BAB II LANDASAN TEORI. pembuatan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORI. oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk. menyampaikan suatu tujuan, yaitu menyajikan informasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Firmansyah (2011:25) dalam bukunya Rancang Bangun Aplikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. McLeod & Schell 2008: 12). Sistem Informasi Manajemen menyediakan

BAB III LANDASAN TEORI. 2001) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu seperti:

BAB III LANDASAN TEORI. pendidikan adalah kegiatan melihat ke depan dalam menentukan kebijaksanaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Metode Penentuan Harga Pokok Penjualan. barang yang dijual. Adapun manfaat harga pokok penjualan, yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada PT. Holland yang bergerak dalam bidang produksi serta penjualan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut keputusan direksi perusahaan perseroan (persero) PT.

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Soemarso (2007:08) dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

BAB II LANDASAN TEORI

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

BAB III LANDASAN TEORI. bertahan dalam jangka waktu tertentu. Menurut (Kristanto, 2008:1) sistem

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III LANDASAN TEORI. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Menjual atau penjualan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. yang mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Teori-teori tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB III LANDASAN TEORI. transaksi penjualan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Dengan adanya

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB III LANDASAN TEORI. tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data (Anisyah, 2000:30).

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

BAB III LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu.menurut Mulyadi (2006:4) Sistem pada dasarnya adalah

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx. Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : SISTEM INFORMASI

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. mengubah data akuntansi menjadi informasi. Definisi dari akuntansi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK PENGENALAN DFD dan ERD dengan POWER DESIGNER. oleh : Anisa Istiqomah RPL Kelas B

BAB III LANDASAN TEORI. waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. khususnya di bidang perbidanan dalam suatu wilayah kerja. BPS hanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. operasional atau teknis yang menjelaskannya.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III LANDASAN TEORI. tugas dan tanggung jawab yang dilakukan secara bersamaan. d. Tepat biaya sesuaidengan biaya rencana

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu, (Scott, 1996:89). Menurut Robert

BAB III LANDASAN TEORI. saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu.

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan dasar-dasar teori yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah: 2.1. Akuntansi Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pemakai jasa akuntansi dan dari sudut proses kegiatannya. Definisi dari Sudut Pemakai : Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai : Suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk : 1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manajemen. 2. Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah, dan sebagainya. Definisi dari Sudut Proses Kegiatan : Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai : Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Definisi ini menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas kompleks dan menyangkut bermacam-macam kegiatan. Pada dasarnya akuntansi harus : 7

8 1. Mengidentifikasi data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil. 2. Memproses atau menganalisis data yang relevan. 3. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. 2.2. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan bagi keperluan manajemen perusahaan. Akuntansi manajemen berhubungan dengan informasi mengenai perusahaan untuk memberikan manfaat bagi mereka yang berada dalam perusahaan. 2.3. Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan,penggolongan,peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok : 1. Penentuan harga pokok produk. 2. Pengendalian biaya. 3. Pengambilan keputuasan khusus. 2.4. Biaya Biaya adalah merupakan obyek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya.

9 Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. 2. Diukur dalam satuan uang. 3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi. 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. 2.5. Cara Penggolongan Biaya Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Biaya digolongkan menurut : 1. Obyek pengeluaran. 2. Fungsi pokok dalam perusahaan. 3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai. 4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. 5. Jangka waktu manfaatnya. 2.6. Perilaku biaya Pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan. Berdasar perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan : 1. Biaya Tetap. 2. Biaya Variabel.

10 3. Biaya Semivariabel. Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, baik biaya tetap maupun biaya variabel harus dipecah lagi sebagai berikut. Biaya Tetap a. Commited fixed costs b. Discretionary fixed costs Biaya Variabel a. Engineered variable costs b. Discretionary variable costs Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Commited fixed costs Commited fixed costs sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari pemilikan pablik, ekuipmen, dan organisasi pokok. Discretionary fixed costs Discretionary fixed costs merupakan biaya : a. yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diijinkan untuk dikeluarkan. b. Yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dengan keluaran (yang diukur dengan volume penjualan, jasa, atau produk). Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

11 Engineered variable costs Engineered variable costs adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu. Discretionary variable costs Discretionary variable costs merupakan biaya yang masukan dan keluarannya memiliki hubungan erat namun tidak nyata. Biaya Semivariabel Biaya Semivariabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya.unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. 2.7. Persediaan Barang Persediaan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan barangbarang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual. Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. Dalam perusahaan dagang, barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul persediaan barang. Judul ini menunjukkan seluruh persediaan barang yang dimiliki. Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Masing-masing

12 jenis diberi judul tersendiri agar dapat menunjukkan macam persediaan yang dimiliki. Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur sebagai berikut: 1. Bahan Baku dan Penolong Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya. 2. Supplies Pabrik Adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi. 3. Barang dalam Proses Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tadi belum selesai dikerjakan. Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut. 4. Produk Selesai Yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya. Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun rugi laba, oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan rugi laba dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca.

13 2.7.1. Metode Pencatatan Persediaan Barang Ada 2 metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan yaitu : 1. Metode Fisik Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan (stock opname) ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudiaan diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung: Perhitungan harga pokok penjualan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Persediaan barang awal Pembelian (netto) Tersedia untuk dijual Persediaan barang akhir Harga pokok penjualan Rp xxx xxx ----------- (+) Rp xxx xxx ----------- (-) Rp xxx 2. Metode Buku (Perpetual) Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri

14 dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya. Penggunaan metode buku dapat memudahkan penyusunan neraca dan laporan rugi laba jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Walaupun neraca dan laporan rugi laba dapat segera disusun tanpa mengadakan perhitungan fisik atas barang, setidak-tidaknya setahun sekali perlu diadakan pengecekan apakah jumlah barang dalam gudang sesuai dengan jumlah dalam rekening persediaan. Pengecekan ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan fisik dengan jumlah dalam rekening persediaan. Bila terdapat selisih jumlah persediaan antara hasil perhitungan fisik dengan saldo rekening persediaan, dapat dilakukan penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan itu. Apakah selisih itu normal dalam arti susut atau rusak, ataukah tidak normal, yaitu diselewengkan. Selisih yang terjadi akan dicatat dalam rekening selisih persediaan dan rekening lawannya adalah persediaan barang. 2.7.2. Metode Harga Pokok Persediaan Dasar utama yang digunakan dalam akuntansi persediaan adalah harga pokok (cost) yang dirumuskan sebagai harga yang dibayar atau yang dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva. Dalam hubungannya dengan persediaan, harga pokok adalah jumlah semua pengeluaran-pengeluaran langsung

15 atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual. Metode penentuan harga pokok persediaan : - Rata-rata Tertimbang (Weighted Average) Dalam Metode ini barang-barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan dibebani harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya. 2.8. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing Dalam metode ini harga pokok produksi dihitung dengan menjumlah semua unsur biaya produksi, baik produksi yang berperilaku tetap maupun yang berperilaku variabel. Metode Full Costing atau sering pula disebut absorption atau conventional costing adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari : Biaya bahan baku Rp xx Biaya tenaga kerja langsung Rp xx Biaya overhead pabrik tetap Rp xx Biaya overhead pabrik variabel Rp xx -------- Harga pokok produk Rp xx -------- Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk dalam proses dan persediaan produk jadi

16 yang belum laku dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (unsur harga pokok penjualan) apabila produk jadi tersebut telah terjual. Karena biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal, maka jika dalam suatu periode biaya overhead pabrik sesungguhnya berbeda dengan yang dibebankan tersebut, akan terjadi pembebanan overhead lebih (overapplied factory overhead) atau pembebanan biaya overhead kurang (underapplied factory overhead). Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok produk yang masih dalam persediaan tersebut (baik berupa persediaan produk dalam proses maupun produk jadi). Namun jika dalam suatu periode akuntansi tidak terjadi pembebanan overhead lebih atau kurang, maka biaya overhead pabrik tetap tidak mempunyai pengaruh terhadap perhitungan rugi-laba sebelum produknya laku dijual. 2.9. Analisa Break Even Break Even adalah suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan break even jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya saja. Analisa Break Even adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum agar supaya perusahaan tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol). Cara penentuan break even Ada dua cara penentuan impas : teknik persamaan dan pendekatan grafis.

17 Perhitungan Break Even dengan Pendekatan Teknik Persamaan Laba adalah sama dengan hasil penjualan dikurangi dengan biaya, atau dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : y = cx bx - a Keterangan : y = laba c = harga jual per satuan x = jumlah produk yang dijual b = biaya variabel per satuan a = biaya tetap Menurut definisi suatu perusahaan akan mencapai keadaan break even jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya (laba=nol, y=0). Sehingga didapatkan rumus perhitungan break even dalam satuan produk yang dijual adalah : Break Even = (Dlm sat.produk yg dijual) Biaya Tetap Harga jual per satuan - Biaya variabel per satuan Rumus perhitungan break even dalam rupiah penjualan adalah : Break Even = (Dlm Rp penjualan) 1 - Biaya Tetap Biaya variabel per satuan Harga jual per satuan Catatan : 1 - b/c disebut marginal income ratio atau contribution margin ratio, yaitu hasil bagi laba kontribusi dengan hasil penjualan. Biaya Tetap Break Even = (Dlm Rp penjualan) Contribution margin ratio

18 Atau Break Even = (Dlm Rp penjualan) 1 - Biaya Tetap Biaya variabel Hasil Penjualan Perhitungan Break Even dengan Pendekatan Grafis Perhitungan break even dapat dilakukan juga dengan menentukan titik pertemuan antara garis pendapatan dengan garis biaya dalam suatu grafik. Titik pertemuan antara garis pendapatan dengan garis biaya merupakan break even point. Untuk dapat menentukan break even point, harus dibuat grafik dengan sumbu datar menunjukkan volume penjualan, sedangkan sumbu tegak menunjukkan biaya dan pendapatan. Grafik Pendapatan & Biaya Break Even Point Biaya Variabel Daerah Laba Garis total biaya Daerah Rugi Biaya Tetap Volume penjualan Gambar 2.1. Grafik Break Even

19 2.10. Margin of Safety (Margin Pengaman) Apabila hasil penjualan pada tingkat break even dihubungkan dengan penjualan yang dibudgetkan atau pada tingkat penjualan tertentu, maka akan diperoleh informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan perusahaan tidak merugi. Hubungan atau selisih antara penjualan yang dibudget atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan pada tingkat break even merupakan margin of safety (margin pengaman). Informasi tentang margin of safety ini dapat dinyatakan dalam ratio (prosentase) antara penjualan menurut budget dengan volumer penjualan pada tingkat break even, atau dalam prosentase (ratio) dari selisih antara penjualan yang dibudgetkan dan penjualan pada tingkat break even dengan penjualan yang dibudgetkan itu sendiri, atau dengan rumus : 1. Penjualan per Break even Penjualan per Budget % 2. Penjualan per Budget - Penjualan per Break even Penjualan per Budget % 2.11. Analisa dan Perancangan Sistem Sebelum menyelesaikan suatu permasalahan yang telah di rumuskan dalam rumusan permasalahan maka terlebih dahulu dilakukan suatu analisis terhadap permasalahan tersebut, dicari bagaimana cara solusi pemecahannya dan dibuatlah suatu perancangan sistem yang nantinya dapat membantu dalam proses untuk penyelesaian masalah yang di hadapi.

20 2.11.1. Data flow diagram Data flow diagram atau yang untuk selanjutnya di sebut DFD, adalah sebuah alat dokumentasi grafis yang menggunakan beberapa simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang terhubung. Untuk memahami suatu DFD maka akan di jelaskan sebagai berikut: 1. External Entity atau Boundary Notasi / Simbol : Gambar 2.2. External Entity Simbol ini menunjukan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lain yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan pengaruh berupa input atau menerima output dari sistem 2. Data Flow / Aliran Data Notasi / Simbol : Gambar 2.3. Aliran Data Aliran data yang masuk atau keluar dari sistem. Aliran data di gambarkan dengan tanda panah dan garis yang di beri nama dari aliran data tersebut. 3. Process Notasi / Simbol : Gambar 2.4. Process

21 Dalam simbol tersebut akan di tuliskan proses yang akan di kerjakan oleh sistem dari transformasi aliran data yang masuk menjadi aliran data yang keluar. Suatu proses mempunyai satu atau lebih input data yang menghasilkan satu atau lebih output data. 4. Data Store Notasi / Simbol : Gambar 2.5. Data Store Data store merupakan simpanan dari data yang dapat berupa file atau database di sistem komputer, arsip atau catatan manual, suatu agenda atau buku. Di gunakan untuk menyimpan data sebelum dan sesudah proses lebih lanjut. 2.11.2. Entity relationship diagram Entity relationship diagram yang untuk selanjutnya disebut ERD, adalah suatu pemodelan file-file yang membentuk basis data. Pada model data rasional, hubungan antara file di relasikan dengan kunci relasi yang merupakan kunci utama tiap file. Relasi antar file di kategorikan menjadi tiga macam yaitu : 1. One to one (1 : 1) relationship Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding satu. 2. One to many (1 : N) relationship Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat juga berbanding terbalik, yaitu banyak berbanding satu.

22 3. Many to many (M : N) relationship Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak berbanding banyak. Struktur logika secara keseluruhan dari sebuah basis data / database dapat di nyatakan secara grafis yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: 1. Persegi panjang yang melambangkan himpunan entity Gambar 2.6. Himpunan Entity 2. Elips yang melambangkan atribut atau field atau column. Gambar 2.7. Atribut 3. Belah ketupat yang menghubungkan atribut-atribut pada himpunan entityentity dan himpunan entity pada himpunan hubungan. Gambar 2.8. Hubungan Atribut 4. Garis yang menghubungkan atribut-atribut pada himpunan entity dan himpunan entity pada himpunan hubungan.

23 Gambar 2.9. Garis Hubung 2.11.3. Database Basis data merupakan tempat penyimpanan informasi kedalam komputer yang berupa tabel-tabel yang saling berhubungan antar satu dengan yang lainnya. Di setiap tabel, terdapat fields-fields untuk menentukan tipe data seperti string, date/time, character, numeric, boolean dan panjang dari masing-masing field. Didalam database terdapat istilah record yaitu merupakan kelompok dari beberapa field yang ada pada table atau file. Basis data atau kumpulan file yang mempunyai kaitan satu dengan yang lainnya sehingga membentuk satu bangunan data dan membentuk suatu informasi dalam batasan tertentu. Untuk menunjukkan hubungan antara file yang satu dengan file yang lain maka digunakan kunci dari tiap file yang ada. 2.11.4. Structured query language Structured Query Language atau SQL adalah kumpulan perintah yang telah menjadi standar untuk melakukan manipulasi terhadap suatu database yang digunakan bersama aplikasi-aplikasi pemrograman seperti Delphi, Visual Basic, dan lain-lain. SQL bukan bahasa yang dapat beroperasi sendiri melainkan bagian dari server database.

24 2.11.5. Power Designer 6.0 a. Power Designer Process Analyst 6.0 Process Analyst adalah merupakan suatu perangkat lunak dari Power Designer yang digunakan untuk merepresentasikan proses-proses yang terjadi dalam sistem informasi dan juga menunjukkan relasi antar entity-entity dengan proses selama sistem berjalan. b. Power Designer Data Architect 6.0 Data Architect adalah merupakan suatu perangkat lunak dari Power Designer yang digunakan untuk merepresentasikan relasi-relasi antar database dalam sistem informasi yang dibuat. Data Architect memiliki desain database yang baik dan juga memberikan keuntungan dengan pendekatan desain dua level yaitu conceptual level dan physical level.