REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. uraian produk perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan salah satu event

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB I PENDAHULUAN. (audio), visual, dan gerak (motion) (Widyatama, 2006:14). Seperti halnya. dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. terbelenggu dimanifestasikan dalam tayangan Iklan Tri Always On. Secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

BAB V PENUTUP. mucul dalam tayangan acara Wisata Malam, yaitu kode Appearance

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ahyad. Fakultas Komunikasi Universitas Gunadarma Kata Kunci: wacana kritis, iklan, makna

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat

BAB III METODE PENELITIAN

KASUS IKLAN CAT TEMBOK AVIAN DAN POMPA AIR SHIMIZU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan periklanan di dalam masyarakat dewasa ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kita pasti akan menjumpai iklan. baik media cetak maupun media elektronik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI KARTU SELULER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out

Kekalahan Koalisi Partai Politik Besar Dalam Iklan Rokok Surya Pro Mild

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Penggunaan Humor pada Iklan Televisi AXIS versi Cak Norris terhadap Brand Awareness

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Ades

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara


BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Disadur dari

BAB I PENDAHULUAN. tontonan dan lain lain. Kini terdapat jasa tour di beberapa kota yang mengajak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Dalam industri ini masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. promosi dalam perdagangan memiliki banyak macam seperti trade allowance, periklanan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin tajam dalam dunia bisnis menyebabkan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi.

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan

Transkripsi:

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S. I. Kom) Oleh: DEDY KUSUMA PUTRA 09 09 03844 / KOM PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2014

ABSTRAK Representasi Perempuan Dewasa yang Terbelenggu dalam Tayangan Iklan Televisi Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan Iklan televisi dapat didefinisikan sebagai iklan yang ditayangkan melalui media televisi, dan melalui media ini, pesan disampaikan melalui suara (audio), visual, dan gerak (motion). Iklan diangkat berdasarkan dengan refrensi realita sosial yang sering dijumpai di tengah-tengah masyarakat, sehingga iklan televisi juga disebut sebagai refleksi dunia nyata dimana iklan televisi memiliki kecenderungan untuk merekonstruksi realitas sebenarnya. Representasi perempuan terbelenggu dalam tayangan iklan TVC Tri Always On mengadopsi isu realita sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat. Isu realita sosial tersebut memiliki keterkaitan dengan aturan, ketentuan, dan nilai budaya yang membentuk sebuah sistem sosial. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif, paradigma kritikal, dan metode analisis semiotika yang menggunakan kode-kode televisi. Kode-kode televisi meliputi level realitas, level representasi, dan level ideologi. Ketiga level tersebut merupakan tools dari analisis semiotika yang berfungsi untuk mengkaji kode-kode, tanda-tanda, yang dibingkai dalam media televisi sehingga dapat membantu peneliti memaknai pesan komunikasi dari iklan tersebut. Akhirnya peneliti menemukan data bahwa sosok perempuan di dalam tayangan iklan TVC 3 Always On dimanifestasikan sebagai individu yang terikat oleh belenggu. Belenggu dalam konteks ini berarti sebuah ikatan yang mengacu pada aturan maupun ketentuan dalam wujud kebijakan hukum, yang merupakan produk dari ideologi patriarki. Kata kunci: Representasi, Perempuan, Terbelenggu, Iklan Televisi, Patriarki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklan televisi dapat didefinisikan sebagai iklan yang ditayangkan melalui media televisi, dan melalui media ini pesan disampaikan melalui suara (audio), visual, dan gerak (motion) (Widyatama, 2006:14). Seperti halnya yang dikemukakan (Danesi, 2004:382) bahwa periklanan mudah beradaptasi, dan terus menerus mencari representasi baru yang mencerminkan fluktuasi dalam tren dan nilai sosial. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa iklan diangkat berdasarkan dengan refrensi realita sosial yang sering dijumpai di tengah-tengah masyarakat, dengan harapan khalayak akan lebih mudah untuk memahami suatu iklan apabila nilai sosial yang ada di dalam iklan lebih sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Adalah iklan televisi yang telah ditayangkan oleh Tri (3) dengan tema Always On versi perempuan yang mengangkat isu mengenai adanya realita kaum perempuan dewasa di Indonesia yang masih terbelenggu. Peneliti melihat refrensi sosial yang diangkat oleh pengiklan yang kemudian menjadikannya ilustrasi dalam iklan tersebut cukup menarik dan menjadi sesuatu hal yang berbeda. Iklan televisi ini berani berspekulasi dan mengambil resiko berkaitan dengan isu fenomena sosial yang diangkat. Provider Kartu Telekomunikasi Seluler Tri mempunyai pertimbangan tersendiri terkait pemilihan isu tentang realita kaum perempuan dewasa yang terbelenggu apabila dilihat dari aspek persaingan produknya dengan kompetitor. Dari aspek ilustrasi yang diangkat dalam iklan televisi, Tri lebih bersifat soft sell daripada ilustrasi dalam iklan televisi milik kompetitor yang cenderung bersifat hard sell. Iklan ini ditayangkan 13 Mei 2013 (www.tri.co.id) dimana ditemukan banyak berita seperti yang telah diungkapakan di atas bahwa kaum perempuan sedang terbelenggu. Apabila dikaitkan dengan konteks pesan komunikasi yang disampaikan dalam iklan kompetitor, seperti misalnya Telkomsel dan XL Axiata, peneliti melihat bahwa dalam menawarkan

produknya seperti fasilitas mobile internet tidak terlepas dari syarat dan ketentuan yang berlaku. Syarat dan ketentuan tersebut antara lain kuota dan kurun waktu saat menggunakan fasilitas layanan mobile internet yang dibatasi. Misalnya untuk provider XL Axiata para konsumen bebas memakai kuota internet total sebesar 2GB dengan ketentuan pemakaian kuota internet sebesar 1,4GB selama kurun waktu pukul 24.00-06.00, dan sebesar 600MB selama kurun waktu pukul 06.00-24.00. Sedangkan untuk provider Telkomsel memberlakukan ketentuan pemakaian kuota internet total sebesar 3GB dibagi menjadi tiga pemakaian wajar yakni masing-masing 1GB pada jaringan 2G, 3G dan Wifi. Tidak demikian dengan Tri, yang menyediakan fasilitas layanan mobile internet tanpa syarat dan ketentuan dalam hal kurun waktu pemakaian kuota mobile internet dan pembagian kuota berdasar jaringan 2G maupun 3G. Namun ternyata, iklan ini tidak begitu saja mudah diterima oleh khalayak, karena tayangan iklan televisi ini berujung pada teguran tertulis yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia mengenai pelanggaran UU No.32 Tahun 2002 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. KPI berasumsi bahwa iklan ini telah melanggar norma kesopanan dan mengandung unsur pornografi (www.kpi.go.id). Terlepas dari beberapa hal kontroversi yang telah dipaparkan di atas, peneliti berasumsi bahwa pengiklan memiliki maksud dan tujuan tersendiri perihal pesan komunikasi yang disampaikan melalui iklan televisi tersebut. Peneliti akan mencoba mengkaji makna pesan komunikasi dari aspek visual dan audio dalam iklan ini dengan metodologi penelitian kualitatif interpretatif dan metode analisis data semiotika, karena pada dasarnya metode semiotika bersifat kualitatif interpretatif yaitu sebuah metode yang memfokuskan dirinya pada tanda dan teks sebagai obyek kajiannya, serta bagaimana peneliti menafsirkan dan memahami kode di balik tanda dan teks tersebut (Piliang, 2003:270). Metode penelitian kualitatif interpretatif ini akan dibantu dengan metode analisis semiotika John Fiske. Pendekatan Semiotika John Fiske dirasa dapat membantu proses analisis karena obyek kajian penelitian yang berupa video yang terdiri dari gambar dan suara. Menurut isi bukunya (Fiske,

2007:viii) dijelaskan bahwa Fiske merupakan sosok ilmuwan komunikasi dimana dia menaruh perhatian yang cukup besar pada artefak kebudayaan pop, khususnya budaya televisi. Selain itu (Fiske, 2007: xv) juga dipaparkan bahwa Fiske mengangkat topik permasalahan komunikasi dan budaya yang bisa meliputi budaya visual, budaya televisi, iklan, dan citra dan representasi wanita. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana representasi perempuan dewasa yang terbelenggu dimanifestasikan dalam tayangan TVC Tri Always On dengan pendekatan semiotika John Fiske? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi perempuan dewasa yang terbelenggu dan dimanifestasikan dalam tayangan TVC Tri Always On dengan pendekatan semiotika John Fiske. D. Manfaat Penelitian Secara Akademis Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai refrensi dan contoh penggunaan metode analisis semiotika, khususnya semiotika John Fiske untuk mengkaji konstruksi realitas sosial dalam tayangan iklan televisi. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan para praktisi periklanan untuk membedah dan menentukan pendekatanpendekatan yang akan dijadikan sebagai refrensi untuk membuat sebuah konsep ilustrasi dan menyusun naskah iklan. Secara Sosial Hasil penelitian diharapkan akan memberikan gambaran dan wacana yang baru, atau bahkan belum pernah ada sebelumnya kepada masyarakat (audience/ pembaca) tentang bagaimana suatu pesan komunikasi dalam iklan disajikan dalam bentuk tayangan di televisi bukan tanpa maksud/ tujuan tertentu.

E. Kerangka Teori Iklan Televisi Iklan sebagai Rekonstruksi Realitas Sosial Perempuan Dewasa dalam Perspektif Antropologi, Psikologi, dan Demografi Pengantar Semiotika Semiotika Media Pendekatan Semiotika John Fiske Posisi Semiotika sebagai Pendekatan Representasi Tanda F. Kerangka Konsep Penelitian ini berjudul Representasi Perempuan Dewasa yang Terbelenggu dalam Tayangan Iklan Televisi, dan akan dikaji menggunakan pendekatan semiotika John Fiske dengan kode-kode televisi. Dengan demikian dapat disebutkan beberapa konsep dalam penelitian ini dirumuskan antara lain: Terbelenggu dan Tayangan Iklan Televisi. G. Metodologi Penelitian Jenis Penelitian Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam metodologi kualitatif, peneliti juga akan menggunakan paradigma penelitian kritis (critical). Jenis Sumber Data Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis sumber data, yakni: 1. Sumber Data Primer 2. Sumber Data Sekunder

Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan secara langsung terhadap tayangan iklan televisi Tri Always On versi perempuan, Studi Pustaka Peneliti akan mencoba untuk merekam beberapa frame (shot) yang mewakili keseluruhan adegan setiap scene dalam tayangan iklan televisi Tri Always On versi perempuan. Kemudian untuk membantu dalam proses membaca dan menjelaskan makna-makna yang implisit dalam tayangan iklan tersebut, peneliti akan menggunakan refrensi-refrensi dari bahan seperti jurnal online, buku-buku, dan literatur yang memiliki implementasi dan keterkaitan dengan subyek penelitian, sehingga peneliti bisa menginterpretasikan makna-makna dalam tayangan iklan tersebut.

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN Bagian ini akan mendiskripsikan obyek dalam penelitian yaitu dimulai dari deskripsi singkat perusahaan, logo perusahaan dan filosofinya, beberapa uraian produk perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan salah satu event perusahaan tentang peluncuran produk baru yang berkaitan dengan penelitian ini, dilanjutkan dengan deskripsi singkat mengenai storyboard iklan televisi salah satu produk kartu telekomunikasi seluler Tri sebagai penutup pada Bab II. A. Logo Perusahaan B. Filosofi Logo Perusahaan C. Produk Perusahaan 1. Perdana Cengli (Bonus Goceng Berkali-kali untuk Internetan) D. Event Launching Produk AON (Always On) E. Deskripsi Singkat dan Storyboard Iklan Televisi Tri Always On versi Perempuan

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS Storyboard Iklan Televisi Tri Always On versi Perempuan

Representasi perempuan yang terbelenggu dalam tayangan TVC ini bisa dilihat dari key visual yang muncul dan ditemukan peneliti di setiap shot dalam adegannya. Secara berurutan key visual yang dinampakkan antara lain simbol burung dalam kandang dan diisi dengan narasi yang mengatakan kebebasan itu omong kosong. Hal ini bermakna bahwa sosok perempuan dalam tayangan iklan ini adalah seseorang yang tidak bebas dan terkekang. Kemudian pada shot berikutnya key visual dinampakkan ketika sosok perempuan mengenakan rok panjang basah terkena air sehingga dia harus mengangkatnya sampai di atas lutut. Adegan ini juga diiringi dengan narasi yang mengatakan katanya aku bebas berekspresi, tapi selama rok masih di bawah lutut. Hal ini bermakna bahwa hak sosok perempuan dalam tayangan iklan ini masih terkekang dan dibatasi ketika mengungkapkan sebuah ekspresi melalui caranya berpakaian, tentu saja dalam konteks ini dia tidak menemukan sebuah kebebasan. Adegan berikutnya sosok perempuan yang terbelenggu juga dinampakkan pada key visual ketika dia dia menari dalam sebuah bar untuk sekedar untuk menikmati hidup, tetapi pemandangan yang ditunjukkan adalah suasana bar yang belum dibuka untuk umum karena belum menginjak pukul sepuluh malam. Adegan ini

juga diiringi dengan narasi yang mengatakan hidup ini singkat mumpung masih muda nikmatin sepuasnya, asal jangan lewat dari jam sepuluh malam. Hal ini bermakna bahwa sosok perempuan dalam tayangan iklan ini tidak bisa merasakan kebebasan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya ketika waktu sudah malam. Adegan selanjutnya key visual yang dinampakkan dengan narasi yang mengatakan katanya urusan jodoh sepenuhnya ada di tanganku, asalkan sesuku, kalau bisa kaya, pendidikan tinggi, dan dari keluarga baik-baik. Ilustrasi yang dimunculkan adalah suasana di tengah-tengah keramaian ruang tunggu terminal bus, hal ini bermakna bahwa sosok perempuan tidak mempunyai kebebasan dalam menentukan pilihan jodohnya. Adegan terakhir dinampakkan dengan gambar dimana sosok perempuan sedang berada dalam bus kota dan diiringi dengan katanya zaman sekarang pilihan itu tidak ada batasnya, tetapi selama mengikuti pilihan yang ada. Hal ini bermakna bahwa sosok perempuan juga tidak bebas dalam menentukan sebuah pilihan apapun ketika pilihan itu memang tidak disediakan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah peneliti membahas dan menganalisa pada bab sebelumnya, maka pada akhirnya peneliti dapat mengetahui bagaimana representasi perempuan dewasa yang terbelenggu dimanifestasikan dalam tayangan Iklan Tri Always On. Secara keseluruhan ilustrasi dalam iklan Tri ini mengadopsi isu-isu realita sosial yang terjadi di lingkungan sosial masyarakat yang juga merupakan produk dari ideologi Patriarki. Patriarki merupakan sistem sosial dimana peran laki-laki adalah yang dominan dan menjadi sosok otoritas yang sentral dalam organisasi sosial, hukum, politik, agama, pendidikan, dan sebagainya. Kaitannya dengan iklan ini adalah dimana ideologi patriarki ditemukan dalam ranah hukum yang berfungsi untuk membuat suatu kebijakan dan aturan sehingga sifatnya cenderung mendeskriminasi kaum perempuan. Kebijakan dan aturan yang diberlakukan dengan dalih untuk melestarikan norma kesopanan ini justru menjadi suatu hal yang mengikat kaum perempuan dalam berperilaku, karenanya ilustrasi iklan ini menggambarkan bagaimana kaum perempuan di Indonesia terbelenggu, terikat oleh ikatan-ikatan, dalam konteks ini ikatan-ikatan tersebut adalah berbagai macam kebijakan dan aturan sehingga mereka menjadi kaum yang tidak bebas. B. Saran Secara Akademis Metode analisis semiotika John Fiske bisa digunakan untuk mengkaji konstruksi realita sosial yang ada dalam tayangan iklan televisi. Struktur pengkajian kosntruksi realita sosial dilakukan dengan mengaplikasikan kodekode televisi untuk membantu proses pemaknaan terhadap tanda-tanda,

simbol-simbol, serta kode-kode budaya yang terdapat dalam setiap cuplikan iklan televisi. Secara Praktis Pendekatan sosial dapat dijadikan sebagai refrensi untuk menciptakan konsep ilustrasi cerita dan menyusun naskah iklan. Proses untuk menentukan dan membedah konsep ilustrasi cerita dan penyusunan naskah iklan dilakukan dengan mengadopsi isu-isu itu, perlu menjadi perhatian khusus bagi pekerja industri kreatif sebagai pengiklan. Secara Sosial Penelitian ini menemukan bahwa secara keseluruhan makna dari pesan komunikasi yang disampaikan pengiklan bukan tanpa atau maksud tujuan tertentu