BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara perusahaan dan pihak eksternal. Dalam asimetri informasi, perusahaan diasumsikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau harga saham dari perusahaan tersebut. Terdapat banyak informasi yang berpengaruh

KONTRIBUSI NILAI BUKU DAN PENDAPATAN DALAM MENAMBAH RELEVANSI NILAI LABA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hubungan antara agen dengan prinsipal yang dapat memicu

Kandungan Informasi Akuntansi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. unit defisit (emiten/borrower). Sedangkan untuk menjalankan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. ketika berinvestasi, para investor akan melihat apakah perusahaan yang akan ia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi penting bagi investor dan kreditor. Informasi keuangan ini penting

governance (GCG) dan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) bottom line yaitu perusahaan harus menyelarasakan pencapaian kinerja BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Dari sisi pengeluaran modal, temuan Riset menunjukkan bahwa pengeluaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kandungan informasi bila publikasi laporan keuangan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dampak globalisasi di Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia berkembang cukup baik, ini dapat dilihat dengan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB 5 PENUTUP. eksternal pada return saham. faktor internal yang diproksikan pada penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang kian meningkat menuntut setiap perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha menuntut adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan informasi informasi akuntansi dan non-akuntansi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. SFAC No. 1 tujuan dari pelaporan keuangan yaitu untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (IAI,2009). Manajer

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. akses informasi (Widoatmodjo, 1996: 31). Semakin cepat dan semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja suatu perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana (issuer) dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan kepada pihak eksternal dikarenakan adanya signaling theory. Signaling

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana atau tambahan

perusahan. Nilai perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu assets in place dan

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. social disclosure, corporate social responsibility, social accounting (Mathews,

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pesatnya perkembangan dunia bisnis menyebabkan perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk tetap going concern. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

RELEVANSI NILAI OTHER COMPREHENSIVE INCOME DAN KOMPONEN-KOMPONEN OTHER COMPREHENSIVE INCOME UNTUK TUJUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti Faktor-faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. Earnings response coefficients merupakan ukuran atas tingkat abnormal return

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat yang handal bagi para pemakainya untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I Perusahaan yang biasa kita kenal dengan sebutan perusahaan go public, akan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena

BAB I PENDAHULUAN. untuk para pengguna atau pemangku kepentingan. PSAK No. 1 revisi 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan menjadi pihak sentral yang berperan di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan merupakan dampak yang cukup signifikan dalam. perkembangan usaha di era globalisasi dewasa ini.

Judul : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Leverage pada Earnings Response Coefficient Nama : Desriyana Natalia NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. suatu laporan yang memberi informasi mengenai laba (earning) yang dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi, sejalan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba dimasa yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1(Financial

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM DAN PERUBAHAN VOLUME PERDAGANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN DIVIDEN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Sebagai upaya pengembangan bisnisnya, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut. perkembangan perusahaan untuk periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan terdorong untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Hal ini disebabkan karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak eksternal. Dalam asimetri informasi, perusahaan diasumsikan mengetahui lebih banyak mengenai kondisi perusahaan dan prospek masa depan perusahaan dibandingkan dengan pihak luar, yaitu investor dan kreditor. Agar dapat mengurangi asimetri informasi yang terjadi, manajemen perusahaan akan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan kepada pemilik atau pihak yang berkepentingan lainnya. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Teori pensinyalan menunjukkan pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan terhadap keputusan bisnis dan investasi dari investor dan kreditor. Menurut Hartono (2010), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. 7

2.2 Relevansi Nilai Para investor memiliki kebutuhan untuk dapat memprediksi serta mengetahui nilai dari sebuah perusahaan untuk menentukan apakah perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan capital gain kepada investor yang berinvestasi pada perusahaan tersebut. Kemampuan informasi akuntansi dalam menjelaskan nilai dari sebuah perusahaan berdasarkan nilai pasarnya dikenal sebagai relevansi nilai informasi akuntansi. Menurut Puspatiningtyas (2012), relevansi nilai lebih menekankan pada bagaimana informasi akuntansi relevan bagi para investor dalam menjelaskan nilai perusahaan di pasar modal. Dengan kata lain sebuah informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut dapat dipakai sebagai dasar bagi pengambilan keputusan bisnis (Barth, et al., 2001). Relevansi nilai memiliki kaitan yang erat dengan kualitas informasi akuntansi (Cahyonowati dan Dwi Ratmono, 2012). Barth, et al. (2008) menjelaskan bahwa perusahaan dengan kualitas informasi yang tinggi memiliki relevansi nilai laba bersih dan nilai buku yang tinggi. Francis dan Schipper (1999) mendefinisikan relevansi nilai informasi akuntansi sebagai kemampuan angka-angka akuntansi untuk merangkum informasi yang mendasari harga pasar saham perusahaan. Oleh karena itu, kualitas informasi akuntansi yang tinggi dapat mengindikasikan hubungan yang kuat antara harga/return saham dengan laba dan nilai buku karena kedua informasi akuntansi tersebut mencerminkan kondisi ekonomik perusahaan (Barth, et al., 2008). Penelitian mengenai relevansi nilai informasi akuntansi sangatlah penting dan terus berkembang karena dapat digunakan sebagai dasar dalam pengukuran nilai perusahaan di pasar modal. Model perhitungan yang sering digunakan untuk mengukur relevansi nilai informasi akuntansi adalah dengan menggunakan model harga dan model return. Berdasarkan penelitian 8

Lev dan Zarowin (1999) dan Ota (2001), model harga untuk mengukur relevansi nilai informasi akuntansi adalah: P t = β 0 + β 1 X t + ε t, dimana P t adalah harga saham perusahaan pada waktu t, x t adalah laba akuntansi pada periode t. ε t adalah error term. Model return yang digunakan dalam pengukuran relevansi nilai adalah: R t = β 0 + β 1 ΔX t /P t-1 + ε t, dimana R t adalah return saham pada waktu t, ΔX t adalah perubahan laba pada periode t, dan ε adalah error. Model harga dan return mewakili dua pendekatan utama pada penelitian pasar modal di dalam akuntansi. Holthausen dan Watts (2001) mengklasifikasikan penelitian tentang relevansi nilai ke dalam 3 kategori. Pertama, relative association studies, yaitu membandingkan nilai atau perubahan nilai harga pasar saham dengan alternatif pengukuran angka akuntansi. Penelitian ini biasanya menggunakan R 2 dari model regresi. Angka akuntansi yang memiliki R 2 lebih besar digambarkan memiliki relevansi nilai yang tinggi. Kedua adalah incremental association studies, yaitu meneliti apakah angka akuntansi yang diuji sangat membantu dalam menjelaskan nilai atau return dari variabel tertentu. Angka akuntansi tersebut dianggap memiliki relevansi jika koefesien regresinya secara signifikan berbeda dari nol. Sedangkan yang ketiga, marginal information content studies, yaitu meneliti apakah angka akuntansi tertentu dapat menambah informasi yang dibutuhkan oleh investor. Kategori ini biasanya dipakai dalam penelitian peristiwa untuk menentukan apakah angka akuntansi yang dipublikasikan memiliki hubungan terhadap perubahan nilai. Dalam pengujian ini, reaksi harga pasar dipertimbangkan sebagai bukti adanya relevansi nilai. 2.3 Kontinuitas Usaha (Going Concern) Dalam Suwardjono (2008:222), konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa 9

kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas. Dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, akuntansi menganut konsep kontinuitas usaha atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum (normal expectation) pendirian perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan berkembang, bukan mati dan dilikuidasi. Suwardjono (2008:223) memaparkan bahwa perusahaan tidak didirikan untuk usaha-usaha yang sporadik dan berjangka pendek dan begitu hasil yang diinginkan tercapai kemudian perusahaan dilikuidasi. Hal ini dikarenakan likuidasi bukan merupakan harapan yang umum dalam pendirian perusahaan, tetapi hal yang logis justru adalah kontinuitas usaha. Konsep kontinuitas usaha memberikan implikasi terhadap makna laporan periodik, fungsi statemen laba-rugi dalam menentukan daya melaba (earning power) jangka panjang dan fungsi neraca dalam penilaian aset atau sumber ekonomik perusahaan. Going Concern atau kontinuitas usaha sebuah entitas dapat dikaji dari kondisi internal perusahaan dan prospek perusahaan dimasa depan. Suatu entitas dianggap going concern apabila entitas tersebut dapat melanjutkan operasinya dan memenuhi kewajibannya. Kemampuan entitas untuk melanjutkan operasi dan memenuhi kewajibannya akan tergambar dalam laporan keuangan. Semakin baik kelangsungan hidup perusahaan (going concern) maka pelaporan informasi keuangan akan semakin baik. 2.4 Penelitian Terdahulu Mengenai Relevansi Nilai Penelitian mengenai relevansi nilai telah dilakukan oleh beberapa peneliti di Indonesia. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, et al. (2012) mengenai pengaruh komponen laba rugi komprehensif dalam menjelaskan harga dan return saham. Pratiwi, et al. (2012) menemukan bahwa komponen laba rugi komprehensif yang memiliki relevansi nilai atau berpengaruh terhadap return saham adalah investasi yang tersedia untuk dijual. Sedangkan 10

Agusti, et al. (2011) melakukan penelitian untuk menguji peran pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Dewan Komisaris Independen terhadap relevansi nilai laba dan nilai buku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan CSR menurunkan relevansi nilai laba namun meningkatkan relevansi nilai nilai buku. Dwimulyani (2010) melakukan penelitian mengenai relevansi nilai akuntansi di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003-2007. Variabel terikat yang dipakai adalah harga saham, sedangkan variabel bebasnya adalah nilai buku dan laba bersih operasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa relevansi nilai dari informasi akuntansi sangat penting bagi para investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan dengan rata-rata R 2 atau kemampuan nilai buku dan laba bersih operasi dalam menjelaskan harga saham sebesar 0,8458 atau 84,58%. Rahman, et al. (2010) menguji pengaruh manajemen laba terhadap relevansi nilai laba dan nilai buku. Variabel terikat dalam penelitian adalah harga per lembar saham perusahaan, sedangkan variabel bebasnya adalah laba per lembar saham, nilai buku ekuitas, dan manajemen laba. Hasil pengujian menunjukkan bahwa manajemen laba menurunkan relevansi nilai informasi akuntansi, baik untuk laba maupun nilai buku. Subekti, et al. (2009) melakukan penelitian mengenai dampak Integrated Earnings Management terhadap relevansi nilai laba dan nilai buku. Variabel terikat penelitian adalah harga saham sedangkan variabel bebasnya adalah laba per lembar saham, nilai buku ekuitas per lembar saham, dan Integrated Earnings Management. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Integrated Earnings Management menurunkan relevansi nilai laba dan nilai buku ekuitas. Hariani dan Nashih (2006) meneliti mengenai relevansi nilai laporan keuangan di Indonesia dan kaitannya dengan beban iklan dan promosi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham sedangkan variabel bebasnya adalah laba per lembar saham, nilai buku per 11

lembar saham, serta beban iklan dan promosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relevansi nilai laporan keuangan di Indonesia tidak mengalami penurunan, justru mengalami peningkatan selama periode 1993-2003. Relevansi nilai juga tidak berhubungan negatif dengan besarnya beban iklan dan promosi. Suwardi (2005) melakukan penelitian mengenai relevansi nilai laba residual dan nilai buku pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 1993-2001. Variabel terikat yang digunakan adalah harga saham sedangkan variabel bebasnya adalah nilai buku per lembar saham dan laba residual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relevansi nilai dari kombinasi laba residual dan nilai buku mengalami peningkatan dengan stabil selama periode 1993-2001. Indra, et al. (2004) melakukan studi mengenai relevansi nilai akuntansi pada hubungan laba akuntansi, nilai buku, dan total arus kas. Variabel terikat adalah harga dan return saham, sedangkan variabel bebasnya adalah laba akuntansi, nilai buku, total arus kas, dan return on equity. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Nilai R 2 yang sedang menunjukkan bahwa para investor tidak hanya menggunakan informasi akuntansi dalam penilaian perusahaan, tetapi juga menggunakan informasi makro ekonomi dan informasi perubahan dalam lingkungan bisnis sebagai dasar ekspektasi. Pinasti (2004) melakukan penelitan mengenai faktor-faktor yang menjelaskan variasi relevansi nilai informasi akuntansi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga per lembar saham dan return saham. Varibel bebasnya adalah nilai buku per lembar saham dan laba per lembar saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pasar modal Indonesia, telah terjadi penurunan relevansi-nilai informasi akuntansi dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh perubahan respon pelaku pasar terhadap informasi akuntansi. Penurunan ini sebagai akibat dari 12

tersedianya dan digunakannya informasi-informasi alternatif selain informasi dari laporan keuangan dalam penilaian perusahaan. Sementara itu, di luar negeri, penelitian mengenai relevansi nilai juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Collins, et al. (1999) menguji peran nilai buku ekuitas dalam penilaian perusahaan dan laba negatif. Collins, et al. (1999) menggunakan harga saham sebagai variabel terikat dan laba per lembar saham serta nilai buku ekuitas per lembar saham sebagai variabel bebas dalam penelitiannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika nilai buku ekuitas dimasukkan ke dalam perhitungan relevansi nilai laba, maka nilai buku dapat menghilangkan hubungan negatif yang muncul ketika menggunakan simple earnings capitalization model. Nilai buku dapat dipakai sebagai proksi relevansi nilai untuk laba masa depan yang diharapkan bagi perusahaan yang melaporkan laba negatif. Chandra dan Ro (2008) melakukan penelitian mengenai peran pendapatan dalam penilaian perusahaan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah return saham dan variabel bebasnya adalah pendapatan per lembar saham serta laba per lembar saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan memiliki kemampuan inkremental dalam menambah relevansi nilai laba. Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah dalam hal perbandingan kontribusi antara pendapatan dengan nilai buku dalam menambah relevansi nilai laba. 13