Perbedaan Metode Penyuluhan tentang Sampah terhadap Pengetahuan Ibu Rumah Tangga dalam Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kampung Pulo, Jakarta Timur

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Penyuluhan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) terhadap Pengetahuan Siswa Smk tentang Penyalahgunaan Obat

Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Reproduksi Manusia.

Rosid Marwanto, Muhamad Nurdin Matondang Seribulan, Hanum Isfaeni Corresponding author;

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN TIK PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

ALSA MIFTAHUL HUDA. Program Studi Pendidikan Matematika. Unversitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

PENGARUH MODEL SUGESTI-IMAJINASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK LEONARDO KLATEN.

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KARYA TULIS ILMIAH. (Studi dilakukan di Kampung Sengon Kabupaten Sukoharjo)

Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

Rezki Hidayat*, Maria Erna **, R Usman Rery*** NO Hp:

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

PENGARUH PELATIHAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga dengan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Balita di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

Oleh : ATIKA MUSLIMAH DEWI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran dengan metode konvensional sebagai kelas control. Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Desti Widiyana, Universitas Negeri Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD MATEMATIKA SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG

BAB III METODE PENELITIAN

Key Words: Question Student Have (QSH), Learning achievement, Solubility and solubility product.

PERBEDAAN PENGETAHUAN PEMANTAUAN JENTIK SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN (Studi Pada Siswa Kelas V SDN Karsamenak Kota Tasikmalaya Tahun 2017)

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

PENGARUH SOFTWARE MIND MAPPING INTERACTIVE TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN PKN MATERI ORGANISASI LINGKUNGAN MASYARAKAT

PUBLIKASI ILMIAH. Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

Automotive Science and Education Journal

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP TUNAS BARU JIN-SEUNG BATAM TAHUN AJARAN

ASEP GUNAWAN. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

PENERAPAN ACCELERATED LEARNING DENGAN TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG DITEMPELKAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA N 1 KEC.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

Economic Education Analysis Journal

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH SOFTWARE MIND MAPPING INTERACTIVE TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN IPA SD

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Shadow Puppet Terhadap Kemampuan Bercerita Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

BAB III METODE PENELITIAN

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Hemalia Sulaika, Erviyenni, dan Johni Azmi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SSCS (SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE) DALAM KOMPETENSI MENDIAGNOSIS GANGGUAN SIMTEM REM

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN EKOSISTEM SISWA KELAS VII SMPN 35 BATAM

KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BAHAYA BULLYING UNTUK MENINGKATKAN EMPATI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue

PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO

Keefektifan Model Concept Sentence Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Muntilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN

BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2016, Volume 9 No 2, ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Wiwit Winarto

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis quasi eksperiment.

Transkripsi:

Perbedaan Metode Penyuluhan tentang Sampah terhadap Pengetahuan Ibu Rumah Tangga dalam Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kampung Pulo, Jakarta Timur The Effects of different Counseling Method toward Housewives Knowledge about Processing of the Household Waste Rani Rahmahdini, Diana Vivanti, Erna Heryanti Corresponding author; email: ranirahmahdini@yahoo.co.id Abstract A serious environmental problem has occurred due to the negative impact of household waste. Lack of knowledge and awareness of waste processing must be improved through an effective counseling method provided for housewives. The aim of this research was to determine different counseling methods about garbage toward housewives knowledge about processing of the household waste. This research carried out on Kampung Pulo, Jakarta Timur on April 2013. A quasi-experiment method with a randomized control group pretest-posttest design was used. Counseling methods of demonstration and movie display were given in two different groups as the treatment. Instrument of knowledge test was used to collect data. The normality testing of Kolmogorov-Smirnov test and the Homogeneity testing of F-test at α = 0.05 resulted a normal distribution and homogenous data. The hypothesis testing of t-test showed t count > t table on 3.34 > 2.03 which rejected the H0, meaning that different knowledge level about processing of the household waste obtained from different method of counseling. It is concluded that, demonstration method was more effective than movie display to increase the housewives knowledge about processing of the household waste. Key words: counseling method, knowledge, the processing of household waste Pendahuluan Pertambahan jumlah penduduk yang tinggi menimbulkan berbagai masalah sosial. Salah satunya adalah tumpukkan sampah. Tumpukkan sampah menjadi masalah serius karena menimbulkan pencemaran lingkungan, masalah kesehatan, membuat lingkungan terlihat kumuh dan menyumbat saluran air sehingga menimbulkan banjir (Wintoko, 2012). Volume sampah di 26 kota besar ±14,1 juta ton/tahun dengan total penduduk 40,1 juta (Statistik Persampahan Indonesia, 2008 dalam Setyowati, 2009). Komposisi sampah terbesar yaitu sampah rumah tangga. Sampah dapat dipilah dan diolah di dalam rumah. Keterlibatan masyarakat dalam pengolahan sampah dapat dimulai dari keikutsertaan ibu rumah tangga karena ibu bertanggung jawab terhadap urusan internal keluarga, termasuk kebersihan lingkungan (Surahman, 2011). Ibu di Kampung Pulo umumnya tidak bekerja dan hanya mengurusi keperluan rumah tangga sehingga memiliki banyak 22 waktu luang. Selain itu, sedikit sekali warga di Kampung Pulo yang melakukan pengolahan sampah. Pengetahuan yang kurang dalam pengolahan sampah merupakan salah satu penyebab meningkatnya tumpukan sampah. Oleh karena itu, sosialisasi atau penyuluhan sampah sebaiknya digencarkan. Agar penyuluhan maksimal, maka perlu digunakan metode yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu rumah tangga dalam pengolahan sampah rumah tangga ditinjau dari pemberian metode penyuluhan sampah di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di RW 03 Kampung Pulo, Jakarta Timur pada bulan April 2013. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode quasi experiment. Variabel bebas penelitian ini adalah metode penyuluhan tentang sampah dan variabel terikatnya adalah pengetahuan ibu rumah tangga dalam pengolahan sampah rumah

tangga. Desain penelitian ini adalah randomized subjects, pretest posttest control group design. Sampel diambil secara simple random sampling sebanyak 36 ibu rumah tangga, yaitu 18 sampel di RT 16 (Kelompok A dengan metode demonstrasi) dan 18 sampel di RT 15 (Kelompok B dengan metode film). Data pengetahuan ibu rumah tangga mengenai pengolahan sampah rumah tangga diperoleh melalui tes pengetahuan berisi pertanyaan pilihan ganda dengan alternatif empat jawaban yang telah diuji validitas dan realibiltas, serta hasil observasi dan wawancara sebagai data pendukung. Data yang telah diperoleh, dianalisis dengan uji prasyarat berupa: uji normalitas dengan uji kolmogorov smirnov dan uji homogenitas dengan menggunakan uji F, sedangkan uji hipotesis menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 5% atau (α=0,05). Hasil a. Deskripsi data Skor tertinggi pretest pengetahuan pada kelompok A, yaitu 30 dan skor terendah sebesar 5 dengan skor rata-rata sebesar 15. Simpangan baku pada kelompok A sebesar 7,45 dengan variansi 55,53. Frekuensi terbanyak terdapat pada interval skor 5-9, 10-14 dan 20-24, yaitu sebanyak 5 responden. Skor tertinggi pretest pengetahuan pada kelompok B, yaitu 33 dan skor terendah sebesar 9 dengan skor rata-rata 21,22. Simpangan baku pada kelompok B sebesar 5,54 dengan variansi 30,65. Frekuensi terbanyak terdapat pada interval skor 19-23, yaitu sebanyak 9 responden. Skor tertinggi posttest pengetahuan pada kelompok A, yaitu 35 dan skor terendah sebesar 21 dengan skor rata-rata 29,39. Simpangan baku pada kelompok A sebesar 3,79 dengan variansi 14,37. Frekuensi terbanyak terdapat pada interval skor 30-32, yaitu sebanyak 6 responden. Skor tertinggi posttest pengetahuan pada kelompok B, yaitu 35 dan skor terendah sebesar 22 dengan skor rata-rata 29,33. Simpangan baku pada kelompok B sebesar 4,14 dengan variansi 17,18. Frekuensi terbanyak terdapat pada interval skor 28-30 dan 31-33 yaitu sebanyak 5 responden. Perbandingan rata-rata skor pengetahuan pada kelompok A dan kelompok B dapat dilihat pada Gambar 1. Rata-rata Skor 30 25 20 15 10 5 0 15 29.39 Kelompok A 21.22 29.33 Kelompok B Pretest Posttest Gambar 1. Perbandingan Rata-Rata Skor Pengetahuan pada Masing-masing Kelompok Berdasarkan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa masih ada ibu rumah tangga yang memandang sampah sebagai barang yang tidak ekonomis (kelompok A 83,33%; kelompok B 55,56%). Hasil wawancara menunjukkan bahwa di lingkungan tersebut terdapat warga yang bisa mengolah sampah sebesar 16,67% di masing-masing kelompok dengan jenis sampah organik sebesar 66,67% (kelompok A) sedangkan sampah anorganik sebesar 33,33% (kelompok A) dan 100% (kelompok B). Sebagian Ibu rumah tangga menjawab tidak ada kegiatan pengolahan sampah di lingkungannya (83,33% pada kedua kelompok). Adapun alasannya adalah kurangnya pengetahuan (kelompok A 94,44%; kelompok B 88,89%), kurangnya waktu luang (kelompok A 0%, kelompok B 5,56%), dan tidak adanya sarana yang mendukung (5,56% pada kedua kelompok). Ibu rumah tangga yang menjawab pernah mendapat sosialisasi tentang sampah sebesar 5,56% untuk masing-masing kelompok dengan materi pengelolaan sampah (kelompok B) dan pengolahan sampah (kelompok A). Sedangkan ibu-ibu yang belum pernah mendapat sosialisasi sebesar 94,44% untuk masing-masing kelompok. Beberapa responden ada yang pernah mendapatkan sumber informasi sampah selain dari penyuluhan. Rata-rata berasal dari buku dan televisi. Ibu rumah tangga yang menghadiri penyuluhan memberikan apresiasi positif dan ingin melakukan program reduce, reuse, recycle, dan replace setelah penyuluhan ini. Harapan ibu-ibu untuk pemerintah agar 23

masalah sampah teratasi adalah dengan melakukan sosialisasi ke masyarakat secara intensif. b. Hasil Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov pada α = 0,05. Hasil uji normalitas terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Uji Normalitas Skor Pengetahuan 24 Jenis Data Kelompok A Nilai signifikansi Keterangan Pretest 0,05 Normal Posttest 0,05 Normal Selisih skor 0,06 Normal Kelompok B Pretest 0,05 Normal Posttest 0,05 Normal Selisih skor 0,05 Normal 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas pretest, posttest dan selisih skor kedua kelompok menggunakan uji-f. Hasil perhitungan uji homogenitas terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Uji Homogenitas Skor Pengetahuan Jenis Data F hitung dan F tabel Keterangan Pretest 1,81 < 2,27 Homogen Posttest 1,19 < 2,27 Homogen Selisih Skor 1,56 < 2,27 Homogen 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Berdasarkan perhitungan, thitung > ttabel, yaitu 3,34 > 2,03; maka tolak H0 pada α = 0,05 dan artinya terdapat perbedaan metode penyuluhan tentang sampah terhadap pengetahuan ibu rumah tangga dalam pengolahan sampah rumah tangga. Pembahasan Penyuluhan tentang pengolahan sampah dilakukan kepada ibu rumah tangga dengan metode demonstrasi (kelompok A) dan metode film (kelompok B). Hasil pengukuran tes pengetahuan pengolahan sampah menunjukkan bahwa skor rata-rata posttest pengetahuan pada kelompok A dan kelompok B mengalami peningkatan setelah dilakukan penyuluhan. Skor rata-rata pretest dan posttest untuk kelompok A sebesar 15 dan 29,39; sedangkan kelompok B sebesar 21,22 dan 29,33. Skor rata-rata pretest kelompok A lebih kecil dibandingkan kelompok B. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan responden di kelompok B (SMP 38,89% dan SMA 27,78% %) lebih tinggi dibandingkan kelompok A (SMP 27,78% dan SMA 22,22%). Berdasarkan Notoatmodjo (2010), tingkat pendidikan menentukan daya serap dan daya paham. Semakin tinggi pendidikan, maka semakin mudah informasi diterima sehingga pengetahuannya semakin baik. Skor rata-rata pretest kelompok A adalah 15 dan kelompok B 21,22. Jika dilihat skor tersebut, maka terdapat perbedaan sebesar 6,22. Namun, setelah dilakukan uji homogenitas pada skor pretest kelompok A dan kelompok B, didapatkan hasil homogen. Dengan demikian, sampel tersebut bermula dari keadaan yang sama secara statistik. Skor rata-rata posttest kelompok A adalah 29,39 dan kelompok B 29,33. Jika dilihat skor rata-rata tersebut, maka terdapat perbedaan sebesar 0,06. Namun, setelah dilakukan uji homogenitas pada skor posttest kelompok A dan kelompok B, didapatkan hasil homogen. Skor pretest dan posttest pada kedua kelompok juga dilakukan pengujian normalitas. Berdasarkan hasil uji normalitas, didapatkan hasil bahwa data skor pretest kelompok A dan juga kelompok B berdistribusi normal. Begitu pula dengan data skor posttest kelompok A dan kelompok B juga berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas menunjukkan bahwa data pada kelompok A dan kelompok B berdistribusi normal. Demikian pula hasil perhitungan uji homogenitas menunjukkan bahwa data pada kelompok A dan kelompok B bersifat homogen. Dengan demikian, uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Data yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah data selisih skor karena dapat terlihat peningkatan pengetahuannya. Peningkatan skor rata-rata

pengetahuan di kelompok A sebesar 14,39 dan kelompok B sebesar 8,11. Berdasarkan pengujian hipotesis skor pengetahuan di kedua kelompok, diketahui bahwa terdapat perbedaan metode penyuluhan tentang sampah terhadap pengetahuan ibu rumah tangga dalam pengolahan sampah rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Dengan diberikan penyuluhan, maka responden mendapat pembelajaran yang menghasilkan suatu perubahan dari yang belum tahu menjadi tahu. Hasil penelitian Sungkar et al (2010) menunjukkan bahwa pengetahuan warga mengenai PSN DBD meningkat secara bermakna setelah diberikan penyuluhan. Penelitian Adhista (2013) juga menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan responden tentang pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pengelolaan sampah setelah diintervensi dengan penyuluhan. Peningkatan rata-rata skor pada kelompok A (14,39%) lebih besar dibandingkan kelompok B (8,11%). Peningkatan ini dikarenakan pada proses perlakuan, responden tidak hanya melihat dan mendengar, tetapi juga melakukan. Hal ini berbeda dengan kelompok B yang hanya melihat dan mendengarkan (Wibawa, 2007). Dengan demikian sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2005) bahwa pada metode demonstrasi responden akan diperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan dengan menggunakan alat peraga. Pada kelompok A dilakukan demonstrasi pengolahan sampah organik (pupuk kompos) dan sampah anorganik (kreasi plastik) secara langsung. Ibu rumah tangga melihat secara langsung alat dan bahan pembuatan kompos serta melihat tahapan pembuatannya. Selain itu, ibu rumah tangga juga mempraktekkan daur ulang sampah kemasan minuman instan menjadi pola dasar kreasi plastik. Sedangkan pada kelompok B, ibu rumah tangga diberikan film mengenai sampah dan pengolahannya. Film adalah media audio visual yang sifatnya dapat didengar dan dilihat sehingga ibu rumah tangga tidak memiliki pengalaman langsung dalam memeragakan pengolahan sampah. Akan tetapi, skor pengetahuan posttest pada kelompok B mengalami peningkatan karena film juga memiliki kelebihan yaitu mudah dipahami, lebih menarik, penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang, serta jangkauannya relatif besar (Pulungan, 2008). Kegiatan penyuluhan tentang sampah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kondisi sampah di Indonesia memiliki dampak negatif bagi lingkungan. Selain itu, penyuluhan ini juga bertujuan memberikan pengetahuan dasar mengenai pengolahan sampah organik dan anorganik sehingga masyarakat dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapat di kehidupan sehari-hari. Dengan demikian permasalahan sampah dapat diminimalisir. Peningkatan skor rata-rata pada kelompok A lebih besar dibandingkan kelompok B merupakan hasil perbedaan metode penyuluhan yang telah dilakukan. Metode demonstrasi lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan pengolahan sampah rumah tangga dibandingkan metode film. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya pengetahuan ibu rumah tangga di kelompok A, yaitu komunikator, pesan yang disampaikan, media yang digunakan, dan komunikan. Faktor pertama adalah komunikator atau pembicara sebagai pemeran utama dalam proses pemberian informasi dan mengendalikan jalannya informasi. Komunikator dalam penelitian ini memiliki pengalaman lapangan yang cukup banyak dan menguasai informasi yang tepat dalam penyuluhan sampah skala rumah tangga. Hal ini menunjukan bahwa komunikator memiliki kredibilitas yang baik. Faktor kedua adalah pesan yang disampaikan komunikator memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dan berasal dari referensi yang dapat dipercaya. Selain itu informasi yang disampaikan menggunakan kata-kata yang sederhana, menarik dan tidak terlalu berat bagi responden. Faktor yang ketiga adalah penyampaian informasi menggunakan media yang menarik, sehingga mudah dimengerti. Penyuluhan dengan metode demonstrasi menggunakan media powerpoint, alat dan bahan untuk 25

pengolahan sampah organik dan anorganik. Powerpoint yang ditampilkan sangat menarik dan informatif. Selain itu juga ditambahkan dengan peragaan mengenai pembuatan kompos dan kreasi sampah plastik yang membuat responden menjadi lebih semangat dan tertarik. Faktor keempat adalah komunikan atau ibu rumah tangga. Komunikan merupakan kunci penting apakah informasi diterima atau tidak. Komunikan memiliki kemampuan dalam menyeleksi dan menyaring informasi yang diberikan. Saat demonstrasi berlangsung, ibu rumah tangga antusias mengikuti dan memeragakan pembuatan pola dasar kreasi sampah plastik. Hal ini menunjukkan adanya penerimaan yang baik dari ibu rumah tangga terhadap informasi yang disampaikan. Ibu rumah tangga yang mengikuti penyuluhan metode demonstrasi memiliki pengetahuan yang lebih tinggi mengenai tahapan pembuatan kompos dan kreasi sampah plastik. Hal itu ditunjukkan dengan jawaban wawancara mengenai apa selanjutnya yang bisa mereka lakukan, yaitu melakukan pengolahan sampah plastik menjadi kerajinan tangan. Pengetahuan pengolahan sampah penting bagi masyarakat, khususnya ibu rumah tangga karena ibu rumah tangga paling sering berhubungan dengan sampah. Oleh karena itu pengetahuan tentang pengolahan sampah perlu diberikan agar penanganan sampah dapat teratasi dengan maksimal (Surahman et al 2011). Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan ibu rumah tangga dalam pengolahan sampah rumah tangga ditinjau dari pemberian metode penyuluhan tentang sampah di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Peningkatan pengetahuan pengolahan sampah rumah tangga pada ibu rumah tangga yang mengikuti penyuluhan dengan metode demonstrasi lebih baik daripada ibu rumah tangga yang mengikuti penyuluhan dengan metode film. Daftar Pustaka Adhista, Tri Yanuar. (2013). Perbedaan Pengetahuan Sikap Praktek Masyarakat Sebelum dan Setelah Mendapatkan Penyuluhan PSN dan Membuang Sampah di Panti Mardi Utomo Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 2, No. 1. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.. (2010). Ilmu dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pulungan, Rumondang. (2008). Pengaruh Metode Penyuluhan terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) di Kecamatan Helvetia Tahun 2007. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara. Setyowati, Eni. (2009). Implementasi Modul Multimedia Pengelolaan Sampah Berwawasan Sains Teknologi Masyarakat (STM) sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Siswa. Tulungagung: STAIN. Sungkar, Shaleha, Rawina Winita, Agnes Kurniawan. (2010). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat dan Kepadatan Aedes aegypti di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Jurnal Makara, Kesehatan. Vol. 14, No. 2, 81-85. Surahman, Endang dan Yoni Hermawan. (2011). Pengaruh Strategi Penyuluhan dan Motivasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Terhadap Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Sampah. Jurnal Bumi Lestari. Vol. 11, No. 2, 360-370. Wibawa, Cahya. (2007). Perbedaan Efektifitas Metode Demonstrasi dengan Pemutaran Video tentang Pemberantasan DBD terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak SD di Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol. 2, No. 2. Wintoko, Bambang. (2012). Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru Press. 26