Kalimantan Selatan. RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan *Korespondensi :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

Asupan Zat Besi, Protein dan Vitamin C Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Anemia pada Siswi di MTS Al- Amin Martapura Kabupaten Banjar Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN.

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO, 2013).

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

Yuliana Salman 1*, Ideris 2, Siti Maryam Muharramah 3

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Endar Wahyu Choiriyah J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KABUPATEN LAHAT

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 10 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi

HUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG ANEMIA DENGAN STATUS HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

PERBEDAAN KADAR HB DALAM PEMBERIAN TABLET FE + VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI DI KOTA BUKITTINGGI. Hasrah Murni (Poltekkes Kemenkes Padang )

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

Keywords: Anemia, Social Economy

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KOTA PADANG TAHUN 2012

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI DAN ASAM FOLAT TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA TESIS

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANEMIA PADA PEKERJA WANITA DI PT. INDAH KIAT PULP AND PAPER (IKPP) Tbk. PERAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

Transkripsi:

Hubungan Pola Konsumsi Zat Besi Dan Konsumsi Suplemen Tablet Besi Dengan Status Pada Siswi Kelas VIII MTS Negeri Model Martapura Di Wilayah Kerja Dinas Correlation Of Iron Consumption Pattern And Iron Supplements Tablet Consumption With Status At Class VIII MTS Negeri Model Martapura In The Working Area District Banjar Health Department Yuliana Salman 1*, Rosihan Anwar 2, Samsul Arifin 3 1 STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No. 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 2 Politeknik Kesehatan Banjarmasin, Jl. H. Mistar Corokusumo No. 1A Banjarbaru, Kalimantan Selatan 3 RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan *Korespondensi : salmanyuliana86@gmail.com Abstract is a condition in which the levels of hemoglobin in the blood is lower than normal according to the threshold values of age and sex. Banjar District Health Office, in January of 2013 doing examination of hemoglobin levels for the second time, from a total of 81 adolescent girls are 22 or 35,8% were affected by anemia and 59 adolescent girls or 64,2% were not anemic. Before examination, adolescent girls given iron suplemen tablet, so many adolescent girls that not anemic. Adolescent girls are prospective students who are candidates for future leaders, prospective workers who will be the backbone of national productivity, as well as the prospective mother will give birth to the next generation and the key to the future care of the child. This study aims to find the relationship of consumption pattern iron and consumption of iron supplements tablet with anemia status at class VIII MTs Negeri Model Martapura working in the District Banjar Health Department. This research uses the analytical method with cross sectional design and was conducted on 81 respondents who had examined levels of hemoglobin by the District Health Office Banjar. Based upon the results of the statistical test using the chi-square indicates that the pattern of consumption of iron obtained p value = 0.04 and consumption of iron supplement tablet obtained p value = 0.00. Its means the relationship between consumption patterns and consumption of iron supplements tablet with anemia status at class VIII MT school girl model work area Martapura in Banjar District Health Department is significant. Keywords : Consumption of Iron, Consumption of Iron Supplements Tablet, Status Pendahuluan Keberhasilan pembangunan Nasional suatu Bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima di samping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (1). Gizi merupakan salah satu faktor penentu untuk mencapai kesehatan yang prima dan optimal. Namun sayangnya, masyarakat di Indonesia masih menghadapi beberapa masalah gizi, salah satunya adalah anemia. Selama ini anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang secara global banyak ditemukan di berbagai Negara maju maupun sedang berkembang. Penderita anemia diperkirakan hampir dua milyar atau 30% dari populasi dunia. Prevalensi anemia di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu pada remaja wanita 26,50%, Wanita Usia Subur (WUS) 26,9%, Ibu hamil 40,1%, dan anak balita 47% (2). Menurut WHO (World Health Organization) (3) anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal sesuai dengan nilai batas ambang menurut umur dan jenis kelamin. pada masa remaja bukan saja menurunkan produktifitas tetapi pada gilirannya akan menggiring remaja putri pada kondisi anemia di masa kehamilan nanti. Ibu hamil yang menderita anemia akan mempertinggi resiko untuk mengalami keguguran, perdarahan waktu melahirkan, dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Meningkatnya kebutuhan zat besi, bila tidak diimbangi dengan asupan zat besi 20

dapat berakibat remaja putri rawan terhadap rendahnya kadar hemoglobin. Hal tersebut didukung oleh data Dinas, dimana pada bulan September tahun 2012 melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin yang pertama di MTs Negeri Model Martapura, dari total 81 remaja putri terdapat 50 remaja putri yang menderita anemia atau 61,72% dan 31 remaja putri yang tidak anemia atau 38,28%, sedangkan pada bulan Januari tahun 2013 dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin yang kedua di MTs Negeri Model Martapura, dari total 81 remaja putri terdapat 22 remaja putri yang menderita anemia atau 35,8% dan 59 remaja putri yang tidak anemia atau 64,2%. Remaja putri diberi suplemen tablet besi sebelum diperiksa kadar hemoglobin yang kedua, data ini menunjukan tingginya kejadian anemia di MTs Negeri Model Martapura, untuk menurunkan resiko anemia pada remaja putri dapat dicegah melalui konsumsi zat besi dan konsumsi suplemen tablet besi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang hubungan Pola Konsumsi Zat Besi dan Konsumsi Suplemen Tablet Besi dengan Status pada Siswi Kelas VIII MTs Negeri Model Martapura di Wilayah Kerja Dinas. Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pola konsumsi zat besi dan konsumsi suplemen tablet besi dengan status anemia pada siswi kelas VIII MTs Negeri Model Martapura di Wilayah Kerja Dinas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola konsumsi zat besi dan konsumsi suplemen tablet besi pada siswi kelas VIII MTs Negeri Model Martapura sedangkan variabel terikatnya adalah status anemia pada siswi kelas VIII MTs Negeri Model Martapura. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang sudah diperiksa kadar hemoglobinnya oleh dinas kesehatan Kabupaten Banjar sebanyak 81 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan (observasi) sedangkan untuk mengetahui kadar hemoglobin diukur dengan memeriksa darah dari ujung jari dengan metode Cyanmethglobin. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan ada 2 macam yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mendefinisikan setiap variabel secara terpisah dengan cara membuat tabel frekuensi dari masing-masing variabel. Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan tiga variabel independen dan dependen melalui analisa non parametrik dengan uji Chi-square pada probabilitas alpha = 0,05 pada rentang kepercayaan 95 %. Hasil Penelitian A. Karakteristik Responden Menurut Umur dan Status Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur pada Siswi Kelas VIII MTs Negeri Model No Umur Responden (tahun) 1 12 6 7.4 2 13 63 77.8 3 14 11 13.6 4 15 1 1.2 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 81 responden terbanyak berusia 13 tahun yaitu 63 responden atau 77.8%. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Status pada Siswi Kelas VIII MTs Negeri Model Martapura di Wilayah Kerja Dinas No Status Responden 1 Tidak 59 72,8 2 22 27,2 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 81 responden yang tidak anemia sebanyak 59 responden atau 72,8%. B. Pola Konsumsi Zat Besi Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Zat Besi pada Siswi Kelas VIII MTs Negeri Model Martapura di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar 21

No Pola Konsumsi Zat Besi Responden 1 Baik 27 33,3 2 Kurang 54 66,7 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 81 responden sebanyak 54 responden atau 66,7% memiliki pola konsumsi zat besi yang termasuk dalam kategori kurang. C. Konsumsi Suplemen Tablet Besi Tabel 4. Distribusi Frekuensi Konsumsi Suplemen Tablet Besi pada Siswi Kelas VIII MTs Negeri Model No Konsumsi Suplemen Responden Tablet Besi 1 Baik 29 35,8 2 Kurang 52 64,2 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 81 responden sebanyak 52 responden atau 64,2% konsumsi suplemen tablet besinya termasuk dalam kategori kurang. D. Hubungan Pola Konsumsi Zat Besi dengan Status Tabel 5. Hubungan Pola Konsumsi Zat Besi dengan Status pada Siswi KelasVIII MTs Negeri Model Martapura di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar No Status Pola Konsumsi Zat Besi N Baik Kurang 1 Tidak 24 88,9 35 64,8 59 2 3 11,1 19 35,2 22 Jumlah 27 100 54 100 81 Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square menunjukkan bahwa, pola konsumsi zat besi didapat nilai p=0,04 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi zat besi dengan status anemia. E. Hubungan Konsumsi Suplemen Tablet Besi dengan Status Tabel 6. Hubungan Konsumsi Suplemen Tablet Besi dengan Status pada Siswi Kelas VIII MTs Negeri Model No Status Konsumsi Suplemen Tablet N Besi Baik Kurang N % 27 93,1 32 61,5 59 1 Tidak 2 2 6,9 20 38,5 22 Jumlah 29 100 52 100 81 Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square menunjukkan bahwa, konsumsi suplemen tablet besi didapat nilai p=0,00 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara status anemia. Pembahasan A. Karakteristik Responden Menurut Umur dan Status Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 81 responden terbanyak berusia 13 tahun yaitu 63 responden atau 77,8%. Hal ini sejalan dengan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) (4) menyatakan bahwa prevalensi anemia gizi pada remaja putri usia (10-18 tahun) 57,1% dan usia 19-45 tahun 39,5%. Semua kelompok umur mempunyai resiko untuk menderita anemia, resiko paling tinggi untuk menderita anemia adalah remaja putri. B. Pola Konsumsi Zat Besi Dari hasil penelitian banyak responden yang tidak teratur atau tidak memenuhi standar konsumsi suplemen tablet besi yaitu 25 tablet/2 bulan atau 60 hari. Selain tidak teratur atau tidak memenuhi standar konsumsi suplemen tablet besi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi responden dalam yang pertama adalah pengetahuan, dimana pengetahuan responden tentang anemia banyak yang kurang yaitu sebanyak 52 responden atau 64,2%. Faktor yang kedua adalah dukungan keluarga, dukungan keluarga yang dimaksud yaitu keluarga selalu mengingatkan atau memotivasi responden dalam mengkonsumsi suplemen tablet besi. Faktor yang ketiga penggunaan air dalam mengkonsumsi suplemen tablet besi, dimana penggunaan air sangat berpengaruh dalam mengkonsumsi suplemen tablet besi, misalkan responden 22

mengkonsumsi suplemen tablet besi menggunakan air teh maka absorpsi suplemen tablet besi akan terhambat karena ada kandungan tanin di dalam teh. Faktor yang keempat adalah perilaku, dari hasil penelitian banyak perilaku responden yang tidak mendukung dalam yang kelima adalah keluhan, keluhan responden yang dimaksud seperti rasa mual, muntah, rasa pahit setelah yang keenam atau yang terakhir adalah kekhawatiran akan terkena anemia, berdasarkan hasil penelitian ada beberapa responden yang khawatir apabila terkena anemia. Kekhawatiran tersebut karena takut dampak negatif apabila terkena anemia. C. Hubungan Pola Konsumsi Zat Besi dengan Status Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai (p<0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi zat besi dengan status anemia. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan pola konsumsi zat besi yang baik dapat mengurangi tingkat kejadian anemia. sebagaimana yang dijelaskan oleh SCN (5) bahwa rendahnya konsumsi zat besi, terutama protein hewani telah memberi kontribusi terhadap munculnya kasus anemia gizi besi di Indonesia beberapa tahun terakhir ini. D. Hubungan Konsumsi Suplemen Tablet Besi dengan Status Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai (p<0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara status anemia. Penelitian ini menunjukkan bahwa banyak responden yang tidak teratur atau tidak memenuhi standar konsumsi suplemen tablet besi, sebagaimana yang dijelaskan oleh Husaini dalam Nursari (6) bahwa anemia gizi besi yang disebabkan karena kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial seperti zat besi atau zat gizi mikro lainnya seperti asam folat dan vitamin B12, kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial yang digunakan untuk pembentukan sel darah merah, merupakan penyebab sebagian besar anemia, baik di Negara Barat maupun di Negara Timur, dengan prevalensi tertinggi di negaranegara berkembang. Kesimpulan responden, terbanyak berusia 13 tahun yaitu 63 responden atau 77,8%. Sedangkan status anemia dari 81 responden yang anemia sebanyak 22 responden atau 27,2%. responden pola konsumsi zat besi yang baik hanya 27 responden atau 33,3%, sedangkan pola konsumsi zat besi yang kurang sebanyak 54 responden atau 66,7%. responden konsumsi suplemen tablet besi yang baik hanya 29 responden atau 35,8%, sedangkan konsumsi suplemen tablet besi yang kurang sebanyak 52 responden atau 64,2%. Ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi zat besi dengan status anemia (p<0,05). Ada hubungan yang signifikan antara status anemia (p<0,05). Daftar Pustaka 1. Siswanto, Hadi. 2001. Berapa Besar Masalah Gizi Di Indonesia dan Bagaimana Menanggulanginya?. Jurnal Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2. Depkes, RI. 2008. Kita Bisa Lebih Berprestasi Tanpa. Jakarta: Depkes RI. 3. Katelhut. 2005. The Effects of Weekly Iron Supplementation With Folit Acid, Vitamin A, Vitamin C, on Iron status of Indonesia Adolescent, Asia Pasific J Clin Nirt. 4. Depkes, RI. Survey Kesehatan Rumah Tangga volume 2: Status Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2004. Available from: http://www.litbang.depkes.go.id [Accessed 17 April 2013]. 5. SCN (Standing Committee on Nutrition). 2004. Nutrition for improved development outcomes. The 5th Report on the World Nutrition Situation. Geneva : WHO. 23

6. Nursari, Dilla. 2010. Gambaran Kejadian pada Remaja Putri SMP Negeri 18 Kota Bogor Tahun 2009. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 24