SELAYANG PANDANG PENYAKIT-PENYAKIT YANG DITULARKAN OLEH NYAMUK DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 24 Oleh : Akhmad Hasan Huda, SKM. MSi. PENDAHULUAN Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di Provinsi Jawa Timur masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan, seperti : Demam Berdarah Dengue, Malaria, Filariasis (kaki gajah), Chikungunya dan Encephalitis. Pada beberapa tahun terakhir, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk cenderung mengalami peningkatan jumlah kasus maupun kematiannya. Seperti akhir-akhir ini telah terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) penyakit Demam Berdarah Dengue secara nasional, termasuk juga di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur. Adapun yang menjadi faktor penyebab timbulnya masalah adalah karena semakin berkurangnya kepedulian masyarakat terhadap masalah kesehatan lingkungan yang merupakan tempat berkembangbiaknya nyamuk penular penyakit tersebut, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan jumlah kasus penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Terlebih sejak otonomi daerah dukungan finansial untuk pemberantasan penyakit yang ditularkan nyamuk semakin berkurang, karena prioritas pembangunan daerahdaerah ternyata lebih diarahkan kepada sektor lain. Adapun gambaran keadaan penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut : 1. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengaue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, yang ditandai demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, gelisah, nyeri ulu hati, disertai bintik perdarahan di kulit, kadang mimisan, muntah darah, bahklan dapat berakibat kematian. Jumlah kasus dan kematian Demam Berdarah Dengue di Jawa Timur selama 5 tahun terakhir menunjukkan angka yang fluktuatif, namun secara umum cenderung mengalami peningkatan (dapat dilihat grafik di bawah ini), pada tahun 21 dan 24 terjadi lonjakan kasus yang cukup drastis, yaitu tahun 21 sebanyak 8246 penderita (angka insiden : 23,5 per-1 ribu penduduk), dan tahun 24 (s/d Mei) sebanyak 718 penderita (angka insidens : 2,34 per-1 ribu penduduk). Sasaran penderita DBD juga merata, mengena pada semua kelompok umur baik anak-anak maupun orang dewasa, 1
baik masyarakat pedesaan maupun perkotaan, baik orang kaya maupun orang miskin, baik yang TREND JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN DBD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 1999 S/D 24 JUMLAH KASUS DBD 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1999 2 21 22 23 24 KASUS 3247 4224 8246 538 424 718 MATI 33 42 61 71 59 12 TAHUN 12 1 8 6 4 2 JUMLAH KEMATIAN DBD tinggal di perkampungan maupun di perumahan elite, semuanya bisa terkena Demam Berdarah. Penyebaran kasus DBD di Jawa Timur terdapat di 38 kabupaten/kota (semua kab/kota), dan juga menyebar di beberapa kecamatan atau desa yang ada di wilayah perkotaan maupun di pedesaan (lihat peta penyebaran di bawah ini). Hal ini disebabkan karena adanya vektor (nyamuk penular) DBD penyebarannya juga meluas, dengan demikian menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan/ kesehatan lingkungan agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk penular DBD masih rendah. 2. Malaria 2
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis Plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat, yang ditularkan oleh nyamuk genus Anopheles, juga penyakit ini dapat berakibat kematian. Pada saat ini nyamuk penular (vektor) malaria di Indonesia yang ditemukan sebanyak 19 spesies dari genus Anopheles, sedangkan di Jawa Timur ditemukan nyamuk Anopheles sebanyak 14 spesies, yang diduga sebagai vector penular malaria ada 4 spesies (yaitu An. sundaicus, An. subpictus, An. aconitus dan An. maculatus). Keadaan kasus Malaria di Jawa Timur sejak tahun 1996 sebenarnya sudah mulai ada peningkatan, terutama kasus penularan setempat (indigenous), hal ini dapat dilihat pada grafik kecenderungan kasus malaria (di bawah ini). Meskipun penyebaran kasus malaria tidak merata di semua daerah, namun di daerah-daerah endemis potensial seperti di sepanjang wilayah pantai selatan, di sekitar Gunung Lawu dan Gunung Wilis, di daerah kepulauan Sumenep dan sekitarnya cenderung mengalami peningkatan, terutama sejak tahun 1999 sampai sekarang terjadi peningkatan yang cukup drastis. Hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya masalah di atas adalah mobilitas penduduk dari dan ke daerah endemis malaria terutama di luar jawa yang meningkat adalah merupakan faktor utama meningkatnya kasus malaria di Jawa Timur, juga ditunjang masih adanya beberapa daerah reseptif (terdapat nyamuk penular malaria) yang dahulu merupakan daerah endemis malaria, saat ini kepadatan vektornya masih cukup tinggi, sehingga dengan adanya kasus malaria import dari luar jawa tersebut lama kelamaan menjadi daerah indigenous (penularan setempat). Kemampuan SDM (kuantitas dan kualitas) yang semakin tahun semakin berkurang dan dukungan dana opersional di daerah endemis malaria semakin tahun semakin mengecil, demikian juga kegiatan untuk mengadakan pencegahan dan penemuan penderita secara dini semakin berkurang. 3
TREND ANGKA KESAKITAN MALARIA (API DAN INDIGENOUS) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 1976 S/D 23 ANGKA KESAKITAN MALARIA (API %o) 1.2 1.8.6.4.2 API % INDG 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 PROPORSI INDIGENOUS (%) 1976 1977 1978 1979 198 1981 1982 1983 1994 1995 TAHUN KET : API (%o) = Angka kesakitan malaria per-1 pddk (Indg + Import + Relaps) % Indigenous = Proporsi malaria penularan setempat 1996 1997 1998 1999 2 21 22 23 3. Filariasis (penyakit kaki gajah) Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria, yang mengakibatkan gejala akut dan kronis (kaki membesar seperti kaki gajah) yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk, di Indonesia telah ditemukan sebanyak 27 jenis nyamuk dari genus Culex, Anopheles, Aedes dan Mansonia. Di Jawa Timur belum ditemukan jenis nyamuk yang menjadi vektor filariasis Keadaan kasus Filariasis di Jawa Timur telah dilaporkan sejak tahun 1931 di kabupaten Malang, kemudian tahun 1992 dilaporkan sebanyak 27 kasus terdapat di 7 kabupaten/kota, kemudian pada tahun 23 dilaporkan sebanyak 175 kasus yang menyebar di 32 Kabupaten/Kota (peta penyebaran, terlampir). Hal ini berarti di Jawa Timur kasus Filariasis semakin tahun jumlahnya semakin bertambah. Dan hal ini menunjukkan bahwa kasus penyakit kaki gajah di Jawa Timur semakin meluas dan menghawatirkan, karena penyakit ini dapat menurunkan produktifitas SDM dan juga menimbulkan kecacatan yang permanen (penderitaan berkepanjangan). 4
JUMLAHKASUS KASUS FILARIASIS KLINIS KRONIS DI PROPINSI JAWATIMURTAHUN1931, 1992 DAN23 18 16 14 12 1 8 6 4 2 1 27 174 1931 1992 23 TAHUN TH 1931 ditemukan 1 pend. Pos. W. banrofti tipe perko kotaan di Malang TH 1992 ditemukan Kasus Klinis Kronis 27 penderita TH 21 ditemukan Kasus Klinis Kronis 165 pend. 4. Chikungunya Chikungunya adalah penyakit menular sejenis demam disertai nyeri otot yang bersifat epidemik dan endemic yang disebabkan oleh Alvavirus yang ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk yaitu Ae. Aegypti, Aedes albopictus, Culex fatigans dan Mansonia sp.. Meski pun penyakit ini tidak mengakibatkan kematian, namun dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat di persendian tubuh bahkan seperti kelumpuhan dan dapat berlangsung selama 2 bulan. Kasus Chikungunya di beberapa Propinsi sebenarnya sudah ada beberapa tahun yang lalu, namun akhir-akhir ini kasus tersebut mengalami peningkatan dan penyebaran yang cukup drastis. Di Jawab Timur pada tahun 22 dilaporkan kasus sejumlah 257 yang menyebar di 3 Kabupaten/ Kota dan tahun 23 semakin meningkat yaitu sejumlah 151 kasus yang menyebar di 12 Kabupaten/ Kota. (lebih jelas data terlampir) Tabel dan Peta Penyebaran Kasus Chikungunya : File tersendiri 5. Encephalitis (radang otak) Salah satu jenis penyakit Encephalitis adalah Jepenese Encephalitis (JE). Encephalitis adalah suatu penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk genus Culex. Untuk Jepenese Encephalitis berdasarkan penelitian di Jakarta tahun 1981-5
1982 sebagai penularnya adalah nyamuk Culex tritaeniorhyncus. Yaitu sejenis nyamuk Culex yang berkembang di daerah sekitar kandang ternak babi, sapi dan di sekitar sawah/parit dll. Angka kesakitan Encephalitis di Jawa Timur berdasarkan laporan dari beberapa Rumah Sakit pada tahu 1994, 1995 dan 1996 menunnjukkan bahwa kasus Encephalitis cukup tinggi. Dan angka kematian penyakit ini cukup tinggi mencapai 5 % (data terlapir), bahkan merupakan penyakit penyebab kematian yang menduduki rangking tertinggi (pertama) bila dibandingkan dengan penyakit-penyakit yang menimbulkan kematian di Jawa Timur. TAHUN 1994 PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN DI RUMAH SAKIT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 1994 S/D 1996 No. PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN JUMLAH JUMLAH CFR KESAKITAN KEMATIAN (%) 1Encepahlitis 262 126 48.9 2Meningitis 384 174 45.31 3Intra Cerebral Haemorragia 18 453 44.94 4Schock 362 149 41.16 5Septicemia 1277 518 4.56 6Penyakit susunan syaraf lain 63 216 35.82 7Cerebro vasculair accident 1952 684 35.4 8Infark myocard acute 356 18 3.34 9Serosis hepatitis 2497 655 26.23 1Aspiksia 2176 568 26.1 TAHUN 1995 1Encepahlitis 278 14 5.36 2Intra Cerebral Haemorragia 997 449 45.4 3Cerebro vasculair accident 1892 85 44.93 4Schock 42 175 43.53 5Meningitis 374 159 42.51 6Serosis hepatitis 2556 12 39.2 7Penyakit susunan syaraf lain 63 216 35.82 8Aspiksia 2176 753 34.6 9Infark myocard acute 356 18 3.34 1Septicemia 127 35 29. TAHUN 1996 1Intra Cerebral Haemorragia 875 494 56.46 2Encepahlitis 57 23 4.35 3Meningitis 699 27 38.63 4Penyakit susunan syaraf lain 41 123 3.67 5Septicemia 1596 436 27.32 6Cerebro vasculair accident 2463 598 24.28 7Tetanus 976 231 23.67 8BBLR 1667 382 22.92 9Decompasatio cordis 1133 248 21.89 1Infark myocard acute 628 132 21.2 6