2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

dokumen-dokumen yang mirip
2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB III METODE PENELITIAN

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SUDARYANTI NIM. A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu cara yang. ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 1 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih siswanya. Agar mampu melaksanakan tugas tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Media sebagai alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Maylani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pengembangan pendidikan. Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun. sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suci Eniawati, 2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. berada. Pada dasarnya setiap peserta didik sudah memiliki potensi yang baik di. dapat berkembang melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran. Kesuksesan sebuah pendidikan dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB I PENDAHULUAN. Komala Dewi Ainun, 2014

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat esensial,

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 yang menjelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU. No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Dengan kata lain, melalui pendidikan manusia dapat memperoleh pengetahuan, pembentukan sikap, dan pengembangan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan. Berdasarkan pasal 17 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, salah satu jenjang dalam pendidikan formal adalah sekolah dasar. Di sekolah dasar, salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa adalah matematika. Matematika merupakan mata pelajaran yang perlu diberikan kepada semua siswa untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Semua kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk dapat bertahan hidup pada keadaaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Matematika merupakan mata pelajaran yang bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menamakan dan menggunakan rumus matematika sederhana. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Depdiknas (2006), bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika yaitu agar siswa memiliki kemampuan memahami konsep matematika, 1

2 menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep dan algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Ketercapaian tujuan pembelajaran matematika dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika. Salah satu bentuk dari hasil belajar adalah berupa aspek kognitif. Tanpa mengenyampingkan aspek afektif dan psikomotor sebagai bagian dari hasil belajar, kemampuan kognitif sangat penting dikuasai oleh siswa sekolah dasar khususnya dalam mata pelajaran matematika. Kemampuan kognitif perlu dikuasai agar siswa memiliki kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual yang paling sederhana seperti mengingat, memahamami serta memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan beberapa ide, gagasan, metode, atau prosedur yang dipelajari sampai kemampuan intelektual yang paling kompleks seperti menganalisis, menilai dan mengkreasi. Kemampuan kognitif memiliki tujuan agar siswa mampu mengolah perolehan belajarnya, menemukan berbagai macam alternatif pemecahan masalah, pengembangan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan mengelompokan, dan persiapan kemampuan berpikir teliti. Ranah kognitif menggolongkan dan menguraikan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Kemampuan kognitif mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus dikuasai siswa sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam sebuah masalah yang sesuai. Kemampuan kognitif dalam mata pelajaran matematika dapat diperoleh siswa melalui materi bilangan, geometri, pengukuran dan pengolahan data. Salah satu materi geometri yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar adalah materi keliling persegi dan persegi panjang. Namun, pada kenyataannya berdasarkan observasi yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 26 Februari 2014 di kelas III SDN 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, kemampuan kognitif siswa pada materi keliling persegi dan persegi panjang masih kurang.

3 Kurangnya kemampuan kognitif siswa kelas III SDN 5 Cikidang ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa salah menuliskan rumus keliling persegi dan persegi panjang serta kurang tepatnya siswa dalam mensubtitusikan variabel yang diketahui dari persegi atau persegi panjang ke dalam rumus keliling, beberapa siswa juga kurang tepat dalam menghitung hasil akhir dari keliling persegi dan persegi panjang, dan sebagian besar siswa juga kebingungan bagaimana cara melakukan perhitungan secara rutin dengan menggunakan rumus keliling, sehingga dampaknya sebagian besar jawaban hasil perhitungan keliling persegi dan persegi panjang siswa kurang tepat. Hal tersebut semakin diperkuat dengan hasil tes pra siklus siswa dalam materi keliling persegi dan persegi panjang diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1.1 Hasil Perolehan Tes Pra Siklus Siswa No. Nama Siswa Skor Siswa Tuntas Tidak Tuntas 1 Siswa 1 75 2 Siswa 2 55 3 Siswa 3 10 4 Siswa 4 50 5 Siswa 5 75 6 Siswa 6 40 7 Siswa 7 70 8 Siswa 8 30 9 Siswa 9 65 10 Siswa 10 40 Jumlah 510 4 6 Rata-rata/ Persentase 51 40% 60% Berdasarkan Tabel 1.1 yang berisi hasil tes pra siklus siswa kelas III SDN 5 Cikidang pada materi keliling persegi dan persegi panjang di atas dapat dilihat bahwa dari 10 siswa, hanya 4 siswa (40%) yang berhasil mencapai KKM,

4 sedangkan 6 siswa (60%) tidak berhasil mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 60. Skor rata-rata yang diperoleh dari hasil tes pra siklus siswa kelas III SDN 5 Cikidang pada materi keliling persegi dan persegi panjang yaitu 51. Kurangnya kemampuan kognitif siswa kelas III SDN 5 Cikidang pada materi keliling persegi dan persegi panjang terjadi karena minimnya penggunaan alat peraga. Meskipun sebenarnya pihak sekolah sudah menyediakan berbagai macam alat peraga matematika di kelas untuk dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran matematika, namun ketersediaan alat peraga tersebut hanya sampai sebatas pajangan karena tidak dimanfaatkan oleh guru secara optimal. Guru cenderung menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Minimnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika tersebut menyebabkan pembelajaran matematika di kelas III SDN 5 Cikidang cenderung verbalisme, kurang menarik perhatian dan motivasi belajar siswa, siswa pun kesulitan memahami materi pelajaran karena penyampaian materi masih bersifat abstrak dan akhirnya berdampak pada rendahnya kemampuan kognitif siswa pada materi keliling persegi dan persegi panjang. Berawal dari permasalahan di atas, diperlukan suatu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi pembelajaran yang disampaikan, dalam hal ini mengenai keliling persegi dan persegi panjang yaitu dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga merupakan alat (benda) yang digunakan untuk mengkonkritkan konsep yang bersifat abstrak. Dengan bantuan alat peraga, siswa tidak lagi membayangkan bentuk-bentuk benda karena sudah ada di hadapan siswa. Selain itu dengan menggunakan alat peraga siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dari alasan-alasan tersebut, peneliti melakukan penelitian mengenai pembelajaran matematika materi keliling persegi dan persegi panjang di kelas III SDN 5 Cikidang dengan menggunakan alat peraga papan berpaku. Alat peraga

5 papan berpaku pada pembelajaran keliling persegi dan persegi panjang di sini menggunakan papan plastik yang sudah diberi lubang sebagai tempat untuk menancapkan paku plastik yang akan diregangkan karet. Dengan memperhatikan kegunaan alat peraga papan berpaku dalam pembelajaran keliling persegi dan persegi panjang di atas, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: Penggunaan Alat Peraga Papan Berpaku untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa pada Materi Keliling Persegi dan Persegi Panjang (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III Semester 2 SDN 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014) B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, antara lain sebagai berikut: 1. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih banyak menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan alat peraga, sehingga siswa belum mampu memahami materi pelajaran. 2. Siswa belum mampu mengingat rumus keliling persegi dan persegi panjang 3. Siswa belum mampu melakukan perhitungan sederhana, khususnya menghitung keliling persegi dan persegi panjang 4. Hasil tes pra siklus siswa pada materi keliling persegi dan persegi panjang rendah C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan kognitif siswa dengan menggunakan alat peraga papan berpaku pada materi keliling persegi dan persegi panjang di kelas III SDN 5 Cikidang?. Masalah tersebut diuraikan sebagai berikut:

6 1. Bagaimana kondisi awal pembelajaran pada materi keliling persegi dan persegi panjang di kelas III SDN 5 Cikidang? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pada materi keliling persegi dan persegi panjang dengan menggunakan alat peraga papan berpaku di kelas III SDN 5 Cikidang? 3. Bagaimana kemampuan kognitif siswa kelas III SDN 5 Cikidang pada materi keliling persegi dan persegi panjang setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga papan berpaku? D. Tujuan Penelitian Secara umum yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas III SDN 5 Cikidang pada materi keliling persegi dan persegi panjang dengan menggunakan alat peraga papan berpaku. Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran pada materi keliling persegi dan persegi panjang di kelas III SDN 5 Cikidang. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pada materi keliling persegi dan persegi panjang dengan menggunakan alat peraga papan berpaku di kelas III SDN 5 Cikidang. 3. Untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa kelas III SDN 5 Cikidang pada materi keliling persegi dan persegi panjang setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga papan berpaku. E. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti kepada banyak pihak baik secara teoritis maupun praktis 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kualitas pembelajaran, dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan mutu belajar siswa kelas III SDN 5 Cikidang, sehingga dapat

7 dijadikan dasar acuan dalam pengembangan penelitian lanjutan sebagai strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam materi bangun datar yang lain di tingkat satuan pendidikan bagi kemajuan sekolah secara umum. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan pembelajaran pada materi keliling persegi dan persegi panjang untuk membantu siswa agar lebih memahami materi pelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan kognitif siswa. b. Bagi siswa Penelitian dengan menggunakan alat peraga papan berpaku pada pembelajaran keliling persegi dan persegi panjang ini dapat membuat siswa lebih bersemangat dan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. c. Bagi sekolah Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran pada materi keliling persegi dan persegi panjang di sekolah melalui penggunaan alat peraga, dan salah satu alat peraga yang dapat digunakan adalah alat peraga papan berpaku. d. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman baru dalam hal mengajar di sekolah dengan menggunakan alat peraga papan berpaku pada materi keliling persegi dan persegi panjang.