HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN STATUS KEBERSIHAN MULUT PADA PEMAKAI GIGI TIRUAN SEBAGAI LEPASAN DI KELURAHAN BATU KOTA KECAMATAN MALALAYANG

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASANDI RSGMP-PSPDG FK UNSRAT MANADO

GAMBARAN STATUS GINGIVA MENURUT KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 70 MANADO

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SERTA STATUS GINGIVA PADA ANAK REMAJA DI SMP ADVENT WATULANEY KABUPATEN MINAHASA

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STATUS KEBERSIHAN MULUT DAN PERILAKU MENYIKAT GIGI ANAK SD NEGERI 1 MALALAYANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali

ABSTRAK. Kata kunci: sikap, perilaku, kesehatan gigi dan rongga mulut, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB 4 METODE PENELITIAN

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam terjadinya berbagai penyakit gigi. Kebersihan gigi dan mulut di Indonesia

GAMBARAN PENYULUHAN TENTANG PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN METODE BERCERITA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA SD

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh : THOMAS RIADI PURBA NIM:

GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015

ABSTRAK. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS

THE CONCEPTION OF PLAQUE SCORE ON 7TH GRADE STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 1 GODEAN SLEMAN

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

Gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

GAMBARAN SKOR PLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADYAH GODEAN 1

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Penelitian untuk mengetahui perbedaan status kebersihan gigi dan mulut

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK AUTIS DI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, bersih, lembab sehingga terhindar dari infeksi (Eastham et al. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

GAMBARAN STATUS KARIES PADA MURID SMP NEGERI 4 TOULUAAN KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Karies Molar Satu Permanen pada Murid Umur 6-12 Tahun SDN 26 Lamteumen Timur Kota Banda Aceh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 ( )

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

GAMBARAN INDIKASI PENCABUTAN GIGI DALAM PERIODE GIGI BERCAMPUR PADA SISWA SMP NEGERI 1 LANGOWAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

HUBUNGAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES DAN INDEKS ORAL HIGIENE PADA MURID SMP

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengguna Alat Ortodontik Cekat di SMA Negeri 7 Manado

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat

ABSTRAK. Kata kunci: pengetahuan orang tua, cara menyikat gigi, tingkat kebersihan rongga mulut. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember 2 Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

BAB I PENDAHULUAN. Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering dari semua

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI DAN STATUS KESEHATAN GINGIVA PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DI KELURAHAN BATU KOTA

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, perawatan ortodontik cekat, pasien ortodontik

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA LANSIA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

Maria Victa Agusta R.*, Ade Ismail AK**, Muhammad Dian Firdausy*** ABSTRAK

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO 1 Yohanes I Gede K.K. 2 Karel Pandelaki 3 Ni Wayan Mariati 3 1 Kandidat skripsi Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran 2 Bagian Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Bagian Kedokteran Gigi Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Email: yosh_kun.kurosagi@yahoo.com Abstrak: tentang kebersihan gigi dan mulut sangat penting untuk terbentuknya tindakan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Kebersihan gigi dan mulut dilakukan untuk mencegah penyakit gigi dan mulut, meningkatkan daya tahan tubuh, dan memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan. Menjaga kebersihan gigi dan mulut pada usia sekolah merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kesehatan pada usia dini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kebersihan gigi dan mulut siswa SMA Negeri 9 Manado sudah cukup baik yang mencapai hasil 95,00%. Status kebersihan gigi dan mulut siswa SMA Negeri 9 Manado dilihat melalui pemeriksaan dengan siswa yang memiliki baik (48,75%), sedang (51,25%) dan tidak ada yang memiliki yang buruk. Kata kunci: pengetahuan, kebersihan gigi dan mulut, usia sekolah. Abstract: Knowledge about oral hygiene is essential for the formation of action in maintaining oral hygiene. Oral hygiene to prevent gum disease, increase endurance, and improve the function of the mouth to enhance appetite. Maintain oral hygiene at school age is one way to improve health at an early age. Results of this study indicate that the level of knowledge of oral hygiene 9 Manado State high school students has been good enough to reach the result 95.00%. Dental and oral hygiene status of students of SMA Negeri 9 Manado seen through examination with the majority of students have a good (48.75%) and moderate (51.25%) and no one has a bad. Key words: knowledge, oral hygiene, school age. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan. Salah satu penyebab seseorang mengabaikan masalah kesehatan gigi dan mulutnya adalah faktor pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut yang kurang. Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies, gingivitis, radang dan stomatitis pada kelompok usia sekolah menjadi perhatian yang penting dalam pembangunan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi dan mulut. Hal itu dilandasi oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. World Health Organisation (WHO) dalam The World Oral Health Report 84

Gede, Pandelaki, Mariati; Hubungan Kebersihan Gigi... 85 menyatakan bahwa di Indonesia kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut berakibat pada meningkatnya prevalesi edentulousness yang mencapai 24% dengan rata-rata umur di atas 65 tahun dan penduduk Indonesia yang menderita gangguan kesehatan gigi dan mulut masih mencapai 90%. 1,2 Penelitian Denloye di Nigeria pada anak berumur 13-15 tahun yang dituangkan dalam jurnalnya membuktikan bahwa besar Debris Indeks (DI) mencapai 1,57 dan besar Kalculus Indeks (CI) mencapai 1,48 dengan rata-rata Oral Hygiene Index Status () untuk lakilaki mencapai 3,09 dan untuk perempuan mencapai 2,94 yang tergolong ringan sampai sedang. 3 Hasil-hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran diri masyarakat terutama pada anak usia sekolah untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut pada siswa usia sekolah terutama pada siswa sekolah menengah atas mengingat bahwa pada usia tersebut sebagian besar gigi permanennya sudah tumbuh sempurna. anak SMA sendiri tentang kebersihan gigi dan mulut sendiri sebenarnya bisa didapat dari berbagai sumber meskipun belum ada penelitian pasti tentang hal itu. itu bisa berasal dari media online, internet yang semakin canggih, apalagi kalau kita perhatikan internet merupakan bagian dari kehidupan anak-anak SMA saat ini. Peneliti sendiri tertarik untuk melakukan penelitian ini karena merasa perlu untuk mengetahui sejauh mana hubungan pengetahuan pernah dilakukan di sekolah tersebut. Peneliti telah melakukan kunjungan pendahuluan pada beberapa kesempatan sebelumnya sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut. BAHAN DAN METODE Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 1 April 2013 sampai 12 April 2013 sesuai dengan izin pihak sekolah. Lokasi penelitian berada di ruangan kelas SMA Negeri 9 Manado. Keseluruhan sampel pada penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 9 Manado khususnya kelas Binsus (Binaan Khusus) sebanyak 267 siswa dengan sampel adalah siswa kelas X dan XI di SMA Negeri 9 Manado yang berumur 14 sampai 17 tahun yang berjumlah 160 siswa dengan menggunakan rumus tertentu. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan pada sampel. Pada penelitian ini, variabel yang digunakan adalah pengetahuan kebersihan gigi dan mulut yang dibagi ke dalam 3 kategori yaitu: nilai baik (14-19 benar), sedang (7-13 benar) dan buruk (0-6 benar) yang akan diukur dengan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut yang juga dibagi ke dalam 3 kategori menggunakan indeks Green and Vermillion yaitu: nilai baik (0-1,2), sedang (1,3-3,0) dan buruk (3,1-6,0) yang akan diukur dengan pemeriksaan OHI- S. Data diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi siswa kemudian dianalisis secara deskriptif analitik berdasarkan hasil persentase. HASIL PENELITIAN Dari keseluruhan siswa kelas X dan XI sebanyak 267 siswa, yang diteliti sebanyak 160 siswa terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan dengan jumlah masing-masing 80 siswa, dengan usia 14 sampai 17 tahun. Dari seluruh siswa yang diteliti ditemukan sebanyak 74 siswa yang memiliki pengetahuan baik tentang kebersihan gigi dan mulut dengan hasil pemeriksaan baik (46,25%). Sebanyak 78 siswa yang memiliki pengetahuan baik tentang kebersihan gigi dan mulut dengan hasil pemeriksaan sedang (48,75%). Sebanyak 4 siswa yang memiliki pengetahuan sedang tentang kebersihan gigi dan mulut dengan hasil pemeriksaan baik (2,50%). Sebanyak 4 siswa yang memiliki pengetahuan sedang tentang kebersihan gigi dan mulut yang menunjukkan hasil pemeriksaan OHI- S sedang (2,50%). Tidak ada siswa yang

86 Jurnal e-gigi (eg), Volume 1, Nomor 2, September 2013, hlm. 84-88 memiliki pengetahuan buruk maupun buruk. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa nilai p value = 0,079, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan kebersihan gigi dan mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut (p value: 0,079, α: 0,10). Hasil analisis juga diperoleh nilai OR= 2,2, artinya siswa yang memiliki pengetahuan yang baik memiliki peluang 2,2 kali untuk memiliki status kebersihan gigi dan mulut yang baik. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi keseluruhan siswa berdasarkan hubungan pengetahuan kebersihan gigi dan mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut Baik 74 78 0 152 Sedang 4 4 0 8 78 82 0 160 (*P value= 0,079 ; OR= 2,2) Hasil penelitian ini dikategorikan juga berdasarkan jenis kelamin yaitu siswa lakilaki dan perempuan dengan jumlah masingmasing 80 siswa. Dari siswa laki-laki ditemukan sebanyak 28 siswa yang memiliki pengetahuan baik tentang pemeriksaan baik (35,00%). Sebanyak 45 siswa yang memiliki pengetahuan baik tentang kebersihan gigi dan mulut dengan hasil pemeriksaan sedang (60,00%). Sebanyak 3 siswa yang memiliki pengetahuan sedang tentang pemeriksaan baik (3,75%). Sebanyak 4 siswa yang memiliki pengetahuan sedang tentang kebersihan gigi dan mulut yang menunjukkan hasil pemeriksaan sedang (5,00%). Tidak ada siswa yang memiliki pengetahuan buruk maupun buruk. Namun dari hasil analisis statistik diperoleh nilai p value = 0,113, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pengetahuan kebersihan gigi dan mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut tidak signifikan (p value: 0,113, α: 0,10). Hasil analisis juga diperoleh nilai OR= 0,8, artinya siswa laki-laki yang memiliki pengetahuan yang baik memiliki peluang 0,8 kali untuk memiliki status kebersihan gigi dan mulut yang baik. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi siswa berdasarkan hubungan pengetahuan kebersihan gigi dan mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut pada siswa laki-laki Baik 28 45 0 73 Sedang 3 4 0 7 31 49 0 80 (*P value= 0,113 ; OR= 0,8) Hal ini berbanding terbalik dengan siswa perempuan yang diteliti. Dari siswa perempuan ditemukan sebanyak 46 siswa yang memiliki pengetahuan baik tentang pemeriksaan baik (35,00%). Sebanyak 33 siswa yang memiliki pengetahuan baik tentang kebersihan gigi dan mulut dengan hasil pemeriksaan sedang (60,00%). Sebanyak 1 siswa yang memiliki pengetahuan sedang tentang kebersihan gigi dan mulut dengan hasil pemeriksaan baik (3,75%). Tidak ada siswa yang memiliki pengetahuan sedang dengan OHI- S buruk dan tidak ada siswa yang memiliki pengetahuan buruk maupun buruk. Hasil analisis statistik diperoleh nilai p value =0,048, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan kebersihan gigi dan mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut (p value: 0,048, α: 0,10). Hasil analisis juga diperoleh nilai OR= 1,4, artinya siswa perempuan yang memiliki pengetahuan yang baik memiliki peluang 1,4 kali untuk memiliki status kebersihan gigi dan mulut yang baik. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Gede, Pandelaki, Mariati; Hubungan Kebersihan Gigi... 87 Tabel 3. Distribusi siswa berdasarkan hubungan pengetahuan kebersihan gigi dan mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut pada siswa perempuan Baik 46 33 0 79 Sedang 1 0 0 1 47 33 0 80 (*P value= 0,048 ; OR= 1,4) BAHASAN Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan kebersihan gigi dan mulut. Ditunjukkan dengan hasil yang menunjukkan sebagian besar siswa sudah memiliki pengetahuan yang baik dengan yang baik pula. Laporan hasil penelitian Putu Sri Utari pada 176 siswa sekolah di Cilandak timur menunjukkan bahwa 69 responden (32,2%) memiliki tingkat pengetahuan rendah sedangkan 107 responden (60,8%) memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Silvia Anitasari juga melakukan penelitian tentang tingkat kebersihan mulut dengan menggunakan indeks pada 1650 siswa sekolah di Samarinda mendapatkan 6,73% siswa keadaan kebersihan gigi dan mulutnya baik; 59,03% sedang; 34,24% buruk dengan OHI- S rata-rata adalah 3 termasuk kebersihan gigi dan mulut sedang.terdapat perbedaan antara hasil penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Denloye di Nigeria pada anak berumur 13-15 tahun (siswa SMP), penelitian yang dilakukan oleh Denloye menemukan untuk anak pada usia SMP yang tergolong baik sampai sedang. Hal ini kemungkinan karena anak pada usia SMA sudah memiliki pengetahuan yang luas tentang kebersihan gigi dan mulut sehingga mereka mengetahui cara untuk menjaga kebersihan gigi dan mulutnya dengan baik pula. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh juga siswa berjenis kelamin perempuan lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya dibandingkan dengan siswa berjenis kelamin laki-laki. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena pada siswa perempuan memiliki kecenderungan untuk lebih menjaga penampilannya termasuk kebersihan gigi dan mulutnya sedangkan pada sebagian siswa laki-laki yang diteliti rata-rata memiliki kebiasaan merokok yang sudah jelas akan berpengaruh pada derajat kebersihan gigi dan mulut, meskipun sebenarnya mereka sadar bahwa kebiasaan merokok itu tidak baik. Kebiasaan seperti ini jelas harus mendapatkan perhatian dari pihak sekolah untuk memberikan penyuluhan lebih lanjut lagi tentang bahaya merokok bagi kesehatan tubuh pada umumnya dan kebersihan gigi dan mulut pada khususnya mengingat bahwa pada usia mereka saat ini mereka sudah memiliki gigigigi permanen yang perlu dijaga supaya tidak sampai rusak. Kebiasaan yang tidak baik dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut dapat berakibat pada munculnya berbagai penyakit sistemik seperti karies, gingivitis, radang, stomatitis dan juga dapat berakibat pada kerusakan pada jaringan periondal gigi. Penyebab lainnya yang ditemukan bahwa mereka banyak mengkonsumsi makanan yang manis-manis di sekolah dan kurang sekali dari mereka yang sadar bahwa pentingnya menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur malam. Sebab makanan yang tersangkut di gigi akan menjadi tempat bagi bakteri-bakteri yang menjadi penyebab kerusakan gigi. Penyebab lainnya ditemukan hanya sebagian kecil dari mereka yang sadar bahwa perlu pemeriksaan secara rutin ke dokter gigi setiap 6 sekali untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya sebab perawatan gigi merupakan salah satu usaha untuk menjaga dan mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi. Penyebab lainnya lagi ditemukan masih ada siswa yang masih salah dalam cara menggosok gigi. Kesalahan dalam cara menyikat gigi dapat mengakibatkan terkikisnya jaringan pada gusi (resesi gingiva) yang merupakan tempat melekatnya gigi sehingga akan berakibat pada timbulnya rasa nyeri pada gigi (ngilu) pada saat makan atau minum minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin. Sekali lagi peran dari

88 Jurnal e-gigi (eg), Volume 1, Nomor 2, September 2013, hlm. 84-88 sekolah diperlukan untuk memberikan penyuluhan sehingga mereka dapat lebih menyadari lagi untuk menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. SIMPULAN Tingkat pengetahuan kebersihan gigi dan mulut siswa SMA Negeri 9 Manado sudah baik yang mencapai hasil 95,00%. Status kebersihan gigi dan mulut siswa SMA Negeri 9 Manado dilihat melalui pemeriksaan dengan sebagian besar siswa memiliki yang baik dan tidak ada yang memiliki yang buruk. Siswa perempuan memiliki kecenderungan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulutnya dibandingkan dengan siswa lakilaki. Hubungan antara pengetahuan kebersihan gigi dan mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut pada siswa SMA Negeri 9 Manado menunjukkan anak yang memiliki pengetahuan yang baik memiliki peluang 2,2 kali untuk memiliki status kebersihan gigi dan mulut yang baik. SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih banyak agar lebih menggambarkan populasi yang diteliti. Perlu dilakukan penelitian yang sama terhadap siswa di SMA Negeri 9 Manado namun dengan variabel yang lain seperti perilaku, cara menggosok gigi, latar belakang pendidikan orang tua, dan kebiasaan yang memungkinkan siswa untuk menjaga atau mengabaikan kebersihan gigi dan mulut mereka. Perlu dilakukan penyuluhan mengenai kesehatan gigi-mulut dan cara merawat gigi-mulut secara pribadi pada siswa di SMA Negeri 9 Manado untuk menambah pengetahuan siswa dan dapat menumbuhkan kesadaran mereka untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Poul PE. The World Oral Health Report Continuous Improvement of Oral Health in The 21st Century (Second Edition). Genewa, Switzerland: 20 Avenue Appia, 2003; p.3-5. 2. Denloye. Oral hygiene status of mentally handicapped school childrenin ibadan. Odonto-Stomatologie Tropicale. 2010;86: 20-21. 3. Putu SU. Hubungan tingkat pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menggosok gigi pada siswa kelas IV dan kelas V di SDN 01 pagi cilandak timur. Laporan Hasil Penelitian. 2009; 24: 4-5. 4. Silvia A. Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar negeri di kecamatan palaran kotamadya samarinda provinsi kalimantan timur. Dent J. 2005;38:88-90. 5. Amsal B. Filsafat ilmu (Edisi Revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004; p. 85-122. 6. Soetriono, Hanafie Rita. Filsafat ilmu dan metodologi penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2007; p. 7-62, 122, 140-3. 7. Ireland R. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy. Singapore: Blackwell Munksgaard, 2006; p. 99-138.