BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan teknologi. Adanya perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

BAB I PENDAHULUAN. sosial dimana mereka tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan masyarakat secara wajar. Istilah narkoba muncul sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara yang sangat menentang tindak

BAB I PENDAHULUAN. Pertama kalinya konferensi tentang psikotropika dilaksanakan oleh The United

BAB I PENDAHULUAN. nasional, tetapi sekarang sudah menjadi masalah global (dunia). Pada era

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemidanaan terhadap Pecandu Narkotika merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. legal apabila digunakan untuk tujuan yang positif. Namun

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB I PENDAHULUAN. peradilan negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk mengadili

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

No II. anggota masyarakat yang telah berjasa mengungkap adanya tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika, perlu diberi landasan hukum ya

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1 Sebagai masa depan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang

BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan UUD 1945 sebagai konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masalah pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran tertentu 2. Topik

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan bagi penggunanya dimana kecenderung akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Adanya ketidakseimbangan antara perlindungan korban kejahatan dengan pelaku

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya

BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah adalah mahluk sosial yang dianugrahkan suatu kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

UU 22/1997, NARKOTIKA. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 22 TAHUN 1997 (22/1997) Tanggal: 1 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA) Tentang: NARKOTIKA

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut :

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang kompleks dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Internasional. Tidak mustahil peredaran narkotika yang sifatnya telah

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN TAHUNAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan secara terus menerus usaha usaha dibidang pengobatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,

BAB III PENERAPAN REHABILITASI BAGI PECANDU NARKOTIKA DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. 3.1 Penempatan Rehabilitasi Melalui Proses Peradilan

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

OLEH : Ni Ketut Arie Setiawati. A.A Gde Oka Parwata. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat- zat adiktif lainnya (NAPZA)

BAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI TINDAK PIDANA NARKOTIKA. 2.1 Pengaturan Hukum tentang Tindak Pidana Narkotika dalam Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1976

BAB I PENDAHULUAN. Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat- zat adiktif lainnya (NAPZA)

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN NARKOTIKA KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang untuk mencapai tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. penyalahguna narkotika yang semakin beragam, apalagi saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

REHABILITASI BAGI PENYALAHGUNA TINDAK PIDANA NARKOTIKA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkotika sebagai bentuk tindakan yang melanggar hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang menjelaskan bahwa Narkotika Golongan I dilarang diproduksi dan/atau digunakan dalam proses produksi, kecuali dalam jumlah yang sangat terbatas untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Pasal 12 ayat 1). Pengawasan produksi Narkotika Golongan I untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Pasal 12 ayat 2). Selain itu penyalahguna narkotika menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika adalah : a) Orang yang menggunakan Narkotika secara tanpa hak atau melawan hukum yang sudah berada dalam kondisi ketergantungan pada narkotika baik secara fisik maupun psikis; b) Orang yang menggunakan narkotika secara tanpa hak atau melawan hukum yang belum masuk dalam kondisi ketergantungan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam Pasal 1 dikatakan bahwa pengertian dari narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, 1

2 hilangnya rasa mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, narkotika dibedakan kedalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan. Dalam Undang- Undang ini dijelaskan pula bahwa Untuk meningkatkan derajat sumber daya manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat perlu dilakukan upaya peningkatan di bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan, antara lain pada satu sisi dengan mengusahakan ketersediaan narkotika jenis tertentu yang sangat dibutuhkan sebagai obat dan disisi lain melakukan tindakan pencegahan dan pemberantasan terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Maraknya kejahatan atau tindak pidana yang berkaitan dengan narkotika dan prekursor narkotika sebagaimana yang selama ini masyarakat dengar maupun baca dari media masa perlu mendapatkan perhatian yang serius. Angka perkembangan kasus kejahatan bersangkutan dari tahun ke tahun bertumbuh degan cepat sekalipun ada regulasi yang mengatur tentang peredaran narkotika. Dapat disimpulkan kejahatan narkotika bukanlah kejahatan yang sifatnya lokal (wilayah wilayah tertentu saja), tetapi telah merebak sampai keseluruh pelosok wilayah Indonesia.Tebukti dapat dipastikan hampir setiap wilayah hukum kabupaten/kota di Indonesia, ditemukan penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika 1. Perlu disadari bahwa narkotika di negara ini tidak hanya merambah pada tingkat orang yang sudah dewasa saja, namun juga hingga remaja sampai anak-anak di bawah umur. Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya yang biasa disebut narkoba merupakan jenis obat atau zat yang diperlukan di dalam dunia pengobatan. Apabila dipergunakan tanpa 1 A. R. Sujono dan bony Daniel, 2001, komentar Dan Pembahasan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, sinar Grafika, Jakarta, hlm vii.

3 pembatasan dan pengawasan yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa pemakainya. Kriminalisasi terhadap para pecandu narkotika ternyata tidak juga dapat mengurangi tindak penyalahgunaan narkotika. Para pecandu yang telah mengikuti pembinaan di Lembaga Permasyarakatan sebagai pelaksanaan sanksi tindak pidana penyalahgunaan narkotika ketika keluar, ternyata banyak yang tidak berubah, bahkan penggunaan narkotikanya semakin meningkat. Tentunya penjatuhan pidana atau sanksi pidana terhadap penyalahgunaan narkotika bukanlah jawaban sempurna untuk pemberantasan penyalahgunaan narkotika di kalangan penyalahgunaannya. Selama berlakunya UU No. 22 Tahun 1997 dan UU No. 5 Tahun 1997. Mahkamah Agung RI telah membuat sebuah kemajuan besar, Mahkamah Agung RI menyadari bahwa : a) Sebagian besar dari narapidana dan tahanan kasus narkoba adalah termasuk kategori pemakai atau bahkan sebagai korban yang jika dilihat dari aspek kesehatan, mereka sesungguhnya orang orang yang menderita sakit. oleh karena itu, memenjarakan para pemakai atau korban penyalahgunaan narkoba bukanlah sebuah langkah yang tepat karena telah mengabaikan kepentingan perawatan dan pengobatan; b) Kondisi Lembaga Permasyarakatan (LAPAS) yang tidak mendukung, dampak negatif keterpengaruhan oleh prilaku kriminal lainnya dapat semakin memperburuk kondisi kejiwaan dan kesehatan yang diderita para narapidana narkotika dan psikotropika 2. Kewajiban rehabilitasi bagi pecandu narkotika sangatlah penting hal ini juga telah diperjelas melalui Surat Edaran Mahkamah Agung No 4 Tahun 2010 yang menegaskan bahwa seseorang pecandu narkotika yang tertangkap tangan oleh penyidik Polri maupun Penyidik BNN dan tidak terlibat dalam peredaran gelap narkotika, maka hakim dapat menjatuhkan hukum pidana 2 Ibid, hlm. 118.

4 untuk menjalani rehabilitasi medis dan sosial pada tempat rehabilitasi yang telah ditentukan. Anak-anak sebagai pengguna narkotika, yang diketahui secara pasti bahwa anak-anak merupakan generasi penerus bangsa dan selain itu jika seorang anak menghadapi masalah pidana yang berkaitan dengan narkotika. Hakim seyogyanya tidak tepat mempersamakan vonis hukuman seperti orang dewasa. Dalam hal hakim memutus untuk memberikan pidana pada anak, maka ada tiga hal yang perlu diperhatikan : a. Sifat kejahatan yang dijalankan, b. Perkembangan jiwa si anak, c. Tempat dimana ia harus menjalankan hukumannya 3. Arif Gosita mengatakan bahwa anak wajib dilindungi agar mereka tidak menjadi korban tindakan siapa saja (individu, kelompok, organisasi, swasta, maupun Pemerintah) baik secara langsung maupun tidak langsung 4, Selain itu hal-hal tentang anak telah diatur secara rinci di UU RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan berikut beberapa pasal diantarannya yang berkaitan erat denganpemidanaan anak: anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (Pasal 1, ayat 2) ; Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan 3 Wagiati Soetodjo, 2008, Hukum Pidana Anak, PT Refika Aditama, bandung, hlm. 48. 4 Arif gosita, Masalah Perlindungan Anak, Jakarta, Akademi pressindo,1989, hlm. 35.

5 martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Hal hal yang telah diutarakan tersebut diatas membuat penulis ingin melakukan penelitian yang lebih jelas dan mendalam, tentang dasar-dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan rehabilitasi terhadap anak dibawah umur dan selain itu telah sampai manakah perlindungan terhadap anak anak yang bisa dikatakan merupakan korban dari penyalahgunaan obat obat terlarang atau dalam penulisan ini berkaitan langsung dengan narkotika apakah sudah sesuai dengan peraturan yang telah diatur. Berdasarkan hal tersebut penulis membuat judul Kajian Terhadap Anak Yang Melakukan Penyalahgunaan Narkotika. B. Rumusan Masalah 1) Apakah dasar pertimbangan hakim menjatuhkan putusan rehabilitasi terhadap anak dibawah umur yang melakukan penyalahgunaan narkotika? 2) Apakah kendala Penerapan Putusan Hakim yang Berupa Rehabilitasi Terhadap Anak Dibawah Umur yang Melakukan Penyalahgunaan Narkotika? C. Tujuan Penelitian Untuk memperoleh data tentang : 1) pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan rehabilitasi.

6 2) kendala dalam Penerapan Putusan Hakim yang Berupa Rehabilitasi Terhadap Anak Dibawah Umur yang Melakukan Penyalahgunaan Narkotika. D. Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian ini maka manfaat yang diperoleh adalah: 1. Praktis a. Bagi Penulis Memperoleh pengetahuan tentang adanya putusan rehabilitasi serta perlindungan yang bersifat khusus dalam tindak penyalahgunaan narkotika oleh anak dibawah umur. b. Bagi Mahasiswa Penulisan dan penelitian ini juga dimaksudkan untuk menambah wawasan terlebih untuk Mahasiswa serta memberikan pengetahuan dan manfaat tentang perlindungan hukum terhadap anak dibawah umur yang melakukan penyalahgunaan narkotika dan hakim dalam menjatuhkan putusan rehabilitasi terhadap anak yang menyalahgunakan narkotika. 2. Teoritis Dalam bidang untuk ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan bidang ilmu hukum, secara khusus mengenai kajian terhadap anak yang melakukan penyalahgunaan narkotika.

7 E. Batasan Konsep Dalam penulisan ini terdapat batasan pengertian, antara lain : a. Kajian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menelisik, membuat analisa. b. Anak menurut Undang-undang Pengadilan Anak (Undang undang No. 3 tahun 1997) Pasal 1 (2) merumuskan, bahwa anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal yang telah mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah. Jadi anak dibatasi dengan umur antara 8 ( delapan) sampai 18 (delapan belas) tahun. Sedangkan syarat kedua si anak belum pernah kawin. Maksudnya tidak sedang terikat dalam perkawinan ataupun pernah kawin dan kemudian cerai. Apabila si anak sedang terikat dalam perkawinan ataupun perkawinannya putus karena perceraian, maka si anak dianggap sudah dewasa ; walaupun umurnya belum genap 18 (delapan belas) tahun. c. Pengertian Narkotika Sesuai dengan Pasal 1 butir 1 Undang-undang Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Dari pengertian diatas hal yang sama dengan psikotropika tersebut bentuknya sama-sama berupa zat atau obat yang alamiah atau sintetis. F. Metode Penelitian

8 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif atau kepustakaan yang didasarkan pada pencarian data dari kepustakaan atau dokumentasi yang berkaitan dengan masalah kajian terhadap anak yang melakukan penyalahgunaan narkotika dengan pendekatan secara yuridis yaitu pendekatan ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dilengkapi dengan artikel dari internet dan pendapat sarjana tentang obyek yang diteliti. Dalam penelitian normatif/kepustakaan ini sumber data yang didapatkan juga dari data sekunder. 2. Sumber Data Data yang digunakan dalam usulan penelitian ini meliputi : a. Bahan hukum primer yaitu meliputi : 1) Undang-undang Dasar tahun 1945 2) Kitab Undang-undang Hukum Pidana. 3) Kitab Undang-undang Hukum Perdata. 4) Undang-undang No. 48 tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. 5) Undang-undang Pokok Perkawinan No.1 tahun 1974. 6) Undang-undang No. 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak. 7) Undang undang No. 3 tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak. 8) Undang-undang No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. 9) Undang-undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. 10) Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. 11) Konvensi Hak anak Majelis Umum PBB 20 November 1989.

9 12) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1997 berkaitan dengan ratifikasi United Nations Convention Against Illicit Traffic In Narcotic Drugs and Psychotropic Substance. 13) Surat Edaran Edaran Mahkamah Agung Nomor 03 Tahun 2011. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari berbagai macam buku-buku, website, pendapat hukum dan literatur lainnya yang berkaitan dengan kajian terhadap anak yang melakukan penyalahgunaan narkotika. 3. Metode Pengumpulan Data a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan, dokumen-dokumen atau arsiparsip, makalah, majalah atau surat kabar. b. Wawancara, yaitu mengadakan Tanya jawab secara lisan dengan responden yang terdiri dari hakim untuk mendapatkan data sekunder berupa bahan hukum sekunder (pendapat hukum) tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan hukum. 4. Narasumber Ibu Suryawati S.H. selaku Hakim di Pengadilan Negeri Yogyakarta. 5. Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian kepustakaan maupun wawancara diolah dan dianalisis secara kualitatif artinya analisis data berdasarkan apa yang diperoleh dari kepustakaan maupun wawancara, kemudian diarahkan,

10 dibahas dan diberi penjalasan dengan ketentuan yang berlaku, dan akhirnya disimpulkan. G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitaan, manfaat penelitian, keaslian penelitian, batasan konsep, metode penelitian dan sistematisasi isi. BAB II PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA Bab ini menguraikan tentang kajian terhadap anak yang melakukan penyalahgunaan narkotika antara akan diuraikan tentang putusan hakim, anak, pengertian narkotika, penyalahgunaan narkotika, serta pembahasan berdasarkan permasalahan. BAB III PENUTUP Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran.