MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

dokumen-dokumen yang mirip
Dasar- dasar Penyiaran

PEMANCAR&PENERIMA RADIO

PENGUKURAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK BEBAS PADA AREA URBAN DAN RURAL

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

Dasar-dasar Penyiaran

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

PEDOMAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA SPEKTRUM FREKUENSI RADIO (SISLASDA SFR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah Website :

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

TEKNOLOGI VSAT. Rizky Yugho Saputra. Abstrak. ::

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang

Analisa Interferensi Akibat Transmisi di Sisi Bumi pada Link Orbcomm

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tenta

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 169 /DIRJEN/2002 T E N T A N G

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

Antiremed Kelas 10 Fisika

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

2011, No pada infrastruktur teknologi komputerisasi manajemen frekuensi dan infrastruktur teknologi stasiun-stasiun monitor yang ada, pembenahan

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PITA FREKUENSI RADIO, MODE, DAN APLIKASI DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN AMATIR RADIO

TEKNOLOGI WiMAX untuk Komunikasi Digital Nirkabel Bidang

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dievaluasi, sistem ini menggunakan sistem komunikasi (Carden, et al,

Radio dan Medan Elektromagnetik

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 9 Komunikasi Radio

Stasiun Relay, Interferensi Siaran&Stándar Penyiaran

BERITA NEGARA. No.1013, 2012 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3GHz. Layanan Wireless Broadband. Prosedur.

Jaringan VSat. Pertemuan X

Software Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

PENDAHULUAN. Kardiawarman, Ph.D. Modul 7 Fisika Terapan 1

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

KOMUNIKASI DATA SAHARI. 5. Teknik Modulasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KOMUNIKASI DATA JUFRIADIF NA`AM. 4. Komunikasi Disekitar Kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA GANGGUAN FREKUENSI RADIO DAN FREKUENSI PENERBANGAN DENGAN METODA SIMULASI

ANALISA PENGUKURAN FIELD STRENGTH PADA SERVICE AREA PEMANCAR PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA (TRANS TV) PALEMBANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI RI TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014

Dasar- dasar Penyiaran

Kuliah 5 Pemrosesan Sinyal Untuk Komunikasi Digital

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

Faktor terpenting dalam jaringan komputer adalah transfer data antar dua komputer di tempat yang berbeda.

TEKNOLOGI & FREKUENSI PENYIARAN MUHAMMAD IRAWAN SAPUTRA, S.I.KOM., M.I.KOM

BAB I PENDAHULUAN. Sistem radio digital (Digital Audio Broadcasting, DAB, sekarang ini lazim

Modifikasi Antena Televisi Jenis Yagi Sebagai Penguat Sinyal Modem Menggunakan Sistem Induksi

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Studi Working Party. a. Deteksi pesan AIS dari satelit b. Penyiaran informasi keamanan dan keselamatan dari dan ke kapal dan pelabuhan

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Dasar- dasar Penyiaran

2011, No pada infrastruktur teknologi komputerisasi manajemen frekuensi dan infrastruktur teknologi stasiun-stasiun monitor yang ada, pembenahan

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 08/P/M.

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/9/2005 TENTANG

BAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR)

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052

BAB III PERANCANGAN SFN

TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI TRANSMI DIGIT SI AL DIGIT

BAB II LANDASAN TEORI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG

PETA KONSEP. Bab 8 Gelombang Elektromagnetik. 186 Fisika X untuk SMA/MA. gelombang. Perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet (teori Maxwell)

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DANINFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN KEPADATAN BROADCAST FM (OCCUPIED BAND) WILAYAH LAYANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN MONITORING JARAK JAUH BERBASIS SPFR (STASIUN PENGENDALI FREKUENSI RADIO) Mohamad Adiwjaya ), Ir. Kodrat I.S., MT. 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang, Indonesia email : mohamad.adiwijaya@gmail.com ABSTRAK Perkembangan teknologi telekomunikasi sekarang ini sangatlah pesat. Sehingga mengakibatkan bertambahnya pengguna jasa jaringan telekomunikasi baik broadcast,televisi ataupun seluler.sementara itu frekuensi dan kanal yang tersedia terbatas,sehingga penggunanya harus diawasi dan di atur oleh Undang Undag agar penggunaanyaa tidak menimbulkan gangguan / interferensi. SPFR (Sistem Pengelolaan Frekuensi Radio) merupakan sebuah solusi untuk pengawasan dan pengendalian dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan spektrum frekuensi radio. Tujuannya adalah untuk menetapkan strategi untuk optimalisasi kinerja penyelenggaraan spektrum frekuensi radio yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Sistem ini memiliki fungsi pengaturan, pengawasan dan pengendalian. Penerapannya antara lain melalui pengadaan perangkat sistem monitoring frekuensi radio. Oleh karena itu pada kota-kota yang memiliki tingkat penggunaan frekuensi radio yang tinggi akan dibangun Sistem Pengelolaan Frekuensi Radio (SPFR). Kata Kunci : Frekuensi, SPFR I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan IEK ( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ) yan semakin pesat,hal ini menjadikan segala sesuatu semakin mudah dan cepat khususnya dalam penyampaian informasi. Tanpa disadari kemampuan teknologi telah menjawab berbagai tantangan manusia untuk saling berinteraksi diamana batas antara jarak, waktu dan ruang bukanlah penghaalang bagi keinginan manusia untuk saling berkomunikasi Semakin berkembangnya IEK mengakibatkan bertambah pula penggunaan jasa dan jaringan telekomunikasi baik broadcast,televise ataupun seluler. Sementara itu frekuensi dank anal yang tersedia terbatas, sehingga penggunaanya harus diawasi oleh Undang-Undang agar penggunaanya sesuai dengan peruntukannya dan tidak menimbulkan gangguan / iterferensi. Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Semarang merupakan Unit Pelaksanaa Teknis (U) yang salah satu tugasnya memonitoring spectrum frekuensi radio dengan tujuan mengoptimalisasi pelayanan terhadap masyarakat baik penggunaan broadcast, televisi ataupun seluler.dalam kesempatan kali ini penusli akan membahas pengukuran kepadatan broadcast FM (Occupansi Band ) wilayah Kabupaten Banyumas. 1.2 Tujuan Kerja Praktek ini dilaksanakan di instansi / perusahaan /lembaga riset yang relevan dengan disiplin ilmu, khususnya Program Studi Teknik Elektro. Dengan Kerja Praktek ini mahasiswa diharapkan dapat menambah pengalaman praktis dan teoritis serta memperoleh gambaran mengenai aplikasi profesinya di instansi / perusahaan, khususnya di telekomuikasi dan informatika.

1.3 Batasan Masalah Adapun pembatasan masalah dalam laporan ini yatu sebagai berikut: 1. Pada pengukuran kepadatan Broadcast FM bahwa sinyal yang dipantau adalah sinyal FM. 2. Pada pengukuran kepadatan Broadcast FM bahwa wilayah layanan yang dipantau adalah wilayah layanan Kabupaten Banyumas. 3. Pada pengukuran kepadatan Broadcast FM bahwa pemantauan menggunakan software TeamViewer. 4. Pada pengukuran kepadatan Broadcast FM bahwa dalam makalah ini merupakan hasil analisis monitoring kepadatan frekuensi radio. II. KONSEP DASAR 2.1 Frekuensi Radio Frekuensi radio menunjuk pada gelombang radio merupakan gelombang elektromagnetik yang merambat melalui perantara maupun ruang hampa. Terdiri dari 2 gelombang yaitu gelombang listrik dan gelombang magnetic. Arah rambat antara gelombang listrik dan magnet saling tegak lurus. Gambar 1 Gelombang Elekromagnetik 2.1.1 Frekuensi Modulasi (FM) Frekuensi Modulasi (Frequency Modulation) atau bisa disebut FM adalah proses penumpangan sinyal informasi pada sinyal pembawa (carrier) sehingga frekuensi gelombang pembawa (carrier) berubah dari bentuk awalnya. Pada frekuensi modulasi, amplitude gelombangnya tetap namun berubah ubah pada frekuensinya. 2.2 Bandwidth Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium transmisi. Dalam kerangka ini, Bandwidth dapat diartikan sebagai perbedaan antara komponen sinyal frekuensi tinggi dan sinyal frekuensi rendah. Frekuensi sinyal diukur dalam satuan Hertz. Sinyal suara tipikal mempunyai Bandwidth sekitar 3 khz, analog TV broadcast (TV) mempunyai Bandwidth sekitar 6 MHz. Bandwidth diartikan juga sebagai takaran jarak frekuensi. Dalam bahasa mudahnya, adalah sebuah takaran lalu lintas data yang masuk dan yang keluar. Gambar 3 Bandwidth 2.2.1 Occupied Bandwidth (Lebar Pita yang Diperlukan) Occupied Bandwidth (Lebar Pita yang diperlukan) yaitu digunakan untuk menyatakan sifat-sifat dari spektrum suatu emisi atau kelas emisi dalam penggunaan Bandwidth. Definisi ini tidak hanya mencakup pertimbangan dari keseluruhan masalah spektrum radio dan juga peraturan-peraturan tentang pembalasan penggunaan Bandwidth oleh suatu emisi. Gambar 4 Occupied Bandwidth Gambar 2 Frekuensi Modulasi

2.3 Monitoring Monitoring, yaitu kegiatan pengawasan atau pemantauan terhadap spektrum frekuensi radio dan pengembangan frekuensi radio baik menggunakan perangkat monitor maupun dengan mata telanjang. Gambar 5 Kegiatan Monitoring 2.4 Remote Dekstop Remote Desktop digunakan untuk mengendalikan sebuah komputer beserta aplikasi desktop dan resource-nya dengan menggunakan komputer lain yang terhubung melalui jaringan. Dengan menggunakan Remote Desktop akan dapat mengakses komputer dengan menggunakan perangkat komputer yang lain. Dengan Remote Dekstop akan dapat terhubung dengan komputer lainya. Seperti mengakses program program file dan resource mengambil dan menyalin file di jaringan seolah benar-benar berada di depan komputer tersebut. Gambar 6 Proses Remote Dekstop III. OPERASIONAL ALAT SPFR 3.1 Perangkat SPFR (Stasiun Pengendali Frekuensi Radio) Balai Monitor Spektrum Frekuensi Kelas II Semarang Secara garis besar perangkat SPFR yang di bangun memiliki konsep sebagai berikut : Gambar 7 Konsep SPFR di Semarang Stasiun Pengendali Frekuensi Radio (SPFR) tahap III yang dibangun di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Semarang terdiri dari 2 fungsi yaitu sebagai unit fungsi analisa pencarian arah (direction finding) dan fungsi monitoring/analisa frekuensi. Alat yang ada pun disesuaikan dengan fungsinya. 3.1.1 Perangkat SPFR Pencari Arah (Direction Finder) Alat yang dipakai dalam perangkat pencari arah (direction finder) adalah : 1. Antenna ADD295 Antenna ini merupakan Antenna pencari arah (direction finder) dengan rentang frekuensi 20 MHz 3 GHz. Gambar 8 Antenna Direction finder ADD295 2. Processing Unit DDF 255 Perangkat ini berfungsi sebagai penerima data dari Antenna dan melakukan proses pengolahan data yang diterima dari Antenna. Perangkat ini selain mengolah data untuk pencari arah (direction finder), dapat pula digunakan untuk melakukan analisa frekuensinya. Rentang frekuensi yang dianalisa adalah 20 MHz 3,6 GHz untuk pemantauan frekuensi dan 20 MHz 3 GHz untuk pencarian arah. Gambar 9 Processing Unit DDF 255

3.1.2 Perangkat SPFR Monitoring Unit Perangkat yang digunakan untuk sistem ini adalah : 1. Antenna HE010 dan HE500 Antenna HE010 digunakan untuk menerima sinyal frekuensi antara 8 KHz sampai 80 MHz. Antenna ini digunakan untuk melakukan pemantauan frekuensi HF (High Frekuensi) di rentang frekuensi 3 MHz sampai 30 MHz. Gambar 12 Processing Unit EB500 3.2 Software 3.2.1 Software Argus Perangkat ini merupakan perangkat untuk melakukan remote dan interface antara data dan pengguna. Software yang digunakan merupakan Software khusus yang untuk perangkat ini. PC dan Software Argus yang digunakan untuk direction finder dan pemantauan biasa mempunyai tampilan yang berbeda. Pada dasarnya tampilan untuk direction finder dapat digunakan untuk pemantauan biasa namun bila argus untuk oemantauan biasa tidak bisa digunakan untuk pencari arah (direction finder). Gambar 10 Antenna HE010 Antenna HE500 digunakan untuk menerima sinyal frekuensi antara 20 MHz sampai 3 GHz. Antenna ini digunakan untuk melakukan pemantauan frekuensi VHF (Very High Frekuensi) di rentang frekuensi 30 MHz sampai 300 MHz dan UHF (Ultra High Frekuensi) di rentang frekuensi 300 MHz sampai dengan 3 GHz. Gambar 11 Antenna HE500 2. Processing Unit EB500 Perangkat ini berfungsi sebagai penerima data dari Antenna dan melakukan proses pengolahan data yang diterima dari Antenna. Perangkat ini hanya digunakan untuk mengolah data. Rentang frekuensi yang dianalisa adalah 9 KHz 6 GHz. Gambar 13 Software Argus 3.2.2 TeamViewer Salah satu contoh aplikasi remote desktop. TeamViewer adalah suatu program Remote Desktop yang cukup sederhana dan sangat mudah digunakan untuk beberapa keperluan terutama melakukan akses PC secara remote melalui internet. Dan ini merupakan aplikasi yang sangat cocok digunakan untuk mengakses PC lain melalui internet.

Sejati, 5 98, 2 Radio Dian Swara, 6 99, 0 Direktorat Radio/RRI 7 99, 8 Radio Suara Banyumas Aseli, 8 100, 6 Radio Paduka Dirgantara, 9 104, 9 Radio Suara Mitra Nusantara, Gambar 14 TeamViewer IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Pemantauan Kepadatan Frekuensi Radio Berbasis SPFR Melalui Software TeamViewer Perangkat Monitoring Stasiun Pengendali Frekuensi Radio (SPFR) yang dioperasikan dengan menggunakan software Argus, perangkat ini merupakan perangkat untuk melakukan monitoring jarak jauh dimana center control dapat me-remote sitemon maupun sitemon DF. Software yang digunakan merupakan software khusus (Argus) dimana software ini merupakan Software bawaan perangkat SPFR. Dalam pelaksanaan monitoring perangkat SPFR ini dapat pula dikendalikan dengan software bantu yaitu TeamViewer. 4.2 Identifikasi Hasil Monitoring Frekuensi Radio dengan Menggunakan Sistem Informasi Manajemen Spektrum (SIMS) Dengan menggunakan data SIMS Jawa Tengah 2013 akan ditemukan penggunaan spektrum frekuensi radio yang legal maupun illegal. Berikut data penggunaan frekuensi radio FM di Wilayah Kabupaten Banyumas. Tabel 1 Data SIMS Penggunan Frekuensi Radio FM Wilayah Kabupaten Banyumas Frekuensi NO NAMA PERUSAHAAN (MHz) 1 91, 5 Radio Pariwara Raih Optima, 2 92, 3 Radio Realitamedia Suara Purwokerto, 3 93, 1 Direktorat Radio/RRI 4 93, 9 Radio Suara Gending Banyumas 10. 105, 7 Radio Gema Mahasiswa UNSUD Purwokerto, 11. 106, 5 Radio Tara Valeria, 12. 91, 9 Radio Swarna Kumala, 13. 98, 6 Direktorat Radio/RRI 14. 105, 3 Radio Baturaden Banyumas, Tabel 2 Data Pengamatan Penggunaan Frekuensi Radio FM Wilayah Kabupaten Banyumas FREKUENSI NO NAMA PERUSAHAAN (MHz) 1. 91, 5 2. 91, 9 Radio Pariwara Raih Optima, Radio Swarna Kumala Kabupaten Banyumas 3. 93, 1 Direktorat Radio/RRI 4. 93, 9 Radio Suara Gending Banyumas Sejati, 5. 98, 2 Radio Dian Swara, 6. 99, 0 Direktorat Radio/RRI 7. 99, 8 Radio Suara Banyumas Aseli, 8. 100, 6 Radio Paduka Dirgantara, 9. 104, 9 Radio Suara Mitra Nusantara, 10. 105, 3 Radio Baturaden Banyumas, 11. 105, 7 Radio Gema Mahasiswa UNSUD Purwokerto, 12. 106, 5 Radio Tara Valeria, Dari data hasil pengamatan di atas, dari empat belas radio di dapatkan hanya dua belas perusahaan radio

legal. Untuk perusahaan radio yang tidak terdeteksi seperti : 1. Radio Realitamedia Suara Purwokerto, (92, 3 MHz) 2. Direktorat Radio/RRI (98, 6 Mhz) Tidak dapat termonitor, dimungkinkan penyebabnya antara lain, yaitu : 1. Jangkauan pancar radio tersebut tidak mencapai sitemon Kabupaten Banyumas. 2. Radio dalam kondisi Off-Air Dengan adanya tindak lanjut berupa observasi dan monitoring akan diketahui sumber pancaran tersebut berijin atau tidak berijin sehingga untuk radio yang tidak berijin akan ditindak lanjuti dengan penertiban di lapangan berupa tindakan pembinaan maupun dengan jalur hukum. V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan pancaran frekuensi radio broadcast FM wilayah layanan Kabupaten Banyumas dengan menggunakan SPFR di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Semarang adalah 1. Terdapat empat belas radio yang sudah terdaftar di Sistem Informasi Manajemen Spektrum untuk wilayah layanan Kabupaten Banyumas, yaitu radio. Radio Pariwara Raih Optima,. Radio Realitamedia Suara Purwokerto, Direktorat Radio/RRI (93, 1 MHz),. Radio Suara Gending Banyumas Sejati,. Radio Dian Swara, Direktorat Radio/RRI (99, 0 MHz),. Radio Suara Banyumas Aseli,. Radio Paduka Dirgantara,. Radio Suara Mitra Nusantara,. Radio Gema Mahasiswa UNSUD Purwokerto,. Radio Tara Valeria,. Radio Swarna Kumala, Direktorat Radio/RRI (98, 6 MHz),. Radio Baturaden Banyumas. 2. Terdapat dua stasiun radio yang sudah terdaftar dalam SIMS (Sistem Informasi Manajemen Spektrum) yang tidak terdeteksi saat proses monitoring yaitu. Radio Realitamedia Suara Purwokerto dan Direktorat Radio/RRI (98, 6 MHz). Dikarenakan Jangkauan pancar radio tersebut tidak mencapai sitemon Kabupaten Banyumas atau Radio dalam Kondisi Off- Air. biasa mempunyai tampilan yang berbeda. Pada dasarnya tampilan untuk direction finder dapat digunakan untuk pemantauan biasa namun bila argus untuk oemantauan biasa tidak bisa digunakan untuk pencari arah (direction finder). 4. Dengan adanya tindak lanjut berupa observasi dan monitoring akan diketahui sumber pancaran tersebut berijin atau tidak berijin sehingga radio yang tidak berijin akan ditindak lanjuti dengan penertiban di lapangan berupa tindakan pembinaan maupun dengan jalur hukum. 5. Semakin besar nilai Field Strength Received (dbµv/m) dan Semakin kecil nilai Power Received (dbm) maka kualitas pancaran akan sangat bagus. 5.2 Saran 1. Sistem ini sangat bergantung dari jaringan internet,sehingga diperlukan jaringan internet yan handal dan stabil. 2. Pemilihan tempat utuk pembangunan stasiun pembantu,penempatan yan tepat perlu diperhatikan karena dengan semakin majunya pembangunan maka dikhawatirkan banyak penghalang (obstacle) yang pada akhirnya mempengaruhi hasil pencarian arah. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim,http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem _Pemosisi_Global, diakses 01 Desember 2013 [2] Ditjen Postel (2010), SOP Pengukuran Frekuensi Radio & TV Siaran, Ditjen Postel, Bandung [3] http://elektronika-dasar.web.id/teorielektronika/modulasi-frekuensi-frequencymodulation-fm/ tahun 2013 [4] http://christinmori.blogspot.com/2013/06/g ps-global-positioning-system.html, diakses tahun 2013 [5] INTI.(2011), Sistem Pengatur Frekuensi Radio (SPFR), http://www.inti.co.id/web/inti/spfr1, diakses 08 Oktober 2013 3. PC dan Software Argus yang digunakan untuk direction finder dan pemantauan