BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta. Kota Surakarta tidak luput dengan sejarah Kota Surakarta sebagai wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM DPPKA KOTA SURAKARTA. 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta

BAB III PEMBAHASAN MASALAH. 1. Gambaran Umum DPPKA Kota Surakarta di Surakarta terjadi konflik sehubungan dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Surakarta. pertentangan pendapat antara pro dan kontra Daerah Istimewa.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat Badan Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah. yang selanjutnya disebut BPPKAD merupakan salah satu dinas daerah

BAB III PEMBAHASAN. A. Gambaran Objek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya DPPKA Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN 1. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN DIPENDA SURAKARTA. Penetapan Pemerintah tanggal 15 Juli 1946 nomor 16/S-D yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

Memperhatikan : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

Evaluasi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah kab. Wonogiri (Tahun Anggaran 1999/2000, 2000/2001, dan 2002)

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-Q TAHUN 2009 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 5 TAHUN

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 44 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-N TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali. menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II Boyolali.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI. A. Sejarah Berdirinya Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru. Berdasarkan Surat Edaran

`BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan. Dan Asset Daerah (Dppkad) Kabupaten Boyolali

Evaluasi perhitungan potensi retribusi pasar di pasar Jongke. Agus Nur Hayanto NIM : F UNIVERSITAS SEBELAS MARET GAMBARAN UMUM OBYEK

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL KATEGORI RUMAH KOS DI WILAYAH KECAMATAN JEBRES

BAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu sub bagian pada

BAB II DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN. potensi pajak maupun retribusi daerah di kota medan belum begitu banyak,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

Paragraf 2 Bagian Kesatu Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 22. Pasal 23

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dijadikan studi kasus adalah Dinas Pendapatan,

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KOTA MEDAN. A. Sejarah Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PPK A. GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KABUPATEN SERDANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. 2.1 Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru

PROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 26 Tahun 2007 Tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Medan

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN. A. Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah kota Medan

TUGAS, POKOK DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH KAB. SERDANG BEDAGAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA. BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II PROFIL DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DARRAH TINGKAT II YOGYAKARTA

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah

DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama. Dinas. Pasal 172

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 98 TAHUN 2008

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT A. SEJARAH SINGKAT DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 13

BAB II STRUKTUR ORGANISASI DAN FUNGSI. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

Tugas Pokok dan Fungsi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS DARI SEKTOR PAJAK HOTEL SEBAGAI PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Tentang Dinas Pendapatan Kota Salak

MEMUTUSKAN : Pasal I. Mengubah ketentuan Pasal 10 ayat (1) sehingga menjadi sebagai berikut: Pasal 10

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-O TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENGELOLAAN PASAR WALIKOTA SURAKARTA,

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR BADAN PENDAPATAN DAERAH Jl. Wr. Soepratman No. 9 Telp. (0342) B L I T A R

R E N J A [ R E N C A N A K E R J A ]

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI TUGAS AKHIR. A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta Sejarah dibentuknya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Kota Surakarta tidak luput dengan sejarah Kota Surakarta sebagai wilayah pemerintahan otonom. Adanya proklamasi pada tahun 1945, di Surakarta mengalami konflik tentang pendapat mengenai Daerah Istimewa. Kasus ini dapat diredam sementara oleh pemerintah dengan mengeluarkan Surat Penetapan Pemerintah tanggal 15 Juli 1946 Nomor 16/S-D yang menetapkan Daerah Surakarta untuk sementara sebagai daerah karesidenan dan dibentuk Daerah Baru dengan nama Kota Surakarta. Peraturan yang telah ada tersebut kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1947 yang menetapkan Kota Surakarta menjadi Haminte Kota Surakarta. Pelaksana teknis pemerintah Haminte Kota Surakarta terdiri atas jawatan. Jawatan tersebut antara lain jawatan Sekretariat Umum, Keuangan, Pekerjaan Umum, Sosial, Kesehatan, Perusahaan P. D. & K, Pamong Praja, dan jawatan Perekonomian. Penerimaan Pendapatan Daerah pada waktu itu diurusi oleh Jawatan Keuangan. Dengan dikeluarkannya keputusan DPRDS Kota Besar Surakarta Nomor 4 Tahun 1956 tentang Perubahan Struktur Pemerintahan maka 1

2 Jawatan Umum diganti menjadi Dinas Pemerintahan Umum yang terbagi dalam urusan-urusan dan setiap urusan tersebut terbagi lagi dalam bagianbagian. Adanya perubahan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk penanganan pajak sebagai pendapatan daerah yang sebelumnya ditangani oleh Jawatan Keuangan kini ditangani lebih khusus oleh Urusan Pajak. Selanjutnya berdasar Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah Kota Surakarta tanggal 23 Februari 1970 No.259/X.10/Kp.70 tentang Struktur Organisasi Kotamadya Surakarta termasuk Dinas Kepentingan Umum diganti menjadi bagian dan bagian itu membawahi urusan-urusan sehingga dalam Dinas Pemerintahan Umum, Urusan Pajak diganti menjadi Bagian Pajak. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah Kotamadya Surakarta tanggal 30 Juni 1972 No.162/Kep/Kdh.IV/Kp.72 tentang Penghapusan Bagian Pajak dari Dinas Pemerintahan Umum karena bertalian dengan pembentukan dinas baru. Dinas baru tersebut adalah Dinas Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan langsung dan bertanggung jawab kepada Walikota. Pada saat itu Dinas Pendapatan Daerah dibagi menjadi empat seksi, yaitu Seksi Umum, Seksi Pajak Daerah, Seksi Pajak Pusat/Propinsi yang diserahkan kepada Daerah dan Seksi Doleansi/P3 serta Retribusi dan Leges. Masing-masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam menjalankan tugasnya langsung di

3 bawah pimpinan dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah. Tugas pokok Dinas Pendapatan Daerah waktu itu adalah sebagai pelaksana Walikota dibidang perencanaan, penyelenggaraan, dan kegiatan dibidang pengelolaan sektor-sektor yang merupakan sumber pendapatan daerah. Berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 11 Tahun 1957 tentang Pajak Daerah, terdapat 13 macam Pajak Daerah di Kota Surakarta yang wewenang pemungutan dan pengelolaannya ada pada DIPENDA. Tetapi saat itu baru 4 macam Pajak Daerah yang dijalankan dan telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, yaitu sebagai berikut: a. Pajak Pertunjukan yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1992. b. Pajak Reklame yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 11 Tahun 1971. c. Pajak Anjing yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 54 Tahun 1953. d. Pajak Penjualan Minuman Keras yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 12 Tahun 1971. Disamping itu DIPENDA juga bertugas mengelola Pajak Negara yang diserahkan kepada daerah, yaitu sebagai berikut: a. Pajak Potong Burung yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1959.

4 b. Pajak Pembangunan I yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 8 Tahun 1960. c. Pajak Bangsa Asing yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1970. d. Pajak Radio yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1957. Terbitnya Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. KUPD 7/12/41-101 Tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II semakin memperjelas keberadaan Dinas Pendapatan Daerah disesuaikan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 26 Mei 1988 No. 473-442 tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah, dan Pendapatan Daerah lainnya telah mengakibatkan pembagian tugas dan fungsi dilakukan berdasarkan tahapan kegiatan pemungutan pendapatan daerah yaitu pendataan, pemetaan, pembukuan dan seterusnya. Sistem dan prosedur tersebut dikenal dengan MAPADA (Manual Pendapatan Daerah). Sistem ini diterapkan di Kotamadya Surakarta dengan terbitnya Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1990 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II. Dengan berjalannya waktu penataan pemerintahaan Kota Surakarta kembali mengalami perbaikan, dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1990 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II dirubah menjadi Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

5 Perangkat Daerah Kota Surakarta. Dalam peraturan baru ini nama Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) berubah menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset atau yang sering disebut dengan DPPKA. Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 2009. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Saat ini, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset atau DPPKA dibagi kedalam bidang-bidang yang dipimpin langsung oleh seorang Kepala Dinas. Masing-masing bagian dipimpin oleh Kepala Bagian atau biasa disebut Kabag yang dalam menjalankan tugasnya langsung di bawah pimpinan dan langsung bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. 2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DPPKA Adapun kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah sebagai berikut. a. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui Sekretaris Daerah.

6 b. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. c. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset menyelenggarakan fungsi : 1. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas; 2. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan; 3. Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan wajib retribusi; 4. Pelaksanaan perhitungan, penetapan angsuran pajak dan retribusi; 5. Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi serta pendapatan lain; 6. Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi dan pendapatan lain; 7. Penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan akuntansi; 8. Pengelolaan asset barang daerah; 9. Penyiapan penyusunan, perubahan, dan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah; 10. Penyelenggaraan administrasi keuangan daerah; 11. Penyelenggaraan sosialisasi;

7 12. Pembinaan jabatan fungsional; 13. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). 3. Struktur Organisasi DPPKA Surakarta Adapun susunan organisasi DPPKA Surakarta menurut Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 Perubahan Perda nomor 6 tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta terdiri dari : a. Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pendapatan. Uraian tugas seorang kepala dinas adalah sebagai berikut:menyusun rencana strategis dan program kerja tahunan dinas sesuai dengan Program Pembangunan Daerah, 1. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta pemerataan tugas, 2. Memperlajari, menelaah peraturan perundang undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas. 3. Menyelenggarakan sintem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 4. Menerapkan standar pelayanan minimal.

8 5. Menyelanggarakan pengelolaan kesekretariatan meliputi perencanaan, evaluasi, pelaporan, keuangan, umum, dan kepegawaian. b. Sekretariat Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris, sekretaris mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Sekretariat membawahi subbagian-subbagian sebagai berikut. 1. Sub bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan Subbagian ini mempunyai tugas untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data sebagai bahan penyusunan rencana strategis dan program kerja tahunan Dinas. Selain itu juga bertugas sebagai pelaksana/melaksanakan monitoring dan pengendalian, analisa dan evaluasi dan serta menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana strategis dan program kerja tahunan Dinas. 2. Subbagian Keuangan Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

9 3. Subbagian Umum dan Kepegawaian Subbagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas yang cukup banyak yaitu melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, penggandaan, administrasi perijinan, perjalanan dinas, rumah tangga, pengelolaan barang inventaris, pengaturan penggunaan kendaraan dinas dan perlengkapannya, hubungan masyarakat, sistem jaringan dokumentasi, informasi hukum, dan administrasi kepegawaian. c. Bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Dokumentasi Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pendaftaran dan pendataan serta dokumentasi dan pengelolaan data seperti melaksanakan kegiatan pendataan wajib dan obyek pajak daerah serta wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas, melaksanakan pengelolaan Dokumentasi wajib dan obyek pajak daerah serta wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas. Bidang Pendaftaran, Pandataan, dan Dokumentasi membawahi seksi seksi sebagai berikut. 1. Seksi Pendaftaran dan Pendataan Seksi ini mempunyai tugas melaksanakan pendaftaran, pendataan dan pemeriksaan di lapangan terhadap Wajib Pajak Daerah (WPD) dan Wajib Pajak Retribusi Daerah (WRD).

10 2. Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data Tugas dari Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data adalah menghimpun, mendokumentasi, menganalisa dan mengolah data Wajib Pajak Daerah dan Wajib Pajak Retribusi Daerah. d. Bidang Penetapan Bidang Penetapan bertugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang perhitungan dan penerbitan surat ketetapan. Seperti melaksanakan penetapan pajak dan retribusi daerah, melaksanakan perhitungan jumlah Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan jumlah ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang penagihannya dilimpahkan kepada daerah berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dan Daftar Himpunan Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan (DHKP PBB). Bidang Penetapan membawahi seksi-seksi sebagai berikut. 1. Seksi Perhitungan Kepala Seksi Perhitungan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perhitungan, meliputi perhitungan dan penetapan besarnya pajak dan retribusi daerah. Seksi Penerbitan 2. Surat Ketetapan Kepala Seksi Penerbitan Surat Ketetapan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan

11 teknis dibidang Penerbitan Surat Ketetapan, meliputi menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), dan surat-surat ketetapan pajak daerah dan retribusi daerah lainnya. e. Bidang Penagihan Bidang Penagihan mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan dibidang penagihan dan keberatan serta pengelolaan penerimaan sumber pendapatan lain sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Bidang Penagihan membawahi seksi-seksi sebagai berikut. 1. Seksi Penagihan dan Keberatan Tugas yang dipikul adalah melaksanakan penagihan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan sumber pendapatan lainnya serta melayani permohonan keberatan dan penyelesaiannya. 2. Seksi Pengelolaan Penerimaan Sumber Pendapatan Lain Seksi ini bertugas mengumpulkan data sumber-sumber penerimaan lain diluar pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. f. Bidang Anggaran Bidang Anggaran ini bertugas untuk membuat rencana anggaran penerimaan pajak, retribusi, dan rencana pembelanjaan keperluan instansi serta mengatur pengeluaran-pengeluaran dana yang telah

12 dianggarkan atau direncanakan. Bidang Anggaran terdiri dari dua seksi yang merupakan satu kesatuan tim kerja, yaitu sebagai berikut. 1. Seksi Anggaran I; 2. Seksi Anggaran II. g. Bidang Perbendaharaan Bidang Perbendaharaan memegang peranan sebagai pemegang dana dalam instansi, yang juga dibantu oleh dua kelompok seksi. 1. Seksi Perbendaharaan I; 2. Seksi Perbendaharaan II. h. Bidang Akuntansi Bidang ini mempunyai tugas sebagai pencatat segala bentuk kegiatan pendanaan, yang kemudian dibuat laporan sebagai pertanggung jawaban kepada Kepala Dinas. Bidang Akuntansi membawahi seksi-seksi sebagai berikut. 1. Seksi Akuntansi I; 2. Seksi Akuntansi II. i. Bidang Asset Bidang Asset bertugas untuk mencatat dan mengelola semua asset yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kota Surakarta. Bidang Asset membawahi seksi-seksi sebagai berikut. 1. Seksi Perencanaan Asset Seksi ini mempunyai tugas merencanakan dan mengembangkan semua asset yang dimiliki Pemerintah Daerah

13 Kota Surakarta sehingga dapat berguna bagi masyarakat dan pemerintah. 2. Seksi Pengelolaan Asset Seksi ini bertugas sebagai pelaksana rencana yang telah dibuat oleh Seksi Perencanaan Asset dan juga sebagai pengelola asset-asset tersebut j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) UPTD bertugas untuk memungut dan mengelola Pajak Retribusi Daerah Kota Surakarta. k. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok ini mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas pada Cabang Dinas di Kecamatan. Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi DPPKA menurut Peraturan Daerah 14 Tahun 2011 dapat dilihat dalam gambar berikut:

14 Sumber : DPPKA Kota Surakarta Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Surakarta 4. Visi dan Misi DPPKA a. Visi DPPKA Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah, pengelolaan keuangan dan aset daerah yang optimal, efektif, efisien, transparan serta akuntable, menuju kemandirian keuangan daerah guna mendukung pembangunan daerahmisi DPPKA b. Misi DPPKA adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan dan mengintensifkan pendapatan daerah secara optimal 2. Meningkatkan kelancaran dan ketertiban pengelolaan keuangan dan aset daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku

15 3. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang efektif efisien serta akuntable dengan memperhatikan azas kepatutan dan keadilan 4. Meningkatkan pemberdayaan aset daerah secara efektif dan efisien. B. Latar Belakang Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan saat ini, diperlukan strategi yang baik untuk menunjang pembangunan daerah. Diantaranya mengumpulkan segenap potensi dari sumber-sumber penerimaan daerah. Pendapatan Asli Daerah merupakan satu-satunya sumber yang benar-benar murni dikelola oleh pemerintah daerah, oleh karena itu keberhasilan daerah dalam menghadapi otonomi daerah dapat dilihat dari penerimaan dana dari sektor ini. Pelaksanaan otonomi daerah menimbulkan dampak ekonomi yang berbeda bagi setiap daerah. Kondisi ini berhubungan dengan faktor kemampuan keuangan setiap daerah yang selama ini mengandalkan pemerintah pusat sebagai sumber dana utamanya. Salah satu sumber pendapatan daerah yang penting dari sekian banyak sumber pendapatan asli daerah tersebut adalah pajak dan retribusi daerah, karena setiap tahunnya pajak dan retribusi daerah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar bagi penerimaan daerah. Demikian pula dengan Pemerintah Kota Surakarta, setiap tahunnya pajak dan retribusi daerah mampu memberikan kotribusi besar bagi pendapatan asli daerah Kota Surakarta. Salah satu jenis pajak dan retribusi yang dipungut oleh pemerintah Kota Surakarta adalah pajak parkir dan retribusi parkir.

16 Pajak parkir dan retribusi parkir merupakan sumber penerimaan yang potensial di Kota Surakarta. Kondisi ini diperlihatkan dengan makin meningkatnya pertumbuhan kendaraan pribadi dari tahun ke tahun. Tingginya tingkat kepemilikan kendaraan pribadi masayarakat Kota Surakarta membuka peluang pemasukan dana bagi pemerintah Kota Surakarta maupun masyarakat sendiri untuk membuka jasa fasilitas parkir, hal ini disebabkan karena kecenderungan masyarakat kota menggunakan kendaraan pribadi daripada sarana transportasi umum masih tinggi sehingga secara otomatis kebutuhan masyarakat akan lahan parkir akan sangat tinggi pula. Tingginya pertumbuhan kendaraan di Kota Surakarta membuka peluang yang sangat besar untuk meningkatkan penerimaan pajak parkir dan retribusi parkir. Namun dalam kenyataanya, tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor tersebut tidak sebanding dengan perolehan dari pajak parkir dan retribusi parkir. Padahal pajak parkir sangat berpotensi untuk menunjang PAD. Namun meski begitu, kontribusinya hanya kecil bagi PAD. Selain itu belum ada peningkatan realisasi penerimaan yang sebanding dengan peningkatan atau perluasan area parkir yang ada di Kota Surakarta. Dalam hal ini, Pemerintah Kota Surakarta khususnya Dinas terkait harus tegas dalam penerapan sistem pengelolaan Pajak Parkir dan Retribusi Parkir, sehingga dapat mengoptimalkan penerimaan dari sektor tersebut dan realisasinya memenuhi target yang diharapkan.

17 Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul PAJAK PARKIR DAN RETRIBUSI PARKIR DI KOTA SURAKARTA C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas agar lebih jalas mengenai pokok permasalahan, maka penulis menetapkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pemungutan Pajak Parkir dan Retribusi Parkir di Kota Surakarta? 2. Bagaimana realisasi penerimaan Pajak Parkir dan Retribusi Parkir, serta seberapa besar Rasio pertumbuhan penerimaan Pajak Parkir dan Retribusi Parkir di Kota Surakarta tahun 2013-2015? 3. Usaha apa saja yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta untuk meningkatkan penerimaan PAD khususnya dari sektor Pajak parkir dan retribusi parkir? D. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan termasuk penelitian pada dasarnya selalu mempunyai maksud dan tujuan yang dijadikan pedoman dan arahan. Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui proses pemungutan Pajak Parkir dan Retribusi Parkir di Kota Surakarta

18 2. Untuk mengetahui realisasi penerimaan Pajak Parkir dan Retribusi Parkir di Kota Surakarta serta untuk mengetahui Rasio pertumbuhan penerimaan Pajak parkir dan retribusi parkir di Kota Surakarta tahun 2013-2015. 3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta dalam meningkatkan penerimaan Pajak Parkir dan Retribusi Parkir di Kota Surakarta. E. Manfaat Penelitian Suatu penilitain akan lebih bernilai jika memberi manfaat bagi beberapa pihak. Adapun manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini adalah: a. Bagi penulis Bagi Penulis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana menerapkan ilmu yang diterima di bangku kuliah sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan yang berhubungan dengan pajak dan retribusi daerah, terutama pajak parkir dan retribusi parkir. b. Bagi objek penelitian Bagi Pemerintah Kota Surakarta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah Kota Surakarta dalam memaksimalkan penerimaan dan menentukan kebijakan dalam masalah pajak parkir dan retribusi parkir.

19 c. Bagi pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca sebagai bahan masukan untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang.