BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Oleh sebab itu,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam sepuluh tahun terakhir terdapat beberapa perkembangan baru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

Jurnal Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Infeksi Rubella

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh persalinan prematur, sedangkan kematian perinatal sendiri

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

BAB I PENDAHULUAN. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki angka yang cukup tinggi di Indonesia.Berdasarkan Riset. Bayi Lahir Rendah (BBLR) mencapai 11,5%, meskipun angka ini tidak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. periodontal dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya kelahiran bayi prematur

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. cepat sehingga sering kali tidak terpantau tanpa pengobatan yang memadai sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

MENINGITIS. b. Anak Umur 2 Bulan Sampai Dengan 2 Tahun 1) Gambaran klasik (-).

BAB II TINJAUAN TEORI

Meningitis: Diagnosis dan Penatalaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, toksin, replikasi intra seluler atau reaksi antigen-antibodi.

BAB 2 TINJAUAN PUSAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi yang didapat pada pasien di Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

BAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diluar rahim, akan terjadi perubahan-perubahan yang dramatis pada tubuh bayi baru lahir.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan bagian atas; beberapa spesiesnya mampu. memproduksi endotoksin. Habitat alaminya adalah tanah, air dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN adalah 32 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan target Millenium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan, dengan manifestasi infeksi sistemik dan atau isolasi bakteri patogen

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).

BAB 1 PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai plak, kalkulus dan peradangan gingiva. Penyakit periodontal

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, patogen yang umum dijumpai adalah Streptococcus pneumoniae dan

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

Infeksi Nosokomial. Chairuddin P. Lubis. Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data. epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa pernah mengalami

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB II TINJAUAN TEORI. kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop atau mikroskop elektron.

BAB I PENDAHULUAN. dengan imunitas pejamu, respon inflamasi, dan respon koagulasi (Hack CE,

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme.

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Pertumbuhan Janin Terhambat. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

Penyakit Radang Panggul. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

sex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DETEKSI DINI, DIAGNOSIS KELAINAN KONGENITAL. dr.jalila Zamzam, Sp.A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB I PENDAHULUAN. Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001 yakni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan, merupakan penyakit saluran cerna pada neonatus, ditandai

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. INFEKSI NEONATUS 1. Definisi Neonatus adalah periode bayi lahir sampai 4 minggu sesudah lahir. 7 Infeksi adalah invasi dan pembiakan mikroorganisme di jaringan tubuh, yang secara klinis bisa tidak tampak, diikuti oleh respon imun pejamu (host) berupa cedera seluler lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intrasel, dan respon antigen-antibodi. 8 2. Etiologi a. Infeksi bakterial Banyak bakteri dapat menyebabkan infeksi sistemik dengan infeksi dapat bersifat kongenital maupun didapat seperti : Lysteria spp, Mycobacterium tuberkulosis, E coli, pneumokokus, salmonela, enterokokus, streptokokus (sering Group β-streptococcus/ GBS ) dan stafilokokus, Pseudomonas spp dan Klebsiella. 9 Selain menyebabkan infeksi sistemik, infeksipun dapat bersifat lokal seperti terjadinya infeksi kulit, pneumoni, osteomielitis, artritis, otitis media, infeksi pada saluran pencernaan dan urogenital. 9 b. Infeksi virus Yang sering menyebabkan infeksi kongenital/transplasenta antara lain CMV/Cytomegalo virus, Rubella, Parvo virus, HIV. 9 Sedangkan yang sering menyebabkan infeksi yang didapat antara lain Herpes simplex virus, Varicella-zoster virus, hepatitis, RSV/Respiratory syncial virus. 10

c. Infeksi parasit / jamur Sering disebabkan oleh kandida yang dapat bersifat infeksi lokal maupun sistemik, infeksi biasanya adalah infeksi yang didapat. 9,10 Infeksi kongenital yang sering ditemukan adalah toxoplasma dan syphilis, keduanya sering menimbulkan kelainan/cacat kongenital. 9,10 3. Epidemiologi Infeksi neonatus memiliki beragam insiden menurut definisinya, dari 1-4/1000 kelahiran hidup di negara maju dengan fluktuasi yang besar sepanjang waktu dan tempat geografis. 9 Keragaman insidens dari rumah sakit ke rumah sakit lainnya dapat dihubungkan dengan angka prematuritas, perawatan prenatal, pelakanaan persalinan dan kondisi lingkungan di ruang perawatan. 9 Angka kejadian infeksi neonatus meningkat secara bermakna pada bayi dengan berat badan lahir rendah dan bila ada faktor resiko ibu atau tanda-tanda seperti ketuban pecah lama (>18 jam), demam intrapartum ibu (>37,5 o C), leukosit ibu (>18.000), pelunakan uterus dan takikardia janin (>180 kali/menit). 9,10 Infeksi neonatus memiliki beragam faktor resiko diantaranya adalah faktor resiko dari host meliputi jenis kelamin laki-laki, cacat imun didapat atau kongenital, galaktosemia, pemberian zat besi intramuskuler, anomali kongenital, omfalitis dan kembar. 9 Prematuritas merupakan faktor resiko baik pada infeksi mulai-awal maupun mulai-akhir. 9,10 4. Patogenesis Infeksi neonatus dapat terjadi segera atau lambat, kejadiannya sangat dipengaruhi oleh paparan organisme pada saat lahir, walaupun dapat juga disebabkan oleh kualitas perawatan bayi baru lahir atau keadaan lingkungan rumah. 9 Onset infeksi neonatus sering dimulai dari uterus dan biasanya disebabkan karena adanya infeksi bakteri pada traktus urogenitalia ibu. 9,10

infeksi. 12 Neonatus terutama BBLR yang dapat tetap hidup selama 72 jam Infeksi neonatus dapat terjadi akibat infeksi di daerah vagina. 11 Demikian pula jika ibu mengalami infeksi segera setelah melahirkan dengan suhu > 37,8 o C, maka sekitar 9,2 38,2% di antara bayi yang dilahirkan akan menderita infeksi neonatus. 11 Bayi yang terinfeksi akan menunjukkan gejala-gejala kardiorespirasi, seperti grunting, takipneu dan sianosis saat kelahiran. 10,11 5. Manifestasi Klinik Manifestasi klinis dari infeksi neonatus di mulai tanpa gejala, tanda-tanda ringan, menggigit, iritabel, letargi, gelisah, dan keinginan menyusu yang kurang dapat menjadi tanda-tanda utama. 12 Temperatur yang tidak stabil dapat meninggi atau kurang dari normal (biasanya hipotermia terjadi pada bayi BBLR). 12 Perubahan warna kulit, lambatnya waktu pengisian kapiler, perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, berat badan tiba-tiba turun, pergerakan kurang, muntah dan diare menjadi nyata pada keadaan penyakit yang progresif. 12 Selain itu, dapat terjadi edema, salerema purpura atau perdarahan, ikterus, hepatosplenomegali, dan kejang. 12 Umumnya dapat dikatakan bila bayi itu not doing well kemungkinan besar ia menderita infeksi. 12 Manifestasi lainnya adalah data laboratorium yang tidak stabil (khususnya hipoglikemia) dan neptropenia. 12 Diagnosis dapat dikonfirmasikasikan dengan kultur darah yang positif. 12 Kultur ini dapat memakan waktu 48 jam. 12 Sedangkan perjalanan infeksi dapat mengakibatkan kematian dalam beberapa jam. 12 Oleh karena itu, kita harus memulai terapi antibiotik secepatnya. 12 Antibiotik dapat tidak dilanjutkan kultur darah negatif dan bayi tidak menunjukkan gejala pertama dan bayi tersebut menunjukkan gejala penyakit atau menderita penyakit kongenital tertentu. 12 Namun tingkah lakunya berubah dapat dicurigai terjadi infeksi. 12

6. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan untuk infeksi neonatus : 2,9 a. Fungsi lumbal b. Preparat darah hapus, kultul darah, darah rutin, laju endap darah c. Pemeriksaan sinar X B. FAKTOR- FAKTOR PREDISPOSISI INFEKSI NEONATUS 1. Faktor neonatus a. Maturitas Maturitas adalah masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama haid terakhir. 7 Bayi kurang bulan (preterm) memiliki pertahanan imunitas yang lebih rendah dibanding bayi cukup bulan (aterm). 7 Defisiensi ini akan menurunkan aktivitas kemotaksis dan menurunkan kemampuan mengopsonisasi mikroorganisme. 7 b. Jenis kelamin Infeksi neonatus sering terjadi pada bayi laki-laki yaitu 4 kali lebih besar dibanding bayi perempuan. 1 Gen pada kromosom X mempengaruhi fungsi kelenjar timus dan sintesis Ig. 6 Perempuan mempunyai 2 kromosom X, hal ini menyebabkan lebih tahan terhadap infeksi. 6 Peneliti lain melaporkan bahwa rasio lecithin sphingomyelin dan konsentrasi saturated phosphatidylcholine serta kortisol dalam cairan amnion pada kehamilan 28-40 minggu bayi perempuan lebih tinggi dibanding bayi laki-laki. 2 c. Berat lahir Berat lahir berperan penting pada terjadinya infeksi neonatus. 1 Studi Collaborative Perinatal Research yang dilakukan oleh National Institute of Health Amerika Serikat melaporkan bahwa Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mempunyai resiko tinggi terjadi infeksi dibanding bayi lahir lebih 2500 gram. 1 Berat lahir merupakan faktor neonatus terpenting yang memberi kecenderungan pada infeksi. 11

2. Faktor ibu/ maternal a. Umur Menurut Klaus dan Fanaroff, umur ibu < 20 tahun atau > 30 tahun merupakan faktor predisposisi infeksi neonatus akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. 15 b. Ras/ latar belakang etnis Penelitian di New York menyatakan bahwa bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dibanding bayi kulit putih/ Hispanik. 15 Meskipun status sosial ekonomi rendah dihubungkan dengan kecenderungan peningkatan kolonisasi β -Streptococcus, wanita keturunan Mexico-America dengan umur dan status sosial ekonomi sama lebih sedikit mengalami pertumbuhan kolonisasi dibanding wanita kulit putih atau kulit hitam. 15 c. Cara persalinan Prosedur yang dilaksanakan selama persalinan yaitu pemeriksaan vagina berlebihan, partus tindakan, akan meningkatkan resiko infeksi pada neonatus. 15 Penggunaan monitor intra uteri bisa merupakan saluran masuk mikroorganisme dan dihubungkan dengan resiko terinfeksi virus Herpes Simpleks. 15 3. Faktor lingkungan : a. Alat-alat Pemasangan respirator/ ventilator/ pemasangan pipa endotrakeal, pengambilan darah, pungsi lumbal, dan cairan intravena memudahkan masuknya kuman/ flora bakteri endogen, yang dapat menimbulkan pneumonia, sepsis. 6,12 b. Faktor geografi Bakteri penyebab infeksi berbeda jenisnya antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lain atau antara satu negara dengan negara lain. 6,12 Disebabkan perbedaan fasilitas pelayanan kesehatan, budaya setempat,

pelayanan perawatan, dan pola penggunaan antibiotika. 12 Faktor lain adalah jenis kolonisasi bakteri pada ibu hamil berbeda di setiap negara. 12 c. Infeksi silang Infeksi banyak terjadi di bangsal perawatan bayi baru lahir yang berasal dari orang dewasa (termasuk ibu, perawat, dokter, mahasiswa, keluarga, atau pengunjung). 12 Transmisi melalui droplet merupakan sumber infeksi terbanyak, baik berasal dari orang dewasa maupun bayi lain. 12 C. DIAGNOSIS INFEKSI NEONATUS Diagnosis infeksi pada neonatus ditegakkan atas dasar gejala klinis dan pemeriksaan penunjang. 15,16 Diagnosis ini tergantung pada isolasi agen etiologik dari darah, cairan spinal, air kemih, atau cairan tubuh lain. 11,13 Biakan dari bagian tubuh lainnya seperti aspirasi cairan selulitis atau abses, usapan dari kotoran mata yang purulen, sekret di umbilikus dan luka sebaiknya dilakukan pula, mengingat mikroorganisme pada bahan tersebut mungkin sesuai dengan penyebab infeksi. 16 D. PROGNOSIS Angka kematian infeksi neonatus berkisar antara 10-40% dan pada meningitis 15-50%. 17 Tinggi rendahnya angka kematian tergantung dari waktu timbulnya penyakit, penyebabnya, besar kecilnya bayi, beratnya penyakit, dan tempat perawatannya. 17 Gejala sisa neurologik yang jelas tampak adanya hidrosefalus, retardasi mental, buta, tuli, dan cara bicara yang tidak normal. 16,17 Kejadian gejala sisa ini adalah sekitar 30-50% pada bayi yang sembuh dari meningitis neonatus. 18,19 Gejala sisa yang ringan seperti gangguan penglihatan, kesukaran belajar, dan kelainan tingkah laku dapat pula terjadi. 18,19

E. KERANGKA TEORI Faktor neonatus Maturitas Jenis Kelamin Berat lahir Imunitas Kolonisasi mikroorganisme Faktor ibu Umur Ras/latar belakang etnis Cara persalinan Kolonisasi mikroorganisme Komplikasi kehamilan dan persalinan Jumlah pintu masuk mikroorganisme INFEKSI NEONATUS (+) INFEKSI NEONATUS (-) Faktor lingkungan Alat-alat Geografi Infeksi silang Penularan Jumlah pintu masuk mikroorganisme

F. KERANGKA KONSEP Berat Bayi Maturitas Infeksi Neonatus Jenis Kelamin G. HIPOTESIS 1. Hipotesis Mayor Ada hubungan antara karakteristik faktor bayi lahir dengan kejadian infeksi neonates. 2. Hipotesis Minor a. Ada hubungan antara berat lahir dengan kejadian infeksi neonatus. b. Ada hubungan antara maturitas dengan kejadian infeksi neonatus. c. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian infeksi neonatus.