Desi Wahyuningtyas 16, Didik Sugeng Pambudi 17, Dinawati Trapsilasiwi 18

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Dalifah 6, Susanto 7, Arika Indah K. 8

Key Words: Cooperative learning model with Mind Mapping technic, fraction, student s activity, student s mistakes, effectiveness

Siti Ati ah 13, Didik Sugeng Pambudi 14, Dinawati Trapsilasiwi 15

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Elok Asmaul Husna 4,Dafik 5, Hobri 6

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

Dwi Septi 25,Hobri 26, Arika Indah K. 27

Key Words: Accelerated learning, student s achievement, Linier Program

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Moh. Imam Syafi i 29, Dinawati Trapsilasiwi 30, Susi Setiawani 31

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Kadikma, Vol. 5, No. 3, hal 9-18, Desember 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALLTHROWING

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

Dyna Probo Mukti 19, Susanto 20, Dafik 21

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

PENERAPAN HYPNOTEACHING

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENERAPAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Azmy Juhayla 37, Hobri 38, Titik Sugiarti 39

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

Herdika Lestiyaningsih 6, Hobri 7, Arika Indah 8

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia Vol. 1 No. 2 Desember 2016

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE BERBASIS LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KOKAP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

Girlda Elynikie B. 25, Dinawati Trapsilasiwi 26, Arif Fatahillah 27

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR APOS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIKLUS ACE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK

Barel Darussalam 1, Drs. Sutrisno, S.T,M.Pd. 2, Eko Supri Murtiono, S.T,M.T. 3

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Tarmini 1 SDN Maribaya 01, Kec. Kramat, Kab. Tegal Kata Kunci: Aktivitas Siswa, Hasil Belajar, Media Gelas Fakel

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

Fandi Ahmad* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

masih rendah. Rendahnya prestasi belajar tersebut ditandai dengan masih banyakya

Niken 22, Susanto 23,Toto Bara Setiawan 24

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK

RAHMAT FAUZI NIM. K

Lukluk Ibana 1, Pujiastuti 2, Iis Nur Asyiah 3 PENDAHULUAN

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Key Words : cooperative learning two stay two stray, interactive cd, student learning achievement, cylinder and cone.

Rini Tri Irianingsih 47

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

Jln. Kalimantan 37, Jember

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

Arynda 28, Susanto 29, Dafik 30

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

Keywords: RME, paper folding media, fraction

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

JURNAL TAMAN VOKASI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 BINANGUN CILACAP

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

Transkripsi:

PENERAPANPEMBELAJARAN M-APOS DENGAN SIKLUS ADL DALAM MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII E SMPN 7 JEMBER SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 Desi Wahyuningtyas 16, Didik Sugeng Pambudi 17, Dinawati Trapsilasiwi 18 Abstract: The research aims to know the application of M-APOS for overcome student s mistakes aboutvolume of cube and cuboidtopic at eight grade of juniorhigh school. M-APOS is development of APOS theory. M-APOS using ACE teaching cycle that consists of three components: activities, classroom discussion, and exercises. The subject of research is students of VIII E class SMPN 7 Jember in even semester academic year 2012/ 2013. The kinds of student s mistakes consist of error using data, error of theorem or definition, technical errors, and another mistakes. This research design is Classroom Action Research (CAR) and the method of data collecting using observation, interview, test and documentation. The result of research indicate that the result of learning activity increase of student s activity of cycle I reach 82,2% and cycle II reach 85,8%. While the student s mistakes at cycle I reach 17,4% and cycle II 8,55%. So, the mode of teaching can increase student s activity and decrease the student s mistakes. Key Words: M-APOS, cube and cuboid,, student s activity, student s mistakes PENDAHULUAN Rendahnya hasil belajar matematika siswa dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya siswa sering menganggap matematika merupakan bidang studi yang menakutkan, membosankan, dan sangat sulit, sehingga banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita. Hal itu disebabkan oleh pembelajaran yang monoton hanya menggunakan metode ceramah.oleh karena itu, diperlukan suatu perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran M-APOS dalam mengatasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada subpokok bahasan volume kubus dan balok di kelas VIII E semester genap SMP Negeri 7 Jember. Pembelajaran M-APOS merupakan pengembangan dari teori APOS yang dikembangkan oleh Ed Dubinsky. Ed Dubinsky sebagai pengembang Teori APOS mendasarkan teorinya pada pandangan bahwa pengetahuan dan pemahaman matematika seseorang merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk merespon terhadap suatu situasi matematika dan merefleksikannya pada konteks sosial. 16 Mahasiswa Prodi Pendidikan matematika FKIP Universitas Jember 17 Dosen Prodi Pendidikan matematika FKIP Universitas Jember 18 Dosen Prodi Pendidikan matematika FKIP Universitas Jember

48 Kadikma, Vol. 5, No. 2, hal 47-54, Agustus 2014 Selanjutnya individu tersebut mengkonstruksi atau merekonstruksi ide-ide matematika melalui tindakan, proses dan objek matematika, yang kemudian diorganisasikan dalam suatu skema untuk dapat dimanfaatkan dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi. Penerapan pembelajaran M-APOS dengan menggunakan siklus ADL (aktivitas, diskusi kelas, latihan soal)(nurlaelah dan Sumarmo, 2009:3). Menurut Movshovits-Hadar et al (1987), jenis kesalahan siswa diklasifikasikan menjadi enam yaitumisused data(kesalahan penggunaan data), misinterpreted language(kesalahan menafsirkan bahasa), logical invalid inference (penyimpulan logika tidak valid),distorted theorem (kesalahan penggunaan teorema),unverified solution (solusi yang belum teliti), dantechnical error (kesalahan teknis). Dari klasifikasi kesalahan di atas, dipilih empat jenis kesalahan yaitu kesalahan penggunaan data, kesalahan penggunaan teorema, kesalahan teknis, dan jawaban kosong. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Jember. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengatasi kesalahan siswa dan meningkatkan keaktifan siswa. Penelitian ini menggunakan dua siklus, dengan metode pengumpulan data, yaitu tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah: 1. Persentase jenis kesalahan siswa: = 100% Keterangan: p = persentase tiap jenis kesalahan siswa n = jumlah kesalahan yang dilakukan siswa untuk tiap jenis kesalahan N = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes S = jumlah soal tes Tabel 1. Persentase Jenis Kesalahan p kategori p 55 % sangat tinggi 40 % p 55 % tinggi 25 % p 40 % cukup tinggi 10 % p 25 % kecil p 10 % sangat kecil Sumber: Sutejo (2001:30)

Desi dkk : Penerapan Pembelajaran M-APOS Dengan Siklus ADL Dalam 49 2. Persentase keaktifan siswa dan guru = 100% ; = 1, 2 Keterangan: a i = persentase keaktifan 1 = siswa 2 = guru Q = jumlah skor yang dicapai R = jumlah skor maksimal Tabel 2. Klasifikasi Keaktifan Persentase Kategori 80 % 100 % Sangat aktif 60 % 80 % aktif 40 % 60 % Cukup aktif 20 % 40 % Kurang aktif 20 % Sangat kurang aktif Sumber: Arikunto (2002:246) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran M- APOS diperoleh data aktivitas siswa pada tabel berikut. Tabel 3. Persentase aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II Jenis Aktivitas Persentase (%) Siklus I Siklus II Oral Berkumpul dan berdiskusi 84,2 % 87,7 % Activities dengan teman kelompok Bertanya kepada guru dan 75,4 % 83,3 % kelompoknya Menjawab pertanyaan guru 75,4 % 85,1 % Listening Mendengarkan dan 81,6 % 85,9 % Activities memperhatikan guru Writing Mengerjakan LKD dengan 88,6 % 91,2 % Activities kelompoknya Menyelesaikan latihan soal secara individu 87,7 % 90,3 % Observasi aktivitas guru dilakukan oleh guru bidang studi matematika kelas VIII E SMP Negeri 7 Jember dan diperoleh data aktivitas guru pada tabel berikut. Tabel 4. Persentase dan kategori aktivitas guru Siklus Persentase Aktivitas Guru (%) Kategori I 87,5 Sangat Aktif II 91,7 Sangat Aktif

50 Kadikma, Vol. 5, No. 2, hal 47-54, Agustus 2014 Berdasarkan hasil tes pendahuluan, tes akhir siklus I, dan tes akhir siklus II diperoleh persentase kesalahan yang dilakukan oleh siswa, yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 5. Persentase kesalahan siswa Jenis Kesalahan Tes Pendahuluan Akhir Siklus I Akhir Siklus II Kesalahan penggunaan data 34,2 % 21,1 % 9,2 % Kesalahan penggunaan 19,7 % 13,2 % 5,3 % teorema atau definisi Kesalahan teknis 48,7 % 32,9 % 19,7 % Kesalahan lain 5,3 % 2,6 % 0 % 60 50 Persentase (%) 40 30 20 10 Tes pendahuluan Tes akhir I Tes akhir II 0 Kesalahan penggunaan data Kesalahan penggunaan teorema Kesalahan teknik Jenis Kesalahan Siswa Kesalahan lain Gambar 1. Grafik perbedaan persentase kesalahan siswa Penelitian diawali dengan pemberian tes pendahuluan mengenai materi volume Kubus dan Balok kepada seluruh siswa kelas VIII E. Pemberian tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal cerita volume Kubus dan Balok, sehingga diketahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa sebelum diterapkannya pembelajaran M-APOSpada materi tersebut. Dari hasil tes tersebut diperoleh persentase kesalahan, yaitu kesalahan pengunaan data 34,2%, kesalahan penggunaan teorema atau definisi 19,7%, kesalahan teknis 48,7%, dan kesalahan lain 5,3%. Persentase ini menunjukkan bahwa siswa masih kurang menguasai materi dan kurang memahami langkah-langkah penyelesaian dari soal yang diberikan.

Desi dkk : Penerapan Pembelajaran M-APOS Dengan Siklus ADL Dalam 51 Berdasarkan persentase dari masing-masing jenis kesalahan pada tes pendahuluan, dapat disimpulkan bahwa diperlukan adanya perbaikan pembelajaran di kelas. Selanjutnya, dilaksanakan pembelajaran siklus I yang terdiri atas tiga pertemuan dengan menerapkan pembelajaran M-APOS untuk mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal cerita volume Kubus dan Balok. Pada setiap pertemuan dilaksanakan fase-fase yang merupakan langkah-langkah dalam pembelajaran M-APOS. Fase-fase tersebut terdiri atas fase aktivitas, diskusi kelas, dan latihan soal. Fase aktivitas diawali guru dengan memberikan LKT (Lembar Kerja Tugas) yang wajib dikerjakan siswa sebagai pekerjaan rumah dan sebagai modal awal mereka untuk mempelajari materi yang akan dijelaskan guru. Tujuan diberikan LKT adalah agar siswa mempelajari materi yang akan dijelaskan oleh guru pada pertemuan berikutnya. Aktivitas yang selanjutnya adalah pemberian LKD (Lembar Diskusi Kelas). Sebelum diberikan LKD, guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan kemampuan yang heterogen. Kemudian guru meminta semua siswa berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan oleh guru dan mengerjakan LKD secara berkelompok. Awalnya ada beberapa siswa yang mengeluh tidak cocok dengan teman kelompoknya. Namun seiring berjalannya waktu siswa tersebut dapat beradaptasi dan dapat bekerja sama untuk menyelesaikan LKD. Fase diskusi kelas dimulai setelah siswa selesai mengerjakan LKD bersama dengan kelompoknya. Dengan dipimpin oleh guru, satu per satu perwakilan dari beberapa kelompok maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Guru juga meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan dan meminta siswasiswa yang pasif untuk menjawab pertanyaan guru. Diakhir diskusi, guru mengulas kembali penjelasan siswa. Fase latihan soal (tes akhir siklus) diberikan di akhir pembelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan jenis kesalahan yang dilakukan siswa. Tes akhir siklus terdiri dari dua soal uraian. Sesuai model pembelajaran M-APOS, dengan menganalisis jenis kesalahan hasil pekerjaan siswa guru juga dapat mengetahui tahapan proses berpikir siswa. Empat tahap proses berpikir siswa yang disingkat dengan APOS (Action, Process, Object,Schema). Aksi (action), siswa dikatakan berada pada tahap aksi apabila siswa tidak memahami konsep yang telah diajarkan guru, sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Proses (process), siswa

52 Kadikma, Vol. 5, No. 2, hal 47-54, Agustus 2014 dikatakan berada pada tahap proses apabila siswa menguasai konsep yang diberikan guru dan mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan soal. Namun pada tahap ini siswa masih belum memberikan hasil yang benar. Objek (object), siswa dikatakan berada pada tahap objek apabila siswa dapat menyelesaikan soal yang diberikan guru dengan tepat. Jika siswa menyelesaikan semua soal dengan benar, maka siswa sudah berada pada tahapan skema (schema). Dengan mengamati jenis kesalahan yang dilakukan siswa, maka guru melakukan wawancara dengan siswa yang melakukan kesalahan. Beberapa siswa melakukan kesalahan penggunaan data dan kesalahan penggunaan teorema karena siswa tidak memahami konsep yang dijelaskan guru. Sedangkan siswa yang melakukan kesalahan teknis karena siswa salah dalam menghitung dan ada beberapa siswa yang masih belum hafal perkalian. Sehingga perlu adanya perhatian khusus dari guru untuk mengatasi kesalahan pada siswa tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan bimbingan khusus. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran M- APOS dapat mengurangi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita volume Kubus dan Balok. Oleh karena itu, penerapan pembelajaran M-APOS dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pembelajaran M-APOS pada penelitian ini dapat berjalan sesuaidengan siklus ADL (Aktivitas, Diskusi kelas, Latihan soal) dandapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada tes akhir siklus I persentase kesalahan penggunaan data adalah 21,1 % dengan kategori cukup tinggi. Persentase kesalahan penggunaan teorema adalah 13,2 % dengan kategori kecil dan persentase kesalahan lain adalah 2,6 % dengan kategori sangat kecil. Pada tes akhir siklus II persentase kesalahan penggunaan data adalah 9,2% dengan kategori sangat kecil. Persentase kesalahan penggunaan teorema adalah 5,3 % dengan kategori sangat kecil.

Desi dkk : Penerapan Pembelajaran M-APOS Dengan Siklus ADL Dalam 53 Saran Guru dapat memilih pembelajaran ini sebagai alternatif pembelajaran di kelas agar siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang biasa dilakukan, harus kreatif dan cekatan ketika ada masalah yang tidak terduga yang terjadi di kelas, hendaknya mempertimbangkan apakah pembelajaran tersebut cocok untuk pokok bahasan yang bersangkutan, memperhatikan waktu (metode pembelajaran ini membutuhkan waktu yang cukup lama), dan hendaknya membuat persiapan yang matang yang disesuaikan dengan perkembangan diri dan kesiapan siswa agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan XII. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Sutejo. 2001. Pembelajaran Remedial untuk Mengatasi Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Volum dan Luas Sisi Bangun Ruang Kelas III PL I Cawu 1 di SLTP Negeri 3 Balung Jember Tahun Pelajaran 2000/2001. Jember: Universitas Jember. Movshovitz, Hadar, N., Zaslavsky, O., & Inbar. S. 1987. An Empirical Classification- Model of Errors in High School Mathematics. Journal of Reseach in Mathematics Education, Vol. 18, No.1, pp. 3-14. http://www.jstor.org/discover/10.2307/749532?uid=3738224&uid=2129&uid=2 &uid=70&uid=4&sid=21101707037751. Diakses pada tanggal 17 April 2013 Nurlaelah, Elah. & Sumarmo, Utari. 2009. Implementasi Pembelajaran APOS dan Modifikasi APOS (M-APOS) pada Mata Kuliah Struktur Aljabar. [Online]. http://file.upi.edu/direktori/fpmipa/jur._pend._matematika/19641123 1991032-ELAH_NURLAELAH/MK._Elah_13.pdf. [27 Agustus 2012].

54 Kadikma, Vol. 5, No. 2, hal 47-54, Agustus 2014