ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA STATIK EKIVALEN DAN ANGIN PADA STRUKTUR GEDUNG DENGAN VARIASI RASIO KELANGSINGAN BANGUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH VARIASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA KECEPATAN ANGIN PADA STRUKTUR GEDUNG

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA DAN BEBAN ANGIN PADA BANGUNAN DENGAN VARIASI GEOMETRIS BANGUNAN YANG TIDAK BERATURAN

ANALISIS KINERJA BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN DENAH BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT STOREY SKRIPSI

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Secara keseluruhan, kesimpulan dari studi yang dilakukan adalah :

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

DISTRIBUSI BEBAN LATERAL PADA STRUKTUR AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan letak sendi plastis dengan menggunakan reduced beam

PENGARUH PENEMPATAN CORE WALL DENGAN EKSENTRISITAS TERTENTU TERHADAP TITIK BERAT BANGUNAN PADA BANGUNAN TINGGI DI BAWAH PENGARUH BEBAN GEMPA

Daftar Pustaka. Office Building at Diponegoro University-Tembalang Semarang). Dari

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG KANTOR KALIMANTAN SAWIT KUSUMA

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kolom. Kolom termasuk struktur utama yang bertujuan menyalurkan beban tekan

STUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. Keandalan Struktur Gedung Tinggi Tidak Beraturan Menggunakan Pushover Analysis

BAB I PENDAHULUAN. tanah, dan batu digunakan langsung sebagai bahan utama pembuatan bangunan.

BABI PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam mendirikan sebuah bangunan adalah

KINERJA STRUKTUR AKIBAT BEBAN GEMPA DENGAN METODE RESPON SPEKTRUM DAN TIME HISTORY

EVALUASI METODE FBD DAN DDBD PADA SRPM DI WILAYAH 2 DAN 6 PETA GEMPA INDONESIA

ANALISIS KINERJA GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN DENAH BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT STOREY SKRIPSI.

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DENGAN STRUKTUR BAJA 4 LANTAI PADA DAERAH GEMPA RESIKO TINGGI DENGAN METODE LRFD (LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN)

PENGARUH EKSENTRISITAS PUSAT MASSA BANGUNAN BETON BERTULANG TERHADAP STABILITAS STRUKTUR YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER DALAM UPAYA MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BERBENTUK H

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

PENELITIAN MENGENAI SNI 1726:2012 PASAL TENTANG DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN, KEKUATAN, DAN PENGECEKAN TERHADAP SISTEM TUNGGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan berdasarkan permodelan struktur yang telah selesai. Pembebanan diberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

KAWAT ANYAM SEBAGAI PERKUATAN PADA RUMAH SEDERHANA TANPA BETON BERTULANG SKRIPSI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan balok perangkainya yang disesuaikan dengan SNI dan SNI 03-

PENGARUH PENETAPAN SNI GEMPA 2012 PADA DESAIN STRUKTUR RANGKA MOMEN BETON BERTULANG DI BEBERAPA KOTA DI INDONESIA

PENDAHULUAN Perencanaan gedung tahan gempa telah menjadi perhatian khusus mengingat telah banyak terjadi gempa cukup besar akhir-akhir ini. Perencanaa

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN THE BELLEZZEA OFFICE JAKARTA SELATAN MENGGUNAKAN FLAT SLAB

LAMPIRAN LAMPIRAN A METODA KONSTRUKSI LAMPIRAN B DRAWING. xiv

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gempa bumi merupakan getaran yang bersifat alamiah yang terjadi pada lokasi tertentu

Restu Faizah 1 dan Widodo 2. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi utamanya di dalam bidang

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PERBANDINGAN SPEKTRA DESAIN BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA DALAM SNI GEMPA 2012 DAN SNI GEMPA 2002 (233S)

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu di kepulauan Alor (11 Nov, skala 7.5), gempa Papua (26 Nov, skala 7.1),

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Dampak Persyaratan Geser Dasar Seismik Minimum pada RSNI X terhadap Gedung Tinggi Terbangun

BAB I PENDAHULUAN. dengan berkembangnya zaman maka beriringan pula dengan berkembangnya

BAB 3 METODE PENELITIAN

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI ORIENTASI SUMBU KOLOM

PENGARUH RASIO KEKAKUAN LATERAL STRUKTUR TERHADAP PERILAKU DINAMIS STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG BERTINGKAT RENDAH

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

STUDI PERBANDINGAN GAYA GESER DASAR SEISMIK BERDASARKAN SNI DAN SNI STUDI KASUS STRUKTUR GEDUNG GRAND EDGE SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL PADA PENGGUNAAN SISTEM GANDA

PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL 11 LANTAI JALAN TEUKU UMAR PONTIANAK

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE GEDUNG PERLUASAN PABRIK BARU PT INTERBAT - SIDOARJO YANG MENGACU PADA SNI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN & SARAN. Setelah dilakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung Awana

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN

PENGARUH PENGGUNAAN RANGKA BAJA SEBAGAI PENGGANTI SHEAR WALL EXSISTINGPADA CORE BUMIMINANG PLAZA HOTEL PADANG SUMATERA BARAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dalam luas lahan yang minimum. hidup dan budaya manusia yang semakin lama semkin maju dan

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB III METODOLOGI PERANGANGAN

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISA STRUKTUR GEDUNG DAN KAPASITAS KOLOM AKIBAT BEBAN STATIK EQUIVALEN BERDASARKAN PERATURAN GEMPA 2012

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10- LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini sudah banyak berdirinya gedung bertingkat, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL ROYAL TAPAZ PONTIANAK (STRUKTUR BETON BERTULANG 12 LANTAI) TERHADAP GEMPA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN FRICTION BASE ISOLATION PADA RUMAH SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. syarat bangunan nyaman, maka deformasi bangunan tidak boleh besar. Untuk. memperoleh deformasi yang kecil, gedung harus kaku.

EFISIENSI DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BREISING KONSENTRIK TIPE X-2 LANTAI

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN DAN KEKUATAN PADA SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBKK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

KATA KUNCI : direct displacement based design, time history analysis, kinerja struktur.

DAMPAK PEMBATASAN WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL PADA BANGUNAN GEDUNG TINGKAT RENDAH

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ASESMEN DAN PERKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERHADAP GEMPA PADA BANGUNAN RUSUNAWA I UNIVERSITAS SEBELAS MARET MAKALAH TESIS

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA STATIK EKIVALEN DAN ANGIN PADA STRUKTUR GEDUNG DENGAN VARIASI RASIO KELANGSINGAN BANGUNAN SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD RIZKI 07 172 024 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA STATIK EKIVALEN DAN ANGIN PADA STRUKTUR GEDUNG DENGAN VARIASI RASIO KELANGSINGAN BANGUNAN SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Strata-I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang Oleh: MUHAMMAD RIZKI 07 172 024 Pembimbing: JATI SUNARYATI, Ph.D Ko-Pembimbing: RIZA ARYANTI, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

ABSTRAK Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologipun berkembang dengan pesat. Dalam ilmu sipil, perkembangan terlihat pada banyaknya bangunan gedung-gedung pencakar langit (skyscraper) di seluruh belahan dunia. Dengan bertambahnya ketinggian struktur bangunan, dibutuhkan ketahanan bangunan yang lebih dari bangunan sederhana. Perbedaan rasio kelangsingan bangunan untuk tinggi bangunan yang sama, akan mendapatkan prilaku yang berbeda dari beban angin dan beban gempa. Karena sifat pembebanan yang relatif berbeda, beban gempa statik ekivalen dan beban angin memberikan pengaruh yang berbeda pula pada struktur. Pengaruh kedua beban tersebut terlihat pada gaya dalam, deformasi, dan interstory drift yang terjadi pada struktur saat beban diaplikasikan. Beban yang diberikan pada struktur berupa beban angin dengan kecepatan 120 mph, dan beban gempa yang dianalisis menggunakan metode analisis statik ekivalen dengan menggunakan program ETABS versi 9.0.7. struktur yang ditinjau terdiri dari struktur dengan rasio kelangsingan bangunan 1/5, 2/5, 3/5, 4/5, dan 5/5 dengan ketinggian struktur 36 m untuk semua model. Output struktur yang ditinjau berupa gaya dalam, deformasi, interstory drift, dan periode struktur. Berdasarkan perbandingan yang dilakukan, diperoleh bahwa pengaruh pembebanan gempa statik ekivalen lebih besar dari pmebebanan angin pada setiap gaya dalam, deformasi, maupun interstory drift. Kata Kunci: beban angin, beban gempa statik ekivalen, rasio kelangsingan bangunan, gaya dalam, deformasi, interstory drift.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologipun berkembang dengan pesat. Dalam ilmu sipil, perkembangan terlihat pada banyaknya bangunan gedung-gedung pencakar langit (skyscraper) di seluruh belahan dunia. Gedung-gedung tinggi tersebut sering dijadikan simbol majunya Negara tempat dibangunnya gedung skyscraper tersebut. Pembangunan bangunan gedung-gedung tinggi tersebut juga dijadikan sebagai solusi dalam usaha optimalisasi pemanfaatan lahan karena kuantitas luas lahan saat ini tidak mencukupi kebutuhan manusia untuk mendapatkan fasilitas ruang. Dengan bertambahnya ketinggian struktur bangunan, dibutuhkan ketahanan bangunan yang lebih dari bangunan sederhana. Perbedaan rasio kelangsingan bangunan untuk tinggi bangunan yang sama, akan mendapatkan prilaku yang berbeda dari beban angin (wind loads) dan beban gempa (seismic loads). Pengaruh beban horizontal yang bekerja pada struktur tinggi, seperti bebang angin dan beban gempa jauh lebih besar dibandingkan beban vertikal yang bekerja. Berdasarkan fakta fakta tersebut, pembangunan gedung-gedung tinggi ini tentunya perlu diikuti dengan perencanaan yang baik. Secara teoritis, dalam sifat pembebanan beban angin dan beban gempa relatif berbeda. Oleh karena itu, beban angin dan beban gempa memberikan pengaruh yang berbeda pula pada struktur. Dalam tugas

akhir ini akan dibahas tentang pengaruh beban angin dan beban gempa tersebut terhadap struktur gedung serta membandingkan pengaruh dari kedua jenis bangunan tersebut. Analisis dilakukan dengan variasi kelangsingan bangunan dimana kelangsingan bangunan tersebut adalah rasio atau perbandingan dari lebar bangunan dengan panjang bangunan (aspect ratio). 1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan perilaku beban dinamis berupa beban angin dan beban gempa statik ekivalen serta pengaruhnya terhadap struktur beton bertulang gedung beraturan dengan variasi rasio kelangsingan bangunan. Analisis dilakukan terhadap gaya gaya dalam, deformasi, interstory drift, dan periode struktur yang terjadi akibat kedua beban tersebut. Dengan menganalisis pengaruh yang terjadi terhadap struktur, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai perilaku struktur akibat pembebanan dinamis yang terjadi. Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah mengetahui perilaku beban dinamis berupa beban angin dan beban gempa statik ekivalen serta pengaruhnya terhadap struktur beton bertulang gedung beraturan dengan variasi rasio kelangsingan bangunan. 1.3 Batasan Masalah Pembahasan pada tugas akhir ini hanya terbatas pada: 1. Analisis dilakukan pada struktur beton bertulang dengan kategori gedung beraturan.

2. Analisis beban angin dengan pembebanan angin statis berdasarkan American Society of Civil Engineering (ASCE 7 02). Analisis beban gempa dengan menggunakan metode Analisis beban gempa statis berdasarkan Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002). 3. Struktur bangunan yang ditinjau adalah struktur beton bertulang dengan variasi rasio kelangsingan bangunan (aspect ratio). kelangsingan bangunan didefenisikan sebagai perbandingan dari lebar dengan panjang denah bangunan (aspect ratio). Yang mana, semakin kecil nilai rasio kelangsingan bangunan, struktur gedung tersebut dinyatakan makin langsing. Ketinggian struktur gedung yang ditinjau yaitu 36 m dan variasi rasio kelangsingan bangunan terdiri atas: Rasio kelangsingan bangunan 1/5 Rasio kelangsingan bangunan 2/5 Rasio kelangsingan bangunan 3/5 Rasio kelangsingan bangunan 4/5 Rasio kelangsingan bangunan 5/5 Struktur gedung rasio kelangsingan 1/5 merupakan struktur yang paling langsing. 4. Struktur gedung berada pada klasifikasi Kekasaran dataran (terrain roughness) exposure B (daerah pinggiran kota). Kekasaran dataran ditentukan berdasarkan kondisi halangan yang menghambat kecepatan angin pada daerah tersebut.

1.4 Sistematika Penulisan Untuk menghasilkan penulisan yang baik dan terarah maka penulisan tugas akhir ini dibagi dalam beberapa bab yang membahas hal-hal berikut: BAB I : Pendahuluan Meliputi latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Berisikan dasar-dasar teori dan peraturan yang digunakan dalam perencanaan struktur. BAB III : Metodologi Berisikan tentang metodologi penelitian yang dilaksanakan dan data data studi kasus BAB IV : Prosedur dan Hasil Kerja Berisikan tata cara pelaksanaan perhitungan yang meliputi pembebanan pada struktur gedung dan preliminary design. BAB V : Analisis dan Pembahasan Berisikan analisis dari hasil perencanaan dan pembahasan yang telah dilakukan pada BAB IV. BAB VI : Kesimpulan dan Saran Berisikan kesimpulan yang didapat dari hasil analisis struktur dan saran.

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Pengaruh yang diberikan oleh pembebanan gempa statik ekivalen dan angin pada bangunan menghasilkan nilai yang bervariasi. Dari hasil analisa terhadap bangunan dengan variasi ketinggian bangunan dan variasi topografi dapat ditarik kesimpulan : 1. Gaya dalam yang diakibatkan beban angin dan gempa statik ekivalen pada kolom suatu struktur meningkat seiring dengan bertambahnya nilai kelangsingan suatu bangunan, hal ini ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan nilai gaya dalam yang dihasilkan struktur untuk setiap kenaikan nilai rasio kelangsingan bangunan. 2. Gaya dalam yang diakibatkan beban angin dan gempa statik ekivalen pada balok suatu struktur makin kecil seiring dengan bertambahnya nilai kelangsingan suatu bangunan, hal ini menunjukkan nilai gaya dalam pada kolom suatu struktur berbanding terbalik dengan nilai gaya dalam pada balok. 3. Pembebanan gempa statis menyebabkan deformasi yang lebih besar pada struktur dibandingkan pembebanan angin. 4. Nilai Nilai interstory drift maksimum untuk pembebanan dengan beban gempa statis dan pembebanan dengan beban angin berada pada lantai 9. Interstory drift akibat beban gempa statik ekivalen lebih besar dari Interstory drift akibat beban angin. 5. Nilai deformasi dan interstory drift makin kecil seiring dengan pertambahan nilai rasio kelangsingan bangunan

6.2 Saran Untuk kajian lebih lanjut, sebaiknya juga di analisis pada nilai kelangsingan berapa beban angin mulai memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan beban gempa. Selain itu, juga perlu dikaji lebih lanjut pengaruh beban angin yang bekerja pada struktur dengan ketinggian lebih besar (high rise building) menggunakan analisis dinamis.

DAFTAR PUSTAKA [1] American Society of Civil Engineers. Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures. Publication ASCE 7-02. Washington DC (USA). 2002. [2] Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI-1726-2002. Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITB. Bandung. 2002. [3] Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI-2847-2002. Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITB. Bandung. 2002. [4] Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. Bandung. 1981. [5] Ghost, S. K. The Evolution of Winds Provisions in U.S. Standards and Codes. Building Safety Jurnal, Desember, Halaman 46-53. 2006. [6] Holmes, D. J. Wind Loading of Structures. SPON Press. London (UK). 2001. [7] Mafioso de Civiliano. Forum dan Komunitas Teknik Sipil. Jurusan Teknik Sipil UNDIP. Semarang. 2011. http://www.mafiosodeciviliano.com/artikel/ (diakses 17 Mei 2011) [8] Mehta, Kishor C. dan James Delahay. Guide to the Use of the Wind Load Provisions of ASCE 7-02. ASCE Press. United States of America. 2004. [9] Purwono, Rahmat. Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Sesuai SNI-1726 dan SNI-2847 terbaru. Edisi keempat. ITS Press. Surabaya. 2005.

[10] Yang, Tony. Lecture notes for CE 248 Behavior of plastic design of steel structures. Department of Civil and Enviromental Engineering University of California. Berkeley (USA). 2006.