BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keluarga (in formal), pendidikan di sekolah (formal) maupun

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Adam Iqbal Makasuci, 2014

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab

BAB I PENDAHULUAN. dapat bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana

I. PENDAHULUAN. sanggup menghadapi tantangan zaman yang akan datang. Udiono,Tri;2007

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat (long life education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, dengan demikian pendidikan harus diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan memiliki budi pekerti yang luhur serta mampu bersaing di era globalisasi. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 juga menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Satuan pendidikan yang disebut sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan, sedangkan satuan pendidikan luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan yang sejenis. Salah satu jenjang pendidikan formal 1

2 tersebut adalah Perguruan Tinggi. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengemukakan bahwa perguruan tinggi memiliki kewajiban melaksanakan dharma bhakti yang meliputi; pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Ketiga bentuk dharma itu dilakukan dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang diharapkan dapat merealisasikan dan mewujudkan suatu tujuan pendidikan nasional. Perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan bakat dan minat mahasiswa melalui pengembangan kegiatan kemahasiswaan. Melalui kegiatan kemahasiswaan diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan kemampuan sikap. Kegiatan kemahasiswaan juga dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dan prestasi di bidang akademik. Upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mengembangkan potensi kemahasiswaan secara optimal salah satu caranya yaitu melalui kegiatan pengembangan minat, bakat, pemikiran yang kritis, kreatif, inovatif dan produktif, baik dalam bidang pengembangan ilmu teknologi dan seni agar menjadi manusia yang unggul dan berkualitas di masa depan. Oleh sebab itu mahasiswa diberi peluang untuk mengikuti berbagai macam kegiatan di luar jam akademik misalnya kegiatan kemahasiswaan dan unit-unit kegiatan mahasiswa yang ada di perguruan tinggi tersebut.

3 Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta sangat mendukung sekali dengan adanya kegiatan kemahasiswaan. Hal ini tercantum dalam salah satu tujuan UNY tahun 2006-2010, yakni Meningkatkan sinergi lembaga kemahasiswaan, kemandirian dan kreativitas mahasiswa dan kegiatan kemahasiswaan (Peraturan Akademik UNY, 2006). Organisasi kemahasiswaan tentu saja banyak kita jumpai di universitas, karena organisasi memang sangat penting sekali bagi para mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan, kepribadian maupun intelektualnya. Mulai dari organisasi tingkat universitas, fakultas dan jurusan, di antaranya adalah jurusan Pendidikan Ekonomi. Banyak wadah kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, diantaranya meliputi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di tingkat Fakultas, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) di tingkat Fakultas, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di tingkat Universitas, Unit Kegiatan Mahasiswa di tingkat Fakultas yaitu Al Ishlah dan Screen (kegiatan penelitian), Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi (HMPE) dan masih banyak lagi. Diantara mahasiswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, bertujuan hanya ingin mempunyai banyak teman, pengalaman berorganisasi dan dapat beasiswa. Namun ada yang benar-benar ingin mengembangkan kemampuan, bakat dan minat mereka. Di Universitas Negeri Yogyakarta prodi Pendidikan Ekonomi berada di bawah naungan Fakultas Ekonomi. Sebagian dari mahasiswa Pendidikan

4 Ekonomi aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan yaitu Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi (HMPE). HMPE merupakan sebuah lembaga eksekutif di tingkat jurusan yang memiliki fungsi sebagai lembaga untuk meningkatkan keterampilan manajemen berorganisasi mahasiswa dan menjadikan wadah untuk mengembangkan keterampilan serta potensi mahasiswa pendidikan ekonomi. Pengurus dan anggotanya merupakan mahasiswa pendidikan ekonomi yang dipilih melalui hasil seleksi ketika ketua sudah terpilih melalui pemilwa (pemilihan mahasiswa). Di dalam HMPE terdapat berbagai bidang kegiatan seperti Litbang (bergerak di bidang penelitian), Miba (bidang penyaluran bakat), Kesma (bidang kesejahteraan mahasiswa), Pemberdayaan Ekonomi (bergerak di bidang wirausaha) dan WPJ (bergerak di bidang pemberian informasi yang terbaru mengenai perkembangan HMPE). Keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan organisasi ini dapat menumbuhkan motivasi yang akan berdampak pada prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan penelitian dalam skripsinya Yudistira Ardana tahun 2011 tentang keaktifan berorganisasi, dilakukan survey terhadap beberapa mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta yang aktif dalam organisasi, diantaranya adalah sulitnya membagi waktu secara baik antara kegiatan organisasi dengan kegiatan belajar. Hal itu dibuktikan dengan mereka melalaikan kuliah seperti kurang disiplin masuk kuliah atau terlambat masuk kuliah dan jarang mengumpulkan tugas tepat waktu. Kalaupun bisa masuk kuliah, mereka mengalami kelelahan

5 ketika kuliah sedang berlangsung. Hal inilah yang dapat membuat nilai mahasiswa yang aktif dalam organisasi menurun. Mahasiswa yang aktif dan terlalu sibuk dalam organisasi juga dapat menyebabkan motivasi belajar mahasiswa menurun, seperti malas belajar, tidak tekun dalam mengerjakan tugas dan terkadang ada beberapa yang hanya meminjam tugas yang sudah selesai dikerjakan teman. Semua itu merupakan konsekuensi yang harus diterima oleh mahasiswa yang aktif. Tetapi tidak semua mahasiswa yang aktif dalam organisasi mengalami masalah tersebut, banyak juga mahasiswa yang aktif dalam organisasi yang prestasi belajarnya malah tinggi, bahkan bisa berprestasi di luar kampus, seperti berwirausaha. Di sisi lain mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi pun banyak yang mengalami masalah seperti di atas, dan prestasi belajarnya tidak lebih baik dari mahasiswa yang aktif dalam organisasi (Yudistira Ardana, 2011: 6). Sebagai mahasiswa, keberhasilan menyelesaikan studi tepat waktu dan dengan prestasi yang memuaskan tanpa mengesampingkan kegiatan organisasi yang merupakan kesenangannya adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa tersebut. Di dunia perguruan tinggi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan indikator utama dalam menentukan prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai selama mengikuti pelajaran periode tertentu dalam suatu lembaga pendidikan, dimana hasilnya dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol lain. Keberhasilan prestasi belajar mahasiswa ditunjukkan dengan IPK yang umumnya diperoleh dari proses selama kuliah, selama periode tertentu dan

6 diukur dengan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, ujian tengah semester, ujian akhir semester, partisipasi dan keaktifan di kelas dan lain sebagainya. Prestasi belajar yang rendah pada mahasiswa dapat berpengaruh terhadap kelancaran masa studinya, karena mereka harus mengulang mata kuliah tertentu pada semester berikutnya sehingga masa studinya mundur. Ada beberapa faktor yang memengaruhi prestasi belajar, salah satunya adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan kondisi psikis yang turut menentukan keberhasilan mahasiswa, sebab dengan adanya motivasi yang positif, mahasiswa akan bergerak untuk melakukan aktifitas belajar. Mengingat pentingnya motivasi dalam belajar, maka dalam proses pembelajaran perlu senantiasa diusahakan untuk menumbuhkan motivasi yang positif di setiap kesempatan, terutama dalam proses pembelajaran di kelas agar timbul gairah untuk belajar. Motivasi belajar itu bukan sekedar dorongan untuk berbuat melainkan mengacu pada suatu ukuran keberhasilan penilaian terhadap tugas belajar yang ia kerjakan. Namun yang menjadi persoalan adalah setiap mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang berbeda-beda, ada yang kuat dan ada yang lemah. Motivasi belajar yang lemah dapat ditunjukkan dengan mahasiswa yang malas belajar, tidak tekun dalam mengerjakan tugas, terkadang ada beberapa mahasiswa yang hanya meminjam tugas yang sudah selesai dikerjakan oleh teman dan tidak mau bertanya walaupun sering mengalami kesulitan belajar.

7 Selain faktor keaktifan berorganisasi, faktor yang dapat memengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu gaya belajar. Gaya belajar adalah cara seseorang menyerap informasi (pelajaran), mengingat informasi tersebut dan cara berfikir dalam memecahkan soal atau masalah yang didasarkan pada kepribadian peserta didik tersebut. Dalam hal ini gaya belajar juga termasuk faktor penunjang belajar yang penting. Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, mengatur dan mengolah informasi. Gaya belajar juga memiliki beberapa variabel antara lain faktor persepsi dan pemrosesan informasi, faktor motivasi, dan faktor psikologi. Terdapat beberapa macam gaya belajar yaitu: gaya belajar visual, gaya belajar auditori dan gaya belajar kinestetik. Sedangkan prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki peserta didik dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Dalam suatu kelas ada banyak peserta didik didalamnya dan setiap peserta didik mempunyai gaya belajar yang berbeda pula tetapi cara mengajar yang diberikan dosen sama, sehingga akan memengaruhi motivasi dan prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan penelitian skripsi yang telah dilakukan oleh Siti Mustafidah tahun 2009 tentang gaya belajar, kadangkala siswa belum mengetahui dan memahami gaya belajar yang dimilikinya. Sebagian besar masih beranggapan bahwa belajar itu merupakan sebuah tuntutan bukan merupakan sebuah kebutuhan sehingga mereka jarang memperdulikan bagaimana cara belajar yang menyenangkan untuk dirinya, karena

8 bagaimanapun dengan memahami gaya belajar yang dimilikinya mahasiswa akan lebih optimal dalam belajar, sehingga secara disadari maupun tidak hal tersebut akan meningkatkan prestasi belajarnya. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut: 1. Prestasi mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi sebagian jelek dan sebagian berhasil dalam studinya. 2. Mahasiswa sulit membagi waktu secara baik antara kuliah dan kegiatan luar kuliah. 3. Motivasi belajar mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi sebagian tinggi dan segian rendah. 4. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi sering kelelahan ketika kuliah sedang berlangsung. 5. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi banyak yang berprestasi di kampus maupun luar kampus. 6. Mahasiswa tidak mengetahui dan memahami gaya belajar yang dimilikinya. 7. Gaya belajar setiap mahasiswa berbeda-beda, sehingga akan memengaruhi motivasi dan prestasi belajarnya.

9 C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang ada, maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah untuk memperjelas permasalahan yang diteliti agar lebih terfokus dan mendalam. Penelitian ini memokuskan terhadap motivasi dan prestasi belajar pada mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi motivasi belajar yaitu keaktifan organisasi, self competition, ekstrakurikuler dan gaya belajar dan prestasi belajar yaitu faktor internal (jasmaniah dan psikologis), faktor eksternal (sosial, budaya, lingkungan dan spiritual), keaktifan berorganisasi dan gaya belajar. Agar dalam penelitian ini dapat membahas dengan lebih tuntas dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka faktor yang memengaruhi motivasi dan prestasi belajar ini dipilih dua faktor yaitu keaktifan berorganisasi dan gaya belajar. D. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap motivasi dan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta?

10 2. Bagaimana pengaruh gaya belajar terhadap motivasi dan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap motivasi dan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta? 2. Pengaruh gaya belajar terhadap motivasi dan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta? F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi/sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan khususnya upaya mahasiswa dalam meningkatkan prestasi belajarrnya. b. Sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

11 2. Secara praktis a. Memberikan masukan kepada mahasiswa agar meningkatkan prestasi belajarnya. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam bidang kependidikan. c. Sebagai sumbangan informasi bagi Fakultas Ekonomi dan Universitas Negeri Yogyakarta khususnya dosen jurusan Pendidikan Ekonomi untuk dapat membantu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.