Keefektifan Penggunaan Permainan Perkusi Sederhana untuk Meningkatkan Kecerdasan Musikal Anak di Taman Kanak-Kanak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Entar Tarji, 2014 Efektivitas Permainan ORFF Percussion Terhadap Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan verbal - linguistik (cerdas kata-kata), logika matematika (cerdas angka), visual

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

PENGARUH IRINGAN GITAR TERHADAP KECERDASAN MUSIKAL SISWA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

PENINGKATAN KECERDASAN MUSIKAL MELALUI GERAK DAN LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 70 KECAMATAN MASARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

LAGU ANAK-ANAK BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN LINGUISTIK ANAK PAUD KELOMPOK B

PENGARUH BERMAIN ALAT MUSIK TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH GONILAN, KARTASURA, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Motivasi Berprestasi

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGARUH IRINGAN MUSIK INSTRUMENTAL DALAM PENYELESAIAAN SOAL MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

Diajukan Oleh: Nofi Fatmawati A

Jurnal Pesona PAUD Page 1

Latar Belakang Pembelajaran Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 49. Angkasa 2008), hlm Amsal Amri, Pedagogik Transformatif Aceh (Aceh: FKIP Universitas Syah Kuala 2008),

BAB I PENDAHULUAN. dan musik meningkatkan mutu hidup manusia. (dalam Anggraeni, 2005)

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS BERBANTUAN KARTU DOMINO DENGAN MELIHAT KEMAMPUAN AWAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. maupun Internasional. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tampil berkarya serta mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa di SMA Negeri 1 Karawang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ESTI UTAMI A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I. penting dalam melanjutkan kehidupan manusia. Kita tentunya berharap, anakanak

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. relatif pada setiap orang. Dalam buku Terapi Musik, Monty (2002:35), adalah seorang

PENINGKATAN KECERDASAN MUSIKAL MELALUI BERMAIN ALAT MUSIK PERKUSI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENGEMBANGKAN KECERDASAN MUSIKAL MELALUI PERMAINAN GERAK DAN LAGU PADA MAHASISWA PGSD FIP UNJ. Marwati Mansyur

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

IMPLEMENTASI PERMAINAN PENJEPIT BAJU UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

Transkripsi:

76 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME, NOMOR 1, APRIL 015 Keefektifan Penggunaan Permainan Perkusi Sederhana untuk Meningkatkan Kecerdasan Musikal Anak di Taman Kanak-Kanak Indra Yeni Universitas Negeri Padang boby.rara@yahoo.co.id Abstracts: This study aimed to determine the effectiveness of the use of simple percussion on the children musical intelligence in kindergartens. Data were collected through tests to students of Kindergarten Bhayangkari Padang. The data was analyzed using t-test. It was found that there is a significant difference in the musical intelligence between the children in the experimental group and those of the control group. Simple percussion playing is more effective to enhance children musical intelligence. Keywords: simple percussion, intelligence, musical Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas penggunaan perkusi sederhana untuk meningkatkan kecerdasan musikal anak di taman kanak-kanak. Data dikumpulkan melalui tes terhadap peserta didik di TK Bhayangkari Padang, lalu dianalisis dengan teknik analisis parametrik melalui uji t (t-test). Ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kecerdasan musikal anak pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Permainan perkusi sederhana lebih efektif digunakan untuk meningkatkan kecerdasan musik anak. Kata kunci: perkusi sederhana, kecerdasan, musikal Pendidikan memiliki peran penting bagi suatu bangsa, karena pendidikan dapat mewariskan budaya kepada generasi penerus berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan tata nilai. Pendidikan penting bagi anak karena melalui pendidikan anak memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan wawasan untuk menunjang berbagai aspek perkembangannya, oleh karena itu sangat tepat apabila pendidikan dimulai dari masa usia dini (UU No. 0 tahun 003). Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan undang-undang dapat dicapai melalui suatu sistem pendidikan yang dapat dilaksanakan melalui lembaga pendidikan formal seperti taman kanak-kanak (TK). TK merupakan lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) pada jalur formal yang melayani anak usia 4-6 tahun, dan bertujuan membantu anak mengembangkan berbagai kecerdasan, potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisikmotorik, kemandirian, kreativitas dan seni (Anderson, 1993). Salah satu kemampuan yang harus dikembangkan pada masa anak-anak adalah kecerdasan musikal. Sujiono dan Sujiono (010) mengemukakan bahwa kecerdasan musikal adalah kemampuan memahami aneka bentuk kegiatan musikal, dengan cara mempersepsi (penikmat musik), membedakan (kritikus musik), mengubah (komposer), dan mengekspresi (penyanyi). Menurut Davidson dan Downing (000) kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola titik nada pada melodi, dan warna nada atau warna suatu lagu. Kecerdasan musikal sangat penting dikembangkan karena memberi manfaat yang banyak dalam kehidupan anak. Salah satu manfaat tersebut ialah kecerdasan musikal membantu perkembangan berbagai aspek dan kecerdasan lainnya dalam diri anak. Sheppard (007) mengemukakan bahwa musik dapat membantu membentuk fungsi dan pertumbuhan otak, koordinasi mental dan fisik, meningkatkan daya ingat, mengembangkan kemampuan bahasa, meningkatkan kemampuan matematika dan pemahaman ruang, membantu kreativitas personal, membantu mengembangkan keterampilan sosial, dan kesehatan anak. Kecerdasan musikal bisa dikembangkan dengan 76

Yeni, Efektivitas Penggunaan Permainan Perkusi Sederhana untuk Meningkatkan Kecerdasan Musikal Anak... 77 cara memainkan alat musik atau menyebutnya dengan istilah pengajaran instrumental Sheppard (007). Permainan alat musik tersebut dapat berbentuk ritmik, melodik, maupun harmonik sederhana (Suwono, 011). Memainkan alat musik memiliki banyak manfaat bagi anak, salah satunya membantu memfokuskan perhatian dan berpengaruh terhadap daya ingat anak (Sheppard, 007). Salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan musikal anak adalah dengan permainan alat musik perkusi sederhana, yang dalam penelitian ini digunakan alat musik snare drum. Dalam permainan perkusi sederhana ini, anak berperan aktif memainkan alat musik tersebut, sehingga kecerdasan musikal anak akan terangsang dan berkembang. Berdasarkan observasi yang dilakukan di TK Bhayangkari Padang, ditemukan upaya-upaya mengembangkan kecerdasan musikal anak belum optimal. Beberapa kegiatan yang mengarah pada pengembangan kecerdasan musikal ditemukan pada kegiatan menyanyi bersama diiringi alat musik tamborin yang dimainkan guru. Hal ini terlihat ketika anak menyanyikan lagu yang tidak sesuai temponya dengan permainan tamborin guru. Ketukan internal belum terbentuk dengan baik dalam diri anak, sehingga anak tidak mampu merasakan ketukan dan pola irama yang diajarkan guru. Hal ini memberi kesan tidak serentak. Selain menggunakan tamborin, anak juga diajarkan menyanyi sambil bertepuk tangan. Tempo, ketukan, dan pola irama diatur guru melalui permainan tamborin. Dengan kegiatan ini pun terlihat anak tidak mampu merasakan ketukan dan pola irama yang diajarkan guru, sehingga memberi kesan tidak serentak. Seharusnya, kegiatan musikal merupakan kegiatan yang menyenangkan dan memberi manfaat yang banyak bagi anak, seperti: meningkatkan konsentrasi, merangsang kecerdasan otak, terapi kesehatan, dan pembentukan perilaku anak (Musbikin, 009). Berbagai media dapat dimanfaatkan sebagai perkusi sederhana, sehingga dengan sedikit sentuhan kreativitas guru, kegiatan ini dapat mengoptimalkan pengembangan kecerdasan musikal anak (Cutietta, 014). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas penggunaan perkusi sederhana untuk meningkatkan kecerdasan musikal anak di taman kanak-kanak. Kecerdasan bagi seseorang memiliki manfaat yang besar selain bagi dirinya sendiri juga bagi pergaulannya di masyarakat. Gardner (1983); Gregory (dalam Ali, 009), mengemukakan bahwa kecerdasan atau intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Kecerdasan jamak (multiple intellegence) menurut Gardner merupakan suatu penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu (Sujiono dan Sujiono, 010: 49). Dalam teori ini tidak ada anak yang bodoh atau pintar, yang ada anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan. Gardner membuat kriteria dasar yang pasti untuk setiap kecerdasan agar dapat membedakan talenta atau bakat secara mudah sehingga dapat mengukur cakupan yang lebih luas potensi manusia, baik anakanak maupun orang dewasa (Sujiono dan Sujiono, 010). Ada beberapa aspek kecerdasan menurut Gardner dalam Amstrong (009), yaitu: kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematika, kecerdasan kinestetik, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan spiritual. Amstrong (009); Djohan (009); Wijanarko (01), mengemukakan kecerdasan musikal merupakan kemampuan dan keterampilan yang dapat ditumbuh-kembangkan melalui musik, kemampuan untuk menikmati musik, serta kepekaan anak dalam mendengarkan musik dan memainkan alat-alat musik. Gunawan (Manurung, 013) mengatakan kecerdasan musikal yang berkembang baik mempunyai karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut: (1) mendengarkan dan memberikan respon dengan minat yang besar terhadap berbagi jenis suara; () menikmati dan mencari kesempatan untuk bisa mendengarkan musik atau suata alam; (3) mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam suatu musik; (4) senang memainkan alat-alat musik; (5) mampu bernyanyi dan memainkan alat musik; (6) menggunakan kosakata dan notasi musik; (7) senang melakukan improvisasi dan bermain dengan suara; (8) mampu menciptakan komposisi musik; (9) mampu melakukan analisis dan kritik terhadap suatu musik; (10) tertarik menerjuni karir sebagai penyanyi, pemain musik, produser, guru musik, konduktor, atau teknisi musik. Kecerdasan musikal dapat dikembangkan dengan berbagai macam cara. Sujiono dan Sujiono (010) menjelaskan cara mengembangkan kecerdasan musikal pada anak sebagai berikut: (1) beri kesempatan pada anak untuk melihat kemampuan yang ada pada diri mereka, buat mereka lebih percaya diri; () buatlah kegiatan-

78 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME, NOMOR 1, APRIL 015 kegiatan khusus yang dapat dimasukkan dan dikembangkan dalam kecerdasan musikal, misalnya karya wisata dimana anak diajak ke stasiun radio untuk memutarkan lagu-lagu, biografi dari musisi terkenal, paduan suara, memainkan alat-alat musik dan lain-lain; (3) pengalaman empiris yang praktis, buatlah penghargaan terhadap karya-karya yang dihasilkan anak, seperti buat rak pameran seni atau buat pentas seni; dan (4) ajak anak menyanyikan lagu-lagu dengan syair sederhana dengan irama dan birama yang mudah diikuti. Musfiroh (003) mengemukakan stimulasi kecerdasan musikal pada anak dapat dilakukan dengan cara: (1) meminta anak menciptakan sendiri lagu-lagu, atau senandung. Dilakukan dengan merangkum, menggabungkan, atau menerapkan makna dari yang mereka pelajari, lengkapi dengan alat musik atau perkusi; () diskografi, mencari lagu, lirik, atau potongan lagu dan mendiskusikan apa yang ingin disampaikan dari lagu tersebut; (3) konsep musikal, nada musik yang digunakan sebagai alat kreatif untuk mengekspresikan konsep, pola, atau skema pelajaran; serta (4) musik suasana, gunakan rekaman musik yang membangun suasana hati yang cocok untuk pelajaran atau unit tertentu dan memainkan alat-alat musik. Dalam penelitian ini alat musik perkusi sederhana yang dimaksud adalah snare drum. Pemilihan snare drum ini sesuai dengan anjuran Sheppard (007), yang mengemukakan bahwa permainan perkusi sederhana sesuai untuk mengembangkan ketukan internal (pulsa) dalam diri anak dan mampu menarik insting anak dalam rentang usia (dua) tahun ke atas. Dalam penelitian ini anak akan berperan aktif memainkan alat musik tersebut secara langsung, sehingga diharapkan mampu merangsang kecerdasan musikal anak berkembang secara optimal. Langkahlangkah mengaplikasikan kegiatan permainan alat musik perkusi sederhana ini pada anak usia dini, sebagai berikut: (1) guru mengenalkan alat musik perkusi sederhana kepada anak, yaitu snare drum; () guru menjelaskan bagaimana cara menggunakan snare drum; (3) guru mengajak anak untuk mulai memainkan snare drum dengan menggunakan stick; (4) guru memberikan contoh tentang tempo, ketukan (beat) dan irama yang akan dimainkan di depan kelas; (5) guru memberikan bimbingan kepada anak selama kegiatan berlangsung. Sheppard (007: 4) mengemukakan bahwa memainkan alat musik bermanfaat bagi anak-anak. Manfaat tersebut diantaranya dapat membuka kunci kemampuan koordinasi tingkat lanjut, membantu memfokuskan perhatian, mengembangkan pemahaman secara abstrak, dan berpengaruh terhadap daya ingat. METODE Penelitian ini dikelompokkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif, menggunakan pendekatan quasi eksperimental. Penelitian dilaksanakan di TK Bhayangkari Lolong, Padang dengan populasi 4 anak, dibagi dalam dua kelompok, yaitu B1 dengan subyek 1 orang anak dan B dengan subyek 1 orang anak pada bulan Maret s.d. Juni 014. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha melihat dan mengungkapkan sejauhmana keefektifan permainan perkusi sederhana (snare drum) terhadap kecerdasan musikal anak di TK Bhayangkari Lolong, Padang, dengan membandingkan hasil belajar kelas eksperimen (kelompok B) dengan kelas kontrol (kelompok B1). Kelompok eksperimen diberikan perlakuan (X) permainan perkusi sederhana (snare drum), sedangkan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan (Y) pembelajaran konvensional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen tes yang telah disiapkan peneliti. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis parametrik melalui uji t (t-test), dengan menguji prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas varians. Setelah terbukti memenuhi prasyarat distribusi normal dan variansi antar kelompok homogen, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Rumus-rumus statistik digunakan untuk melihat efektivitas penggunaan permainan perkusi sederhana untuk meningkatkan kecerdasan musikal anak. HASIL PENELITIAN Data dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu data tentang kecerdasan musikal anak yang menggunakan perkusi sederhana, disebut kelompok eksperimen dan data tentang kecerdasan musikal anak yang menggunakan tamborin (metode konvensional) disebut kelompok kontrol. Data kecerdasan musikal kelompok eksperimen berasal dari kelas B, dengan jumlah anak 1 orang. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa median 91,50 dengan rata-rata 87,5 dan simpangan baku 10,11. Nilai tertinggi yang berhasil dicapai anak adalah 100 dan nilai terendah adalah 71. Data kecerdasan musikal kelas eksperimen dikelompokkan dalam kelas interval seperti pada Tabel 1.

Yeni, Efektivitas Penggunaan Permainan Perkusi Sederhana untuk Meningkatkan Kecerdasan Musikal Anak... 79 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Musikal Anak Kelompok Eksperimen TK Bhayangkari Padang Kelas Interval 9-100 83-91 74-8 65-73 Titik Tengah 96 87 78 69 F 6 Jumlah 1 Frekuensi Meningkat dari Bawah (Cf) 1 6 4 Data kecerdasan musikal kelompok kontrol diperoleh dari kelompok B1 dengan jumlah anak 1 orang. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa median 69,5 dengan rata-rata 69,67 dan simpangan baku 7,71. Nilai tertinggi yang dicapai anak adalah 80 dan nilai terendah adalah 60. Data kecerdasan musikal kelas kontrol dikelompokkan dalam kelas interval seperti pada Tabel. Tabel. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Musikal Anak Kelompok Kontrol TK Bhayangkari Padang Kelas Interval 7-80 63-71 54-6 Titik Tengah 76 67 58 F 5 4 3 Jumlah 1 Frekuensi Meningkat dari Bawah (Cf) 1 7 3 Untuk melihat perbandingan nilai kecerdasan musikal anak yang menggunakan perkusi sederhana (kelas eksperimen) dan yang menggunakan tamborin (kelas kontrol) dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk dapat menarik kesimpulan hasil Tabel 3. Rekapitulasi Kecerdasan Musikal Anak yang Menggunakan Perkusi Sederhana dan yang Menggunakan Tamborin Model Pembelajaran Variabel Menggunakan Perkusi Sederhana Menggunakan Tamborin N 1 1 Skor Tertinggi 100 80 Skor Terendah 71 60 Jumlah Nilai 1047 836 Median 91,50 69,5 Rata-rata 87,5 69,67 SD 10,11 7,71 SD 10,0 59,44 Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Liliefors untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No Kelompok N α L o L t Kesimpulan 1 Eksperimen 1 0,05 0,16 0,4 Normal Kontrol 1 0,05 0,7 0,4 Normal Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelompok α Kesimpulan Eksperimen 0,05 1,66 3,841 Homogen Kontrol Tabel 6. Hasil Pengujian dengan t-test No Kelompok Hasil Rata-rata Kelas t hitung t tabel α = 0,05 1 Eksperimen 87,5 4,59,07 Kontrol 69,67

80 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME, NOMOR 1, APRIL 015 penelitian, dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t, dengan syarat bahwa data terdistribusi normal (uji normalitas) dan homogen (uji homogenitas) terhadap hasil tes akhir. Data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diperoleh diolah dengan uji Liliefors untuk menentukan bahwa data terdistribusi normal, dimana diperoleh L o dan L t pada taraf nyata 0,05 untuk n = 1 seperti ditampilkan pada Tabel 4. Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa kelas eksperimen nilai L hitung (L o ) 0,16 lebih kecil dari L tabel (L t ) 0,4 untuk α = 0,05. Dengan demikian nilai kelompok eksperimen berasal dari data yang berdistribusi normal. Untuk kelompok kontrol diperoleh L hitung (L o ) 0,7 lebih kecil dari L tabel (L t ) 0,4 untuk α = 0,05. Dengan demikian nilai kelompok kontrol pun berasal dari data yang berdistribusi normal. Untuk menentukan persyaratan kedua, bahwa data yang diperoleh homogen, digunakan uji Barlett. Hasil perhitungan ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa X kelompok hitung eksperimen dan kelompok kontrol lebih kecil dari X atau tabel (X < hitung X ), berarti kelompok tabel eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang homogen. Untuk menguji hipotesis digunakan t-test. Hasil perhitungan ditunjukkan pada tabel 6 berikut. Dilihat pada tabel t dengan dk (N 1-1)+(N -1) =, maka dalam tabel d f untuk taraf nyata α = 0,05 diperoleh harga t tabel =,07, dapat dikatakan bahwa hipotesis H i diterima atau H o ditolak. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari kecerdasan musikal anak pada kelompok eksperimen yang menggunakan perkusi sederhana dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan tamborin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan perkusi sederhana lebih efektif digunakan untuk mengembangkan kecerdasan musikal anak dibandingkan dengan kegiatan menyanyi bersama menggunakan alat musik tamborin. Materi latihan pola irama dibagi dalam dua tahap, sesuai dengan bentuk motif atau pola irama yang dimainkan anak dalam birama /4. Tahap pertama, guru memperkenalkan cara memainkan snare drum yang menggunakan motif not seperempat. Permainan snare drum dengan pola irama tahap pertama ini dapat dikuasai anak dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini disebabkan karena pola irama yang dimainkan sederhana, diulang-ulang, dan dimainkan pada tempo yang lambat. Tahap kedua, guru memperkenalkan cara memainkan snare drum yang menggunakan motif not seperdelapan. Permainan snare drum dengan pola irama tahap kedua ini dapat dikuasai anak pun dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini disebabkan karena pola irama yang dimainkan masih sederhana, diulang-ulang, dan dimainkan pada tempo yang lambat. Perbedaannya, pada tahap pertama permainan anak lebih cepat serentak dibandingkan dengan pada tahap kedua. Materi latihan selanjutnya ialah memainkan pola irama sederhana yang telah dipelajari pada latihan terdahulu, dengan tempo yang bervariasi, yaitu: tempo lambat, tempo sedang, dan tempo cepat. Berdasarkan observasi yang dilakukan, ditemukan juga bahwa perbedaan tempo berpengaruh pada kemampuan anak memainkan snare drum. Semakin cepat tempo yang digunakan untuk memainkan snare drum, semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan anak untuk menciptakan permainan yang serentak. Anak dapat dengan cepat menirukan pola-pola irama yang dimainkan guru menggunakan alat musik snare drum. Anak cepat menanggapi perubahan tempo, sehingga pola-pola irama sederhana yang dimainkan dengan perubahan tempo dari tempo lambat, ke tempo sedang, dan tempo cepat, dapat dikuasai anak dengan baik. Ini ditandai dengan musik yang dimainkan anak senantiasa serentak, walaupun pada bagian-bagian perubahan tempo, musik yang dimainkan anak terdengar tidak serentak beberapa saat. Jamalus (1988); Mahmud (1995); Yeni (009) mengemukakan pola irama dan tempo merupakan bagian terpenting dari irama sebagai unsur musik yang paling utama. Oleh karena itu, kemampuan memainkan pola irama dan tempo yang bervariasi dapat dikatakan sebagai kemampuan dasar yang perlu dikuasai anak untuk belajar musik dan mengembangkan potensi musikalnya. Kemampuan anak dapat memainkan perkusi sederhana secara serentak menunjukkan bahwa kemampuan berkoordinasi dalam musik anak telah berkembang dengan baik, sehingga anak mampu memfokuskan perhatiannya pada upaya meniru kembali pola-pola irama yang didengarnya. Beberapa variasi pola irama yang diperdengarkan dapat ditiru kembali oleh anak dengan baik bahkan dalam tempo yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa musik berpengaruh terhadap daya ingat anak. Temuan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Sheppard (007) bahwa memainkan alat musik bermanfaat bagi anak-anak. Manfaat tersebut diantaranya dapat membuka kunci kemampuan koordinasi tingkat lanjut, membantu memfokuskan

Yeni, Efektivitas Penggunaan Permainan Perkusi Sederhana untuk Meningkatkan Kecerdasan Musikal Anak... 81 perhatian, mengembangkan pemahaman secara abstrak, dan berpengaruh terhadap daya ingat. Permaina n perkusi sederhana dapat mengembangkan kecerdasan musikal anak. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari kemampuan anak mendengarkan dan memberi respon dan meniru pola-pola irama yang didengarnya, sehingga dapat diulangi kembali sesuai dengan notasi musiknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Gunawan (Manurung, 013), yang mengatakan kecerdasan musikal yang berkembang baik mempunyai karakteristik atau ciri-ciri diantaranya anak mampu mendengarkan dan memberikan respon dengan minat yang besar terhadap berbagi jenis suara dan anak mampu memainkan alat musik. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan perkusi sederhana lebih efektif digunakan untuk meningkatkan kecerdasan musikal anak di TK Bhayangkari Padang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata anak pada kelompok eksperimen yang lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata anak pada kelompok kontrol. Perhitungan statistik menunjukkan pula bahwa terdapat perbedaan yang signifikan perkembangan kecerdasan musikal antara kelompok eksperimen yang menggunakan perkusi sederhana pada kelompok B dibanding dengan kelompok kontrol yang menggunakan tamborin pada kelompok B1 TK Bhayangkari Padang. Disarankan, untuk pengembangan penelitian sejenis, pola irama yang diberikan sebagai materi latihan dapat ditambah dengan pola-pola irama sederhana yang mengkombinasikan not setengah, not seperempat, dan not seperdelapan. Selain pola irama, waktu yang dibutuhkan masing-masing subyek menguasai materi latihan yang diberikan perlu dicatat, baik dalam skala jam pelajaran maupun skala pertemuan. DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 009. Pendidikan untuk Pembangunan Nasional: Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi. Bandung: Imtima. Amstrong, T. 009. Multiple Intelligences in the Classroom. Alexandria, Va.: ASCD. Anderson, J. R. 1993. Problem Solving and Learning. American Psychologist, 48, 35-44. Cutietta, R. A. 014. Raising Musical Kids: A Guide for Parents. nd Edition. New York: Oxford University Press. Davidson, J. E. & Downing, C. L. 000. Contemporary Models of Intellegence. Handbook of Intelligence. Robert J. Sternberg (eds). New York: Cambridge University Press. Djohan. 009. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher. Jamalus. 1988. Pengajaran Musik melalui Pengalaman Musik. Jakarta: PLPTK. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mahmud, A.T. 1995. Musik dan Anak 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Manurung, N. 013. Pemanfaatan Multiple Intelligence dalam Proses Pembelajaran. Keguruan. Vol. 01, No. 01, Halaman 49-56). Musbikin, I. 009. Kehebatan Musik untuk Mengasah Kecerdasan Anak. Yogyakarta: Powerbooks Publisher. Musfiroh, T. 003. Kecerdasan Musikal dan Stimulasinya pada Anak Usia 0 5 Tahun. Makalah tidak Dipublikasikan. Disampaikan di Hadapan Pendidik dan Pengasuh Taman Pendidikan Anak dan Kelompok Bermain BPKB Yogyakarta, 7 Agustus 003. Sheppard, P. 007. Music Makes Your Child Smarter: Peran Musik dalam Perkembangan Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sujiono, Y. N. & Sujiono, B. 010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks. Suwono. 011. Pengembangan Permainan Instrumentalia Musik Perkusi Berbasis Budaya Lokal untuk Meningkatkan Kecerdasan Majemuk Anak Usia Dini. Tesis tidak Diterbitkan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Wijanarko, J. 01. Multiple Intelligences. Tangerang: PT. Happy Holy Kids. Yeni, I. 009. Pengantar Seni Musik untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Padang: Sukabina Press.