GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

BAB VIII STANDAR PERJALANAN DINAS

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PERJALANAN DINAS A. KETENTUAN UMUM

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 45 TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

BUPATI SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

C. BIAYA PERJALANAN DINAS. 1. Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Menimbang : a. bahwa Perjalanan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan dalam

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 6 TAHUN 2012

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2015

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR BIAYA PERJALANAN DINAS

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG

PERATU WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RAN WAOGYAKARTA 016 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 07 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

W A L I K O T A K E D I R I

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Walikota / Wakil Walikota, Ketua / Wakil Ketua DPRD. Pejabat Eselon III dan dibawahnya. Pejabat Eselon II

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BELITUNG TIMUR,

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2016

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG

TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR, 6. Peraturan

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2007 TENTANG PERJALANAN DINAS

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 2 TAHUN TENTANG

Transkripsi:

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/233/KPTS/013/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/758/KPTS/013/2012 TENTANG PEDOMAN KERJA DAN PELAKSANAAN TUGAS PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013 yang mengatur pertanggungjawaban pelaksanaan perjalanan dinas secara at cost, perlu melakukan perubahan/penyesuaian materi Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/758/KPTS/013/2012 tentang Pedoman Kerja dan Pelaksanaan Tugas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286) ; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844) ; 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234 ); 6. Peraturan

- 2-6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4502); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Stándar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4503) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4855); 10. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ; 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012 tentang Standar biaya Tahun Anggaran 2013; 13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2013; 15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 1, Seri E); 16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 4, Seri E); 17. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/758/KPTS/013/2012 Tentang Pedoman Kerja dan Pelaksanaan Tugas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KESATU : Beberapa ketentuan pada BAB VIII Lampiran Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/758/KPTS/013/2012 tentang Pedoman Kerja dan Pelaksanaan Tugas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013, diubah sehingga BAB VIII berbunyi sebagai berikut : A. Uang

- 3 - A. Uang Harian : 1. Dalam daerah No. Kluster Pejabat/Eselon/Staf Uang Harian (Uang saku, uang makan dan transport lokal) 1 2 3 4 1. Kelas I Gubernur, Wakil Gubernur 2. Kelas II a.tingkat A Eselon I, Pimpinan DPRD (Rp) 800.000 700.000 b. Tingkat B Anggota DPRD 600.000 c. Tingkat C Eselon II 600.000 d. Tingkat D Eselon III 500.000 e. Tingkat E Eselon IV 400.000 f. Tingkat F - Staf Gol IV/III 350.000 - Staf Gol II/I 250.000 2. Luar daerah No. Kluster Pejabat/Eselon/Staf Uang Harian (Uang saku, uang makan dan transport lokal) (Rp) 1 2 3 4 1. Kelas I Gubernur,Wakil 2. Kelas II Gubernur 1.550.000 a. Tingkat A Eselon I, Pimpinan DPRD 1.400.000 b. Tingkat B Anggota DPRD 1.250.000 c. Tingkat C Eselon II 1.150.000 d. Tingkat D Eselon III 900.000 e. Tingkat E Eselon IV 750.000 f. Tingkat F - Staf Gol IV/III 600.000 - Staf Gol II/I 500.000 B. Uang Representasi : 1. Gubernur/wakil Gubernur Rp. 250.000,- 2. Eselon I dan Pimpinan DPRD Rp. 200.000,- 3. Anggota DPRD Rp. 150.000,- 4. Eselon II Rp. 150.000,- C. Satuan

- 4 - C. Satuan Biaya Penginapan Perjalanan Dinas No Provinsi Satuan Gub/ Wagub Pejabat Eselon I, Pimp DPRD Eselon II dan Anggota DPRD Tarif Hotel Pejabat Eselon III Pejabat Eselon IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 ACEH OH 4.400.000 1.400.000 1.350.000 1.100.000 450.000 400.000 350.000 2 SUMATERA UTARA Gol. III/IV OH 5.000.000 1.100.000 1.050.000 700.000 500.000 400.000 350.000 3 RIAU OH 3.500.000 1.150.000 1.100.000 750.000 500.000 450.000 400.000 4 KEP. RIAU OH 3.400.000 1.000.000 950.000 650.000 400.000 350.000 300.000 5 JAMBI OH 4.000.000 1.100.000 1.050.000 600.000 400.000 350.000 300.000 6 7 SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN OH 4.200.000 1.100.000 1.050.000 800.000 500.000 400.000 350.000 OH 4.500.000 1.050.000 1.000.000 600.000 450.000 350.000 300.000 8 LAMPUNG OH 4.000.000 1.250.000 1.200.000 800.000 500.000 450.000 400.000 9 BENGKULU OH 1.300.000 850.000 800.000 700.000 650.000 600.000 550.000 10 BANGKA BELITUNG OH 2.400.000 1.100.000 1.050.000 600.000 500.000 350.000 300.000 11 BANTEN OH 3.300.000 1.500.000 1.450.000 950.000 500.000 450.000 400.000 12 JAWA BARAT OH 3.300.000 1.550.000 1.500.000 850.000 500.000 450.000 400.000 13 D.K.I JAKARTA OH 8.700.000 1.050.000 1.000.000 700.000 650.000 450.000 400.000 14 JAWA TENGAH OH 4.100.000 1.550.000 1.500.000 750.000 450.000 400.000 350.000 15 D.I JOGJAKARTA OH 4.600.000 1.300.000 1.250.000 700.000 550.000 450.000 400.000 16 JAWA TIMUR OH 4.400.000 1.250.000 1.200.000 800.000 400.000 350.000 300.000 17 BALI OH 4.500.000 1.900.000 1.850.000 1.250.000 950.000 750.000 700.000 18 19 20 21 22 23 24 NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA OH 3.100.000 1.150.000 1.100.000 600.000 550.000 450.000 400.000 OH 3.000.000 1.050.000 1.000.000 700.000 500.000 450.000 400.000 OH 2.400.000 1.200.000 1.150.000 750.000 450.000 400.000 350.000 OH 3.000.000 1.450.000 1.400.000 750.000 550.000 500.000 450.000 OH 4.300.000 1.500.000 1.450.000 800.000 500.000 450.000 400.000 OH 4.000.000 1.550.000 1.500.000 750.000 550.000 500.000 450.000 OH 3.200.000 1.500.000 1.450.000 650.000 500.000 350.000 300.000 25 GORONTALO OH 1.300.000 1.100.000 1.050.000 950.000 450.000 300.000 250.000 26 27 28 29 SULAWESI BARAT SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGGARA OH 1.300.000 1.100.000 1.050.000 950.000 500.000 450.000 400.000 OH 4.800.000 1.050.000 1.000.000 900.000 500.000 450.000 400.000 OH 2.000.000 1.100.000 1.050.000 550.000 450.000 400.000 350.000 OH 1.900.000 1.150.000 1.100.000 750.000 550.000 500.000 450.000 30 MALUKU OH 3.000.000 1.100.000 1.050.000 700.000 450.000 350.000 300.000 31 MALUKU UTARA OH 3.100.000 1.600.000 1.550.000 600.000 500.000 450.000 400.000 32 PAPUA OH 2.900.000 1.350.000 1.300.000 750.000 500.000 450.000 400.000 33 PAPUA BARAT OH 4.500.000 1.350.000 1.300.000 900.000 500.000 450.000 400.000 Gol. I/II D. Satuan

- 5 - D. Sewa Kendaraan : Untuk pelaksanaan perjalanan dinas yang dilaksanakan secara bersama-sama atau rombongan dapat menyewa kendaraan sebagai pengganti biaya transpor dikecualikan untuk Gubernur/Wakil Gubernur tidak harus bersama-sama. No Jenis Kendaraan Satuan Besaran 1 Roda enam/bus Besar Unit/Hari 2,500,000.00 2 Roda enam/bus Sedang Unit/Hari 1,700,000.00 3 Roda Empat Unit/Hari 700,000.00 4 Roda Dua Unit/Hari 150,000.00 E. Biaya rata-rata BBM 1. Apabila melakukan perjalanan dinas menggunakan mobil pribadi atau dinas, dapat diberikan biaya bahan bakar minyak (BBM) sebagai pengganti biaya transport (1 Liter per 10 Km). 2. Untuk pengganti bahan bakar minyak (BBM) dimaksud dari kota Surabaya ke kota tujuan (PP) atau sebaliknya sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah ini. 3. Penggantian BBM untuk perjalanan dinas dalam daerah atau luar daerah dibebankan pada kode rekening Perjalanan Dinas Dalam Daerah atau Perjalanan Dinas Luar Daerah. TABEL

- 6 - TABEL PENGGANTI BBM (PP) No Kabupaten/Kota Jarak Tempuh Roda Empat 1 BATU 100 km 20 liter 2 BANYUWANGI 288 km 60 liter 3 BLITAR 167 km 34 liter 4 BOJONEGORO 108 km 22 liter 5 BONDOWOSO 191 km 38 liter 6 JEMBER 197 km 40 liter 7 JOMBANG 79 km 16 liter 8 KEDIRI 123 km 26 liter 9 LAMONGAN 45 km 10 liter 10 LUMAJANG 145 km 30 liter 11 MADIUN 169 km 34 liter 12 MAGETAN 193 km 38 liter 13 MALANG 89 km 18 liter 14 MOJOKERTO 49 km 10 liter 15 NGANJUK 119 km 24 liter 16 NGAWI 181 km 36 liter 17 PACITAN 276 km 56 liter 18 PAMEKASAN 123 km 26 liter 19 PASURUAN 60 km 12 liter 20 PONOROGO 198 km 40 liter 21 PROBOLINGGO 90 km 18 liter 22 SAMPANG 90 km 18 liter 23 SITUBONDO 194 km 40 liter 24 SUMENEP 175 km 36 liter 25 TRENGGALEK 196 km 40 liter 26 TUBAN 103 km 20 liter 27 TULUNGAGUNG 154 km 32 liter F. Biaya

- 7 - F. Biaya Transport : 1. Luar Daerah : Disamping mendapatkan biaya tiket dan retribusi yang dipertanggungjawabkan secara riil, juga mendapatkan biaya transport dari tempat kedudukan ke tempat keberangkatan (Bandara, stasiun, terminal, pelabuhan) dan dari tempat keberangkatan ke tempat tujuan dan sebaliknya maksimal diberikan biaya transport sebesar Rp. 700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah) yang dipertanggungjawabkan secara riil. 2. Dalam Daerah : Biaya transport dari tempat kedudukan ke tempat tujuan diberikan biaya transport maksimal sebesar Rp. 450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah) yang dipertanggungjawabkan secara riil. 3. Tarif angkutan darat, laut dan udara khusus ke Jakarta disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dengan batasan sebagai berikut : a) Angkutan Udara Kelas Bisnis maksimal Rp 7.250.000,00 (tujuh juta dua ratus lima puluh ribu rupiah); b) Angkutan Udara Kelas Ekonomi maksimal Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah); c) Angkutan Darat (Kereta Api) / Laut diberikan tiket maksimal Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah); G. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) terdiri dari lembar I dan lembar II, masing-masing dibuat dalam rangkap 4 (empat) : 1. Lembar I dan II (yang memberi perintah) : a) Dinas/Badan/Sekretariat DPRD/Bakorwil/Rumah Sakit/ Kantor ditandatangani oleh KPA atau PA bagi SKPD yang tidak memiliki KPA; b) Biro ditandatangani oleh KPAP; c) Balai/UPT sebagai KPA ditandatangani oleh KPA; d) UPT sebagai KPAP ditandatangani oleh KPAP; e) Lembaga non SKPD Pemerintah Provinsi Jawa Timur ditandatangani oleh Sekretaris Lembaga. 2. Lembar II (tempat tujuan) : a) Pada SKPD ditandatangani oleh Pejabat Struktural; b) Di luar SKPD ditandatangani oleh penanggungjawab tempat yang dikunjungi. 3. Lembar II sudut kanan atas a) Pejabat di lingkungan Sekretariat Daerah 1) Eselon I ditandatangani oleh Sekretaris Daerah; 2) Eselon II a ditandatangani oleh Asisten yang bersangkutan; 3) Eselon II b dan III ditandatangani oleh Kepala Biro yang bersangkutan atau Eselon III yang lain bila Kepala Biro berhalangan; 4) Eselon IV

- 8-4) Eselon IV dan pegawai lainnya ditandatangani oleh Kepala Bagian yang bersangkutan atau Kepala Bagian yang lain bila Kepala Bagian yang bersangkutan berhalangan. b) Pejabat di lingkungan Sekretariat DPRD 1) Eselon II dan III ditandatangani oleh Sekretaris DPRD atau Eselon III yang lain bila Sekretaris DPRD berhalangan; 2) Eselon IV dan pegawai lainnya ditandatangani oleh Kepala Bagian Umum atau Eselon III yang lain bila Kepala Bagian Umum berhalangan. c) Pimpinan dan Anggota DPRD, ditandatangani oleh Sekretaris DPRD atau Kepala Bagian Umum bila Sekretaris berhalangan. d) Dinas/Badan/Rumah Sakit : 1) Eselon II a dan II b ditandatangani oleh Kepala Badan/Dinas, Direktur/Wakil Direktur Rumah Sakit yang bersangkutan; 2) Eselon III ditandatangani oleh Kepala Badan/Dinas atau Sekretaris bila Kepala Badan/Dinas berhalangan, Direktur/Wakil Direktur Rumah Sakit bila Direktur berhalangan; 3) Eselon IV dan pegawai lainnya ditandatangani oleh Kepala Bagian Tata Usaha/Sekretaris/Kepala Bidang yang bersangkutan. e) Eselon III, IV dan pegawai lainnya pada Kantor ditandatangani oleh Kepala Kantor. f) Pejabat pada Bakorwil 1) Eselon II dan III ditandatangani oleh Kepala Bakorwil atau Sekretaris Bakorwil bila Kepala Bakorwil berhalangan; 2) Eselon IV dan pegawai lainnya ditandatangani oleh Sekretaris Bakorwil atau masing-masing Kepala Bidang yang bersangkutan bila sekretaris berhalangan. g) Pejabat di lingkungan Rumah Sakit di luar Surabaya 1) Rumah Sakit Klasifikasi Type B a) Eselon II (Direktur/Wakil Direktur) ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit atau Wakil Direktur bila Direktur berhalangan; b) Eselon III ditandatangani Direktur atau Wakil Direktur bila Direktur berhalangan; c) Eselon IV dan pegawai lainnya ditandatangani oleh Sekretaris. 2) Rumah Sakit Klasifikasi Type C Eselon III (Direktur), Eselon IV dan pegawai lainnya ditandatangani oleh Direktur atau Kasubag TU bila Direktur berhalangan. h) Bagi

- 9 - h) Bagi Kantor Perwakilan, Balai/UPTD di luar Surabaya, ditandatangani oleh Kepala Kantor, Kepala Balai/Kepala UPTD atau Kasubag TU bila Kepala Kantor, Kepala Balai/Kepala UPTD berhalangan, sedangkan untuk Lembaga non SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, ditandatangani oleh Ketua Lembaga atau Sekretaris bila Ketua Lembaga berhalangan. I. Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Pemberian ijin dinas ke luar negeri bagi pejabat/pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, DPRD Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kab/Kota dan DPRD Kab/Kota mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas ke Luar Negeri dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Perjalanan Dinas ke luar Negeri bagi Pejabat/ Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah dan Pimpinan serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sedangkan ketentuan mengenai tarif uang harian dan tiket perjalanan dinas luar negeri mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013 : 1. Kegiatan Perjalanan Dinas ke Luar Negeri (PDLN). a) PDLN yang diatur oleh dua ketentuan diatas dalam rangka : 1) Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Pihak Luar Negeri; 2) Pendidikan dan Pelatihan; 3) Studi Banding; 4) Seminar/Lokakarya/Konfrensi; 5) Promosi Potensi Daerah; 6) Kunjungan Persahabatan/Kebudayaan; 7) Pertemuan Internasional; dan/atau 8) Penandatanganan Perjanjian Internasional. b) PDLN dapat dilakukan apabila pelaksanaan tugasnya di dalam negeri tidak ada yang mendesak. Kegiatan yang mendesak antara lain adalah : 1) Terjadi bencana alam; 2) Pemilihan Umum anggota DPR, DPD, dan DPRD: 3) Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden; dan 4) Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 2. Dokumen

- 10-2. Dokumen Perjalanan Dinas Luar Negeri a) Pejabat/Pegawai yang melakukan perjalanan dinas luar negeri harus memiliki dokumen administrasi perjalanan dinas ke Luar Negeri; b) Dokumen perjalanan dinas ke luar negeri sebagaimana dimaksud pada huruf (a) meliputi : 1) Surat izin pemerintah; 2) Paspor dinas (service passport); 3) Exit permit; 4) Visa: 5) Kerangka Acuan Kerja; dan 6) Surat undangan. 3. Tata cara Administrasi Perjalanan Dinas ke Luar Negeri a) Gubernur mengajukan surat permohonan ijin PDLN kepada Menteri Dalam Negeri bagi pejabat/pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas luar negeri : 1) Gubernur mengajukan permohonan ijin kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri; 2) Gubernur mengajukan permohonan kepada Sekretaris Jenderal bagi Wakil Gubernur, Bupati/Walikota. Wakil Bupati/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta pejabat/pegawai lainnya di lingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. b) Surat Permohonan memuat : 1) Nama dan jabatan; 2) Nomor Induk Pegawai bagi Pegawai Negeri Sipil; 3) Tujuan Kegiatan; 4) Manfaat; 5) Kota/Negara yang dituju; 6) Agenda; 7) Waktu pelaksanaan; dan 8) Sumber Pembiayaan. c) Selain dokumen administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2b,diperlukan dokumen lain dalam hal kegiatan : 1) Kerjasama Pemerintah Daerah dengan pihak Luar Negeri, ditambah dengan Dokumen Naskah Kerjasama, Surat Kuasa Penuh dalam rangka kerjasama, dan Surat Konfirmasi Perwakitan Republik Indonesia di negara tujuan. 2) Pendidikan dan pelatihan, ditambah dengan dokumen surat keterangan beasiswa. 3) Promosi

- 11-3) Promosi potensi daerah, ditambah dengan Dokumen Surat Konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan. 4) Kunjungan persahabatan/kebudayaan,ditambah dengan Dokumen Surat Konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia. 5) Penandatanganan perjanjian internasional, ditambah dengan Dokumen Naskah Kerjasama, Surat Kuasa Penuh dalam rangka kerjasama, dan Surat Konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan. d) Permohonan ijin PDLN diterima oleh Menteri Dalam Negeri / Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri / Kepala Pusat Administrasi Kerjasama Luar Negeri Kementerian Dalam Negeri paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum keberangkatan kecuali untuk hal-hal yang sangat mendesak, untuk mendapat rekomendasi perjalanan dinas ke luar negeri. e) Menteri Dalam Negeri / Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri / Kepala Pusat Administrasi Kerjasama Luar Negeri Kementerian Dalam Negeri dapat menolak atau menyetujui permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat d. f) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat e. disertai dengan alasan-alasan. Pejabat yang memberikan penolakan sebagai berikut : 1) Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri atas nama Menteri Dalam Negeri bagi Gubernur, Wakil Gubernur, Ketua dan Wakil Ketua DPRD Provinsi, Bupati, Walikota, Wakil Bupati, Wakil Walikota, Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota, Anggota DPRD, Pejabat Eselon I dan atau Pejabat Eselon II. 2) Kepala Pusat Administrasi Kerjasama Luar Negeri Kementerian Dalam Negeri atas nama Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri bagi Pejabat Eselon III, Eselon IV, dan atau staf. g) Perjalanan dinas luar negeri yang dilaksanakan secara rombongan paling banyak 5 (lima) orang termasuk pimpinan rombongan, dan dapat dilakukan lebih dari 5 (lima) orang dalam hal : 1) Pendidikan dan pelatihan; 2) Perundingan dalam rangka kerjasama dengan pihak luar negeri; dan 3) Delegasi kesenian dalam rangka promosi potensi daerah. h. Jangka

- 12 - h) Jangka waktu pelaksanaan perjalanan dinas keluar negeri paling lama 7 (tujuh) hari, kecuali untuk hal-hal yang sangat penting dan tidak memungkinkan untuk ditinggalkan. i) Menteri Dalam Negeri / Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri / Kepala Pusat Administrasi Kerjasama Luar Negeri Kementerian Dalam Negeri sesuai tingkatan kewenangannya memberikan rekomendasi meneruskan rencana perjalanan dinas luar negeri kepada pejabat yang berwenang untuk mendapatkan paspor dinas, exit permit, dan rekomendasi visa setelah mendapat ijin pemerintah. 4. Pembiayaan a) Pembiayaan perjalanan dinas luar negeri bersumber dari : 1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 2) Anggaran Pendapatran dan Belanja Negara; 3) Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat. b) Satuan biaya perjalanan dinas luar negeri disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan. 5. Pejabat/pegawai yang akan melakukan PDLN dikoordinasikan oleh Biro Administrasi Kerjasama Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur. 6. Surat Perintah Tugas (SPT) a) Untuk Gubernur, Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah dan pejabat Eselon II ditandatangani oleh Gubernur. b) Untuk pejabat Eselon III, IV dan atau staf ditandatangani oleh Sekretaris Daerah atas nama Gubernur. 7. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Untuk penandatanggannan SPPD Lembar II dilakukan oleh Pejabat Perwakilan RI di Luar Negeri atau Penanggung jawab/lembaga tempat yang dituju. 8. Pelaporan Pejabat/Pegawai yang melakukan perjalanan dinas luar negeri, wajib membuat laporan tertulis hasil perjalanan dinas ke luar negeri. a) Gubernur melaporkan hasil-hasil perjalanan dinas ke luar negeri kepada Presiden melalui Menteri dengan tembusan kepada Wakil Presiden dan Sekretaris Kabinet. b) Pejabat/pegawai selain Gubernur melaporkan hasil-hasil perjalanan dinas ke luar negeri kepada Menteri, melalui Gubernur cq. Biro Administrasi Kerjasama Setda Prov. Jatim. c) Laporan perjalanan dinas ke luar negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah selesai melakukan perjalanan dinas. d) Pejabat

- 13 - d) Pejabat/pegawai dapat melaksanakan perjalanan dinas ke luar negeri berikutnya setelah menyelesaikan seluruh laporan, yang dijadikan sebagai bahan pembinaan oleh Menteri Dalam Negeri dan Gubernur. e) Menteri cq. Pusat Administrasi Kerjasama Luar Negeri dan atau Gubernur cq. Biro Administrasi Kerjasama Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur melakukan pembinaan teknis administrasi PDLN melalui sosialisasi, konsultasi dan bimbingan teknis Perjalanan Dinas Luar Negeri di Provinsi dan di Kab/Kota di wilayah masing-masing. J. Uang Saku Pendidikan dan Latihan di Luar Negeri Bagi peserta pendidikan dan latihan diluar negeri dengan biaya akomodasi dan transportasi lokal ditanggung oleh pihak mitra, maka besaran uang saku dihitung sebagai berikut : Golongan A : Uang harian dikurangi biaya setara hotel bintang lima dan biaya taksi dari dan ke bandara. Golongan B : Uang harian dikurangi biaya setara hotel bintang empat dan biaya taksi dari dan ke bandara. Golongan C : Uang harian dikurangi biaya setara hotel bintang tiga dan biaya taksi dari dan ke bandara. Golongan D : Uang harian dikurangi biaya setara hotel bintang dua dan biaya taksi dari dan ke bandara. H. Standart biaya sebagaimana tercantum dalam Keputusan ini merupakan batas tertinggi. KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 April 2013. Ditetapkan di Surabaya pada tanggal 28 Maret 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR ttd SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada : Yth. 1. Sdr. Menteri Dalam Negeri di Jakarta. 2. Sdr. Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur di Surabaya. 3. Sdr. Kepala Satuan Kerja Pemerintah Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur. Dr. H. SOEKARWO