Perbedaan Lama Rawat Inap Balita Diare Akut dengan Probiotik dan Tanpa Probiotik

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Lidya K S Arung, 2015 Pembimbing Utama : Dani, dr., M.Kes. Pembimbing Pendamping: Dr. Philips Onggowidjaja, S.Si.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu

PROFIL PENDERITA INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT PADA ANAK DI RSUP. H. ADAM MALIK TAHUN 2012

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan.

PERBANDINGAN LAMA RAWAT INAP ANTARA PASIEN FRAKTUR TERBUKA GRADE III DALAM FASE GOLDEN PERIOD DENGAN OVER GOLDEN PERIOD SKRIPSI

ABSTRAK. Diah Arumsari Sanrisa Putri, Pembimbing I : Frecillia Regina, dr., Sp.A., IBCLC Pembimbing II : Djaja Rusmana, dr., M.

BAB I PENDAHULUAN. bawah 5 tahun tapi ada beberapa daerah dengan episode 6-8 kali/tahun/anak. 1 Hasil

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak terutama balita

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

RASIONALITAS PERESEPAN OBAT DIARE PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS CURUG TAHUN 2015

ABSTRAK PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB VI PEMBAHASAN. Populasi penelitian terdiri dari anak usia 6-24 bulan. Penelitian ini

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Salah satu dari tujuan Millenium Development. Goal(MDGs) adalah menurunkan angka kematian balita

Yusri Dianne Jurnalis, Yorva Sayoeti, Sari Dewi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unand/RS. DR. M. Djamil

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

SKRIPSI. Oleh : Ratna Murti Ariyani

PERBEDAAN SATURASI OKSIGEN AWAL MASUK TERHADAP LUARAN PNEUMONIA PADA ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB VI PEMBAHASAN. Banyak faktor dapat mempengaruhi terjadinya diare berulang pasca

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

PERBEDAAN LAMA RAWAT INAP PASIEN DENGAN DAN TANPA KOMORBID INFEKSI SALURAN KEMIH Studi pada Pasien Rawat Inap di RSUP Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitas dari penyakit diare masih tergolong tinggi. Secara global, tahunnya, dan diare setiap tahunnya diare membunuh sekitar

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

PERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

ABSTRAK GAMBARAN DISTRIBUSI PENDERITA TONSILEKTOMI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. komplikasi utama dehidrasi, menyebabkan 5 10 juta kematian setiap tahun. Di

Oleh: Esti Widiasari S

Kata Kunci: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Dengue Shock Syndrome (DSS), morbiditas, mortalitas. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI RSUD SUKOHARJO

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI JUNI 2012

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA DIARE AKUT PEDIATRI

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

Profil Penderita Diare Anak Di Puskesmas Rawat Inap Pekanbaru

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT DIARE PADA PASIEN BALITA DI INSTALASI RAWAT INAP RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015 ARTIKEL.

Diare merupakan salah satu penyakit saluran

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

ARTIKEL ILMIAH. Analisis Deskriptif Angka Kematian Balita di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2012

BAB I LATAR BELAKANG. bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Penyebab utama kematian diare

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA N UMUR 19 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DAN DIARE CAIR AKUT DI RSUD SUKOHARJO

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG TAHUN 2014

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

Tarigan A, Umiana S, Pane M Faculty of Medicine Lampung Univesity. Keywords: Bandar Lampung, puskesmas, therapy of diarrhea

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat

NOVICA ARIYANTI PUTRI

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011

ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006

KARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER

BAB I PENDAHULUAN. sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya. Di Amerika Serikat, ada juta

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Neonatus (AKN) di Indonesia mencapai 19 per 1.000

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

Transkripsi:

78 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2011 Perbedaan Lama Rawat Inap Balita Diare Akut dengan Probiotik dan Tanpa Probiotik Studi analitik di RSUD Kota Semarang Periode Januari Desember 2007 The Length of Stay Difference between Under 5 Years Patient with Acute Diarrhoea Treated With and Without Probiotic An Analytical Study in RSUD Kota Semarang during the Period January to December 2007 F. Riandari 1, Sri Priyantini M 2* ABSTRACT Background: Diarrhoea is still public health problem and often cause outbreak with various morbidity and mortality. The long onset of acute diarrhoea causes the length of stay that affect the cost. So proper management is needed to shorten inpatient length of stay. Probiotic can make the convalescence of children with acute diarrhoea faster. The aim of the study is to know the lenght of stay difference between underfive year old children with acute diarrhoea treated with and without probiotic. Design and Methods: The study was an analitical study with case control design. Study Sample were all inpatient 6-24 month old children with acute diarrhoea in Kota semarang Hospital since January December 2007. Data were obtained from medical record in pediatric unit. Data analysis with stastitical test of Mann Whitney. Results: Of 130 samples, the lenght of stay average of < 5 years old children with acute diarrhoea with probiotik was 3,42 days compare 4,03 days children acute diarrhoea without probiotik. It is concluded that there was a significantly difference between two groups acute diarrhoea with probiotik and without probiotik. Conclusion: There was a significant difference between the length of stay for the patients with acute diarrhea with and without probiotic treatment. Mean of the length of stay for under 5 years old baby with and without probiotic were 3.42 days and 4.03 days respectively (Sains Medika, 3(1):78-83). Key words: lenght of stay, acute diarrhoea, probiotic. ABSTRAK Latar belakang: Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) di daerah dengan angka morbiditas dan mortalitas bervariasi. Lama diare akut menentukan lama rawat inap yang berdampak pada biaya perawatan, sehingga diperlukan penatalaksanaan yang tepat untuk mempersingkat lama rawat inap. Pemberian probiotik dapat mempercepat penyembuhan diare akut pada anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan lama rawat inap diare akut balita diare akut yang memperoleh probiotik dengan yang tidak memperoleh probiotik. Metode: Penelitian analitik observasional dengan pendekatan Case Control. Sampel penelitian ini adalah semua anak balita usia 6-24 bulan yang menderita diare akut dan dirawat di RSUD Kota Semarang selama periode 1 Januari-31 Desember 2007, yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data diperoleh dari rekam medis rawat inap bagian penyakit anak. Dilanjutkan analisa data dengan uji Mann Whitney. Hasil: Dari 130 sampel yang memenuhi kriteria diperoleh rerata lama rawat inap balita diare akut dengan probiotik adalah 3,42 hari sedangkan rerata lama rawat inap balita diare akut tanpa probiotik sebesar 4,03 hari. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan lama rawat inap balita diare akut dengan probiotik dan tanpa probiotik. Kesimpulan: Lama rawat inap pada pasien dengan diare akut yang memperoleh terapi probiotik berbeda secara bermakna dengan lama rawat inap pada pasien dengan diare akut yang tidak memperoleh terapi probiotik. Rerata lama rawat inap pasien balita diare akut yang memperoleh terapi probiotik sebesar 3,42 hari, sedangkan kelompok tanpa pemberian probiotik sebesar 4,03 hari (Sains Medika, 3(1):78-83). Kata kunci: Lama rawat inap, diare akut, probiotik 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) 2 Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) * Email: sripriyantini@gmail.com

Efek Probiotik Terhadap Diare Pada Balita 79 PENDAHULUAN Kasus diare pada balita di puskesmas di Jawa Tengah sebanyak 191.107 atau 45,4% dari semua penderita diare (Dinkes Jateng, 2003). Kota Semarang menunjukkan angka serupa yaitu 43,33% (Wuryanto, 2006). Kelompok umur yang paling rawan terkena diare adalah 2-3 tahun, meskipun banyak juga dilaporkan penderita usia 6 bulan 12 bulan (Hiswani, 2003). Penelitian dilakukan untuk menurunkan kasus diare termasuk upaya menurunkan lama sakit atau mempersingkat lama rawat inap salah satunya dengan pemberian probiotik. Probiotik diyakini memperpendek perjalanan diare pada bayi dan anak oleh bakteri atau virus dengan cara : 1) menurunkan ph usus melalui stimulasi bakteri penghasil asam laktat, 2) efek antagonis langsung terhadap patogen, 3) kompetisi perlekatan pada reseptor bakteri patogen oleh bakteri probiotik atau prebiotik, 4) memperbaiki fungsi imun dan stimulasi sel imunomodulator, 5) kompetisi nutrien dan faktor pertumbuhan (Sudarmo, 2003). Pemberian Lactobacillus casei strain GG dapat mempercepat penyembuhan diare akut pada anak, sehingga dapat mempercepat lama rawat inap (Rohim dan Soebijanto, 2002). Fajhri dan Nisa (2002) telah meneliti pengaruh pemberian Lactobacillus terhadap diare akut, melaporkan bahwa pemberian suplementasi Lactobacillus terhadap penderita diare dapat bermanfaat dalam mempersingkat lama diare dan mengurangi frekuensi diare. Namun, sampai saat ini probiotik belum menjadi protab wajib sebagai terapi diare akut. Semakin lama penyembuhan diare akut maka semakin besar biaya perawatan dan risiko komplikasi dehidrasi dan gangguan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan lama rawat inap balita diare akut dengan probiotik dan tanpa probiotik di RSUD Kota Semarang, untuk mengetahui sejauh mana peran probiotik sebagai suplemen dalam memperrsingkat penyembuhan diare akut. METODE PENELITIAN Penelitian analitik observasional rancangan case control dengan melihat data rekam medis pasien anak dengan diare akut di RSUD Kota Semarang periode 1 Januari 2007-31 Desember 2007.

80 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2011 Populasi terjangkau semua anak diare akut yang rawat inap di RSUD Kota Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Definisi diare akut adalah berak frekuensi > 3 kali per hari, feses cair atau bentuk cair, tanpa lendir dan darah, dan dinyatakan dalam catatan medik sebagai penderita diare akut usia 6 bulan sampai 2 tahun, tanpa atau disertai dehidrasi ringan, sedang, atau ringan-sedang. Kriteria eksklusi antaralain diare akut disertai penyakit penyerta lain, seperti infeksi saluran nafas, infeksi susunan saraf pusat, infeksi saluran kemih, infeksi sistemik (sepsis, campak), kurang gizi, penyakit jantung dan penyakit ginjal. Lama rawat inap diare akut adalah rata-rata waktu yang diperlukan pasien mulai dari masuk rumah sakit sampai keluar rumah sakit dan dinyatakan sembuh dari diare akut, dihitung dalam hari. Pengambilan sampel secara random sederhana dengan perkiraan besar sampel bila proporsi p1 = p2 dengan tingkat kemaknaan Zα = 1,960, Q = 1-P, dan P 2 = 0,15, OR= 2, diperoleh sampel minimal 65 untuk kelompok kontrol dan 65 untuk kelompok kasus. Analisis data menggunakan komputer dengan program SPSS dengan menggunakan uji Mann-Whitney. HASIL PENELITIAN Selama periode 1 Januari 2007-31 Desember 2007 terdapat 546 anak balita yang menderita diare dan tercatat dalam rekam medis di RSUD Kota Semarang. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan, diperoleh jumlah sampel sebanyak 130 anak balita yang menderita diare akut usia 6 bulan sampai dengan 2 tahun yang menjalani rawat inap. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu 65 anak dengan probiotik dan 65 anak tanpa probiotik. Karakteristik pasien diare akut yang dirawat Di RSUD Kodya Semarang dapat dilihat pada Tabel 1. Rerata lama rawat inap pasien yang memperoleh terapi probiotik dan nonprobiotik disajikan pada Tabel 2.

Efek Probiotik Terhadap Diare Pada Balita 81 Tabel 1. Tabel 2. Distribusi pasien diare akut menurut umur, lama rawat inap, dan riwayat frekuensi pengeluaran tinja pada kelompok probiotik dan non probiotik Karakteristik Probiotik Non Probiotik Usia 6-12 bln 46 42 > 12 bln-18 bln 10 13 > 18bln-24bln 9 10 Lama rawat 1-2hari 18 6 3-4 hari 39 39 5 hari atau > 8 20 Frekuensi diare perhari sangatsering( >10 ) 1 0 sering( 6-10 ) 19 19 jarang(5 atau kurang) 45 46 Rerata lama rawat inap balita diare akut dengan probiotik dan tanpa probiotik Kelompok Jumlah pasien (balita) Lama Inap (hari) Probiotik 65 3,42 ± 1,014 Nonprobiotik 65 4,03 ± 1,060 Balita dengan diare akut yang mendapatkan terapi probiotik memiliki lama rawat inap yang lebih pendek dibandingkan dengan balita dengan diare akut yang tidak memperoleh terapi probiotik (Gambar 1). Data lama rawat inap pada kedua kelompok terapi menunjukkan distribusi yang tidak normal. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara lama rawat inap pasien diare akut dengan terapi probiotik dan lama rawat inap pasien diare akut dengan terapi nonprobiotik (p< 0,05). Grafik Lama Rawat Inap dan Terapi yang Diberikan Frekuensi Balita Diare Akut 30 25 20 15 10 5 0 26 22 22 13 14 14 5 6 6 2 1 2 3 4 5 Lama Rawat Inap probiotik nonprobiotik Gambar 1. Hubungan antara lama rawat inap dan frekuensi balita yang menderita diare akut pada terapi probiotik dan non probiotik

82 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2011 PEMBAHASAN Pemberian terapi probiotik berpengaruh terhadap lama waktu rawat inap, hal ini ditunjukkan dengan rerata lama rawat inap balita dengan diare akut yang memperoleh terapi probiotik lebih pendek daripada rerata lama rawat inap balita dengan diare akut yang memperoleh terapi nonprobiotik. Hasil penelitian ini sejalan dengan Firmansyah (2001) bahwa probiotik merupakan kuman yang berasal dari usus manusia, yang bila dikonsumsi per oral akan menimbulkan dampak positif bagi tubuh. Probiotik bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit saluran cerna, termasuk diare infeksi, diare akibat antibiotik, traveller s diarrhea dan intoleransi laktosa. Mekanisme probiotik dalam memperpendek perjalanan diare pada bayi dan anak oleh bakteri atau virus yang diberikan probiotik adalah melalui cara: 1) menurunkan ph usus melalui stimulasi bakteri penghasil asam laktat, 2) efek antagonis langsung terhadap patogen, 3) kompetisi perlekatan pada reseptor bakteri patogen oleh bakteri probiotik atau prebiotik, 4) memperbaiki fungsi imun dan stimulasi sel imunomodulator (Guarner et al., 2008). Fajri dan Nisa (2002) melaporkan bahwa pemberian suplementasi Lactobacillus terhadap penderita diare dapat bermanfaat dalam mempersingkat lama diare dan mengurangi frekuensi diare. Penelitian ini mempunyai manfaat bagi pengembangan pengetahuan bahwa terapi probiotik dapat digunakan sebagai terapi pada diare akut, selain itu juga dapat memberikan informasi pada masyarakat bahwa pemberian terapi probiotik bermanfaat dalam melindungi saluran cerna, meningkatkan fungsi barrier saluran cerna, merangsang daya tahan mukosa dan sistemik, mempercepat waktu penyembuhan diare. Penelitian ini masih mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain belum memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi lama rawat inap balita dengan diare akut, misalnya faktor status gizi, pemberian ASI, faktor kekebalan tubuh, serta belum membedakan efek probiotik berdasarkan jenis, jumlah, dan komposisi bakteri probiotik yang diberikan. Penelitian dengan pendekatan case control ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya penelitian dilakukan dengan pendekatan retrospektif dan membutuhkan waktu yang cepat, namun validasi mengenai informasi terkadang sukar diperoleh.

Efek Probiotik Terhadap Diare Pada Balita 83 KESIMPULAN Lama rawat inap pada pasien dengan diare akut yang memperoleh terapi probiotik berbeda secara bermakna dengan lama rawat inap pada pasien dengan diare akut yang tidak memperoleh terapi probiotik. Rerata lama rawat inap pasien balita diare akut yang memperoleh terapi probiotik sebesar 3,42 hari, sedangkan kelompok tanpa pemberian probiotik sebesar 4,03 hari. SARAN Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan efek probiotik berdasarkan jenis, jumlah, dan komposisi bakteri probiotik yang diberikan dengan mempertimbangkan status gizi, kekebalan tubuh dan faktor pemberian ASI. DAFTAR PUSTAKA Dinkes Jateng., 2003. Profil Kesehatan Jateng, Semarang http://www.jawatengah.go.id/ dinkes/new/profile 2003/bab4.htm, Dikutip tgl 07.02.2008. Firmansyah, A., 2001, Terapi Probiotik dan Prebiotik pada Penyakit Saluran Cerna Anak, Sari Pediatri FKUI, Jakarta, 210-214. Fajri, Nisa, T.A., 2002, Pengaruh Pemberian Lactobacillus terhadap Lama dan Frekuensi Diare pada Penderita Diare Akut di Instalasi RawatInap Anak RSMH Palembang, Palembang, http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2002- fajri2c897-lactobacil, Dikutip tgl 28.02.2008. Guarner F et al., 2008. Probiotics and Prebiotics, World Gastreoenterology Organisation Practice Guideline, May, 11-13. Hiswani., 2003. Diare Merupakan Salah Satu Masalah Kesehatan Masyarakat yang Kejadiannya Sangat Erat dengan Keadaan Sanitasi Lingkungan, USU, Medan. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-hiswani7.pdf, dikutip tgl 12.06.2008. Rohim, A., Soebijanto, M.S., 2002, Probiotik dan Flora Normal Usus, Salemba Medika, Jakarta, 93-96. Sudarmo, S.M., 2003. Peranan Probiotik dan Prebiotik dalam Upaya Pencegahan dan Pengobatan Diare pada Anak. Kongres Nasional Gastroenterologi Anak, BKGAI, Yogyakarta. Wuryanto., 2006, Hubungan Kualitas Bakteriologis Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang. http://www.lemlit.undip.ac.id/ index.php?option=com_jombib&itemid=135, Dikutip tgl 11.02.2008.