PENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN POLA PENYEBARAN BATUBARA BERDASARKAN DATA SINAR GAMMA DAN RESISTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOGGING GEOFISIKA

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE CIRCULAR USGS 1983 DI PT. PACIFIC PRIMA COAL SITE LAMIN KAB. BERAU PROVINSI KALIMATAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

STUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI

Oleh. Narendra Saputra 2) Dr.Ir.Eddy Winarno, S.Si., MT, Ir. R. Hariyanto, MT 1) Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta 2)

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember 2016 Penulis. (Farah Diba) vii

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

Oleh : Triono 1 dan Mitra Wardhana 2 SARI. Kata Kunci : Cadangan Batubara Metode Cross Section dan Blok Model

Kartion 1, Juli Chandra Teruna 2 dan Program Studi Teknik Pertambangan, Politeknik Muara Teweh

SARI ABSTRACT PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Univarian

BAB I PENDAHULUAN. Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.

ESTIMASI SUMBERDAYA BATUBARA BERDASARKAN DATA WELL LOGGING

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN

Oleh : Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Surya Dharma 2 ABSTRAK

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

ESTIMASI CADANGAN BATUBARA DENGAN SOFTWARE TAMBANG PADA PIT DE DISITE BEBATU PT. PIPIT MUTIARA JAYA KABUPATEN TANA TIDUNG, KALIMANTAN UTARA

BAB II TINJAUAN UMUM

PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar.

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KEMAJUAN PENAMBANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE DAN PRISMOIDAL DI KALIMANTAN TIMUR

SKRIPSI FONNY SANDRA RONSUMBRE Oleh :

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

ESTIMASI CADANGAN BATUKAPUR DENGAN METODE CROSS SECTION DIBANDINGKAN DENGAN METODE KONTUR

PENAKSIRAN CADANGAN PASIR BATU DI PT. MEGA BUMI KARSA KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. PT Beringin Jaya Abadi merupakan salah satu tambang terbuka

INVENTARISASI BATUBARA PEMBORAN DALAM DAERAH SUNGAI SANTAN-BONTANG KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

PEMODELAN GEOLOGI BATUBARA DAERAH MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MENGGUNAKAN COAL RESOURCES AND RESERVES EVALUATION SYSTEM

KAJIAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE BLOCK MODEL

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 50

PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA DAERAH PONDOK LABU KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA TESIS

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Dana. Jasa Lainnya 1 Paket Rp ,00 APBD awal: akhir:

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

INTERPRETASI SEBARAN BATUBARA BERDASARKAN DATA WELL LOGGING DI DAERAH BLOK X PULAU LAUT TENGAH KABUPATEN KOTABARU

BAB I PENDAHULUAN. di Kalimantan Timur yang melakukan penambangan dengan sistem penambangan

SNI Standar Nasional Indonesia. Tata cara umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mutlak yang diperlukan dalam kehidupan manusia, serta ketersediaannya memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Batubara merupakan salah satu sumber energi alternatif disamping minyak

RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUBARA DI BLOK SELATAN PT. DIZAMATRA POWERINDO LAHAT SUMATERA SELATAN

Struktur Geologi dan Sebaran Batubara daerah Bentian Besar, Kabupaten Kutai Barat, Propinsi Kalimantan Timur

PERHITUNGAN MINEABLE COAL RESERVE PADA PIT JUPITER AREA SEAM 16 PT. ENERGI CAHAYA INDUSTRITAMA, BUKUAN SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ESTIMASI SUMBERDAYA BIJIH BAUKSIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE POLIGON DAN METODE SAYATAN DI KECAMATAN TOBA, KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT SKRIPSI

IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA PENAMBANGAN BATUBARA DI FORMASI TANJUNG, CEKUNGAN BARITO, KALIMANTAN SELATAN

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

Oleh : Sujiman 1 dan Nuryanto 2 ABSTRAK

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

ANALISIS RESISTIVITAS BATU BARA BARRU DUSUN PALLUDA KABUPATEN BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

Identifikasi Jalur Patahan Dengan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Wilayah Palu Barat

PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

PEMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN PROGRAM MINESCAPE 4.115C, DI PIT-IV, PT. KALIMANTAN PRIMA PERSADA, TANJUNG ALAM, KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN PENINGKATAN NILAI KALOR BATUBARA KUALITAS RENDAH DENGAN PROSES SOLVENISASI SKRIPSI OLEH : SILFI NURUL HIKMAH NPM :

Transkripsi:

PENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE Retna Dumilah*, Syamsuddin, S.Si., Sabrianto Aswad, S.Si, *Alamat korespondensi e-mail : nanangdumilah@yahoo.com Jurusan Fisika Program Studi Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Penelitian telah dilakukan pada wilayah tambang suatu perusahaan yang bergerak pada bidang pertambangan batubara di daerah Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode poligon untuk mengetahui jumlah cadangan batubara. Log bor yang dianalis dalam penelitian ini berupa resistivitas dan sinar gamma yang menghasilkan ketebalan dari batubara. Hasil yang diperoleh merupakan penampang 3D batubara pada beberapa jenis seam. Gambaran batubara pada daerah yang diperoleh terdiri dari 3 lapis, yang diberi nama seam 1A, seam 1B dan seam 2 dan memiliki total cadangan sebesar 595599,3 ton Kata kunci :Metode poligon, Log bor, seam. ABSTRACT Research has done on the area of a mining company engoged in coal mining in east Kalimantan area. This research is done by using the polygon method to determine the amount of coal reserves. Drill logs are analyzed in this study in the form coal thickness. Results obtained by a 3D cross section in some types of coal seam. Picture of coal obtained in district consists of 3 layers, called seam 1A, seam 1B, seam 2 and has total reserves of 595599,3ton. Key words : Polygon method, Drill logs, Seam. 1

PENDAHULUAN Sebagai sumberdaya energi, batubara memiliki nilai yang strategis dan potensial untuk memenuhi sebagian besar energi dalam negeri. Sumberdaya batubara di Indonesia diperkirakan sebesar 36 milyar ton dan tersebar di Sumatera, Kalimantan dan sisanya di Jawa, Sulawesi dan Irian Jaya (Soedjoko, 1993). Selama sepuluh tahun terakhir ini penggunaan batubara dalam negeri terus mengalami pertumbuhan sejalan dengan pertumbuhan perekonomian dan industrialisasi. Sektor tenaga listrik merupakan sektor yang mengkonsumsi batubara paling besar. Saat ini sekitar 30% dari total pembangkitan menggunakan bahan bakar batubara. Konsumsi batubara untuk pembangkit listrik diperkirakan akan mencapai dua kali lipat pada awal abad 21 (www.majalahtambang.com, 2008). Berdasarkan informasi di atas maka dilakukan penelitian tentang cadangan batubara dengan menggunakan Metode Area of influance terkira dan terukur. Metode ini bertujuan untuk menghitung jumlah cadangan batubara untuk masing-masing lapisan. Secara regional daerah penyelidikan ini merupakan bagian dari Cekungan Kutai, dimana cekungan tersebut diketahui mengandung potensi endapan batubara cukup besar. Sebelum melakukan aktivitas penambangan, maka perlu dilakukan kajian mengenai beberapa aspek untuk mengetahui apakah suatu wilayah dapat dilakukan penambangan secara ekonomis atau tidak. Aspek-aspek tersebut meliputi, jumlah cadangan atau bahan galian yang dapat diambil secara teknis dan ekonomis, geometri lereng yang aman, kebutuhan peralatan dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengetahui jumlah lapisan batubara berdasarkan data bor, dan mengetahui jumlah cadangan batubara. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi penelitian bertempat di desa Sebulu Moderen, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Alat alat yang digunakan dalam pengolahan data adalah perangkat keras berupa Laptop Acer 4738Z, Printer Canon PIXMA IP 1980, Toshiba USB Flashdisk 8Gb dan perangkat lunak berupa Microsoft word, Microsoft Excel, Software MapInfo dan Software Surpac 6.1.2.Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan X berupa data survey, geologi dan collar yang selanjutnya diolah menggunakan software 2

Surpac 6.1.2. Langkah penelitian terdiri dari tahapan awal, Analisis data dan penginputan data menggunakan software.tahapan awal yaitu melakukan studi penelitian yang meliputi literatur/pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini. Prosedur penelitian ini meliputi tahap persiapan, pengumpulan data sekunder, pengolahan dan tahap penyusunan laporan. Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data sekunder yaitu data survey, geologi, dan collar yang diperoleh dari perusahaan X, Kalimantan Timur. Pengolahan data menggunakan software dilakukan software Surpac 6.1.2 yaitu dengan menginput data dari Microsoft Excel 2007 berupa data survey, geologi, dan collar. Kemudian dari pengolahan data tersebut menggunakan Surpac 6.1.2 akan menghasilkan penampang yang memiliki nilai volume untuk setiap Seamnya, lalu volume tersebut dikalikan dengan massa jenis dari batubara maka didapatkan jumlah cadangan untuk setiap seamnya. HASIL DAN PEMBAHASAN DLA-1A, DLA-1B, DLA-1C, DLA- 1ER, DLA-02, DLA-03, DLA-04RR, DLA-4D, DLB-07, DLB-08, DLB- 10, DLB-10A, DLB-12. Berdasarkan nilai kedalaman, jarak antara titik bor, dan posisi singkapan batubara maka dapat dilihat penampang melintang batubara tersebut. Adapun gambar penampang melintang pada setiap lintasan sebagai berikut: 1 yang terdiri dari 5 titik bor yaitu : DLB-12, DLB-10, DLB-08, DLB- 07, DLB-10A. Pada Log bor DLB-12 memiliki kedalaman bor 54,62 meter, DLB-10 memiliki kedalaman bor 50,30 meter, DLB-08 memiliki kedalaman bor 48,14 meter, DLB-07 memiliki kedalaman bor 42,08 meter, DLB-10A memiliki kedalaman bor 27,28 meter. Dalam pengolahan data di bawah menggunakan data sekunder dari perusahaan X di daerah Kalimantan Timur. Data tersebut berupa Log bor, yang terdiri dari 13 Log bor yang memiliki letak singkapan batubara pada kedalaman yang berbeda-beda. Adapun 13 Log bor tersebut yaitu : 3

2 yang terdiri dari 4 titik bor yaitu : DLA-1ER, DLA-4D, DLA-1A, DLA-1B, DLA-1C. Pada Log bor DLA-1ER memiliki kedalaman bor 33,69 meter, DLA-4D memiliki kedalaman 35,50 meter, DLA-1A memiliki kedalaman 37,98 meter, DLA-1B memiliki kedalaman 45,48 meter, DLA-1C memiliki kedalaman 39,46 meter. 4 yang terdiri dari 4 titik bor yaitu : DLA-4RR, DLA-03, DLA-02 dan memiliki kedalaman bor yang berbeda-beda. Pada DLA-04RR memiliki kedalaman 35,50 meter, DLA-03 memiliki kedalaman 49,44 meter, dan DLA-02 memiliki kedalaman 68,82 meter. 3 yang terdiri dari 3 titik bor yaitu : DLB-12, DLA-1ER, DLA-02 dan memiliki kedalaman bor yang berbeda-beda. Untuk DLB-12 memiliki kedalam bor 54,62 meter, DLA-1ER memiliki kedalaman bor sebesar 33,69 meter, DLA-02 memiliki kedalaman bor 68,82 meter. PERHITUNGAN BATUBARA CADANGAN Berdasarkan data dari titik bor tersebut diolah dalam software surpac 6.1.2, dengan memasukkan 4 yang terdiri dari 4 titik bor yaitu : DLB-10A, DLA-1C. Pada Log bor DLB-10A memiliki kedalaman 27,28 meter, DLA-1C memiliki kedalaman 39,46 meter. nilai collar, geology, survey maka akan diperoleh penampang batubara pada setiap seam. Adapun gambar penampang tersebut sebagai berikut : 4

Gambar diatas merupakan penampang pada seam 1A yang memiliki atap (roof) dan lantai (floor) yang dihasilkan dari software surpac 6.1.2 dengan memasukkan nilai survey, geology, dan collar. Selanjutnya dari penampang tersebut di dapatkan volume sebesar 133001. Gambar diatas merupakan penampang pada seam 2 yang memiliki atap (roof) dan lantai (floor) yang dihasilkan dari software surpac 6.1.2 dengan memasukkan nilai survey, geology, dan collar. Selanjutnya dari penampang tersebut di dapatkan volume sebesar 68897. Adapun cara untuk menghitung jumlah cadangan batubara dengan cara manual yaitu memasukkan nilai panjang ( P ) dan lebar ( L ) yang dihasilkan dari surpac 6.1.2, sedangkan tebal ( T) didapatkan dari data log bor. Gambar diatas merupakan penampang pada seam 1B yang memiliki atap (roof) dan lantai (floor) yang dihasilkan dari software surpac 6.1.2 dengan memasukkan nilai survey, geology, dan collar. Selanjutnya dari penampang tersebut di dapatkan volume sebesar 206653. di dapatkan volume sebesar 206653. Berdasarkan nilai panjang ( P ), lebar ( L ), tebal ( T ) pada Seam 1A, maka jumlah cadangan batubara sebagai berikut: Seam 1A = P x L x T x ρ batuba = 665.353 meter x 239.860 meter x 0.93 meter x 1.3 ton/ = 192946.2 ton 5

Berdasarkan nilai panjang ( P ), lebar ( L ), tebal ( T ) pada Seam 1B, maka jumlah cadangan batubara sebagai berikut: Seam 1B = P x L x T x ρ batubara = 621,452 meter x 292,512 meter x 1.63 meter x 1.3 ton/ = 285343.3 ton Berdasarkan nilai panjang ( P ), lebar ( L ), tebal ( T ) pada Seam 2, maka jumlah cadangan batubara sebagai berikut: Seam 2 = P x L x T x ρ batubara = 626.191 meter x 480.356 meter x 0.3 meter x 1.3 ton/ = 117309.8 ton Maka, total cadangan batubara dengan menggunakan perhitungan manual adalah 192946.2 ton + 285343.3 ton + 117309.8 ton = 595599,3 ton. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil uraian dan pembahasan, maka dapat disimpilkan sebagai berikut : 1. Setelah mengidentifikasi Log bor maka diperoleh 3 jenis Seam yaitu Seam 1A, Seam 1B, dan Seam 2. 2. Berdasarkan hasil perhitungan cadangan batubara dengan menggunakan metode poligon ( Area of Influance ), pada 3 Seam maka diperoleh hasil estimasi sebagai berikut : a. Seam 1A memiliki cadangan batubara sebesar 192946.2 ton b. Seam 1B memiliki cadangan batubara sebesar 285343.3 ton c. Seam 2 memiliki cadangan batubara sebesar 117309.8 ton Sehingga total cadangan batubara untuk 13 Log bor sebesar 595599,3 ton Saran Penelitian ini hanya menghitung jumlah tonase dan melakukan identifikasi pada Log bor untuk melihat jenis Seam pada masingmasing singkapan, diharapkan penelitian lebih lanjut digunakan metode perbandingan lain dengan memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA Agus, H. 2005, Metode Perhitungan Cadangan, Departemen Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. Badan Standarisasi Nasional (BSN0. 1998. Klasifikasi Sumberdaya 6

Mineral dan Cadangan, Rancangan Standarisasi Nasional Indonesia. Dwiantoro Mulyono. 2007. Perhitungan Sumberdaya Batubara Daerah Pondok Labu Kutai Kartanegara Kalimantan Timur menggunakan Metode Elemen Hingga. Bandung. Halawa Analiser. 2010. Aplikasi Geolistrik Resistivitas Untuk Menentukan Cadangan dan Penyebaran Endapan Batubara. Medan. Ibrahim Dahlan. 2005. Prospek Sumberdaya Batubara di Kabupaten Kutai Timur Bagian Barat Provinsi Kalimantan Timur. Kelvey, Mc. 1973, Mineral Resources Estimates And Public Policy, United States Geological Survey, Profesional Paper. Sudrajat, A. 1999. Teknologi & Manajemen Sumberdaya Mineral, ITB. Bandung. Simatupang Marangin, Soetaryo Sigit. 1992. Pengantar Pertambangan Indonesia. Jakarta : Asosiasi Pertambangan Indonesia. Sosidi Husain. 1996. Studi Kimia Batubara. Bandung. 7