BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan industri, salah satunya dapat kita lihat dengan adanya perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Banyaknya perusahaan yang bermunculan sehingga akan menambah persaingan pasar yang membuat persaingan semakin ketat. Sebagai sebuah perusahaan harus mampu mengikuti persaingan pasar tersebut agar eksistensi perusahaan tetap berjalan dengan baik bahkan semakin maju. Apalagi tuntutan konsumen untuk dipuaskan semakin besar. Salah satu cara untuk menghadapi persaingan sebuah perusahaan dalam menjalankan kegiatan harus berorientasi kepada pemenuhan keinginan konsumen agar tercipta suatu kepuasan. Disadari atau tidak, bargaining power konsumen semakin lama semakin besar. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu berusaha untuk memenangkan hati pelanggan. Dengan terpenuhi kepuasaan konsumen perusahaan tidak perlu takut kehilangan konsumen karena konsumen pasti akan loyal terhadap produk perusahaan walaupun ditengah persaingan pasar yang semakin ketat. Menciptakan sebuah produk yang menarik bagi konsumen sebaiknya setiap perusahaan harus memahami apa keinginan pasar dan mempunyai inovasi baru untuk keunggulan produknya. Dan dalam melakukan pemasaran sebaiknya perusahaan mempunyai strategi-strategi yang tepat. 1
Suatu perusahaan yang ingin berkembang dan cepat mencapai sasaran yang diharapkan harus dapat memuaskan keinginan konsumen dengan proses pertukaran, sesuai dengan konsep pemasaran menurut Jobber, 2006 (dalam http://www.digilib.petra.ac.id/) adalah gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan usaha penjualan dan promosi dalam skala besar. Pengertian pemasaran menurut A.M.A (American Marketing Association) dalam (Kusjadi,2009:2) adalah kinerja dari kegiatan perusahaan-business yang diarahkan terhadap suatu kejadian aliran barang-barang dan jasa-jasa dari produsen kepada konsumen atau pemakai/pembeli. Kegiatan pemasaran harus mampu merencanakan manajemen pemasaran yang tepat agar mencapai tujuan. Menurut Philip Kotler(dalam http://www.ums.ac.id/) manajemen pemasaran yaitu proses merencanakan dan pelaksanaan pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Melakukan pemasaran hendaknya memperhatikan empat faktor yang mempunyai peranan penting didalam keberhasilan perusahaan. Keempat faktor tersebut antara lain yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan tempat (place) terkadang disebut juga sebagai distribusi dan hal-hal tersebut yang sebaiknya harus dipahami dan dikendalikan oleh perusahaan. Faktor-faktor tersebut sering disebut Marketing Mix atau bauran pemasaran yang digunakan untuk 2
menghasilkan tingkat penjualan yang diinginkan oleh perusahaan. Menurut Holy Icun Yunarto (2006:225) Marketing Mix adalah salah satu set alat marketing yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Sehingga sebuah perusahaan harus mampu mengambil keputusan tentang Marketing Mix yang sesuai dan tepat. Marketing Mix merupakan strategi pengembangan produk yang disusun berdasarkan keinginan pelanggan; strategi distribusi dilandaskan pada faktor kenyamanan dan kemudahan; strategi harga berdasar daya beli pasar sasaran dan persaingan; sedangkan strategi promosi dibangun berdasarkan dua tantangan, yaitu mempertahankan loyalitas pelanggan yang sudah menjadi pelanggan dan mencari pelanggan baru sehingga dapat memperluas pangsa pasar. Salah satu faktor dalam bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menjadi perantara antara produsen dan konsumen yaitu kegiatan promosi. Promosi merupakan hal yang sangat sensitif dan sangat penting untuk di monitor sehingga tidak boleh salah. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu mekanisme yang mengatur bagaimana promosi dilakukan. Promosi berkenaan dengan proses memberi tahu kepada target pasar tentang produk yang dipasarkan oleh perusahaan. Promosi menunjuk pada berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikkan produknya dan membujuk para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Sehingga dapat disimpulkan mengenai promosi yaitu dasar kegiatan promosi adalah komunikasi perusahaan dengan konsumen untuk mendorong terciptanya penjualan. Kegiatan promosi dewasa ini dirasakan semakin penting dan dibutuhkan. Hal ini terjadi karena adanya jarak 3
antara produsen dan konsumen yang bertambah jauh dan jumlah pelanggan potensial yang bertambah banyak serta adanya perantara. Dengan adanya perantara ini maka perusahaan tidak lagi untuk berkomunikasi dengan konsumen. Menurut William Shoell 1993, (dalam Buchari Alma, 2009:179) promosi adalah usaha yang dilakukan oleh marketer, berkomunikasi dengan calon audiens. Sehingga kegiatan ini merupakan strategi dari perusahaan untuk terjun langsung kehadapan konsumen untuk menarik, membujuk konsumen agar mau menggunakan produk dari perusahaan. Salah satu unsur promosi yaitu promotion mix, yang merupakan kombinasi dari lima jenis promosi untuk mencapai tujuan program pemasaran. Perusahaan berusaha menyebarkan informasi tentang produknya kepada calon pembeli, membujuk mereka agar membeli dan mengingatkan pelanggan lama agar melakukan pembelian ulang. Kegiatan promotion mix berguna untuk mengkomunikasikan produknya kepada konsumen agar konsumen mengetahui produk yang dibelinya. Hal ini dilakukan oleh perusahaan agar konsumen tidak salah dalam menentukan produk yang akan dibelinya, selanjutnya melalui komunikasi yang baik diharapkan konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Dengan adanya persaingan yang semakin tajam maka promotion mix sangat penting peranannya dalam melakukan pemasaran. 4
Dealer Yamaha Harpindo Jaya Motor Bringin yang menjual bermacammacam tipe sepeda motor merek Yamaha, tingkat persaingan antara dealer yang menjual produk sejenis sangat banyak. Melihat bahwa Bringin dan sekitarnya adalah pangsa pasar potensial bagi produk sepeda motor dan tingkat persaingan antara dealer yang tinggi, dengan promosi yang baik maka dealer Yamaha Harpindo Jaya Motor Bringin dapat memuaskan dan memenuhi keinginan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Promosi yang dilakukan dealer tersebut hanya mencakup personal selling dan promosi penjualan dimana dalam penelitian ini variabel-variabel tersebut akan diuji tingkat hubungan biaya promosi dengan volume penjualan pada cabang dealer Yamaha Harpindo Jaya Motor Bringin. Mengingat begitu pentingnya promosi, mengetahui permintaan dan keinginan konsumen dalam keputusan pembelian produk sepeda motor Berdasarkan data yang ada dapat diketahui gejala-gejala problematis sebagai berikut: 1. Biaya promosi yang dikeluarkan oleh dealer Yamaha Harpindo Jaya Motor Bringin bervariasi. Seperti pada bulan September 2008 sebesar Rp. 1.675.000,00, September 2009 sebesar Rp. 1.725.000,00, September 2010 sebesar Rp. 1.905.000,00 dan September 2011 sebesar Rp. 1.915.000,00. Dengan biaya yang telah dikeluarkan tersebut maka volume yang dihasilkan pada bulan September 2008 sebesar Rp. 52.750.000,00, September 2009 sebesar Rp. 61.245.000,00, September 2010 sebesar Rp. 61.750.000,00 dan September 2011 sebesar Rp. Rp. 64.500.000,00. 5
2. Biaya yang dikeluarkan sama pada bulan Agustus 2009 sebesar Rp. 1.725.000,00, September 2009 sebesar Rp. 1.725.000,00, Januari 2010 sebesar Rp. 1.350.000,00, Februari 2010 sebesar Rp. 1.350.000,00, Maret 2010 sebesar Rp. 1.430.000,00, April 2010 sebesar Rp. 1.430.000,00, Agustus 2010 sebesar Rp. 1.905.000,00, September 2010 sebesar Rp. 1.905.000,00. Namun volume penjualan yang dihasilkan oleh dealer Yamaha Harpindo Jaya Motor Bringin pada bulan Agustus 2009 sebesar Rp. 62.965.000,00, September 2009 sebesar Rp. 61.245.000,00, Januari 2010 sebesar Rp. 54.215.000,00, Februari 2010 sebesar Rp. 53.565.000,00, Maret 2010 sebesar Rp. 59.568.000,00, April 2010 sebesar Rp. 55.975.000,00, Agustus 2010 sebesar Rp. 56.540.000,00, September 2010 sebesar Rp. 61.750.000,00. 3. Biaya promosi yang dikeluarkan terkadang juga menurun, seperti pada bulan Juni 2009 sebesar Rp. 1.570.000,00, Juli 2009 sebesar Rp. 1.320.000,00 dan volume penjualan yang dihasilkan meningkat yaitu pada bulan Juni 2009 sebesar Rp. 55.335.000,00, Juli 2009 sebesar Rp. 60.030.000,00. 6
B. RumusanMasalah Berdasarkan latar belakang dan gejala problematis maka ditemukan masalah penelitian yaitu Apakah ada hubungan yang signifikan biaya promosi dengan volume penjualan pada dealer Yamaha Harpindo Jaya Motor di jl. Diponegoro no. 60 Bringin? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari adanya penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan biaya promosi dengan volume penjualan pada dealer Yamaha Harpindo Jaya Motor Bringin. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teori Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori yang dikemukakan oleh Philip Kotler (1998:257), yang menyatakan bahwa kegiatan promosi penjualan adalah kumpulan kiat insentif yang beragam, kebanyakkan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang. 2. Manfaat Praktis Setelah adanya penelitian ini diharapkan tujuan penelitian tercapai dan masalah penelitian terjawab. Dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan bagi : 7
Bagi dealer yaitu dapat menjadi masukkan untuk dealer dalam penggunaan kegiatan promosi dan penganggaran biaya promosi yang tepat sehingga dapat menghasilkan penjualan produk yang optimum. E. Keterbatasan Penelitian Penulis hanya membatasi penelitian untuk mengetahui apa ada hubungan biaya promosi dengan volume penjualan pada cabang dealer Yamaha Harpindo Jaya Motor di jl. Diponegoro no. 60 Bringin. Dan dalam penelitian ini penulis hanya mengambil data yang berhubungan dengan masalah penelitian yaitu biaya promosi dan volume penjualan disetiap bulan pada periode September 2008 sampai September 2011. 8