DAMPAK NO X TERHADAP LINGKUNGAN. Oleh : I Gede Oka Darmayasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.

MAKALAH AGEN PENYAKIT NITROGEN DIOKSIDA. Oleh : Tutut Adi Dwi Cahyani Gresi Amarita Rahma

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

Oksigen memasuki udara melalui reaksi fotosintesis tanaman : CO 2 + H 2 O + hv {CH 2 O} + O 2 (g)

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2007 Tentang Pencemaran

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan unsur lingkungan hidup lainnya (SNI ).

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB I PENDAHULUAN.

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dosen pengasuh: Ir. Martono Anggusti.,S.H.,M.M,.M.Hum

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas udara berarti keadaan udara di sekitar kita yang mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Udara juga

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia,

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Udara merupakan campuran mekanis dari bermacam-macam gas. Sebenarnya udara sendiri cenderung mengalami pencemaran oleh

POLA SEBARAN OZON SEBAGAI POLUTAN SEKUNDER DI UDARA AMBIEN KAWASAN GAYA MOTOR JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkembang pesat, khususnya dalam bidang teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemantauan kualitas udara. Kendala 25/10/2015. Hal yang penting diperhatikan terutama ialah aspek pengambilan sampel udara dan analisis pengukurannya

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

ANALISIS KONSENTRASI GAS AMMONIA (NH3) DI UDARA AMBIEN KAWASAN LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) SAMPAH AIR DINGIN KOTA PADANG TUGAS AKHIR

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STRUKTURISASI MATERI

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

Pencemaran Udara. I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan


BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

DAMPAK INDUSTRI PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS GAS NO 2 DALAM UDARA AMBIEN DI DAERAH CEPER

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

PEDOMAN TEKNIS PENETAPAN BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. PENCEMARAN UDARA

II.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

OP-030 Uji Validasi Program Caline4 terhadap Dispersi Gas NO2 dari Sektor Transportasi di Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional Negara Republik Indonesia, seperti dinyatakan dalam pembukaan

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

Transkripsi:

DAMPAK NO X TERHADAP LINGKUNGAN Oleh : I Gede Oka Darmayasa Abstraks Komponen-komponen bahan pencemar utama yang menimbulkan pencemaran udara adalah Karbon Monoksida (CO),Oksida Nitrogen (NOX),Hidro Karbon (HC),Oksida Sulfur (SOX) dan Partikulat. NO2 adalah gas yang toxis bagi manusia, efek yang terjadi tergantung pada dosis serta lamanya pemaparan yang diterima seseorang Hewan percobaan yang diberi NO dengan dosis yang sangat tinggi akan memperlihatkan gejala paralisi sistem syaraf dan konvulsi Adanya NOX di atmosfer akan mengakibatkan kerusakan tanaman, tetapi sukar ditentukan apakah kerusakan tersebut diakibatkan langsung oleh NOX atau karena polutan sekunder yang diperoleh dalam siklus fotolitik NO2. Efek yang dapat ditimbulkan umumnya mengenai organ pernafasan yaitu paru-paru, dan efek yang diterima seseorang atau hewan maupun tumbuhan tergantung pada dosis dan lamanya pemaparan. Pengendalian yang dilakukan umumnya modifikasi kondisi pembakaran untuk menurunkan jumlah NOX yang dihasilkan dan menghilangkan NOX dengan pemanfaatan alat-alat perlengkapan dan aliran pembuangan gas. Kata kunci: Oksida Nitrogen, Pengaruh Terhadap Lingkungan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara yang kita hirup setiap hari merupakan gas yang tidak kelihatan, tidak berasa, tidak berbau dan udara ini hampir tidak pernah didapatkan bersih di alam. Udara selalu dicemari dengan berbagai tingkat pencemaran baik pencemaran secara ilmiah seperti gunung api, pembusukan pada tumbuhtumbuhan dan lain sebagainya, maupun pencemaran akibat aktifitas manusia untuk menunjang kehidupan seperti pembuangan sampah, gas-gas buangan pada industri, transportasi dan sebagainya. Pencemaran udara dapat diartikan sebagai kehadiran di atmosfer dari satu zat atau lebih zat pencemar baik padat, cair maupun gas, dalam kuantitas, 98

karakteristik dan lamanya dapat membahayakan manusia, tanaman, binatang atau benda-benda milik, atau dimana secara tidak langsung mengganggu kenyamanan hidup dan benda-benda milik. Bahan pencemar udara ini dapat tersebar secara cepat dalam jumlah yang besar ke udara, atau berkumpul dalam berbagai konsentrasi di suatu tempat, tergantung keadaan geografi dan keadaan klimatologi setempat. Komponenkomponen bahan pencemar utama yang menimbulkan pencemaran udara adalah: 1. Karbon Monoksida (CO) 2. Oksida Nitrogen (NO X ) 3. Hidro Karbon (HC) 4. Oksida Sulfur (SO X ) 5. Partikulat. Dalam hal kegiatan manusia yang berhubungan dengan pencemaran udara, didapatkan bahwa transportasi merupakan aktifitas yang mempunyai efek paling buruk dibanding aktifitas lain seperti: industri, pembakaran sampah dan lain sebagainya. Kendaraan bermotor sebagai bagian dari transportasi mengeluarkan gas buang berupa emisi zat pencemar udara yang berharga tinggi, terutama zat buang karbon Monoksida, Hidro karbon dan Oksida Nitrogen disamping Oksida Sulfur, Partikulat dan Plumbum yang relatif kecil. Oksida Nitrogen yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor seluruhnya berasal dari saluran gas buangnya (knalpot), kemudian zat tersebut akan mencemari udara mengikuti klimatologi yang ada, terutama arah dan kecepatan angin. II. NITROGEN OKSIDE (NO X ) 2.1. Sumber Polusi Nitrogen Okside Dari penelitian yang pernah dilakukan didapatkan bahwa sumber dan kuantitas dari nitrogen okside dilaporkan seperti dalam tabel berikut: 99

Table : Sources and quantities oxides of nitrogen Source Emission 10 tonnesey 1968 1970 1975 1977 1980 Transportation 7.5 10.1 9.2 9.2 9.1 Fuel combustion in stationary 9.2 8.6 11.8 13.0 10.6 sources (power and heating) Industrial processes 0.2 0.2 0.7 0.7 Solid-waste disposal and 2.1 0.7 0.3 miscellaneous Total 19.0 19.6 21.0 23.1 20.7 Source From Third Annual Report [7.9]. EPA [7.76] and Twelfth Annual report [7.12]. Sumber utama nitrogen okside adalah pembakaran, dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh kendaraan, produksi energi dan pengelolaan sampah. Dari pencatatan yang dilakukan didapatkan konsentrasi NO X didaerah perkotaan biasanya 10-100 kali lebih tinggi dari konsentrasi yang ada di daerah pedesaan. Beberapa pencatatan tentang konsentrasi puncak keseluruhan NO X dilaporkan di Los Angeles mencapai 3,75 ppm, Nearby Burbank 2 ppm, New Orleans 0,63 ppm dan di Phoenik mencapai 0,8 ppm. Konsentrasi maksimum biasanya terjadi pada musim dingin, kecepatan angin rendah dan berkurangnya sinar matahari (solar radiation). 2.2. Pembentukan Nitrogen Okside Nitrogen okside (NO X ) adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer yang terdiri dari gas nitrik (NO) dan nitrogen diokside (NO 2 ). Walaupun bentuk nitrogen okside lainnya ada, tetapi kedua gas ini yang paling banyak ditemui sebagai polutan udara. Nitrik okside merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, sebaliknya nitrogen diokside mempunyai warna coklat kemerahan dan mempunyai bau yang tajam. 100

Okside yang lebih rendah, yaitu NO, terdapat di atmosfer dalam jumlah lebih besar daripada NO 2. Pembentuken NO dan NO 2 mencakup reaksi enters nitrogen dan oksigen di udara sehingga membentuk NO, kemudian reaksi selanjutnya antara NO dengan lebih banyak oksigen membentuk NO 2. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut: N 2 + O 2 2NO 2NO + O 2 2NO 2 Udara terdiri dari sekitar 80 % volume nitrogen dan 20 % volume oksigen. Pada suhu kamar kedua gas ini hanya sedikit mempunyai kecendrungan untuk bereaksi satu sama lain. Pada suhu yang lebih tinggi (di atas 1210 C) keduanya dapat bereaksi membentuk nitrik okside dalam jumlah tinggi sehingga mengakibatkan polusi udara. dalam proses pembakaran, suhu yang digunakan biasanya mencapai 1210-1765 C dengan adanya udara, oleh karena itu reaksi ini merupakan sumber NO yang penting. Jadi reaksi pembentukan NO merupakan hasil samping dalam proses pembakaran. Jumlah NO yang terdapat di udara dalam keadaan ekuilibrium dipengaruhi oleh suhu pembakaran, lamanya gas hasil pembakaran terdapat pada suhu tersebut, dan jumlah oksigen berlebih yang tersedia. Semakin tinggi suhu pembakaran, semakin tinggi pula konsentrasi NO pada keadaan ekuilibrium. 2.3. Penyebaran Nitrogen Okaide Konsentrasi NO di udara dalam suatu kota bervariasi tergantung dari sinar matahari, penomena meteorologi dan aktifitas kendaraan. Sebelum matahari terbit konsentrasi NO dan NO 2 tetap stabil, segera setelah aktifitas manusia meningkat di pagi hari konsentrasi NO dengan cepat meningkat terutama karena meningkatnya aktifitas lalu lintas. Kemudian dengan meningkatnya radiasi solar/sinar matahari konsentrasi NO 2 naik dan memuncak. Reaksinya sebagai berikut : NO 2 + UV NO + O O + O 2 O 3 O 3 + NO O 2 + NO 2 101

Segera setelah energi matahari tidak tersedia untuk mengubah NO menjadi NO 2, O 3 yang telah terakumulasi sepanjang hari akan bereaksi dengan NO, dan mengakibatkan konsentrasi NO 2 meningkat lagi, dengan penurunan konsentrasi O 3. Siklus Fotolitik Nitrogen Diokside Berbagai pengaruh merugikan yang ditimbulkan karena polusi NO X bukan disebabkan oleh okside tersebut, tetapi karena peranannya dalam pembentukan oksidan fotokimia yang merupakan komponen berbahaya di dalam asap. Produksi oksidan tersebut terjadi jika terdapat polutan-polutan lain yang mengakibatkan reaksi-reaksi yang melibatkan NO dan NO 2. Reaksi-reaksi tersebut disebut siklus fotolitik NO 2 dan merupakan akibat langsung dari intraksi antara sinar matahari dengan NO 2. Tahap-tahap reaksi tersebut adalah : 1. NO 2 mengabsorbsi energi dalam bentuk sinar ultraviolet dan matahari. 2. Energi yang diabsorbsi tersebut memecah molekul-molekul NO2 menjadi molekul-molekul NO dan atom-atom oksigen (O). Atom oksigen yang terbentuk bersifat sangat reaktif. 3. Atom-atom oksigen akan bereaksi dengan oksigen atmoser (O2) membentuk ozon (O3) yang merupakan polutan atmosfer. 4. Ozon akan bereaksi dengan NO membentuk NO 2 dan O 2 sehingga reaksi menjadi lengkap. Pengaruh dari siklus tersebut diatas adalah terjadinya siklus NO 2 secara cepat, dan jika tidak terdapat reaktan lainnya di atmosfer, siklus tersebut tidak akan berpengaruh apapun. Konsentrasi NO dan NO 2 di udara tidak akan berubah karena O 3 dan NO akan terbentuk dan hilang dengan jumlah yang seimbang. Reaksi yang mungkin mengganggu terhadap siklus fotolitik tersebut adalah jika terdapat hidrokarbon yang sering dihasilkan bersama-sama dengan sumber NO X. Hidrokarbon akan berintraksi sedemikian rupa sehingga siklus tersebut menjadi tidak seimbang sehingga NO akan diubah menjadi NO 2 dengan kecepatan lebih tinggi daripada disosiasi NO 2 dan O. 102

Hasil reaksi antar O dengan hidrokarbon merupakan produk intermediat yang sangat reaktif yang disebut hidrokarbon radikal bebas (RO 2 ). Radikal bebas semacam ini dapat bereaksi lebih lanjut dengan berbagai komponen termasuk NO 2, O 2, O 3 dan hidrokarbon lainnya. Beberapa reaksi yang mungkin terjadi diantara bermacam-macam reaksi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Radikal bebas bereaksi cepet dengan NO membentuk NO 2. Karena NO dihilangkan dari siklus tersebut, akibatnya mekanisme normal untuk menghilangkan O 3 dan siklus tidak terjadi, sehingga konsentrasi O 3 meningkat. 2. Radikal bebas dapat bereaksi dengan O 2 dan NO 2 membentuk peroksiasilnitrat. 3. Radikal bebas dapat bereaksi dengan hidrokarbon lainnya dan komponen oksigen membentuk komponen-komponen organik lainnya yang tidak diinginkan. Campuran produk-produk sebagai akibat gangguan hidrokarbon di dalam siklus fotolitik NO 2 disebut dengan Smog fotokimia, yaitu terdiri dari kumpulan O 3, CO, PAN dan komponen-komponen organik lainnya termasuk aldehide, keton dan alkil nitrat. 2.4. Pengaruh NO x Terhadap Manusia Kedua bentuk Nitrogen Okside, yaitu NO dan NO 2 sangat berbahaya terhadap manusia. Penelitian aktifitas mortalitas kedua komponen tersebut menunjukkan bahwa NO 2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama, ini belum pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Pada konsentrasi yang normal ditemukan diatmosfer, NO tidak mengakibatkan iritasi dan tidak berbahaya, tetapi pada konsentrasi udare ambient yang normal NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO 2 yang lebih beracun. NO 2 adalah gas yang toxis bagi manusia, efek yang terjadi tergantung pada dosis serta lamanya pemaparan yang diterima seseorang. Dari penelitian yang dilakukan Habber s dinyatakan dalam rumus; C x T = K dimana ; C = Konsentrasi dan Nitrogen Diokside T = Waktu pemaparan K = Konstanta 103

Contoh: selama 15 menit pemaparan 420 ppm nitrogen diokside membunuh 50 % binatang-binatang, Habber s menyebutkan satu kemungkinan yaitu 105 ppm selama 1 jam atau 26 ppm selama 4 jam akan membunuh 50 % binatang-binatang selama terpapar. Konsentrasi NO 2 yang berkisar antara 50-100 ppm dapat menyebabkan peradangan paru-paru bila manusia terpapar selama beberapa menit saja. Pada fase ini orang masih sembuh kembali dalam waktu 6-8 minggu. Konsentrasi 150-200 ppm dapat menyebabkan penempatan Bronchili dan disebut Bronchilitis fibrisis obliterans. Orang dapat meninggal dalam wektu 3-5 minggu setelah pemaperan. Konsentrasi lebih dari 500 ppm dapat mematikan dalam waktu 2-10 hari. Hal ini sering dialami petani yang memasuki gudang makanan ternak (silo) dimana terjadi akumulasi gas NO 2, oleh karenanya penyakit paru-paru ini dikenal sebegai Silo filler s disease. 2.5. Pengaruh NO Terhadap Hewan Hewan percobaan yang diberi NO dengan dosis yang sangat tinggi akan memperlihatkan gejala paralisi sistem syaraf dan konvulsi. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa tikus yang diberi NO sampai jumlah 2500 ppm akan hilang kesadarannya setelah 6-7 menit, tetapi jika kemudian diberi udara segar akan sembuh kembali setelah 46 menit. Tetapi jika pemberian NO pada konsentrasi tersebut dilakukan selama 12 menit, pengaruhnya tidak akan dapat dihilangkan kembali, dan semua tikus yang diuji akan mati. Pemaparan pendek pada tikus dengan konsentrasi 0,5 ppm nitrogen diokside selama 4 jam atau 1 ppm selama 1 jam cukup untuk menghasilkan perubahan jaringan dalam paru-paru (Thomas et al..1967). Percobaan lain pada kelinci yang terpapar 4 jam sehari dalam 6 hari dengan konsentrasi 0,25 ppm nitrogen diokside menghasilkan perubahan struktural di dalam collagen paru-paru yang telah dibuktikan dengan mikroakopi elektron (Mueller and Hichcock,l969), perubahan ini masih terlihat 1 hari setelah akhir pemaparan. Pemaparan pada kera-kera selama 2 jam pada 10-50 ppm nitrogen diokside menghasilkan luka primer dalam alveoli (Henry et, al., 1969) tingkat kerusakan berhubungan dengan konsentrasi nitrogen diokside. Paru-paru kera ini 104

memperlihatkan vesicular ekstrim melebar/mengempis pada alveoli limphocyte infiltration. Pemaparan kronis dari konsentrasi nitrogen diokside akan menghasilkan edema paru-paru. Emphysema seperti luka juga didapatkan didalam paru-paru anjing yang terpapar selama 6 bulan dengan konsentrasi 25 ppm nitrogen diokside (Riddick et al., 1968). Dan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa pemberian konsentrasi nitrogen diokside lebih dari 100 ppm bersifat lethal terhadap kebanyakan hewan, dan 90 % kematian tersebut disebabkan oleh gejela edema pulmonari. Konsentrasi yang lebih besar dari 800 % ppm atau lebih rnengakibatkan kematian 100 % pada hewan percobaan dalam waktu 29 menit atau kurang. 2.6. Pengaruh NO X Terhadap Tanaman Adanya NO X di atmosfer akan mengakibatkan kerusakan tanaman, tetapi sukar ditentukan apakah kerusakan tersebut diakibatkan langsung oleh NO X atau karena polutan sekunder yang diperoleh dalam siklus fotolitik NO 2. Beberapa polutan sekunder diketahui bersifat sangat merusak tanam-tanaman. Percobaan dengan fumigasi tanam-tanaman dengan NO 2 menunjukkan terjadinya bintik bintik pada daun jika digunakan konsentrasi 1,0 ppm, sedangkan dengan konsentrasi yang lebih tinggi (3,5ppm atau lebih) terjadinya nekrosis atau kerusakan tenunan daun (Stoker and Seager, 1972). III. STANDAR DAN CONTROL Pengelolaan kualitas udara yang ada di Indonesia untuk pencemaran Nitrogen Okside di atur di dalam keputusan Mentri Kependudukan dan Lingkungan Hidup yaitu: Kep.2/MNKLH/I/1988 yang didalamnya terdapat Baku Mutu Kualitas Udara Ambien untuk NO X sebesar 0,05 ppm dengan waktu pengukuran 24 jam. Sebagai bahan perbandingan mengenai standar yang sudah ada yaitu pada tahun 1971 kantor federal pengawasan polusi udara standar nasional primer dan sekunder kualitas udara untuk Nitrogen Diokside 100 mg/m 3 (0,05 ppm) sebagai rata-rata arithmatik. 105

Umumnya kebanyakan langkah untuk pengelolaan/kontrol terhadap pencemaran NO X biasanya modifikasi pembakaran untuk menurunkan konsentrasi NO X dan pemanfaatan, berbagai perlengkapan untuk menghilangkan NO X dari aliran pembuangan gas. IV. KESIMPULAN Oksida Nitrogen adalah salah satu pencemar udara yang beracun dan mempunyai efek yang membahayakan atau merugikan terhadap lingkungan baik terhadap manusia, hewan maupun terhadap tanaman. Sumber utama dari zat pencemar adalah pembakaran. Aktifitas kendaraan/transportasi memberikan prosentase yang cukup besar untuk pencemaran di udara. Efek yang dapat ditimbulkan umumnya mengenai organ pernafasan yaitu paruparu, dan efek yang diterima seseorang atau hewan maupun tumbuhan tergantung pada dosis dan lamanya pemaparan. Pengendalian yang dilakukan umumnya modifikasi kondisi pembakaran untuk menurunkan jumlah NO X yang dihasilkan dan menghilangkan NO X dengan pemanfaatan alat-alat perlengkapan dan aliran pembuangan gas. 106

DAFTAR PUSTAKA Arthur C. Stern, Boubel, Turner, Pox, 1984, Fundamental Of Air Pollution, Academic Press., Inc. Howard.S. Peavy, Donald R. Rowe, G. Tchobanoglous, Environmental Engineering, Macgrow-Hill Book Company. Juli Soemirat Slamet, 1994, Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada University Press. Srikandi Fardiaz, Polusi Air dan Udara, Kanisius Press. Louis J. Casarett and John Doull (ed), Toxicology The Basic Science of Poisons, Macmillan Publishing CO, Inc. Sax(ed), 1974, Industrial Pollution, Van Nostrand Reinhold Coy. 107