BUPATI KEPULAUAN MERANTI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT. PEMBANGUNAN BELITUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Draf Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT) REBONG PERMAI

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PT JASA SARANA JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS KARANGASEM SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 5 TAHUN 2002

QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT. REBONG PERMAI JAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PT. PEMBANGUNAN PRASARANA SUMATERA UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN P.T. BEKASI PUTERA JAYA

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 9 TAHUN 2002

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG

Pemerintah Provinsi Riau

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006

BUPATI BANDUNG RANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 11 TAHUN 2006 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

NOMOR : 3 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

NO : SERI : D

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA PELABUHAN PELABUHAN BATAM INDONESIA (PT)

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2008 PEMBENTUKAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) SYARI AH RENGGALI KABUPATEN ACEH TENGAH

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 10 TAHUN 2002

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BANK ACEH SYARIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 17 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2007 NOMOR 10 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2007

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

Transkripsi:

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PERSEROAN TERBATAS BUMI MERANTI DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN MERANTI, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah serta mempercepat proses pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti, perlu dibentuk suatu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT); b. bahwa berdasarkan pasal 177 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Perseroan Terbatas Bumi Meranti; 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3674); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 8. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 9. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043); 10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4968); 11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Daerah tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5104); 14. Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2011 Nomor 02);

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUN MERANTI dan BUPATI KEPULAUAN MERANTI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PERSEROAN TERBATAS BUMI MERANTI DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Meranti; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti; 3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Meranti; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti; 5. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti; 6. Perseroan Terbatas ini bernama PT. Bumi Meranti selanjutnya disingkat dengan Perseroan; 7. Stakeholder adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti, Pemegang Saham dan Komisaris; 8. Organ Perseroan Terbatas Bumi Meranti adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi; 9. Dewan Komisaris adalah Dewan Komisaris Perseroan Terbatas Bumi Meranti; 10. Direksi adalah Direksi Perseroan Terbatas Bumi Meranti; 11. Pegawai adalah Pegawai Perseroan Terbatas Bumi Meranti; 12. Anggaran Dasar adalah Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Bumi Meranti; 13. Saham adalah bukti kepemilikan modal Perseroan Terbatas Bumi Meranti yang memberi hak atas deviden dan lain-lainnya; 14. Rapat Umum Pemegang Saham selanjutnya disingkat RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas Bumi Meranti yaitu organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.

BAB II PENDIRIAN Pasal 2 (1) Berdasarkan Peraturan Daerah ini, didirikan Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan nama Bumi Meranti yang selanjutnya disingkat PT. Bumi Meranti. (2) Bupati diberikan wewenang untuk melaksanakan pembentukan Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 (1) Maksud didirikannya Perseroan ini adalah untuk mengali potensi ekonomi daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah serta menjadi penggerak ekonomi daerah. (2) Tujuan dibentuknya PT. Bumi Meranti adalah untuk menunjang kebijakan umum Pemerintah Daerah, memberikan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan dan peluang usaha guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memanfaatkan sumber daya alam serta menguasai teknologi, manajerial dan finansial yang berkaitan dengan sumber daya alam di Kabupaten kepulauan Meranti. (3) Dalam melaksanakan maksud dan tujuannya, BUMD melakukan usahanya berdasarkan azas ekonomi perusahaan. BAB IV TEMPAT DAN KEDUDUKAN Pasal 4 PT. Bumi Meranti berkedudukan dan berkantor pusat di ibu kota Kabupaten Kepulauan Meranti dan dapat membuka/ mendirikan anak-anak perusahaan dan atau perwakilan didalam atau diluar daerah Kabupaten Kepulauan Meranti dalam wilayah Negara Republik Indonesia maupun diluar negeri melalui RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB V MODAL DAN SAHAM Pasal 5 (1) Modal dasar Perseroan ditetapkan paling sedikit Rp. 1.000.000.000.00,- (satu milyar rupiah). (2) Dari modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui penyertaan modal Pemerintah Daerah yang merupakan kekayaan Pemerintah Daerah yang dipisahkan dengan cara pemasukkan saham-saham milik Pemerintah Daerah.

(3) Penambahan modal melalui penjualan saham tidak boleh melebihi kepemilikan saham Pemerintah Daerah serta harus mendapat persetujuan RUPS. (4) Penambahan modal pada Perseroan dapat dilakukan dengan cara penambahan modal Pemerintah Daerah atau pihak lain yang berbentuk saham. (5) Perubahan modal dasar untuk selanjutnya ditetapkan oleh RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 6 (1) Saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama. (2) Jenis dan nilai nominalisasi saham ditetapkan oleh RUPS. (3) Pengalihan saham milik Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (2), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. (4) Setiap pemegang saham menurut hukum harus tunduk dan patuh pada semua keputusan yang ditetapkan secara sah dalam RUPS. Pasal 7 (1) Perubahan penyertaan saham milik Pemerintah Daerah pada Perseroan, baik penambahan, pengurangan maupun pemindahan ditetapkan dalam RUPS; (2) Saham milik Pemerintah Daerah dalam Perseroan minimal 51% (lima puluh satu persen) dari total keseluruhan saham; (3) Penyertaan saham dari Pihak Ketiga dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 8 Ketentuan dan peraturan tentang daftar pemegang saham, pemindahtanganan saham dan duplikat saham diatur dalam peraturan tersendiri oleh RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 9 (1) RUPS merupakan pemegang kekuasaan tertinggi; (2) RUPS terdiri atas RUPS Tahunan dan RUPS Lainnya. (3) RUPS diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. (4) RUPS Tahunan diadakan dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup. (5) RUPS Lainnya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan yang disebut RUPS Luar Biasa. (6) RUPS dipimpin oleh Komisaris Utama. (7) RUPS dihadiri oleh unsur-unsur Pemerintah Daerah, Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi.

(8) Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (9) Tata tertib penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh RUPS pertama, dengan berpedoman pada Anggaran Dasar Perseroan. BAB VII DIREKSI Pasal 10 (1) Perseroan dipimpin oleh Direksi, yang terdiri dari seorang Direktur atau lebih, apabila diangkat lebih dari seorang Direktur maka salah seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama. (2) Prosedur dan pernyataan pengangkatan, masa jabatan, tugas dan wewenang serta pemberhentian Direksi, diatur dalam Anggaran Dasar. (3) Untuk pertama kali direksi ditunjuk oleh Bupati untuk masa kerja paling lama 2 tahun. (4) Pemilihan Direksi selanjutnya dilakukan dengan cara terbuka melalui Uji Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) oleh Tim Uji Kelayakan dan Kepatutan berdasarkan usul Pemerintah Daerah. (5) Tim Uji Kelayakan dan Kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibentuk oleh Pemerintah Daerah dengan anggota paling banyak 5 (lima) orang, terdiri dari: a. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti; b. DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti; c. Komisaris; d. Profesional; e. Perguruan Tinggi. (6) Hak dan kewajiban Direksi ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Perseroan dan RUPS. Pasal 11 Sebelum menjalankan tugasnya, Direksi dilantik dan diambil sumpah jabatan oleh Bupati. (1) Direksi dapat diberhentikan jika : a. masa jabatannya berakhir; b. meninggal dunia; c. mengundur diri; Pasal 12 d. melakukan tindak pidana yang mengakibatkan yang bersangkutan dijatuhi hukuman oleh Pengadilan yang bersifat tetap; e. cacat seumur hidup yang mengakibatkan ia tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagai Direksi; f. melakukan tindakan yang tercela atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan daerah atau negara; g. terbukti tidak cakap dalam mengelola Perseroan yang dibuktikan dengan hasil audit oleh lembaga yang berwenang.

(2) Pemberhentian Direksi yang belum berakhir masa jabatannya dapat dilakukan atas usul Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti melalui persetujuan RUPS atau RUPS Luar Biasa. BAB VIII KOMISARIS Pasal 13 (1) Komisaris terdiri dari satu orang Komisaris atau lebih, apabila diangkat lebih dari satu orang maka salah seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama. (2) Prosedur dan persyaratan pengangkatan, masa jabatan, tugas dan wewenang serta pemberhentian Komisaris, diatur dalam Anggaran Dasar. (3) Untuk mewakili Pemerintah Daerah pada Perseroan, Bupati menunjuk Pejabat yang akan duduk sebagai Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; (4) Untuk pertama kalinya, Komisaris dipilih dan ditetapkan oleh Bupati dalam suatu Surat Keputusan. (5) Hak dan kewajiban Komisaris ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Perseroan dan RUPS. Pasal 14 (1) Anggaran dasar Perseroan dapat mengatur adanya 1 (satu) orang atau lebih Komisaris Independen dan 1 (satu) orang Komisaris Utusan. (2) Komisaris independen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya. (3) Komisaris utusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris. (4) Tugas dan wewenang Komisaris utusan ditetapkan dalam anggaran dasar Perseroan dengan ketentuan tidak bertentangan dengan tugas dan wewenang Dewan Komisaris dan tidak mengurangi tugas pengurusan yang dilakukan Direksi. Pasal 15 Sebelum menjalankan tugasnya, Komisaris dilantik dan diambil sumpah jabatan oleh Bupati. BAB IX KEPEGAWAIAN Pasal 16 (1) Pegawai Perseroan diangkat dan diberhentikan oleh Direksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Kewajiban, hak dan kedudukan Pegawai diatur oleh Direksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan memperhatikan kemampuan keuangan Perseroan. BAB X TAHUN BUKU, RENCANA KERJA DAN ANGGARAN Pasal 17 (1) Tahun Buku Perseroan adalah tahun taqwin. (2) Rencana Kerja dan Anggaran Biaya disusun dan diajukan oleh Direksi kepada Komisaris untuk memperoleh pengesahan. (3) Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun buku ditutup. Pasal 18 (1) Pada setiap penutupan tahun buku, Direksi berkewajiban membuat dan menyampaikan Laporan Keuangan Perseroan yang terdiri atas Neraca, Perhitungan Laba Rugi, perubahan modal dan catatan atas Laporan Keungan yang telah diaudit oleh Lembaga yang berwenang. (2) Selambat-lambatnya 5 (lima) bulan setelah tahun buku ditutup, Direksi membuat Laporan Tahunan untuk diajukan dan dibahas dalam RUPS Tahunan. (3) Laporan Keuangan disampaikan kepada Bupati selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah RUPS. BAB XI PENETAPAN DAN PEMBAGIAN LABA BERSIH (1) Laba Bersih ditetapkan oleh RUPS. Pasal 19 (2) Pembagian Laba Bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh RUPS dan dialokasikan untuk: a. Pendapatan Asli Daerah dan atau Pemegang Saham; b. Dana Pengembangan Usaha; c. Dana Kesejahteraan Pegawai; d. Dana Cadangan. BAB XII PENGGABUNGAN, PELEBURAN DAN PENGAMBILALIHAN Pasal 20 (1) Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perseroan ditetapkan oleh RUPS melalui persetujuan DPRD, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Tata cara penggabungan, peleburan dan pengambilalihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dituangkan pada Anggaran Dasar.

BAB XIII PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI Pasal 21 (1) Pembubaran dan likuidasi Perseroan ditetapkan dalam RUPS dan Penetapan Pengadilan. (2) Tata cara pembubaran dan likuidasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam Anggaran Dasar. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS. Pasal 23 (1) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. (2) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti. Diundangkan di Selatpanjang pada tanggal 12 Desember 2011 Ditetapkan di Selatpanjang pada tanggal 12 Desember 2011 BUPATI KEPULAUAN MERANTI, ttd I R W A N SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI, ttd H. ZUBIARSYAH. MS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI TAHUN 2011 NOMOR 25 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN ORTAL, SUDANDRI, SH Penata Tk.I Nip. 19730630 200003 1 004