Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol

dokumen-dokumen yang mirip
SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH KOTA MADIUN DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB

ANALISIS PERGESERAN SEKTOR PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH BESAR. Abstract

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI KABUPATEN MINAHASA DARI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA. Aurelianus Jehanu 1 Ida Ayu Purba Riani 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

Identifikasi Potensi Ekonomi di Kabupaten Rokan Hulu Identify of Economic s Potency in Rokan Hulu Regency.

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

SKRIPSI ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BONE PERIODE KUSNADI ZAINUDDIN JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

ANALISIS PENENTUAN KOTA MANADO SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN

SEKTOR PEMBENTUK PDRB

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB

DETERMINATION OF THE MAIN SECTOR IN THE ECONOMY OF REGENCY REGION LANGKAT APPROPRIATE SECTOR APPROACH PDRB

Salah satu komponen esensial dari pembangunan adalah pembangunan ekonomi Penentuan target pembangunan ekonomi perlu melihat kondisi atau tingkat

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

Determination of the Regional Economy Leading Sectors in Indonesia. Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah di Indonesia

PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN BONE BOLANGO DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

Lampiran 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Karo

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua

menciptakan stabilitas ekonomi (economic stability) melalui retribusi

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MESUJI PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

Analisis Sektor Unggulan Kota Bandar Lampung (Sebuah Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB)

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang giat dalam. merupakan rangkaian usaha untuk pembangunan yang merata dalam rangka

KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTORAL KABUPATEN ROKAN HILIR ANALYSIS OF GROWTH AND SECTORAL COMPETITIVENSES ROKAN HILIR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul periode , maka dapat disimpulkan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KOTA SINGKAWANG DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

ANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA (STUDI KASUS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE )

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

IDENTIFIKASI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KOTA TOMOHON TAHUN ( )

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI. Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhibungan dengan penelitian. Sektor atau kegiatan basis adalah sektor atau kegiatan

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KARO

Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 4, April-Juni 2015 ISSN:

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN DELI SERDANG DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB TESIS. Oleh

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MINAHASA (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN DAYA SAING EKONOMI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

Pendapatan Regional/ Regional Income

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif melalui perencanaan yang komprehensif (Miraza, 2005).

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Potensi Dan Daya Saing Sektoral Di Kabupaten Situbondo (Analysis of Potential and Competitiveness Sectoral In Situbondo Regency)

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN INDRAMAYU. Nurhidayati, Sri Marwanti, Nuning Setyowati

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA DAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

ANALISIS EKONOMI WILAYAH KABUPATEN DI EKS- KARESIDENAN SURAKARTA (BOYOLALI, SUKOHARJO, KARANGANYAR, WONOGIRI, SRAGEN DAN KLATEN) TAHUN

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEKTOR-SEKTOR EKONOMI POTENSIAL PADA PEREKONOMIAN KABUPATEN TANAH LAUT. Lina Suherty

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. v Daftar Gambar ix

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Analisis Sektor Unggulan dan Supomo Kawulusan (Mahasiswa Program Studi Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas Tadulako) Abstract The purpose this reseach the economy sector growth classification in Tolitoli and Buol regency area, to know basis and non-basis sectors of the economy sector growth in Tolitoli and Buol regency area, to know the change and movement in economic sector into Tolitoli and Buol regency and to determine the economic advantage sector in Tolitoli and Buol regency. Based on the account result which is obtained indicate that growth classification of economic sector in Tolitoli and Buol regency which is progress and developed sector is agriculture sector that progress but still stagnant sector that are cultivation industry sector and potential sector or still developing that are electric and water clean sectors and underdeveloped sectors that are mining and digging, building, trade, hotel and restaurant, transport and communication, finance, rental and company and services sectors. The including of in basis sector for Tolitoli and Buol regency that are agriculture and cultivation industry sectors. The result of shift share analysis indicate that the sector has got the quick growth process so that has potential to be developed into PDRB growth in Tolitoli regency that are electric, water, rental and company services sectors. But in Buol regency that are agriculture, electric, water clean, transport and communication sectors. The including as the advantage sector and the big contribution sectors on PDRB in Tolitoli and Buol regency that are agriculture, service sector, trade, hotel, restaurant and cultivation industry sectors. Key Words: The Advantage Sector, Typologi Klassen, Location Quotient and Shift Share Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi dapat mendukung pencapaian tujuan atau mendorong perubahan-perubahan atau pembaharuan bidang kehidupan lainnya (Fachrurrazy, 2009: 16). Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Siagian (1984: 128) bahwa keterbelakangan utama yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang adalah di bidang ekonomi. Oleh karena itu tidak mengherankan, bahkan dapat dikatakan merupakan tuntutan sejarah apabila pembangunan ekonomi mendapat perhatian utama. Proses pembangunan ekonomi tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi memerlukan berbagai usaha yang konsisten dari berbagai pihak untuk memberikan kemakmuran yang sebesar-besarnya bagi umat manusia. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersamasama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah (Arsyad, 1999). Pencapaian tujuan pembangunan ekonomi daerah dibutuhkan kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah (endogenous development), dengan menggunakan potensi sumberdaya lokal. Identifikasi sektor/subsektor ekonomi 158

159 e-jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 158-166 ISSN: 2302-2019 potensial menjadi kebutuhan bagi optimalisasi proses dan keberhasilan pembangunan ekonomi dimaksud. Pembangunan daerah harus sesuai dengan kondisi potensi serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya proses pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru, serta merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999: 108). Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut kreatif dalam mengembangkan perekonomian, peranan investasi swasta dan perusahaan milik daerah sangat diharapkan sebagai pemacu utama pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Investasi akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan dapat menimbulkan multiplier effect terhadap sektor-sektor lainnya. Dengan demikian strategi kebijakan pembangunan harus memberikan dampak yang optimal bagi pertumbuhan ekonomi, peningkatan lapangan pekerjaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. dan adalah Pemekaran dari Tolitoli. Setelah tahun 2000 kedua Kabupaten ini berdiri sendiri-sendiri. Dampak dari pemekaran daerah adalah daerah tersebut harus mengembangkan sumber daya yang terbatas yang dimilikinya. Salah satu cara untuk pengembangan sumber daya yang ada adalah dengan mengetahui sektor unggulan dari Kabupaten masing-masing untuk mempercepat laju pertumbuhan pembangunan daerah tersebut. Penentuan sektor unggulan daerah dan diperlukan suatu metode yang berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi kedua wilayah tersebut. Untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil untuk mempercepat laju pertumbuhan yang ada. Metode yang digunakan dalam penentuan sektor unggulan Kabupaten Tolitoli dan yaitu, analisis Klassen Tipology, analisis Loqationt Quotient, analisis Shift Share, dan analisis kontribusi. Analisis Klassen Tipology digunakan untuk mengetahui klasifikasi pertumbuhan sektor ekonomi Kabupaten Tolitoli dan Buol setelah pemekaran daerah. Analisis LQ digunakan untuk mengetahui sektor basis dan non basis bagi perekonomian dan Buol setlah pemekaran daerah. Analisis shift share digunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran struktur perekonomian Kabupaten Tolitoli dan setelah pemekaran daerah. Sedangkan analisis kontribusi digunakan untuk mengetahui sektor unggulan dan setelah pemekaran daerah. Uraian diatas yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian tentang Analisis Sektor Unggulan dan. METODE Metode yang dipakai dalam Analisis Sektor Unggulan dan adalah dengan menganalisis data PDRB dan beberapa tahun untuk melihat trend perkembangan indikator ekonomi. Data yang digunakan dalam kajian

Supomo Kawulusan, Analisis Sektor Unggulan dan Kabupaten... 160 ini adalah data tahun 2006-2010. Adapun alat analisis yang digunakan adalah: 1. Analisis Klassen Tipology, yang digunakan untuk mengidentifikasi posisi sektor perekonomian Kuadran I Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (developed sector) si > s dan ski > sk Kuadran III Sektor potensial atau masih dapat berkembang (developing sector) si > s dan ski < sk Dimana: si s Kuadran II Sektor maju tapi tertekan (stagnant sector) si < s dan ski > sk Kuadran IV Sektor relatif tertinggal (underdeveloped sector) si < s dan ski < sk = Laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB dan = Laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB Provinsi Sulawesi Tengah ski = Kontribusi sektor tertentu dalam PDRB dan sk = Kontribusi sektor tertentu dalam PDRB Provinsi Sulawesi Tengah (Sjafrizal, 2008). 2. Analisis Location Quotient (LQ), digunakan untuk menentukan sektor basis dan non basis di dan. Analisis ini didapatkan dengan rumus: LQ Dimana: PDRB Toli/Buol,i PDRB PDRB PDRB Toli/ Buol, i PDRB Toli/ Buol Sulteng, i Sulteng = PDRB sektor i di dan dengan memperhatikan sektor perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah sebagai daerah referensi. Analisis ini dihitung berdasarkan klasifikasi berikut ini: dan pada tahun tertentu. ΣPDRB Toli/Buol = Total PDRB di dan pada tahun tertentu. PDRBN Sulteng,i = PDRB sektor i di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun tertentu. ΣPDRB Sulteng = Total PDRB di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun tertentu (Sjafrizal, 2008). 3. Analisis Shift Share, digunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor pada perekonomian wilayah. Ini didaptkan dengan rumus: t t t t1 Y Y itoli/ Buol isulteng D itoli/ Buol YiToli/ Buol x t1 t1 ] YiToli/ Buol YiSulteng Dimana: D = pergeseran perbedaan (differensial shift) Sulteng = Provinsi Sulawesi tengah sebagai wilayah referensi yang lebih tinggi jenjangnya. Toli/Buol = dan sebagai wilayah analisis. Y = Nilai tambah bruto i = Sektor dalam PDRB t = tahun 2010 t-1 = tahun awal (tahun 2006) (Sjafrizal, 2008). 4. Analisis Kontribusi, digunakan untuk mengetahui sektor unggulan dengan melihat seberapa besar konstribusi yang dapat disumbangkan sektor-sektor

161 e-jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 158-166 ISSN: 2302-2019 pembentuk PDRB terhadap total PDRB dan. Analisis ini didapatkan dengan rumus: QXn Pn x 100% QYn Dimana: Pn = Kontribusi sektor sektorsektor pembentuk PDRB terhadap total PDRB dan QXn = (%) Nilai sektor-sektor Pembentuk PDRB dan (Milyar Rupiah) QYn = Total PDRB Kabupaten Tolitoli dan (Milyar Rupiah) (Azwar, 2005). HASIL DAN PEMBAHASAN Klasifikasi Pertumbuhan Sektor Perekonomian Wilayah dan Hasil analisis matriks Klassen Typologi pola pertumbuhan sektor ekonomi yang dapat dikategorikan sebagai sektor maju dan tumbuh cepat adalah sektor pertanian. Sektor inilah yang sebaiknya mendapat perhatian yang lebih dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli untuk dikembangkan. Sektor pertanian mempunyai kinerja laju pertumbuhan dan kontribusi ekonomi yang lebih besar daripada Provinsi Sulawesi Tengah yaitu: 6,74 % rata-rata laju pertumbuhan dan 50,61 % untuk kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Tolitoli. Sektor pertanian mempunyai peranan dalam penciptaan nilai tambah pada perekonomian walaupun terjadi penurunan selama periode 2006-2009. Kontribusi PDRB sektor pertanian dari tahun 2006 sebesar 51,34 % menurun menjadi 51,17 % pada tahun 2007, kemudian pada tahun 2008 menururn menjadi 50,36 %, pada tahun 2009 menurun lagi menjadi 49,86 %, dan pada tahun 2010 naik menjadi 50,34 %. Rata-rata dari kontribusi sektor pertanian di ini lebih besar daripada kontribusi sektor pertanian di Provinsi Sulawesi Tengah, karena sumberdaya alam sangat berpotensi di subsektor tanaman perkebunan dan perikanan. Hasil perbandingan laju pertumbuhan PDRB dan kontribusi PDRB di masingmasing sektor, industri pengolahan termasuk kuadran II yaitu sektor maju tetapi tertekan. Sektor industri pengolahan mempunyai kinerja kontribusi ekonomi yang lebih besar daripada Provinsi Sulawesi Tengah yaitu: 7,77 % rata-rata kontribusi PDRB Kabupaten Tolitoli dan 6,43 % untuk kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Tengah. Sektor pertanian mempunyai kinerja laju pertumbuhan PDRB yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian di Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu sebesar 5,66 % untuk dan 6,67 % untuk Provinsi Sulawesi Tengah. Dilihat dari hasil analisis Klassen Typologi tidak ada satu sektor pun yang berada pada kuadran III yaitu sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat. Berdasarkan analisis ini belum ada sektor yang sedang booming. Hal ini karena tidak ada sektor yang mampu menunjukkan laju pertumbuhannya yang melebihi kontribusi dan laju pertumbuhan di Provinsi Sulawesi Tengah. Namun, jika dilihat dari rata-rata laju pertumbuhan PDRB sektor yang hampir mendekati nilai laju pertumbuhan PDRB sektor di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu sektor industri pengolahan dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Dengan adanya perkembangan terus menerus maka sektor ini bisa berada pada kuadran III yang menjadi sektor yang berkembang cepat atau potensial. Hasil analisis Klassen Typologi ternyata masih banyak sektor ekonomi yang berada dalam kuadran IV yaitu sektor yang relatif

Supomo Kawulusan, Analisis Sektor Unggulan dan Kabupaten... 162 tertinggal. Klassen Typologi menjelaskan bahwa sektor-sektor ini kurang berkembang karena dilihat dari hasil analisis laju pertumbuhan dan kontribusi sektor-sektor ini di lebih kecil daripada di Provinsi Sulawesi Tengah. Kebijakan pembangunan yang terpusat pada sektor ini memiliki efek multiplier rendah dan sektor swasta yang kurang berkembang menjadi penyebab sektor-sektor ini tidak berkembang. Sektor-sektor yang termasuk kategori ini yaitu sektor pertambangan dan penggalian, listrik dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa. Klasifikasi sektor PDRB Kabupaten Buol tahun 2006-2010 berdasarkan Typologi Klassen, yang termasuk dalam kategori sektor maju dan tumbuh yang pesat (Kuadran I) yaitu sektor pertanian. Yang termasuk kategori sektor maju tapi tertekan (Kuadran II) adalah industri pengolahan. sektor listrik dan air bersih. Yang termasuk dalam kategori sektor berkembang (Kuadran III) yaitu sektor listrik, gas dan air bersih. Sedangkan yang termasuk dalam kategori sektor yang terbelakang (Kuadran IV) adalah sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor pertanian mempunyai peranan dalam penciptaan nilai tambah pada perekonomian yang dapat dilihat dari peningkatan distribusi PDRB yang terus mengalami peningkatan selama periode 2006 2010. Peningkatan distribusi PDRB sektor pertanian ini berbanding ternalik dengan laju pertumbuhan sektor pertanian dimana trus mengalami penurunan selama periode 2006-2010. Sektor industri pengolahan Kabupaten Buol termasuk dalam kategori sektor maju tetapi tertekan (Kuadran II). Sektor industri pengolahan mempunyai kinerja kontribusi ekonomi yang lebih besar daripada Provinsi Sulawesi Tengah yaitu: 7,91 % dan laju pertumbuhan yang labih kecil dibandingkan Provinsi Sulawesi Tengah yaitu: 4,74 %. Sektor industri pengolahan tidak berbeda jauh dengan sektor industri pengolahan. Kategori sektor potensial atau masih dapat berkembang (Kuadran III) diisi oleh sektor listrik dan air bersih. Hal ini berarti kondisi laju pertumbuhan sektoral di Provinsi Sulawesi Tengah lebih rendah dari laju pertumbuhan perekonomian rata-rata di, dan kontribusi rata-rata di lebih rendah dari kontribusi rata-rata di Provinsi Sulawesi Tengah. Hal ini mengindikasikan bahwa mempunyai potensi pertumbuhan yang cepat tetapi pendapatannya masih di bawah pendapatan rata-rata Provinsi Sulawesi Tengah. Pengelompokkan sektor pada kategori relatif tertinggal (Kuadran IV) diisi oleh sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Sektorsektor ini laju pertumbuhannya lebih lamban dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan dan kontribusi perekonomiannya di tingkat Provinsi Sulawesi Tengah. Sekaligus kontribusi rata-rata sektor-sektor tersebut di juga masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kontribusi sektor yang sama di Provinsi Sulawesi Tengah. Sektor Basis dan Non Basis Kabupaten Tolitoli dan Hasil perhitungan nilai Location Quotient (LQ) diseluruh sektor perekonomian berdasarkan indikator pendapatan daerah

163 e-jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 158-166 ISSN: 2302-2019 yaitu PDRB atas dasar harga konstan 2000 terdapat dua sektor yang menjadi basis perekonomian pada tahun 2006-2010 yaitu sektor pertanian dan sektor industri pengolahan, ini ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai LQ sektor tersebut lebih dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa sektorsektor tersebut memiliki kontribusi yang besar dalam perekonomian dan pembangunan wilayah di. Sektor pertanian dan industri pengolahan adalah sektor yang mampu menjadi sektor basis di dari tahun 2006-2010. Hal ini menunjukkan bahwa kedua sektor tersebut memiliki keunggulan kompetitif dan nilai kontribusi yang besar dalam perekonomian Kabupaten Tolitoli.Karena kedua sektor ini mampu bersaing dengan daerah Kabupaten/ Kota lain yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah dengan mengekspor produk dari sektor basis ke luar pasar domestik. Hasil analisis LQ di terdapat dua sektor ekonomi yang memiliki keunggulan komparatif (nilai LQ>1), yaitu: sektor pertanian, dan industri pengolahan. Ini mengindikasikan bahwa wilayah ini telah mampu memenuhi sendiri kebutuhannya di sektor ini dan dimungkinkan untuk mengekspor keluar daerah barang dan jasa pada sektor ini. Keunggulan komparatif (sektor basis) pada sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh kelima subsektornya. Subsektor yang memiliki nilai LQ tertinggi yaitu subsektor kehutanan, sebesar 2,08. Kemudian diikuti subsektor peternakan dengan nilai LQ sebesar 1,75. Lalu diikuti berturut-turut oleh subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan dan perikanan, dengan nilai LQ 1,42, 1,28 dan 1,08. Keunggulan komparatif pada sektor industri pengolahan dipengaruhi oleh subsektor makanan, minum dan tembakau, subsektor barang kayu dan hasil hutan lainnya, dan subsektor barang lainnya. Nilai LQ sektor industri pengolahan ini sebesar 1,23, yang disumbang oleh subsektor makanan, minum dan tembakau sebagai subsektor basis/potensial dengan nilai LQ sebesar 1,49, subsektor barang kayu dan hasil hutan lainnya dengan nilai LQ sebesar 1,15, dan subsektor barang lainnya dengan nilai LQ sebesar 2,89. Perubahan dan Pergeseran Perekonomian dan Hasil diferential shift menunjukkan bahwa sektor-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif di yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Dampak keunggulan kompetitif terhadap sektor pertanian sebesar Rp. 28,13 milyar, terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 8,66 milyar, terhadap sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 2,20 milyar, dan terhadap sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp. 0,97 milyar. Subsektor yang paling memiliki keunggulan kompetitif pada sektor pertanian adalah subsektor tanaman perkebunan. Dampak keunggulan kompetitif terhadap subsektor ini sebesar Rp. 53,02 milyar. Sedangkan Subsektor yang memiliki keunggulan kompetitif pada sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu subsektor hotel. Dampak keunggulan kompetitif terhadap subsektor ini sebesar Rp. 0,06 milyar. Subsektor yang memiliki keunggulan kompetitif pada sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu subsektor angkutan jalan raya. Dampak keunggulan kompetitif terhadap subsektor ini sebesar Rp. 6,41 milyar. Dampak keunggulan kompetitif pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu subsektor lembaga keuangan tanpa Bank sebesar Rp. 0,10 milyar. Secara agregat pergeseran bersih di menghasilkan nilai

Supomo Kawulusan, Analisis Sektor Unggulan dan Kabupaten... 164 negatif, yang menurunkan pertumbuhan PDRB pada periode 2006-2010 di Kabupaten Tolitoli sebesar Rp. 0,78 milyar atau sebesar 0,25 %. Struktur perekonomian Kabupaten Tolitoli yang tidak sepenuhnya sesuai dengan struktur perekonomian Sulawesi Tengah mampu diimbangi dengan nilai daya saing wilayah. Hal ini juga menunjukkan bahwa secara umum, termasuk kedalam kelompok daerah yang lamban. Ditingkat sektoral, ada 6 (enam) sektor yang memiliki nilai PB > 0 kecuali tiga sektor yang memiliki PB < 0 yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan. Pada sektor jasajasa, pergeseran bersihnya mampu menambah pertumbuhan output sebesar Rp. 9,64 milyar atau sebesar 19,65 % terhadap total pertumbuhan di sektor tersebut. Begitu juga yang terjadi di sektor listrik dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pergeseran bersihnya turut menambah pertumbuhan output ekonomi di. Sementara pada sektor industri pengolahan pergeseran bersih justru membebani tingkat pertumbuhan output sebesar Rp. 5,97 milyar. Pengaruh perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah memberikan pertumbuhan (keunggulan kompetitif) bagi sebesar Rp. 12,56 milyar atau sebesar 4,01 % Sektor ekonomi yang mempunyai keunggulan kompetitif (daya saing wilayah) di Kabupaten Buol adalah sektor pertanian sebesar 19,05 %, sektor perdagangan hotel dan restoran sebesar 25,34 %, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 8,34 % dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 7,07 %. Semua sektor ini mampu memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tingkat Provinsi Sulawesi Tengah. Secara agregat pergeseran bersih di lebih besar dengan menghasilkan nilai negatif, yang menurunkan pertumbuhan PDRB pada periode 2006-2010 di Kabupaten Buol sebesar Rp. 11,78 milyar atau sebesar 7,22 %. Hal ini juga menunjukkan bahwa secara umum, termasuk kedalam kelompok daerah yang lamban. Ditingkat sektoral, ada 3 (tiga) sektor yang memiliki nilai PB > 0 kecuali enam sektor yang memiliki PB < 0 yaitu sektor pertanian, sektor listrik dan air bersih dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Pada pertanian, pergeseran bersihnya mampu menambah pertumbuhan output sebesar Rp. 7,73 milyar atau sebesar 7,50 % terhadap total pertumbuhan di sektor tersebut. Pada sektor listrik dan air bersih, pergeseran bersihnya sebesar Rp. 0,77 milyar atau sebesar 51,87 %. Sedangkan pada sektor pengangkutan dan komunikasi, pergeseran bersihnya sebesar Rp. 0,21 milyar atau sebesar 3,78 %. Sektor Unggulan dan Sektor yang memberikan kontribusi terbesar atau yang merupakan sektor unggulan yaitu sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 50,61 % bagi PDRB Kabupaten Tolitoli, kemudian diikuti sektor jasa-jasa yang memberikan kontribusi 13,04 %, lalu dikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi sebesar 9,97 %, dan sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 7,77 %. Selama kurun waktu lima tahun terakhir kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB terus mengalami perkebangan yang fluktuatif. Bila pada tahun 2006 sektor ini memberikan kontribusi sebesar 51,34 %, pada tahun 2007 turun menjadi 51,17 %, pada tahun 2008 turun menjadi 50,36 %, tahun 2009 turun lagi

165 e-jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 158-166 ISSN: 2302-2019 menjadi 49,86 %, dan pada tahun 2010 naik menjadi 50,34 %. Tinjauan terhadap subsektor dalam sektor pertanian menunjukkan, sekitar 44,23 % nilai tambah yang tercipta di sektor pertanian berasal dari subsektor tanaman bahan makanan yang memberikan kontribusi sebesar 11,61 %, subsektor tanaman perkebunan yang meberikan kontribusi sebesar 25,71 %, dan subsektor perikanan yang memberkan kontribusi sebesar 6,91 %. Subsektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi sektor jasa-jasa adalah subsektor pemerintahan umum dan pertahanan yang memberikan sumbangan sebesar 9,45 %. Subsektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu subsektor perdagangan besar dan eceran sebesar 9,17 %. Sedangkan subsektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi sektor industri pengolahan adalah subsektor barang kayu dan hasil hutan lainnya yang memberikan sumbangan sebesar 4,27 %. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar atau yang merupakan sektor unggulan yaitu sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 57,48 % bagi PDRB, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan kontribusi 10,84 %, kemudian sektor jasa-jasa yang memberikan kontribusi sebesar 9,47 % dan sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 7,91 %. Selama kurun waktu lima tahun terakhir kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB terus mengalami peningkatan. Bila pada tahun 2006 sektor ini memberikan kontribusi sebesar 57,48 %, pada tahun 2007 naik menjadi 58,13 %, pada tahun 2008 naik lagi menjadi 58,76 %, tahun 2009 naik lagi menjadi 59,30 %, dan pada tahun 2010 naik lagi menjadi 59,73 %. Tinjauan terhadap subsektor dalam sektor pertanian menunjukkan, sekitar 47,57 % nilai tambah yang tercipta di sektor pertanian berasal dari subsektor tanaman perkebunan yang memberikan kontribusi sebesar 20,58 %, subsektor tanaman bahan makanan yang memberikan kontribusi sebesar 18,72 %, dan subsektor kehutanan yang memberkan kontribusi sebesar 8,27 %. Subsektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah subsektor perdagangan besar dan eceran yang memberikan sumbangan sebesar 9,87 %. Subsektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi sektor jasa-jasa yaitu subsektor pemerintahan umum dan pertahanan sebesar 4,97 %. Sedangkan subsektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi sektor industri pengolahan adalah subsektor barang kayu dan hasil hutan lainnya yang memberikan sumbangan sebesar 4,27 %. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : 1. Klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian dan yaitu sebagai berikut: a). Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (developed sector) yaitu sektor pertanian; b). Sektor maju tapi tertekan (stagnant sector) yaitu sektor industri pengolahan; c). Sektor potensial atau masih dapat berkembang (developing setor) yaitu sektor listrik dan air bersih yang hanya dimiliki. Pada tidak ada satupun sektor yang berada pada kuadran ini; dan d). Sektor relatif tertinggal (underdeveloped sector) yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.

Supomo Kawulusan, Analisis Sektor Unggulan dan Kabupaten... 166 2. Sektor basis untuk dan kabupaten Tolitoli yaitu sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Sedangkan sektor non basis yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. 3. Hasil análisis shift share menunjukkan bahwa sektor yang mengalami proses pertumbuhan cepat sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam memacu pertumbuhan PDRB yaitu sektor listrik dan air bersih, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor yang tergolong berpotensi pertumbuhan cepat (maju) bagi yaitu sektor pertanian, sektor listrik dan air bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi. 4. Sektor-sektor yang termasuk sektor unggulan atau sektor-sektor penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Tolitoli dan yaitu sektor pertanian, sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan. DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE. Azwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Fachrurrazy. 2009. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB. Tesis. Medan: Program Pascasarjana USU. Siagian, Sondang P. 1984. Proses Pengelolaan Pembangunan Nasional. Jakarta: Gunung Agung. Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama. Padang: Baduose Media.