BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. kesehatan yang optimal, maka diperlukan kemauan dan kemampuan akan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. patah tulang adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA. KASUS DROP HAND SINISTRA e.c LESI NERVUS RADIALIS. di RSUP Dr.SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat progresif, dimana keilmuan khususnya dibidang kesehatan akan

DEWI TRI MAULITA J

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pergelangan tangan dan jari-jari tangan merupakan kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan pembangunan disegala

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modern ini banyak masyarakat menggunakan alat transportasi

BAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyusun menggunakan VDS, goniometer, dan interview. untukmenentukanhasil data yaitu sebagai berikut :

DEXTRA e.c LESI ILMIAH PUBLIKASI J

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang umumnya terjadi pada daerah siku (Setiawan, 2011). digunakan dalam permainan tenis dalam melakukan service, overhead

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. merupakan anggota gerak yang sering digunakan dalam aktifitas sehari-hari,

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASKA OPERASI FRAKTUR OLECRANON DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

MAKALAH WRIST DROP. Disusun Oleh : BINARTHA UTAMI Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. bagian bawah adalah tungkai. Dan lutut merupakan salah satu sendi utama

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

Di susun oleh : ARFIAN EKA NUGRAHA J

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

BAB I PENDAHULUAN. untuk seluruh masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promotive),

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA BELLS PALSY DEXTRA DI RSAL. DR.RAMELAN SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan definisi fisioterapi yaitu suatu upaya kesehatan professional yang. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST OPERASIFRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL DEXTRA DI RST. Dr.SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Plexus Brachialis Injury adalah salah satu plexus saraf somatik yang

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. olahraga dan rumah tangga. Trauma muskuloskeletal biasanya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NEUROPATI RADIALIS. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. motorik maupun sensoris. Di Amerika sekitar 8000 kasus spinal cord injury (SCI)

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LESI NERVUS RADIALIS SINISTRA. di RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSAL RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan optimal merupakan suatu keadaan sejahtera untuk raga, jiwa serta sosial yang memungkinkan individu hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Untuk melaksanakan pembangunan serta mencapai derajat kesehatan yang optimal tersebut, maka diperlukan suatu pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelaksanaan kesehatan yang bermutu yang dimaksudkan disini adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta diselenggarakan sesuai standar dan etika pelayanan profesi. Salah satu penyelenggaraan kesehatan tersebut adalah Fisioterapi. Untuk mencapai hasil yang lebih optimal Fisioterapi harus bekerjasama dengan tim medis yang lain dalam mewujudkan derajat kesehatan optimal. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peralatan fisik (elektroterapi dan mekanis), pelatihan pungsi dan komunikasi. 1

2 Peran fisioterapi memberikan layanan kepada individu atau kelompok individu untuk memperbaiki, mengembangkan, dan memelihara gerak dan kemampuan fungsi yang maksimal selama perjalanan kehidupan individu atau kelompok tersebut. Layanan fisioterapi diberikan dimana individu atau kelompok individu mengalami gangguan gerak dan fungsi pada proses pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit. Gerak dan fungsi yang sehat dan maksimal adalah inti dari hidup sehat (Hargiani, 2001). A. Latar Belakang Wrist drop merupakan salah satu jenis dari neuropati radialis, yaitu suatu kelainan fungsional dan struktural pada saraf radialis, kelainan yang dihubungkan dengan adanya bukti klinis, elektrografis, dan morfologis yang menunjukkan terkenannya saraf tersebut atau jaringan penunjangnya (WHO, 1980) Pada umumnya wrist drop disebabkan oleh trauma, baik karena trauma atau penekanan langsung pada saraf radialis atau dapat juga akibat dislokasi atau fraktur pada lengan atas maupun lengan bawah bagian proksimal (Japardi, 2002) Menurut Pollock dan Davis dalam literatur yang berasal dari catatan perang. Sebanyak 1020 kasus cidera saraf perifer, yang meliputi 165 kasus cidera saraf radialis, 160 kasus ichiadicus, 136 ulnaris, 120 peroneus, 93 medianus, 71 pleksus brachialis, dan 50 lesi campuran antara saraf medianus dan ulnaris. Sedangkan dari data yang tercatat di BPRSUD Salatiga pada tahun 2010 ada sebanyak 325 pasien yang mengalami fraktur, sebanyak 50 pasien yang

3 mengalami fraktur pada antebracii dan 3 orang yang mengalami fraktur dengan kondisi wrist drop. Pada trauma saraf tepi, maka axon-axon lower motor neuron yang mengalami cidera, oleh karena itu paralisenya bersifat flaccid, jika terjadi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi atrofi pada semua otot-otot yang mendapat innervasi dari saraf-saraf yang letaknya di sebelah distal dari letak lesi. Di samping terjadi paralise, atrofi, dan hilangnya indra rasa, terjadi pula secara jelas adanya perubahan-perubahan autonomik tertentu pada daerah yang sarafnya mengalami trauma tersebut. Perubahan-perubahan tersebut berupa kulit yang tipis menjadi halus, dan tampak pucak atau bercak-bercak, tak berkeringat, sedang kuku-kuku jari tangan atau kaki terkena tampak mengalami perubahan wujud dan rapuh. Walaupun begitu, penting untuk diingat, bahwa pada fase akut trauma, tanda-tanda positif yang ditemukan dapat terbatas hanya berupa hilangnya kekuatan otot sadar dan hilangnya persepsi terhadap rangsang sensorik saja. Pada kehidupan sehari-hari, maka jenis trauma saraf tepi yang paling umum dijumpai adalah kerusakan nervus radialis, kerusakan nervus ulnaris, kerusakan peroneus communis, kerusakan nervus ichiadicus, kerusakan nervus medianus, dan kerusakan plexus brachialis. Gangguan dalam fungsi motorik akibat parese nervus radialis lebih menimbulkan kecacatan dari pada parese nervus medianus atau nervus ulnaris (Japardi, 2002). Problematika yang muncul jika nervus radialis mengalami cidera pada daerah lengan sehingga menyebabkan wrist drop, maka akan dijumpai paralise musculus supinator, musculus brachioradialis, musculo extensor carpi radialis,

4 dan ulnaris, serta musculus extensor longus pada ibu jari, dan jari lainnya. Di sini timbul deformitas yang disebut wrist drop di mana si penderita tidak mampu melakukan ekstensi pergelangan tangan melawan gravitasi. Pasien tidak mampu melakukan ekstensi phalanx distal atau proximal ibu jari, sedangkan metacarpal I tidak dapat diabduksikan pada bidang telapak tangannya. Pasien tidak dapat melakukan ekstensi phalanx proximal ibu jari-jarinya pada metacarpal. Walaupun begitu, pasien dapat melakukan ekstensi articulatoneus interphalangeal, karena gerakan ini dilakukan oleh aktifitas musculi interossi dan lumbricales (nervus ulnaris dan medianus). Pada bagian dorsum manus dan lengan bawah, dijumpai daerah anasthesi. Daerah autonom di mana sama sekali tidak ada indera rasa, yang selalu di dapat pada cidera nervus radialis adalah daerah trianguler dorsum manus pada gelambir tangan (web space) yang membentang antara ibu jari telunjuk. (Dunphy, 1980) Tindakan medis yang diberikan pada kasus wrist drop dinilai dari 2 jenis yaitu tindakan secara causatif dan symptomatis. Pada tindakan causatif yaitu berupa tindakan operasi pada nervus radialis yang mengalami cidera langsung. Transplantasi otot otot yang diinervasi pernah dilakukan pada tahun 1997 oleh Deiler di Universitas Muenchen Jerman. Deiler mengungkapkan bahwasanya 4 pasien dengan kondisi wrist drop yang diakibatkan fraktur radius mengalami perubahan yang lebih baik setelah dilakukan transplantasi fleksor digitorum superficialis tendons dari middle dan ring fingers ke tendons extensor carpi radialis longus dan brevis ditambah flexor carpi ulnaris dan palmaris longus. Pada tindakan yang bersifat symptomatis maka peran tenaga medis rehabilitasi medik

5 sangat berperan dalam kasus wrist drop. Tindakan fisioterapi berupa exercise dan modalitas sumber fisis dapat membantu mengurangi akibat dari wrist drop. Dan penggunaan cook splint untuk memfiksasi agar tangan tidak selalu dalam kondisi drop. Pada kasus ini intervensi yang diberikan adalah infra merah dan terapi latihan. Tujuan dari infra merah adalah dengan efek vasodilatasi pada pembuluh darah maka metabolisme yang ada pada jaringan yang disinari infra merah akan menjadi lancar. Terapi latihan disini tujuannya adalah sebagai untuk memelihara kekuatan otot dan LGS pada wrist. Tidak dilakukannya electrical stimulation pada kondisi wrist drop ini dikarenakan masih dalam masa 1 minggu pasca operasi removel of inplant pada lengan bawah. Sehingga apabila diberikan electrical stimulation maka akan menghambat regenerasi sel sel schawan pada nervus radialis yang mengalami trauma. Akibat dari terjadinya wrist drop adalah adanya gangguan berupa impairment, functional limiatation, dan disability. Impairment berupa adanya nyeri pasca incisi, penurunan kekuatan otot tangan kanan, penurunan Lingkup Gerak Sendi wrist, dan penurunan kemampuan sensoris lengan dan telapak tangan kanan. Functional limitation seperti menyisir, mandi, berpakaian, dan mengambil benda di suatu tempat. Disablity berupa ketidakmampuan pasien menjalankan aktifitas sesuai perannya dan melakukan hobinya. Fisioterapi sebagai salah satu profesi yang bertanggung jawab atas gerak dan fungsi dapat berperan pada kondisi di atas. Dengan modalitas fisioterapi berupa Infra Red (IR) dan terapi latihan dapat mengurangi nyeri, meningkatkan

6 kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi, meningkatkan kemampuan sensoris, dan meningkatkan kemampuan fungsional pasien. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan pada kondisi Wrist Drop ini, maka penulis dapat merumuskan masalah adalah: 1. Bagaimana Terapi Latihan dan Infra Red dapat mengurangi nyeri lengan bawah dextra pada kondisi wrist drop? 2. Bagaimana Terapi Latihan dan Infra Red dapat meningkatkan kemampuan sensoris lengan bawah pada kondisi wrist drop? 3. Bagaimana Terapi Latihan dapat meningkatkan kekuatan otot lengan bawah dextra pada kondisi wrist drop? 4. Bagaimana Terapi Latihan dapat meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) lengan bawah dextra pada kondisi wrist drop? 5. Bagaimana Infra Red dan Terapi Latihan dapat meningkatkan aktivitas fungsional? C. Tujuan Adapun tujuan penulis menyusun karya ilmiah ini adalah : 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui fungsi IR dan Terapi Latihan dalam peningkatan kemampuan fungsional.

7 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh Infra Red dan Terapi Latihan dalam mengurangi nyeri pada lengan bawah dextra akibat wrist drop b. Untuk mengetahui bagaimana Terapi Latihan dan Infra Red dalam meningkatkan kemampuan sensoris lengan bawah dextra pada kondisi wrist drop c. Untuk mengetahui bagaimana Terapi Latihan dalam meningkatkan kekuatan otot pada kondisi wrist drop. d. Untuk mengetahui bagaimana Terapi Latihan dalam meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) lengan bawah dextra akibat wrist drop. e. Untuk mengetahui pengaruh Infra Red dan Terapi Latihan dalam meningkatkan kemampuan aktifitas fungsional pasien. D. Manfaat Manfaat penulisan yang ingin dicapai penulis pada kondisi wrist drop dextra oleh karena lesi saraf radialis adalah sebagai berikut : 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui langkah yang tepat dalam menentukan tindakan fisioterapi kepada pasien dengan kasus wrist drop.

8 2. Bagi Institusi pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk institusi sebagai wahana pembelajaran dan penelitian lebih lanjut kepada pasien dengan kasus wrist drop. 3. Bagi Penulis Memperdalam dan memperluas wawasan mengenai hal hal yang berhubungan dengan penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi wrist drop oleh karena lesi saraf radialis.