BAB IV METODE PENELITIAN. dengan "Post test only control group design". Kelompok penelitian dibagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV METODE PENELITIAN Waktu, Lokasi dan Ruang Lingkup Ilmu Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB 4 METODA PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. ilmu patologi anatomi, biologi molekuler dan farmakologi.

LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. coba menggunakan desain post test only control group random design. Yang

BAB 4 METODE PENELITIAN. post test only control group design yang menggunakan binatang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sediaan dalam bentuk ekstrak etanol 70% batang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan disain

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. desain "Pre and post test control group design". Kelompok penelitian dibagi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Randomized post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi dan Patologi Anatomi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan. metode post test only controlled group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi, Patologi Anatomi dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). Pemeliharaan dan pemberian ekstrak cabe jawa dan zinc (Zn) pada tikus

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Pemberian Kepel.

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan "Post test only control group design". Kelompok penelitian dibagi menjadi 4 yaitu kelompok Kontrol (K), Perlakuan 1 (P1), Perlakuan 2 (P2), dan Perlakuan 3 (P3). Adapun pembagian kelompok perlakuan adalah sebagai berikut:. K : Kelompok kontrol, mencit yang di inokulasi sel kanker, setelah timbul benjolan, tidak mendapat ekstrak sarang semut P1 : Kelompok perlakuan 1, mencit yang di inokulasi sel kanker, setelah timbul benjolan, mendapat ekstrak sarang semut 4 mg /hari (0,175 ml /hari) P2 : Kelompok perlakuan 2, mencit yang di inokulasi sel kanker, setelah timbul benjolan mendapat ekstrak sarang semut 8 mg /hari (0,35 ml /hari) P3 : Kelompok perlakuan 3, mencit yang di inokulasi sel kanker, setelah timbul benjolan mendapat ekstrak sarang semut 16 mg /hari (0,7 ml /hari) 33

Skema rancangan penelitian adalah sebagai berikut: Inokulasi Sel tumor - Dikeluarkan 3 minggu K + Tikus 3-4 hari + P1 P2 + + Random Alokasi P3 + 4.2. Sampel penelitian Hewan coba adalah mencit strain C3H yang diperoleh dari Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kriteria Inklusi: a. Mencit Strain C3H b. Berat badan 20-30 gram. c. Tidak ada abnormalitas anatomis yang tampak Kriteria Eksklusi: a. Tidak tumbuh tumor setelah dilakukan inokulasi b. Selama inokulasi dan perlakuan mencit tanpak sakit (gerakan tidak aktif) 34

Besar sampel menurut WHO tiap kelompok minimal 5 ekor. Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan tiap kelompok 7 ekor mencit dimana tiap kelompok terdiri dari minimal 5 ekor dan 1 ekor sebagai tambahan serta 1 ekor lagi akan diterminasi pada awal penelitian setelah tumbuh tumor dan sebelum diberi perlakuan ekstrak sarang semut yang akan diperiksa secara histopatologis untuk memastikan adanya sel adenokarsinoma mamma. Randomisasi: 28 mencit yang sudah berhasil diinokulasi dikelompokkan secara random menjadi 4 kelompok yaitu: Kelompok K Kelompok P1 Kelompok P2 Kelompok P3 : 7 mencit : 7 mencit : 7 mencit. : 7 mencit 4.3. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dan pengumpulan data dilakukan selama 4 bulan. Perlakuan pada mencit, proses pengambilan jaringan, proses pembuatan blok paraffin dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi FKUI. Pengecatan AgNOR dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang dan pengecatan TUNEL dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada. 35

4.4. Variabel penelitian 4.4.1.Variabel bebas Pemberian beberapa dosis ekstrak sarang semut 4.4.2. Variabel tergantung Sebagai variabel tergantung adalah : 1. aktifitas proliferasi sel kanker payudara dinilai dengan menggunakan metode AgNOR yang dilakukan sesuai metode ploton. 2. Indeks apoptosis sel kanker payudara dinilai dengan menggunakan metode TUNEL 4.4.3. Definisi operasional. 1. Pemberian ekstrak sarang semut peroral merupakan salah satu bahan dasar kapsul ekstrak sarang semut yang diproduksi PT. Prima Solusi Medika Wamena-Papua dengan dosis yang dikonversikan terhadap dosis mencit C3H sebesar 4 mg/hari, 8 mg/hari dan 16 mg/hari dalam 3 dosis dengan sonde lambung selama 3 minggu dalam masa penelitian. 2. Aktifitas proliferasi sel dinilai dengan menggunakan metode AgNOR yang dilakukan sesuai metode ploton dengan menghitung jumlah AgNOR interfase per sel pada 100 sel tumor dengan pembesaran 1000x menggunakan minyak emersi, kemudian diambil rata ratanya. Pada setiap sediaan dilakukan penghitungan pada daerah yang paling anaplastik, hindari nekrotik dan sel yang 36

bertumpuk. Kontrol internal reaksi dilakukan dengan penghitungan AgNOR pada limfosit yang hanya memiliki satu bintik AgNOR. Pengecatan AgNOR tampak sebagai titik coklat atau hitam dalam inti sel epitel kelenjar. 41,42 skala : rasio 3. Indeks apoptosis dengan pewarnaan TUNEL pada seluruh jaringan tumor adenokarsinoma. Pemeriksaan dilakukan secara acak dengan menggunakan mikroskop fluorescent pembesaran 40 kali. Sel yang mengalami apoptosis dihitung pada 100 sel tumor dalam 1 lapang pandang, sebanyak 5 lapang pandang. Indeks apoptosis dihitung menggunakan rumus : IA = (sel apoptosis/ total sel tumor) x 100%. 43 Adapun penghitungan skor apoptosis adalah sebagai berikut : 44 Skor 1 : jumlah sel yang mengalami apoptosis < 5 sel Skor 2 : jumlah sel yang mengalami apoptosis 5 sel 25% Skor 3 : jumlah sel yang mengalami apoptosis >25% - <50% Skor 4 : jumlah sel yang mengalami apoptosis >50% - <75% Skor 5 : jumlah sel yang mengalami apoptosis >75% - 100% 4.5. Bahan dan alat penelitian 4.5.1 Bahan untuk perlakuan Hewan coba adalah mencit strain C3H dengan umur 6 bulan, dan berat 20-30 gram. Mencit diperoleh dari Laboratorium Patologi 37

Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selama percobaan, hewan coba ditempatkan pada kandang dan diberi pakan dan minum secara ad libitum. Sebelum perlakuan, mencit menjalani masa adaptasi selama 1 minggu. Adenokarsinoma diperoleh dari mencit donor. Tumor yang mengandung sel adenokarsinoma dari mencit donor akan ditransplantasikan ke mencit resipien. Sebelum ditransplantasikan, tumor dari mencit donor akan diincisi biopsi dan dilakukan pemeriksaan histologi untuk mengkonfirmasi jenis tumornya. Dosis ekstrak sarang semut yang digunakan adalah dosis dengan konversi dosis lazim ekstrak sarang semut untuk manusia dewasa pada obat ekstrak sarang semut dalam bentuk kapsul terhadap dosis mencit dengan bobot 20 gram. Dosis lazim untuk manusia dewasa tersebut adalah 3 kali 1 2 kapsul perhari dimana tiap kapsul mengandung ekstrak sarang semut sebesar 500 mg. Sehingga dosis ekstrak sarang semut tersebut perhari adalah sebesar 1500 3000 mg. Faktor konversi manusia terhadap mencit 20 gr adalah 0,0026 (Laurence & Bacharach, 1964). 4.5.2. Bahan transplantasi jaringan tumor pada mencit a. Alkohol 70 % b. Larutan Garam Fisiologik c. Es batu 38

d. Mencit donor bertumor e. Mencit resipien 4.5.3. Bahan untuk pemeriksaan histopatologi rutin a. Formalin buffer 10% b. Alkoho150%, 70%, 80%, 9G%, absolute, xylol c. Parafin cair (Histoplast) d Albumin dan Poly-L-Lysine e. Bahan pengecatan Hematoksilin-Eosin (HE) f. Canada balsam dan Entelan 4.5.4. Alat transplantasi jaringan tumor pada mencit 1. Cawan petri ukuran 6 Cm 2. Cawan petri ukuran 15 Cm 3. Cawan ukuran 10 Cm 4. Spuit 1 cc 5. Jarum suntik trocar 6. Gunting lurus I0 Cm 7. Gunting bengkok 10 Cm 8. Pinset anatomi 10 Cm 9. Alas fiksasi 4.5.5. Alat untuk pembuatan sediaan penelitian dengan pewarnaan H&E: a. Digital Tissue Processor Leica R b. Tissue Blocking Leica ' EG-1160 39

c. Inkubator suhu 56 C Memmert R,. d. Mikrotom Leica " XM-2135 e. Auto Stainer Leica XL R f. Kaca obyek dan kaca penutup 4.5.6. Alat untuk pengamatan dan dokumentasi sediaan adalah : - 1 Unit Multi Head Microscope Olympus R - Nikon R Digital Net Camera DN 100 + SD Card - 1 Unit Personal Computer Intel Pentium R Processor 4.6. Pelaksanaan penelitian Cara perlakuan Dua puluh delapan ekor mencit strain C3H diadaptasi di laboratorium dengan dikandangkan secara individual dan diberi ransum pakan standard selama 1 minggu secara ad libitum. Dua puluh delapan ekor mencit tersebut kemudian diinokulasi tumor, diamati selama 4 hari. Pada kelompok mencit yang berhasil diinokulasi dibagi menjadi 4 kelompok yang ditentukan secara acak. Masing-masing kelompok dikandangkan secara individual dan mendapatkan pakan standard yang sama dan minum ad libitum. Sebelum perlakuan dari masing masing kelompok diambil satu ekor mencit kemudian dibunuh dan diambil jaringan tumornya untuk diproses menjadi preparat histologik setelah dibuat blok paraffin. Sehingga masing masing kelompok terdiri dari enam mencit 40

kemudian diberikan perlakuan selama 3 minggu, dan pemberian ekstrak dilakukan dengan pipet mikro. Setelah perlakuan selesai, mencit di anaestesi dengan ether selanjutnya mencit dibunuh dengan cara di dislokasi cervical-nya, kemudian diambil jaringan tumor. Jaringan tumor diproses menjadi preparat histologik setelah dibuat blok paraffin. 4.7. Alur kerja 28 ekor mencit C3H Inokulasi Tumor Adaptasi 1 minggu (Evaluasi 4 hari) Random Alokasi Berhasil Gagal Eksklusi P1 (7 ekor) P2 (7 ekor) P3 (7 ekor) P4 (7 ekor) + MP1 + MP2 + MP3 3 minggu 3 minggu 3 minggu Jaringan Tumor Blok Parafin AgNOR TUNNEL Aktifitas Proliferasi Index Apoptosis 41

4.8 Prosedur pemeriksaan 4.8.1. Prosedur transplantasi tumor a. Mencit donor dimatikan dengan eter, kemudian diletakkan terlentang pada tatakan / alas fiksasi dan keempat kakinya difiksasi dengan jarum. b. Kulit dibagian yang bertumor diusap dengan alkohol 70 %, kemudian dibuat sayatan dengan gunting lurus, untuk mengeluarkan tumor. c. Tumor diletakkan di cawan petri kecil yang telah terlebih dahulu dicuci dengan garam fisiologis dan diletakkan diatas es. d. Amati bentuk dan keadaan tumor, kemudian ambil/potong jaringan tumor yang masih baik yaitu bagian yang tanpa nekrosis (biasanya di daerah tepi jika tumor besar) sebanyak kira-kira yang dapat menghasilkan bubur tumor paling sedikit 1 ml dan taruh dicawan petri kecil lainnya. Bersihkan dari jaringan ikat (simpai), jaringan nekrotik dan darah, kemudian cacah/potong-potong sampai halus dengan gunting hingga akhirnya terbentuk "bubur tumor" yang partikelnya dapat melewati jarum trokar. Tambahkan garam fisiologis lebih kurang sama banyak dengan volume tumor. e. Bubur tumor disuntikkan subkutan di aksila kanan mencit dengan dosis 0,2 ml menggunakan spuit insulin dengan ketepatan 10-1. f. Sisa tumor yang padat dimasukkan ke dalam botol formalin untuk dibuat sediaan mikroskopik. 42

g. Masing-masing mencit diberi nomor ditelinganya (lihat bagan) dan dimasukkan ke dalarn kandang berbeda yang diberi label berisi : jenis kelompok perlakuan, tanggal transplantasi 4.8.2. Prosedur pembuatan preparat histopatologi a. Fiksasi Potongan adenokarsinoma dimasukkan dalam larutan formalin buffer (larutan formalin 10% dalam buffer Natrium asetat sampai mencapai ph 7,0). Waktu fiksasi jaringan 18-24 jam. Setelah fiksasi selesai, jaringan dimasukkan dalam larutan aquadest selama l jam untuk proses penghilangan larutan fiksasi. b. Dehidrasi Potongan adenokarsinoma dimasukkan dalam alkohol konsentrasi bertingkat. Jaringan menjadi lebih jernih dan transparan. Jaringan kemudian dimasukkan dalam larutan alkohol-xylol selama 1 jam dan kemudian larutan xylol murni selama 2 x 2 jam. c. Impregnasi Jaringan dimasukkan dalam paraffin cair selama 2x2 jam. d. Embedding. Jaringan ditanam dalam paraffin padat yang mempunyai titik lebur 56-58 C, ditunggu sampai paraffin padat. Jaringan dalam paraffin dipotong setebal 4 mikron dengan mikrotom. Potongan jaringan ditempelkan pada kaca obyek yang sebelumnya telah diolesi polilisin 43

sebagai perekat. Jaringan pada kaca obyek dipanaskan dalam incubator suhu 56-58 C sampai paraffin mencair. e. Pewarnaan jaringan dengan H&E Secara berurutan jaringan pada kaca obyek dimasukkan dalam: 1. Xylol 1 menit 11. Air 15 detik 2. Xylol 2 menit 12. Alkohol 80% 15 detik 3. Xylol 2 menit 13. Alkohol 96% 30 detik 4. Alkohol 100% 2 menit 14. Alkohol 100% 45 detik 5. Alkohol 96% 2 merit 15. Xylol 1 menit 6. Alkohol 80% 2 menit 16. Xylol 1 menit 7. Air 1 menit 8. Haematoxilin 7,5 menit 9. Air 7,5 menit 10. Eosin (0,5%)-alcohol-asam asetat 1 menit f. Pewarnaan sel apoptosis dengan menggunakan metode TUNEL Assay Lakukan deparaffinisasi, caranya adalah dengan memasukkan sayatan jaringan berturut-turut ke dalam : 1. Xylol : 2 menit 2. Xylol : 2 menit 3. Etanol absolute : 1 menit 4. Etanol absolute : 1 menit 5. Etanol 95% : 1 menit 6. Etanol 95% : 1 menit 7. Etanol 80% : 1 menit 8. Etanol 70% : 1 menit 44

9. Air mengalir : 10 15 menit 10. Sitrat buffer : 60 dalam microwave selama 38 menit 11. Bilas dengan PBS 3 kali (a: 2 menit) 12. Proteinase K : 15 menit 13. Cuci dengan dh2o 2 kali (2 menit) 14. Masukkan ke dalam 3% H2O2 selama 15 menit 15. Cuci dengan PBS 3 kali (a: 2 menit) 16. Masukkan ke dalam equilibrium buffer : 10 menit pada suhu kamar 17. Masukkan pada working strength TdT enzyme yang dilengkapi digoxygenin pada 37 C : 1 jam 18. Masukkan pada stop buffer 19. Cuci dengan PBS 3 kali (a: 2 menit) 20. Masukkan pada anti digoxigenin peroxidase conjugate : 30 menit 21. Cuci dengan PBS 3 kali (a: 2 menit) 22. Masukkan pada anti digoxigenin yang dilabel peroxidase : 30 menit 23. Cuci dengan dh2o 3 kali (a: 2 menit) 24. DAB peroxide : 10 menit 25. Masukkan pada fast green : 6 menit 26. Cuci dengan H2O 27. Dehydrasi --- clearing ----Mounting 4.9. Cara mengumpulkan data Dari masing-masing kelompok diambil massa tumornya setelah perlakuan yang selanjutnya dibuat preparat setebal 4 mikron, diwarnai dengan pengecatan AgNOR untuk mengamati aktifitas proliferasinya dan pengecatan TUNEL untuk mengamati indeks apoptosisnya. 45

4.10. Analisis data Setelah data terkumpul dilakukan data cleaning, coding dan tabulasi. Analisa data meliputi analisis deskriptif dan uji hypothesis. Pada analisa deskriptif aktifitas proliferasi dan indeks apoptosis tumor payudara disajikan dalam bentuk tabel rerata, SD, median, dan grafik garis. Kemudian uji normalitas data dengan uji kolmogorov-smirnov dan homogenitas data dengan uji homogenity of variance, jika distribusi data normal dan varian sama, dilanjutkan dengan uji one way analysis of variance (ANOVA) Jika distribusi data tidak normal, dilakukan uji Kruskal-Wallis. Nilai p dianggap bermakna jika p < 0,05. 46