KONSEP PENDIDIKAN DALAM ISLAM. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhlaq merupakan suatu praktik dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

A. Latar Belakang Masalah

INSTRUMEN OBSERVASI. 1. Guru memahami materi PAI 2. Guru memahami prilaku yang mencerminkan PAI 3. Guru memahami arah PAI yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB V PENUTUP. 1. Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu membersihkan ketimpangan ketimpangan sosial yang ada, juga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pentingnya pendidikan moral dan sosial. Dhofier (1990) menyatakan moral dan

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN. penerus bangsa diharapkan memiliki perilaku hidup sehat sesuai dengan Visi Indonesia Sehat

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat lepas dari pendidikan, karena pada hakikatnya manusia itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Banyaknya fenomena penyimpangan perilaku yang bisa dilihat secara. setiap hari, membentuk keprihatinan bahwa bangsa ini sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah seksualitas merupakan salah satu topik yang menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, namun cenderung rasa penasaran itu berdampak negatif bagi remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

Pendidikan Agama Islam Bab : 8

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peserta didik merupakan aset suatu negara yang nantinya akan menjadi

Disediakan Oleh: Bahagian Pendidikan Islam Jabatan Agama Islam Selangor

BAB I PENDAHULUAN. orang yang dapat menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang baik (beramal sholeh)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lastri Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

KEGAGALAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH Oleh : M. Abduh (Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Palembang)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk modernitas bagi sebagian remaja. Pengaruh informasi global (paparan media

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSISDIKNAS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2005), hlm.14. akhlak siswa kelas VII MTs MDI Jatirejo kecamatan Ampelgading Pemalang (Semarang: IAIN Walisongo), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja ini disebut sebagai masa penghubung atau masa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolence) mulai usia 10 tahun sampai 19

BAB VI PENUTUP DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Allah. Manusia. Bagan 1.1 Allāh sebagai sumber ilmu pengetahuan

Transkripsi:

KONSEP PENDIDIKAN DALAM ISLAM Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

PROBLEMATIKA DUNIA PENDIDIKAN Masalah kehilangan anak Contoh 47 % remaja di Kota Bandung mengaku pernah melakukan hubungan seks pra nikah. Sementara di Jabotabek 51 %, Surabaya 54 %, dan Medan 52 %. Hal itu disampaikan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat Sugiri Syarief (PR, 7 Desember 2009:18). Bahkan katanya pula, data di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengenai seks bebas pra nikah lebih memprihatinkan. Dari 1.660 mahasiswi di Yogyakarta, 97,05 % sudah hilang keperawanannya saat kuliah. Di antara mahasiswi tersebut, 98 orang mengaku pernah melakukan aborsi. Angka itu diketahui dari hasil penelitian tempat kos mahasiswa yang dilakukan Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Penelitian Bisnis dan Humaniora (LSCK Pusbih).

lanjutan kasus HIV AIDS juga disebabkan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Berdasarkan data BNN tahun 2004, 78 % dari 3,2 juta jiwa orang yang ketagihan narkoba adalah remaja. Sedangkan berdasarkan data Depkes 2009, dari 17.699 kasus AIDS, 50,07 % di antaranya remaja. Angka kenakalan lainnya, seperti melawan orang tua, tawuran dan perkelahian jumlahnya lebih banyak lagi. kurang hormat pada yang lebih tua juga pada guru. Sementara prilaku-prilaku aneh, seperti hura-hura, dan gaul bebas tatkala syukuran kelulusan, perayaan hari-hari besar, semuanya sudah dianggap lumrah.

Realita kemajuan ilmu dan teknologi telah membuat jurang yang menjebak manusia itu sendiri, manusia telah kehilangan makna dan tujuan hidup yang sebenarnya. Mereka telah dijauhkan dari akar-akar keagamaan dan dikikis dari keterikatannya kepada Sang Maha Pencipta.

jawabannya Karena dunia pendidikan lebih mementingkan pengembangan ranah kognitif dan psikomotor, sementara ranah afektif (nilai, norma, sikap) terabaikan. Konsep pendidikan tidak merujuk pada tuntunan yang diberikan Sang Pencipta.

Pengertian pendidikan dalam Islam Proses bimbingan jasmani dan rohani manusia berdasarkan aturan Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama atau kepribadian muslim yang utuh.

lanjutan manusia yang utuh, yakni manusia yang mampu menjaga potensi yang dimilikinya dan mampu mengelola dan memadukan potensi akal, qalbu, dan nafsunya secara harmonis. Konsep manusia utuh dipakai untuk menggambarkan manusia yang menuruti hukum-hukum Allah secara keseluruhan, dilandasi dengan berserah diri, tunduk dan ikhlas kepada Allah.

lanjutan Dalam Al-Quran S. Al-Baqarah ayat 208, Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman!, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan. Allah memerintahkan hambanya untuk beragama Islam secara total. Totalitas di sini bisa diartikan jangan ragu-ragu (iman yang mantap), fahami maksud Islam yang sebenarnya, amalkan syariat Islam secara keseluruhannya dan tidak dipilih-pilih, satukan hati dengan perbuatan, dan tetaplah dalam keadaan Islam sampai akhir hayat.

Tujuan pendidikan dalam Islam Menurut sudut pandang Islam, tujuan Pendidikan itu mencakup tiga tujuan mulia, yaitu untuk mencapai manusia yang memiliki karakteristik: ohilmun, yaitu kesanggupan atau kemampuan untuk menolak argumentasi orang yang bodoh dengan bahasa yang santun. owaro, yaitu hati-hati, tidak rakus, rendah hati, yang mampu membentengi dirinya dari perbuatan maksiat. ohusnul khuluq, yakni berakhlaq baik sehingga ia bisa hidup di antara manusia.

lanjutan Jadi, pendidikan dalam Islam berfungsi menanamkan akhlaqul mahmudah (akhlak yang terpuji) dan meninggalkan akhlaqul mazmumah (akhlak yang tercela). Kita tahu bahwa akhlak bersangkut paut dengan gejala jiwa yang dengannya dapat menimbulkan perilaku. Akhlakul mahmudah mengajak berbuat sabar, syukur, istiqamah, amanah, tawakal, ridho, tabah, ikhlas, ia merupakan nilai positif. Penanaman kualitas nilai positif berguna bagi pembentukan watak (charakter building). Membangun watak di dalam pendidikan tergolong dalam hidden curriculum (kurikulum tersembunyi).

Upaya ke arah tercapainya tujuan pendidikan dalam Islam harus dilakukan padatri pusat Pendidikan, yakni: Keluarga Sekolah Masyarakat

wassalam