BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO 1. PERKEMBANGAN KABUPATEN BUNGO merupakan penghitungan atas nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu daerah/wilayah. Data tersebut menggambarkan kemampuan daerah/wilayah yang mengelola sumber daya alam yang dimiliki dalam suatu proses produksi. Oleh sebab itu besaran sangat tergantung kepada sumber daya alam dan faktor produksi daerah tersebut. Pertambangan batu bara memberikan kontribusi yang cukup signifikan sejak tahun 2006 bagi Kabupaten Bungo. Pada tahun ini publikasi menyajikan Dengan Pertambangan Non Migas dan Tanpa Pertambangan Non Migas. Pertambangan Non Migas di Kabupaten Bungo adalah Pertambangan batu bara. Untuk lebih jelas melihat perkembangan Kabupaten Bungo tahun 2011 baik Dengan pertambangan Non Migas dan Tanpa Pertambangan Non Migas dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 Tabel 4.1. Perkembangan Kab. Bungo Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007-2011 (Dengan Pertambangan Non Migas) Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Indeks (juta Rupiah) Perkembangan Atas Dasar Harga Konstan Indeks (juta Rupiah) Perkembangan (1) (2) (3) (4) (5) 2007 2.212.041,72 323,37 1.021.691,90 149,36 2008 2.919.240,94 426,75 1.135.449,09 165,99 2009 3.325.761,72 486,18 1.208.036,66 176,60 2010 4.033.989,20 589,71 1.289.286,47 188,47 2011 4.755.294,29 695,15 1.388.315,58 202,95 KABUPATEN BUNGO / GRDP BUNGO REGENCY 2007 2011 22
Dari Tabel 4.1 dapat kita lihat perkembangan Kabupaten Bungo pada tahun 2007-2011 menunjukkan peningkatan yang berarti. Tahun 2007 Kabupaten Bungo dengan pertambangan non migas atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 2,212 Triliun, angka ini terus berkembang dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 mencapai Rp 4,755 Triliun, bila dibandingkan dengan tahun 2000 terjadi perkembangan yang cukup besar yaitu 695,15 persen. Jika dilihat dari harga konstan 2000 dengan pertambangan non migas yang yang dihasilkan Kabupaten Bungo pada tahun 2011 mencapai Rp 1,388 Triliun, ini menunjukkan perekonomian Kabupaten Bungo mengalami perkembangan sebesar 202,95 persen dibandingkan tahun dasar 2000. Tabel 4.2. Perkembangan Kab. Bungo Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007-2011 (Tanpa Pertambangan Non Migas) Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Indeks Indeks (juta Rupiah) Perkembangan (juta Rupiah) Perkembangan (1) (2) (3) (4) (5) 2007 1.994.699,36 291,59 956.809,81 139,87 2008 2.320.809,62 339,27 1.019.945,19 149,10 2009 2.772.676,47 405,32 1.107.587,07 161,91 2010 3.398.152,46 496,76 1.185.090,78 173,24 2011 3.978.898,40 581,65 1.276.225,17 186,56 tanpa pertambangan non migas atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 sebesar Rp 1,994 triliun dan pada tahun 2011 mencapai sebesar Rp 3,978 triliun. tanpa pertambangan non migas jika dilihat atas dasar harga konstan pada tahun 2011 sebesar Rp 1,276 triliun, ini menunjukkan atas dasar harga konstan tanpa pertambangan non migas mengalami perkembangan 186,56 persen dibanding tahun dasar 2000. KABUPATEN BUNGO / GRDP BUNGO REGENCY 2007 2011 23
GRAFIK 4.1. Indeks Perkembangan Kabupaten Bungo Atas Dasar Harga Konstan 2000 dan Berlaku Tahun 2011 700 600 500 400 300 200 100 0 ADH Konstan ADH Berlaku Dari gambar diatas terlihat bahwa selama kurun waktu 2000-2011 perkembangan produksi sektor pertambangan dan penggalian merupakan perkembangan terpesat. Pada tahun 2008 mencapai 2.027,92 persen dari tahun 2000 kemudian pada tahun 2011 ini perkembangan menjadi sebesar 2.122,71 persen. Produksi sektor pertambangan dan penggalian menduduki peringkat pertama untuk perkembangan produksi dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Untuk sektor Bangunan hingga tahun 2011 mencapai 630,61 persen atau diurutan kedua setelah sektor pertambangan dan penggalian. KABUPATEN BUNGO / GRDP BUNGO REGENCY 2007 2011 24
2. PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BUNGO Bila dilihat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bungo atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2011,ternyata sektor Bangunan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 13,60 persen, selanjutnya sektor Industri Pengolahan menjadi urutan kedua yaitu 12,95 persen dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran menjadi urutan tertinggi ketiga yaitu sebesar 10,56 persen. Untuk lebih jelasnya, laju pertumbuhan per sektor maupun sub sektornya atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 4.3. Laju Pertumbuhan kabupaten Bungo Tahun 2007-2011 Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010* 2011** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian 1,89 3,01 5,12 3,25 4,22 2. Pertambangan dan Penggalian 80,47 62,82-8,71 5,34 8,84 3. Industri Pengolahan 4,91 5,97 6,97 4,73 12,95 4. Listrik, Gas dan air bersih 12,15 11,10 12,29 10,23 8,78 5. Bangunan 11,18 13,65 14,87 14,57 13,60 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan 11,06 13,65 14,87 11,15 10,56 4,05 4,65 6,88 6,62 6,47 4,24 4,49 7,97 7,42 5,56 9. Jasa-jasa 4,67 4,16 7,23 6,46 7,37 8,80 11,13 6,39 6,73 7,68 Tanpa pertambangan non migas 5,01 6,60 8,59 7,00 7,69 Keterangan : *) Angka diperbaiki **) Angka Sementara KABUPATEN BUNGO / GRDP BUNGO REGENCY 2007 2011 25
3. STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO Struktur perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor tersebut menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari masing-masing sektor. Perekonomian Kabupaten Bungo sampai tahun 2011 masih didominasi oleh sektor pertanian yaitu sebesar 27,86 pertanian memegang persen. Ini menunjukkan bahwa sektor peranan penting dalam pembentukan perekonomian Kabupaten Bungo, dengan kata lain sektor pertanian merupakan sektor andalan dalam pembentukan Kabupaten Bungo. Sektor kedua yang cukup berperan adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu 18,23 persen lalu disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu 17,52 persen. Grafik 4.2 Struktur Perekonomian Kabupaten Bungo Tahun 2011 4,7 5,69 12,83 27,86 17,52 18,23 8,75 0,66 3,76 Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik Bangunan Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa-jasa Mengingat begitu besarnya peranan sektor pertanian, di Kabupaten Bungo, seyogyanya kita terus berupaya untuk meningkatkan produksi hasil-hasil pertanian. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas yang tentunya akan berdampak pada nilai jual produk dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Untuk sektor pertanian sendiri yang memberikan kontribusi terbesar adalah sub sektor tanaman perkebunan yaitu KABUPATEN BUNGO / GRDP BUNGO REGENCY 2007 2011 26
44,60 % kemudian tanaman bahan makanan sebesar 35,97 % dan sisanya 19,43 % dari sub sektor kehutanan, peternakan dan perikanan. Selain itu, sektor pertanian yang merupakan sektor primer akan memicu pula pertumbuhan sektor-sektor primer lainnya, sektor sekunder dan sektor tersier sehingga pertumbuhan setiap sektor akan bergerak secara bersama-sama dan menentukan kemampuan sektor tersebut untuk memacu pertumbuhannya masing-masing menjadi lebih cepat. Meningkatnya Kabupaten Bungo dari tahun 2007 ke tahun 2011 ini didukung oleh berbagai usaha antara lain menguatnya peranan sektor pertanian yang merupakan andalan kabupaten ini sebesar Rp. 1,325 triliun. Dari 5 sub sektor pada sektor pertanian, yang menyumbangkan nilai tertinggi adalah sub sektor perkebunan senilai Rp. 590,95 miliar atau sebesar 44,60 persen. Di Kabupaten Bungo terjadi pergeseran dari sub sektor tanaman bahan makanan ke sub sektor tanaman perkebunan, pergeseran tersebut terjadi mulai tahun 2008, produksi tanaman bahan makanan seperti padi dan palawija mulai menurun karena masyarakat banyak beralih ke tanaman karet dan sawit dan juga didukung oleh produksi perkebunan perusahaan perusahaan besar yang bergerak di sektor perkebunan di Kabupaten Bungo. Urutan kedua yang memegang peranan bagi nilai perekonomian Kabupaten Bungo ini adalah dari sektor pertambangan dan penggalian yang memberikan kontribusi terhadap sebesar 18,23 persen. Sumbangan terbesar pada sektor ini adalah dari pertambangan non migas (batubara) yang menyumbang sebesar 89,57 persen. 4. PER KAPITA KABUPATEN BUNGO Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator yang menunjukkan tingkat ekonomi penduduk suatu daerah. kalau dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang bersangkutan merupakan per kapita, sedangkan pendapatan regional per kapita adalah PDRN atas dasar biaya faktor dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. KABUPATEN BUNGO / GRDP BUNGO REGENCY 2007 2011 27
Perkapita Kabupaten Bungo dengan pertambangan non migas atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2011. Pada tahun 2007 sebesar Rp 8,04 juta dan mencapai Rp 15,30 juta pada tahun 2011. Untuk perkapita dengan pertambangan non migas atas dasar harga konstan pada tahun 2007 sebesar Rp 3,97 juta dan pada tahun 2011 mencapai Rp 4,46 juta. Tabel 4.4. Perkembangan Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita Kab. Bungo Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007-2011 (Dengan Pertambangan Non migas) Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Tahun Perkapita Pendapatan Regional Perkapita (Percapita Gross Regional Income) Perkapita Pendapatan Regional Perkapita (Percapita Gross Regional Income) (1) (2) (3) (4) (5) 2007 8.04.253,50 7.959.859,69 3.974.106,42 3.652.170,27 2008 11.041.461,42 10.150.118,48 4.294.615,46 3.975.874,51 2009 12.298.050,21 11.289.050,21 4.467.095,59 4.149.537,51 2010 13.307.566,60 12.095.616,40 4.253.175,87 3.963.619,02 2011 15.303.276,70 14.056.769,93 4.467.815,50 4.152.198,18 KABUPATEN BUNGO / GRDP BUNGO REGENCY 2007 2011 28
Perkapita Kabupaten Bungo tanpa pertambangan non migas atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2011. Pada tahun 2007 sebesar Rp 7,75 juta dan mencapai Rp 12,80 juta pada tahun 2011. Sedangkan untuk perkapita tanpa pertambangan non migas atas dasar harga konstan pada tahun 2007 sebesar Rp 3,72 juta dan pada tahun 2011 mencapai Rp 4,10 juta. Tabel 4.5 Perkembangan Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita Kab. Bungo Atas Dasar Harga Berlaku Dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007-2011 (Tanpa Pertambangan Non migas) Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Tahun Perkapita Pendapatan Regional Perkapita (Percapita Gross Regional Income) Perkapita Pendapatan Regional Perkapita (Percapita Gross Regional Income) (1) (2) (3) (4) (5) 2007 7.758.849,59 7.168.278,35 3.721.735,47 3.404.039,05 2008 8.778.011,25 7.982.039,22 3.857.744,42 3.543.234,74 2009 10.252.843,50 9.181.839,32 4.095.651,63 3.777.270,24 2010 11.210.030,04 9.860.949,21 3.908.448,86 3.619.550,15 2011 12.804.713,96 11.374.172,06 4.107.091,11 3.789.898,61 KABUPATEN BUNGO / GRDP BUNGO REGENCY 2007 2011 29
5. PENDAPATAN REGIONAL PERKAPITA KABUPATEN BUNGO Pendapatan Regional per kapita Kabupaten Bungo dengan pertambangan non migas atas dasar harga berlaku juga memperlihatkan peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2011 yaitu dari Rp 7,95 juta pada tahun 2007 menjadi Rp. 14,05 juta pada tahun 2011. Pendapatan regional perkapita Kabupaten Bungo tanpa pertambangan non migas atas dasar harga berlaku sebesar Rp 11,37 juta pada tahun 2011. Pendapatan Regional per kapita Kabupaten Bungo dengan pertambangan non migas atas dasar harga konstan juga memperlihatkan peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2011 yaitu dari Rp. 3,65 juta pada tahun 2007 menjadi Rp. 4,12 jt pada tahun 2011. Pendapatan regional perkapita Kabupaten Bungo tanpa pertambangan non migas atas dasar harga konstan sebesar Rp 3,78 juta pada tahun 2011. KABUPATEN BUNGO / GRDP BUNGO REGENCY 2007 2011 30