Mesuji, SMPN 1 Simpang Pematang dapat digolongkan dalam sekolah yang berada di pelosok pedesaan. Kehidupan sosial masyarakat sekitarnya yang rata-rata hanya lulus SMP cukup mempengaruhi generasi penerusnya untuk bersemangat melanjutkan sekolah. Kebanyakan diantara anak-anak usia sekolah disana pola pemikirannya adalah membantu orang tuanya berkebun sekaligus belajar mencari uang sendiri. Jangankan untuk mengikuti berbagai kegiatan sekolah, untuk belajar pun mereka seperti tidak bersemangat. Hal ni tentu saja berpengaruh terhadap hasil belajar mereka yang semakin menurun, termasuk pada pelajaran PKn sebagai mata pelajaran yang menanamkan semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air.

4 Hasil belajar yang masih rendah pada pelajaran PKn dan banyaknya angka pelanggaran tata tertib adalah merupakan indikasi akan rendahnya semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air peserta didik. Kenyataan ini semakin diperburuk dengan sulitnya peserta didik diajak melakukan kegiatan rutin untuk sholat berjamaah di mushola, rendahnya tingkat kehadiran pada kegiatan ekstrakurikuler. Agar sikap nasionalisme dan patriotisme tidak menghilang dan tetap bertahan di jiwa peserta didik maka perlu membangun kembali warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter dan kepribadian bangsa yang kuat, memiliki pemahaman, penghayatan dan kesadaran yang tinggi akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. mampu dan cakap melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari di segala bidang kehidupan dengan dilandasi oleh prinsip proporsionalitas, nilai-nilai spiritualitas keagamaan, nilai-nilai pluralitas sosio-budaya, nilai-nilai nasionalisme kultural, nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa, serta menciptakan warga negara yang mempunyai sikap nasionalisme dan patriotisme. Untuk membangun kembali warganegara yang memiliki karakter dan kepribadian serta sikap nasionalisme dan patriotisme, perlu melibatkan seluruh komponen bangsa, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam lingkungan sekolah perlu diupayakan penanaman nilai nilai kebangsaan seperti Nasionalisme dan Patriotisme melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang lebih konstektual yang mudah dipahami siswa,sehingga akan memberikan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge).

5 Proses pembelajaran tidak bisa terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi dan menunjang keberlangsungannya. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat ditunjukan melalui hasil yang dicapai oleh suatu individu atau lembaga baikberupa angka ataupun perubahan sikap dan tingkah laku. Pembelajaran yang menyenangkan dan menantang akan mendapat perhatian penuh dari peserta didik. Germer, Cotton, dan Mara dkk dalam Ratih (2011) menyatakan bahwa guru memegang peranan kunci dalam aktivitas kelas, dan karenanya kesadaran guru terhadap pentingnya pembentukan konsep diri akan menentukan seberapa jauh pembentukan konsep diri dapat diintegrasikan ke dalam aktivitas belajar mengajar. Kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran yang dilakukan efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Setelah kita mempelajari pengertian di atas perihal kompetensi guru beserta pembagian kompetensi guru ke dalam beberapa kategori pokok memudahkan kita untuk mengetahui dan membedakan kompetensi ideal yang harus dimiliki guru. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap evaluasi didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Ada 4 subkompetensi yang harus diperhatikan guru, yaitu memahami peserta didik, merancang pembelajaran, melaksanakan evaluasi dan mengembangkan peserta didik. Sementara itu, merancang pembelajaran dimaksudkan guru harus mampu membuat RPP dan kemudian bisa mengaplikasikan rancangan itu dalam

6 proses pembelajaran sesuai alokasi waktu yang sudah ditetapkan. Di samping itu guru harus mampu melakukan evaluasi. Mengembangkan peserta didik bermakna bahwa guru mampu memfasilitasi peserta didik di dalam mengembangkan potensi akademik dan non akademik yang dimilikinya. Namun, pada fakta yang peneliti temukan di SMP Negeri 1 Simpang Pematang Mesuji guru secara maksimal telah mengeksplor kemampuan pedagogiknya untuk membelajarkan siswa tetapi hasilnya siswa masih kurang bersemangat belajar. Fakta tersebut mengindikasikan bahwa kompetensi pedagogik guru memerlukan dukungan faktor lain agar dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna dan disenangi siswa. Menurut Mulyasa (2003 ; 101): Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa sekurang-kurangnya 75 % terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya. Sedangkan dari segi hasil, kualitas pembelajaran dikatakan baik apabila terjadi perubahan perilaku yang positif dari siswa antara lain; kemampuan menggali dan mengolah informasi, mengambil keputusan, menghubungkan variabel. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan sebagaimana lazimnya suatu bidang studi yang diajarkan di sekolah, materi Pendidikan Kewarganegaraan menurut Branson (1999:4) harus mencakup tiga komponen, yaitu Civic Knowledge (pengetahuan Kewarganegaraan), Civic Skills (keterampilan Kewarganegaraan), dan Civic

7 Disposition (watak-watak Kewarganegaraan). Adapun komponen pertama, civic knowledge berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara. Pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang mencakup bidang politik, hukum dan moral. Secara lebih terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non pemerintah, identitas nasional, pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, sejarah nasional, hak dan kewajiban warganegara, hak asasi manusia, hak sipil, dan hak politik. Setiap dua jam pelajaran per minggu siswa SMP Negeri 1 Simpang Pematang selalu di belajarkan PKn yang materinya selalu berkaitan dengan civics knowledge, seharusnya siswa memiliki jati kewarganegaraan yang tertanam dalam dirinya untuk tidak melakukan sesuatu yang melanggar tata tertertib sekolah dan yang merugikan untuk dirinya sebagai bagian menjadi warga negara yang baik dan cerdas. Pada kenyataannya civics knowledge yang dibentuk guru PKn dalam pembelajarannya berlawanan dengan perilaku siswa dalam kesehariannya. Sehingga peneliti meragukan dengan pemahaman civics knowledge tidak selalu berbanding lurus dengan pembentukan warga negara yang baik dan cerdas. Suasana belajar PKn yang tidak kondusif jelas merupakan masalah yang harus segera diatasi, karena berakibat pada rendahnya daya serap siswa terhadap materi pembelajaran dan pemahaman terhadap pengetahuan kewarganegaraan. Menurut pengamatan awal penulis, gambaran pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

8 (PKn) saat ini masih jauh dari harapan. Tingkat pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) peserta didik yang masih rendah, dan lingkungan sosial yang tidak kondusif merupakan factor-faktor yang dapat menghambat tumbuhnya nilainilai karakter pada peserta didik, khususnya sikap Nasionalisme dan Patriotisme. Hal ini tercermin dari banyaknya kasus pelanggaran tata tertib dan banyaknya peserta didik yang tidak ikut atau mengundurkan diri saat upacara bendera dengan berbagai banyak alasan. Walaupun disadari masih banyak faktor lain yang menyebabkan tumbuhnya nilai-nilai karakter bangsa, kepribadian, sikap cinta tanah air. Berdasarkan pemikiran dan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin dapat dilakukan yang telah dipaparkan di atas, maka untuk bisa mengatasi masalah tersebut penulis melakukan pendekatan penelitian kuantitatif. Adapun formulasi judulnya adalah sebagai berikut: Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru PKn, Konsep Diri, dan Civic Knowledge Terhadap Sikap Nasionalisme dan Patriotisme Siswa SMP Negeri 1 Simpang Pematang Mesuji. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas khususnya yang berkaitan dengan Nasionalisme dan Patriotisme, maka masalah ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru PKn. 2. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang dilaksanakan guru. 3. Konsep diri siswa dalam menerapkan pembelajaran PKn.

9 4. Tingkat pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) peserta didik. 5. Media dan sumber belajar dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 6. Peran media massa dalam menyampaikan dengan suatu informasi 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang telah teridentifikasi, penulis membuat batasan masalah yang akan menjadi fokus penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian, yakni: 1. persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru PKn. 2. Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge). 3. Konsep diri peserta didik dalam merespon pembelajaran PKn 4. Sikap Nasionalisme dan Patriotisme peserta didik sebagai bangsa Indonesia. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. apakah terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi paidagogik guru PKn terhadap Sikap Nasionalisme dan Patriotisme. 2. Apakah terdapat pengaruh konsep diri siswa terhadap Sikap Nasionalisme dan Patriotisme. 3. Apakah terdapat pengaruh Civic knowledge terhadap Sikap Nasionalisme dan Patriotisme siswa.

10 4. Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik PKn, Konsep Diri, dan Civic Knowledge Terhadap Sikap Nasionalisme dan Patriotisme siswa. 1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis tentang: 1. pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi paedagogik guru PKn terhadap Sikap Nasionalisme dan Patriotisme pada peserta didik. 2. Pengaruh konsep diri peserta didik terhadap Sikap Nasionalisme dan Patriotisme pada peserta didik. 3. Pengaruh Civic knowledge terhadap Sikap Nasionalisme dan Patriotisme pada peserta didik. 4. Pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik PKn, Konsep Diri, dan Civic Knowledge Terhadap Sikap Nasionalisme dan Patriotisme Pada Peserta didik. 1.5.2 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut. a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan konsep pendidikan ilmu pengetahuan sosial, dan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta memperluas kajian Pendidikan

11 Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn), yang dapat menjadi rujukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran di lapangan secara langsung. b. Kegunaan Praktis Secara praktis, penelitian ini mempunyai kegunaan: 1. bagi peneliti, yaitu dapat melengkapi atau memperluas khasanah teori yang sudah diperoleh melalui penelitian lain sebelumnya, memberi peluang untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang hal yang sama dengan menggunakan teori-teori lainnya yang belum digunakan dalam penelitian ini serta dapat membantu penulis memperoleh wawasan mengenai pentingnya pembentukan sikap nasionalisme. Selain itu, tulisan ini dapat melatih penulis dalam mengemukakan pikiran dengan cara yang lebih baik. 2. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), konsep diri dan pembentukan sikap nasionalisme dan patriotisme 3. Bagi guru, khususnya mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan untuk membangkitkan sikap nasionalisme dan Patriotisme kepada peserta didik di sekolah. 4. Memberikan masukan kepada institusi sekolah sehingga bisa mengembangkan kurikulum yang berbasis sekolah atau KTSP, dan dapat membantu bagaimana cara-cara mengembangkan sikap nasionalisme dan patriotisme. 5. Bagi program studi dapat dipakai sebagai sumbangan pemikiran untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran dalam mencapai

12 tujuan pembelajaran, khususnya Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 1.6 Ruang Lingkup Penelitian 1.6.1 Ruang Lingkup Subjek dan Objek Subjek dalam penelitian ini adalah sikap Nasionalisme dan Patriotisme, kompetensi paidagogik guru PKn, konsep diri peserta didik,dan civic knowledge. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Simpang Pematang Kabupaten Mesuji. 1.6.2 Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk dalam lingkup konsep-konsep Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang termuat di dalam lima tradisi social studies yakni a. IPS sebagai tranmisi kewarganegaraan (social studies as citizenship transmission), b. IPS sebagai ilmu-ilmu sosial (social studies as social sciences), c. IPS sebagai penelitian mendalam (social studies as reflektive inquiry), d. IPS sebagai kritik kehidupan sosial (social studies as social criticism) dan e. IPS sebagai pengembangan pribadi individu (social studies aspersonal development of the individual). Penelitian ini terfokus pada pada tradisi (social studies as citizenship transmission) IPS sebagai Tranmisi Kewarganegaraan.

13 1.6.3 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian difokuskan pada SMP Negeri 1 Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji yang dilakukan pada Tahun Pelajaran 2012/2013.