BAB III LANDASAN TEORI. ke dalam kelas local search. Tabu search memperbaiki performansi local search

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. Landasan Teori

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

BAB III LANDASAN TEORI. sistem secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu: tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya.

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III. Landasan Teori

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur sistem

BAB III LANDASAN TEORI. secara prosedur dan pendekatan secara komponen, Herlambang dan Haryanto

BAB II LANDASAN TEORI. sarana pelayanan kesehatan (Sjamsuhidajat & Alwy, 2006).

BAB III LANDASAN TEORI. membahas tentang ilmu yang terkait dalam permasalahan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Biro Administrasi Kemasyarakatan Setda Prov. Jatim

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1).

BAB III LANDASAN TEORI. prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan web browser, Menurut simamarta (2010), Aplikasi web adalah

BAB III LANDASAN TEORI. yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah.

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. yang dibuat untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu (khusus).

BAB III LANDASAN TEORI. mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

BAB III PERANCANGAN SISTEM Pengertian, Tujuan dan Tugas Pokok Perpustakaan. informasi yang diatur menurut sistem dan aturan yang baku, dan

BAB III LANDASAN TEORI. instruksi (instruction) atua pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa

BAB III 3 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. siswa, guru, administrasi akademik, dan data atribut lainya. Sistem informasi ini

BAB II LANDASAN TEORI. koperasi akan berinteraksi dengan masyarakat bisnis. Undang-undang dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan.

BAB III LANDASAN TEORI. beberapa pengertian tentang ilmu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. adalah suatu tindakan mengelola hubungan antar manusia dengan hubungan tugas

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai

BAB III LANDASAN TEORI. bagan alir dokumen. Data Flow Diagram, sistem basis data, sistem informasi

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sekolah. Sekolah adalah tempat dimana pendidikan diberikan. Juga dapat diartikan

BAB III LANDASAN TEORI. perancangan sistem, dan bagan alir dokumen. Data Flow Diagram, sistem basis

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Riyanto, Bambang (1995) dalam buku Dasar-dasar Pembelian. yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Kendall dan Kendall (2003:7), analisis dan perancangan sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM. membahas tentang ilmu yang terkait dalam permasalahan tersebut.

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Menganalisis sistem merupakan tahapan dalam menganalisis kebutuhankebutuhan

BAB II LANDASAN TEORI

STIKOM SURABAYA BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Penjualan. Penjualan merupakan suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui

BAB III LANDASAN TEORI. waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan

BAB III LANDASAN TEORI. landasan teori yang digunakan sebagai berikut: dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

BAB III LANDASAN TEORI. menyediakan fasilitas helpdesk bagi pelanggan mereka lewat layanan tollfree,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. perusahaan secara efektif yang terdiri dari input, proses dan menghasilkan output

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hartono, 1999). Suatu sistem

Konsep Dasar Basis Data

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, M.Kom

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. dengan istilah web adalah sebuah sistem terhubung dari hypertext document yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. adapun beberapa definisi gaji seperti berikut ini:

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

BAB III LANDASAN TEORI. membeli. Untuk mewujudkan kepuasan konsumen maka perusahaan harus

BAB II LANDASAN TEORI

PE P NGE N NAL NA AN AN K ONS K E ONS P P D A D S A A S R A BAS A I S S D S A D T A A T ( A R ( ev e i v ew) e Dr. Karmilasari

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS

BAB III LANDASAN TEORI

PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS

PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS

BAB III LANDASAN TEORI. untuk memyelesaikan suatu sasaran tertentu. Menurut Hartono (1998), Informasi

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB III LANDASAN TEORI. Pengertian produksi menurut Sofyan Assauri(1980:7), definisi produksi

SISTEM BASIS DATA 1. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB III LANDASAN TEORI. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Werther dan Davis dalam Taliziduhu Ndraha (1997 : 9) Sumber

BAB II LANDASAN TEORI. data diolah lebih berdaya guna secara optimal.

BAB III LANDASAN TEORI

PERTEMUAN 2 LANJUTAN PERANCANGAN DATABASE DAN DBMS

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan.

Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB III LANDASAN TEORI. rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalalokasian sumber-sumber atau mesinmesin yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu (Baker & Kenneth, 1974). Penjadwalan produk adalah suatu kegiatan memasukkan sejumlah produk yang telah direncanakan ke dalam proses pengerjaannya (Biegel, 1992). Dari dua definisi tersebut, maka dapat ditarik sebuah definisi bahwa penjadwalan adalah suatu kegiatan perencanaan berupa pengalokasian sumber daya baik mesin maupun tenaga kerja untuk menjalankan sekumpulan tugas sesuai prosesnya dalam jangka waktu tertentu. 3.2 Tabu Search Tabu search merupakan sebuah metode optimasi matematis yang termasuk ke dalam kelas local search. Tabu search memperbaiki performansi local search dengan memanfaatkan penggunaan struktur memori. Sebagian solusi yang pernah dibangkitkan ditandai sebagai tabu / taboo yang berarti sesuatu yang terlarang, sehingga algoritma tabu tidak akan mengunjungi solusi tersebut secara berulangulang. Tabu search diperkenalkan pertama kali oleh Glover pada tahun 1970-an. Ide dasar tabu search juga diperkenalkan oleh Hansen. Banyak percobaan yang menunjukkan bahwa tabu search saat ini telah menjadi sebuah teknik optimasi yang dapat diadu dengan hampir semua teknik optimasi yang telah dikenal. 13

14 Ada tiga komponen penting dalam tabu search, yaitu: 1. Penggunaan struktur memori yang fleksibel, yang memungkinkan evaluasi kriteria dan informasi historis bisa dieksploitasi lebih baik dibandingkan dengan struktur memori yang statis. 2. Penggunaan mekanis control yang didasarkan interaksi antara kondisi yang membatasi dan kondisi yang mendukung proses pencarian. 3. Penggabungan fungsi memori yang memiliki rentang waktu yang berbeda, dari memori jangka pendek sampai dengan memori jangka panjang, untuk menerapkan strategi indensifikasi dan diversifikasi. Algoritma tabu search bisa menerima solusi yang lebih buruk daripada solusi saat ini. Untuk menjaga agar solusi terbaik tidak hilang, tabu search menyimpan solusi terbaik dan terus mencari berdasarkan solusi terakhir. Selain itu, metode ini mengingat sebagian solusi yang pernah ditemui dan melarang untuk menggunakan solusi yang telah ditelusuri untuk menghindari pengulangan yang sia-sia. Hal ini yang membuat tabu search menjadi lebih efisien dalam hal usaha dan waktu. Dalam prakteknya tabu search menggunakan struktur memori yang disebut tabu list untuk menyimpan atribut dari sebagian move (langkah transisi dari satu solusi ke solusi yang lain) yang telah diterapkan pada iterasi-iterasi sebelumnya. Tabu list digunakan untuk menolak solusi-solusi yang memenuhi atribut tertentu agar proses pencarian tidak berulang-ulang pada daerah solusi yang sama dan untuk menuntun proses pencarian menelusuri solusi-solusi yang belum pernah dikunjungi.

15 Untuk efisiensi memori dan waktu proses, tabu list hanya menyimpan langkah transisi (move) yang merupakan kebalikan dari langkah yang telah digunakan pada iterasi-iterasi sebelumnya. Dengan kata lain, tabu list hanya berisi langkah-langkah yang mengembalikan solusi yang baru ke solusi yang lama. Tabu list menggunakan prinsip first in first out (FIFO) dengan panjang list tertentu yang dibatasi oleh user. Dengan menggunakan tabu list, tabu search dapat menerima solusi yang tidak memberikan peningkatan kualitas, sehingga tabu search bisa keluar dari local optimum. Tetapi, terdapat suatu pengecualian yang sangat penting pada tabu list. Jika terdapat move yang sudah berada di dalam tabu list (terlarang untuk dipilih) tetapi memberikan solusi yang lebih baik dibandingkan semua solusi terbaik yang pernah dibangkitkan maka move tersebut bisa diterima dan move tersebut harus dikeluarkan dari tabu list (dibebaskan dari larangan). Hal ini merupakan prioritas khususnya pada tabu list yang disebut kriteria aspirasi atau kondisi aspirasi (aspiration conditions). 3.3 System Development Life Cycle SDLC merupakan tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh anlis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Ada beberapa tahapan yang digunakan dalam SDLC 1. Requirement Specification Disebut juga sebagai tahap spesifikasi kebutuhan pengguna, dimana desainer sistem mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan mana yang harus dipenuhi oleh program yg akan dibangun.

a. Mendefinisikan b. Membangun c. Menerapkan d. Mendefinisikan e. Menyiapkan 16 Pada tahap ini, desainer sistem harus berkomunikasi dengan klien. Desainer sistem atau sistem analis harus melakukan pemeriksaan terhadap kebijakan dan prosedur pengolahan data dan sistem informasi yang berlaku saat ini atau disebut dengan istilah present system. Dengan mengetahui sasaran sistem yang sebenarnya, dan memahami bagaimana sistem yang lama bekerja, maka seorang sistem analis dengan mudah bisa membuat sebuah konsep tentang sistem baru yang akan dikerjakan. 2. Architectural Design Pada tahap desain, sistem analis berkosentrasi pada bagaimana sistem dibangun, dengan memperhatikan langkah-langkah berikut: tujuan sistem, tidak hanya berdasarkan informasi dari user, tetapi juga berupa analisa dari abstraksi dan karakteristik keseluruhan kebutuhan informasi sistem. sebuah model konseptual, berupa gambaran sistem secara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai unit sistem. kendala-kendala organisasi aktifitas pemrosesan data proposal sistem desain 3. Coding (pengkodean) Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Setelah coding, setiap komponen diuji untuk memverifikasi apakah sudah berjalan dengan benar.

a. Konversi b. Konversi c. Konversi d. Konversi 17 4. Integrasi dan testing Dilakukan dengan mengoperasikan program dengan memproses data sehingga kesalahan dapat diketahui seawal mungkin. Pengujian dilakukan dengan teliti, mula-mula perunit sampai berbagai unit secara komprehensif, kemudian dilakukan pengujian tes penerimaan dengan client untuk memastikan sistem yang dibuat memenuhi kebutuhan mereka. 5. Training & implementasi Karena tujuan sistem yang baru adalah untuk mengganti prosedur - prosedur lama, maka pelatihan kepada user yang akan menggunakan sistem merupakan hal penting. Setelah training selesai, dilakukan konversi (peralihan) dari sistem lama ke sistem yang baru, mungkin perlu menulis program khusus untuk menukar fail-fail yang ada menjadi fail-fail yang baru atau membuat fail-fail dari catatan manual. Ada beberapa cara konversi ke sistem yang baru: langsung yaitu sistem yang lama secara sekaligus diganti dengan sistem yang baru. pararel dengan cara sistem baru dan lama dijalankan secara bersamaan untuk beberapa waktu, sehingga jika sistem baru mengalami gangguan sistem lama dapat mengkompensasi. bertahap adalah peralihan ke sistem yang baru dilakukan bagian per bagian. pilot studi: mirip konversi bertahap, sistem baru diimplementasikan dibidang tertentu dalam organisasi, setelah berhasil baru diimplementasikan dibidang yang lain.

18 Akhirnya bila seluruh tahap diatas selesai sistem baru mulai dipasang atau diimpementasikan. 6. Operasi & maintenance Setelah pemasangan dan organisasi disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh sistem baru, maka tahap operasional dimulai. Pada tahap ini perlu dilakukan pemeliharaan terhadap sistem serta peningkatan mutu sistem agar sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sehingga perlu adanya perubahan dan peningkatan terhadap sistem, tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer telah selesai, sistem tersebut akan terus berkembang selama daur hidupnya, jika pada kenyataannya ia berhasil. 3.4 Pengertian Sistem Suatu sistem merupakan cara tertentu dan bersifat representatif untuk melaksanakan suatu atau sekelompok aktivitas yang berupa rangkaian langkahlangkah yang terkoordinasi, dan berulang yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Antohny & Govindarajan, 2007). A system is an asset of interdepent elements that together accomplish specific objectives. A system must have organization, interrelationship, integration, and central objectives. (Gelinas & Dull, 2008). Berdasarkan kutipan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu kesatuan yang terbentuk dari komponen-komponen dan unsur yang saling berinteraksi, terkoordinasi dan berhubungan erat satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan bersama.

19 3.5 Pengertian Informasi Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses sehingga menjadi lebih berarti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat (Marshal & Steinbart, 2004). Kualitas informasi tergantung pada tiga hal, yaitu : 1. Akurat, informasi bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, tetapi harus mencerminkan tujuan yang jelas. 2. Tepat waktu, informasi yang datang pada penerima tidak terlambat, informasi yang telah usang tidak akan bernilai lagi karena tidak dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan. 3. Relevan, informasi tersebut dapat memberikan manfaat bagi pemakainya. 3.6 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. SIM adalah sistem informasi yang diterapkan bagi kepentingan manajemen, dan secara sederhana manajemen dapat diartikan getting things done through people (Koontz & O'Donnell, 1995).

20 Manfaat adanya sistem informasi dalam suatu instansi yaitu: 1. Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang berfungsi sebagai mesin. 2. Manusia (people) dan prosedur (procedures) yang merupakan manusia dan tata cara menggunakan mesin. 3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data. 3.7 Analisa dan Perancangan Sistem Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian- bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut: 1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah. 2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem. 4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

21 Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan desain sistem. Analisa dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi (Kendall & Kendall, 2003). 3.8 Data Flow Diagram DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu system yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur danjelas. 3.8.1 Simbol-Simbol yang digunakan dalam DFD A. External Entity atau Boundary External entity atau kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar system yang dapat berupa orang, organisasi atau system lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan masukan atau menerima keluaran dari sistem. External entity disimbolkan dengan notasi kotak.

22 B. Arus Data Arus data (data flow) di DFD diberi symbol panah. Arus data ini mengalir di antara proses, simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. C. Proses Suatu proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Simbol proses berupa lingkaran atau persegi panjang bersudut tumpul. D. Simpanan Data Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa hal-hal sebagai berikut, sebagai gambaran: 1. Suatu fail atau basis data di system komputer. 2. Suatu arsip atau catatan manual. 3. Suatu kotak tempat data di meja seseorang. 4. Suatu tabel acuan manual. Simpanan data di DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup disalah satu ujungnya.

23 3.8.2 Context Diagram Context Diagram merupakan langkah pertama dalam desain proses. Pada Context Diagram dijelaskan sistem apa yang dibuat dan entitas eksternal apa saja yang terlibat. Dalam Context Diagram harus ada arus data yang masuk dan arus data yang keluar (Kendall, 2003). 3.8.3 Data Flow Diagram DFD level 0 adalah langkah selanjutnya setelah Context Diagram. Pada langkah ini, digambarkan proses-proses yang terjadi dalam sistem informasi. Setelah selesai maka akan di dekomposisi menjadi DFD Level 1 yangg merupakan penjelasan dari DFD level 0. Pada proses ini dijelaskan proses apa saja yang dilakukan pada setiap proses yang terdapat di DFD level 0 (Kendall, 2003). 3.8.4 ER-Model ER-Model merupakan penggambaran hubungan antara beberapa entitas yang digunakan untuk merancang basis data yang diperlukan. 3.9 Konsep Dasar Basis Data Database (basis data) merupakan sekumpulan data yang berisi informasi yang saling berhubungan. Pengertian ini sangat berbeda antara basis data relasional dan non-relasional. Pada basis data non-relasional, sebuah basis data hanya merupakan sebuah fail (Yuswanto & Subari, 2005). Database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir atau dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer

24 sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya (Marlinda, 2004). Penyusunan satu basis data digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai), masalah keamanan (security), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data independence (ketidak-tergantungan data). 3.9.1 Sistem Basis Data Sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola recordrecord menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan (Marlinda, 2004). Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu perangkat keras (Hardware), sistem operasi (Operating System), basis data (database), sistem (aplikasi atau perangkat lunak) pengelola basis data (DBMS), pemakai (User), dan aplikasi (perangkat lunak) lain (bersifat opsional). Kelebihan Sistem Basis Data: 1. Mengurangi kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data yang berbeda-beda sehingga update dilakukan berulang-ulang. 2. Mencegah ketidak-konsistenan. 3. Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari pemakai yang tidak berwenang. 4. Integritas dapat dipertahankan.

25 5. Data dapat dipergunakan bersama-sama. 6. Menyediakan recovery. 7. Memudahkan penerapan standarisasi. 8. Data bersifat mandiri (data independence). 9. Keterpaduan data terjaga, memelihara keterpaduan data berarti data harus akurat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pemeliharaan keselarasan data. Kekurangan Sistem Basis Data 1. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar. 2. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data. 3. Kerusakan sistem basis data dapat mempengaruhi departemen yang terkait. 3.9.2 Database Management System Database Management System (DBMS) merupakan kumpulan fail yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data (Marlinda, 2004). Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS: 1. Data Definition Language (DDL) Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory.

26 2. Data Manipulation Language (DML) Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat. 3. Query Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Query merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi. Fungsi DBMS 4. Data Definition DBMS harus dapat mengolah data definition atau pendefinisian data. 5. Data Manipulation DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk mengakses data. 6. Data Security and Integrity DBMS dapat memeriksa keamanan dan integritas data yang didefinisikan oleh DBA. 7. Data Recovery and Concurrency DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan sebagainya. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai pada saat yang bersamaan.