HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMARATAS KECAMATAN LANGOWAN BARAT Preisy D. Mongkol*, Nova H. Kapantow*, Nancy S. H. Malonda** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Upaya peningkatan status gizi pada balita melalui perbaikan prilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang tidak bisa di pisahkan dari upaya perbaikan gizi pada balita. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2012 prevalensi balita kekurangan gizi terendah dicapai Sulawesi Utara (10,6%).jumlah anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tumaratas sebanyak 1034 anak balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh ibu dengan status gizi pada balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat. Pada data yang di Puskesmas Tumaratas yaitu gizi lebih 12,48%, gizi baik 65,09%, gizi kurang 13,34%, dan gizi buruk 9,09%. Desain penelitian ini adalah studi potong lintang (Cross Sectional study). Populasi adalah anak umur balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tumaratas sebanyak 1034 anak balita. Dilaksanakan pada Bulan januari sampai maret 2015. Pengambilan sampel berdasarkan rumus Problem Slovin dengan total sampel sebanyak 100 anak balita. Penelitian ini menggunakan uji chi square dengan nilai CI=95% dan nilai α=0.05. Berdasarkan hasil penelitian hubungan sikap merawat anak dengan status gizi nilai (p=0,163 > α 0,05), sikap memberi makan anak balita dengan status gizi (p=0,000 < α 0,05), praktek merawat anak balita dengan status gizi (p=0,293 > α 0,05) dan praktek memberi makan anak balita dengan status gizi (p=0,088 > α 0,05). Tidak terdapat hubungan antara sikap merawat anak, praktek merawat anak dan praktek memberi makan anak dengan status gizi anak balita. Terdapat hubungan antara sikap memberi makan anak dengan status gizi anak balita. Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita ABSTRACT The efforts to improve the nutritional status of toddler through improvement of people s behavior in feeding are cannot be separated from efforts to improve nutrition in toddler. Based on Indonesia s health profile in 2012 the prevalence of underweight toddler lowest achievable North Sulawesi (10,6%). The number of toddler in Puskesmas Tumaratas much as 1034 toddler. This study aims to discover the relation between mothers parenting with nutritional status of toddler who are in the work area of Puskesmas Tumaratas sub-district West Langowan. The existing data in Puskesmas Tumaratas ie 12,48% is over nutrition, good nutrition 65,09%, 13,34% deficient nutrition, and malnutrition 9,09%. The design of this study is a cross-sectional study. The population is children aged under five in Puskesmas Tumaratas many as 1034 toddler. Conducted in January to Maret 2015. Sampling was based from Slovin Problem formula with a total sample of 100 toddler. This study using chi square test with CI = 95% and the value of α = 0,05. Based on the research relationship attitude care of children with the value of nutritional status (p=0,165 > α 0,05), the attitude of feed toddlers with nutritional status (p=0,000 < α 0,05), the practice of caring for caring for toddlers with nutritional status (p=0,293 > α 0,05) and the practice of feeding toddlers with nutritional status (p=0,088 > α 0,05). There is no relation between prepared to care for the child, child care practice and practice of feeding the child with the nutritional status of toddler. There are relation between the attitude of to feed the child with nutritional status of toddler. Keywords: Mother Parenting, Toddler Nutritional Status
PENDAHULUAN Upaya peningkatan status gizi pada balita melalui perbaikan prilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang tidak biasa di pisahkan dari upaya perbaikan gizi pada balita. Anak merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya (Proverawati, 2009). Kesehatan gizi yang rendah menyebabkan kondisi daya tahan umum tubuh menurun, sehingga berbagai penyakit dapat timbul dengan mudah. Seorang anak sehat tidak akan mudah terserang berbagai jenis penyakit, termasuk penyakit infeksi, karena akan mempunyai daya tahan tubuh yang cukup kuat. Daya tahan tubuh akan meningkat pada keadaan kesehatan gizi yang baik, dan akan menurun bila kondisi kesehatan gizinya menurun (Sediaoetama, 2010). Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organorgan, serta menghasilkan energi (Alamsyah, 2013) Sejak manusia dilahirkan bahkan semasa masih didalam kandungan pun, anak sudah biasa merasakan kasih sayang yang diberikan oleh orang tuanya. Sikap seorang ibu dalam mengasuh anaknya merupakan suatu pancaran kasih sayang. Seorang ibu akan merasa bahagia jika ia dapat menyusui anaknya sendiri. Pada tahap dasar, kebutuhan seorang anak adalah pangan. Ini merupakan unsur utama untuk pertumbuhan anak, agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan genetiknya (Soetjiningsih, 2012). Menurut penelitian Rakhmawati (2014) bahwa terdapat kecenderungan pola asuh dengan status gizi balita. Dengan kata lain, jika pola asuh anak dalam keluarga baik tentunya tingkat konsumsi pangan anak juga akan semakin baik dan akhirnya akan mempengaruhi keadaan gizi anak. Dari hasil penelitian menunjukkan 86,15% ibu mempunyai pengetahuan baik, 76,92% ibu mempunyai sikap kurang dan 73,95% ibu mempunyai perilaku kurang. Analisis data menunjukan adanya hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam pemberian makanan untuk anak (p=0,003) da nada hubungan antara sikap dan perilaku ibu dalam pemberian makanan untuk anak (p=0,04).
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah observasional analitik yaitu menggambarkan hubungan pola asuh ibu dengan status gizi anak balita.desain atau rancangan yang dipakai yaitu studi potong lintang (Cross-Sectional). Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa dan waktu penelitian dilakukan selama bulan Januari Februari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang mengikuti posyandu di puskesmas Tumaratas.Jumlah populasi yang ada adalah 1034 anak balita. Penentuan sampel berdasarkan rumus slovin dengan total sampel sebanyak 100 anak balita. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Hubungan sikap Merawat Anak dengan Status Gizi Sikap Merawat Anak Status Gizi Total ρ Buruk Baik n % n % n % Tidak Baik 2 2,1 5 5,4 7 7,5 0,163 Baik 8 8,6 78 83,9 86 92,5 93 100 Berdasarkan dari hasil analisi statistic, dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05) diperoleh nilai p sebesar 0,163 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap merawat anak balita dengan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat. Tabel 2. Hubungan Sikap Memberi Makan Anak Balita Dengan Status Gizi Sikap Memberi Makan Status Gizi Total ρ Anak Buruk Baik n % n % n % Tidak Baik 8 8,6 7 7,5 15 16,1 0,000 Baik 2 2,1 76 81,8 78 83,9 93 100 Berdasarkan dari hasil analisi statistik, dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05) diperoleh nilai p sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap merawat anak balita dengan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat.
Tabel 3. Hubungan Praktek Merawat Anak Balita Dengan Status Gizi Praktek Merawat Anak Status Gizi (BB/U) Total Ρ Buruk Baik n % n % n % Tidak Baik 1 1,1 2 2,1 3 3,2 0,293 Baik 9 9,7 81 87,1 90 96,8 93 100 Berdasarkan dari hasil analisi statistic, dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05) diperoleh nilai p sebesar 0,293 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap merawat anak balita dengan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Tumarata Kecamatan Langowan Barat. Tabel 4. Hubungan Praktek Memberi Makan Anak Balita Dengan Status Gizi Praktek Memberi Makan Status Gizi Total ρ Anak Buruk Baik n % n % n % Tidak Baik 7 7,5 32 34,4 39 41,9 0,088 Baik 3 3,2 51 54,9 54 58,1 93 100 Berdasarkan dari hasil analisi statistik, dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05) diperoleh nilai p sebesar 0.088 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap merawat anak balita dengan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis statistik yang digunakan, diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap baik dalam merawat maupun memberi makan pada anak balita dengan status gizi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi status gizi dan faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan dan penyakit seperti telah di jelaskan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa sikap merawat anak memiliki status gizi yang kurang baik, begitu juga dengan sikap merawat yang kurang baik sebagian besar memiliki status gizi yang normal. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh berbagai faktor yang mempengaruhi misalnya perkembangan fisik, faktor lingkungan, bahan pangan yang tersedia untuk makan sehari-hari, dan penghasilan keluarga. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Adriani (2011) yang menyatakan bahwa orang tua yang mempunyai bahwa orangtua yang mempunyai sikap memberi makan anak yang baik memiliki anak yang berstatus gizi normal. Berdasarkan hasil analisis statistic yang digunakan, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara sikap memberi makan anak balita dengan status gizi pada anak balita. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Rakhmawati (2014) yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara sikap memberi makan anak dengan status gizi anak, tetapi masih perlu adanya informasi mengenai modifikasi makanan yang disenangi anak. Juga berdasarkan penelitian dari Suiraoka (2012) mengatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan dengan status gizi balita. Dari hasil yang di dapat walaupun berhubungan tetapi status gizi baik, hal ini dikarenakan orang tua yang memiliki anak balita sebagian besar pekerja, dan kebanyakan dari mereka menitipkan anak kepada orang tua sehingga pemberian makan pada anak dapat terpenuhi dan menghasilkan status gizi yang baik. Secara teori menurut Soetjiningsih (2012) menjelaskan bahwa makanan memang peran yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. Kekurangan makanan bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Makanan yang berlebihan juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas. Kualitas tumbuh kembang anak dapat ditingkatkan dengan berbagai usaha baik yang yang dilakukan oleh orang tua. Hal ini berbeda dengan penelitan yang dilakukan oleh Ahmad (2013) tentang pengaruh pola asuh gizi terhadap kejadian gizi kurang pada anak usia 6-24 bulan di Kecamatan Peukan Bada Acah Besar yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pola asuh gizi dengan status gizi anak dengan nilai p=0.44 atau (p > 0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara praktek merawat anak balita dengan status gizi (BB/U). Praktek merawat anak yang baik ada sebanyak 51 orang (51%), sedangkan kurang baik ada sebanyak 32 orang (32%). Sebagian besar status gizi berada pada status gizi normal dengan praktek merawat anak balita yang sebagian besar baik. Hal ini disebabkan oleh peran orang tua dalam tindakannya merawat anak balita, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor bagaimana ibu memandikan dan merawat anak balita. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulizawati (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara merawat anak balita dengan status gizi balita. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara praktek memberi makan anak balita dengan staus gizi (BB/U). Praktek memberi makan anak balita yang baik ada sebanyak 3 orang (3%), sedangkan kurang baik ada sebanyak 80 orang (80%). Sebagian besar status gizi berada pada status gizi normal
meskipun praktek pemberian makan pada anak balita kurang baik. Hal ini disebabkan oleh peran orang tua dalam tindakan memberi makan pada anak balita, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor ketersediaan pangan dimana dalam hal ini mempengaruhi dalam praktek memberi makan pada anak balita, faktor lingkungan seperti ketersediaan air bersih didalam rumah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suiraoka (2011) menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara praktek memberi makan anak balita dengan status gizi (BB/U). Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwani (2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian makan dengan status gizi pada anak balita. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa pengetahuan dan peran ibu dalam membina makan sehat sangat dituntut demi mempertahankan pola pemberian makan yang benar pada anak. Makanan selingan anak perlu dipekenalkan sejak anak masuk kemakanan keluarga. Tentunya dipilih yang sesuai dengan usianya yaitu konsistensinya dan porsi. Perilaku orang tua juga merupakan cermin bagi anak untu diikuti, karena itu sebagai orang tua haruslah menyadari apa yang dilakukannya tentu akan diikuti oleh anaknya. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Tabita (2012) tentang Faktor ibu dalam pemberian suplemen pada anak prasekolah yang menyatakan bahwa faktor yang paling mempengaruhi ibu dalam memberikan suplemen pada anak adalah paparan media da tidak ada perbedaan asupan makan dan status gizi pada anak yang diberikan suplemen dan yang tidak diberikan suplemen. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tumaratas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tidak ada hubungan antara sikap merawat anak dengan status gizi BB/U anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tumaratas. 2. Terdapat hubungan antara sikap memberi makan anak dengan status gizi BB/U anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tumaratas. 3. Tidak ada hubungan antara praktek merawat anak dengan status gizi BB/U anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tumaratas. 4. Tidak ada hubungan antara praktek memberi makan dengan status gizi BB/U anak usia 24-59 bulan di wilyah kerja Puskesmas Tumaratas. SARAN 1. Bagi ibu a. Disarankan kepada ibu agar mempertahankan status gizi anaknya bagi yang berstatus gizi normal dengan cara mengontrol pola makan anak balita setiap hari,
memperhatikan pola makan bagi anak yang berstatus gizi lebih dengan cara mengurangi porsi makan setiap hari dan meningkatkan status gizi bagi orang tua yang memiliki anak yang status gizinya kurang dan buruk dengan cara memberikan makanan-makanan yang bergizi dan sehat bagi anak balita. b. Bagi ibu yang sudah menerapkan pola pengasuhan yang baik bagi anak balitanya agar supaya tetap mempertahankan pola pengasuhan anak balita seperti dengan memenuhi kebutuhan anak dan memprhatikan lingkungan sekitar karena salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan anak adalah lingkungan agar supaya anak balita dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. 2. Bagi petugas kesehatan Perlu juga penimgkatan kesadaran ibu dengan diberikan penyuluhan agar dapat memperbaiki status gizi dan pola asuh ibu pada anak balita. 3. Bagi peneliti Diharapkan bagi peneliti perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak yang berhubungan dengan pola asuh seperti persiapan dan penyimpanan makanan dan perawatan balita dalam keadaan sakit. DAFTAR PUSTAKA Adriani, M, dan Kartika, V. 2011. Pola Asuh Makan Pada Balita Dengan Status Gizi Kurang Di Jawa Timur, Jawa Tengah, Tahun 2011. Jurnal FKM Universitas Airlangga Vol 16 No. 2 Tahun 2013. Alamsyah, D. 2013. Pemberdayaan Gizi, Nuha Medika, Yogjakarta Ahmad, A, dkk. 2013. Pengaruh Pola Asuh Gizi Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Kecamatan Peukan Bada Aceh Besar. Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 6 No. 2 November 2013 Proverawati, A. 2009. Gizi Untuk Kebidanan, Nuha Medika, Yogyakarta. Purwani, E, dan Mariyam 2013. Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi Anak Usia 1 Sampai 5 Tahun Di Kabunan Taman Pemalang. Jurnal Keperawatan Anak Vol 1, No 1 Tahun 2013 Hal 30 36 Rakhmawati, N, Z, dan Panunggal, B. 2014. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Perilaku Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 Bulan. Jurnal of Nutrition Collage Vol 3 No. 1 Tahun 2014 Sediaoetama, A. D. 2010. Ilmu Gizi, Dian Rakyat, Jakarta Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta Suiraoka, P, I. dkk. 2011. Perbedaan Status Gizi, Pola Pemberian Makan, dan Pola Asus Balita Pada Keluarga Misikin dan Tidak Miskin di Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Jurnal limu Gizi Vol 2 No. 2 Tahun 2011
Tabita, I. A, dkk. 2012. Faktor Ibu Dalam Pemberian Suplemen Pada Anak Prasekolah, Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol. 8 No. 4 April 2012, hal 172-181. Yulizawati, Rismawanti, V. 2012. Hubungan Sikap Ibu Balita Tentang Gizi Terhadap Status Gizi Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Heran Kecamatan Rengat Barat Tahun 2012. Jurnal ilmiah Kebidanan Vol 3 No. 1 Tahun 2012